Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

39

2.3.5 Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Dalam perilaku belajar terdapat motivasi belajar. Motivasi belajar tersebut ada yang intrinsik atau ekstrinsik. Penguatan motivasi-motivasi belajar tersebut berada ditangan para guru dan anggota masyarakat lain. Dengan diadakan pembuatan persiapan mengajar, pelaksanaan belajar-mengajar, maka guru menguatkan motivasi belajar siswa. Sebaliknya, dilihat dari segi emansipasi kemandirian siswa, motivasi belajar semakin meningkat pada tercapainya hasil belajar. Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis siswa. Dimyati dan Mudjiono 2002:97 mengemukakan unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar adalah sebagai berikut : a Cita-cita atau aspirasi siswa Dari segi emansipasi kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar kemauan dan semangat belajar. Dari segi pembelajaran, penguatan dengan hadiah atau juga dengan hukuman akan dapat mengubah keinginan menjadi kemauan, dan kemudian kemauan menjadi cita-cita. Cita- cita dapat berlangsung dalam waktu sangat lama, bahkan sepanjang hayat. Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar intrinsik maupun ekstrinsik. Sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri. b Kemampuan siswa Keinginan seorang anak perlu disertai dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya. Kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan. c Kondisi siswa Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit, lapar, atau marah-marah akan mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya, seorang siswa yang sehat, kenyang, dan gembira akan mudah memusatkan perhatian. d Kondisi lingkungan siswa Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan. Kondisi lingkungan sekolah yang sehat, kerukunan hidup, ketertiban pergaulan perlu 40 dipertinggi mutunya. Dengan lingkungan yang aman, tenteram, tertib, dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat. e Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalaman dengan teman sebayanya berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar. Lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam, lingkungan tempat tinggal, dan pergaulan juga mengalami perubahan. Lingkungan budaya siswa yang berupa surat kabar, majalah, radio,televisi, dan film semakin menjangkau siswa. Kesemua lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi belajar. Guru profesional diharapkan mampu memanfaatkan surat kabar,majalah, siaran radio, televisi, dan sumber belajar di sekitar sekolah untuk memotivasi belajar. f Upaya guru dalam membelajarkan siswa Upaya guru dalam membelajarkan siswa terjadi di sekolah dan di luar sekolah. Upaya pembelajaran di sekolah meliputi; 1 menyelenggarakan tertib sekolah, 2 membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan, 3 membina belajar tertib pergaulan, 4 membina belajar tertib lingkungan sekolah. Upaya pembelajaran guru di sekolah tidak terlepas dari kegiatan luar sekolah. Pusat pendidikan luar sekolah yang penting adalah keluarga, lembaga agama, pramuka, dan pusat pendidikan pemuda yang lain. Guru profesional dituntut menjalin kerjasama pedagogi dengan pusat-pusat pendidikan tersebut Upaya mendidikkan belajar “tertib hidup” merupakan kerjasama sekolah dan luar sekolah. Kecenderungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa anak adalah makhluk yang aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Anak yang memiliki motivasi yang kuat akan selalu menampakkan keaktifan pada saat kegiatan pembelajaran di kelas. Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis yang sulit diamati. Kegiatan fisik seperti membaca, mendengar, menulis, mengerjakan tugas dan sebagainya. Contoh kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan dan kegiatan psikis lain Dimyati dan Mudjiono, 2002:45. 41 Belajar memerlukan motivasi. Anak didik yang giat belajar karena didorong untuk mendapatkan prestasi yang tinggi. Keingingan untuk mendapatkan prestasi yang tinggi merupakan kebutuhan yang harus anak didik penuhi. Oleh karena itu motivasi dan kebutuhan mempunyai hubungan dalam belajar. Yang mendapat banyak perhatian dari beberapa ahli psikologi adalah “achievement motivation”, yaitu daya penggerak dalam diri siswa untuk mencapai taraf prestasi belajar yang setinggi mungkin, demi penghargaan kepada diri sendiri. Ukuran mengenai taraf yang setinggi mungkin itu, ditentukan oleh siswa sendiri. Yang menyolok dari bermotivasi demikian adalah hasrat untuk berprestasi yang baik, itu bukan menurut ukuran dan pandangan orang lain, melainkan menurut ukuran dan pandangan sendiri. Menurut pandangan H.J.M. Hermans, siswa yang memiliki rasa tanggung jawab besar dan berhasrat berprestasi baik, menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut : a. Kecenderungan mengerjakan tugas-tugas belajar yang menantang, namun tidak berada di atas taraf kemampuannya. b. Keinginan untuk bekerja dan berusaha sendiri, serta menemukan penyelesaian masalah sendiri. c. Keinginan kuat untuk maju dan mencari taraf keberhasilan yang sedikit di atas taraf yang telah dicapai sebelumnya. d. Orientasi pada masa depan e. Pemilihan teman kerja atas dasar kemampuan teman itu untuk menyelesaikan tugas belajar bersama, bukan atas dasar rasa simpati atau perasaa senang terhadap teman itu 42 f. Keuletan dalam belajar walaupun menghadapi rintangan Azwar, 2000:96. Menurut Sobur 2003: 188 motivasi yang ada pada diri individu memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Tekun menghadapi tugas dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak berhenti sebelum selesai 2. Ulet menghadapi kesulitan tidak lekas putus asa 3. Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi 4. Ingin mendalami bahanbidang pengetahuan yang diberikan 5. Selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin tidak cepat puas dengan prestasinya 6. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah 7. Senang dan rajin belajar, penuh semangat, cepat bosan dengan tugas-tugas rutin 8. Dapat mempertahankan pendapat-pendapatnya kalau sudah yakin akan sesuatu, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini tersebut 9. Mengejar tujuan-tujuan jangka panjang dapat menunda pemuasan kebutuhan sesaat yang ingin dicapai kemudian 10. Senang mencari dan memecahkan soal-soal. Motivasi dapat dikaitkan dengan minat. Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan kebutuhan-kebutuhan atau keinginan-keinginan sendiri. Oleh karena itu apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan 43 kepentingannya sendiri. Jadi minat akan selalu berkait dengan soal kebutuhan atau keinginan. Seseorang yang mempunyai motivasi dalam dirinya tentu didasari minat dalam dirinya oleh karena itu yang terpenting bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa selalu butuh dan ingin terus belajar Sardiman, 2003:76. Konsentrasi adalah pemusatan tenaga dan energi psikis dalam mengahadapi suatu objek, dalam hal ini peristiwa proses belajar mengajar di kelas dan apa yang berkaiatan dengan itu. Konsentrasi dalam belajar berkaitan dengan kemauan dan hasrat untuk belajar dan pada dasarnya sudah terkandung didalam motivasi belajar, lebih-lebih motivasi belajar intrinsik. Namun, konsentrasi dalam belajar dipengaruhi oleh perasaan siswa dan minatnya dalam belajar. Siswa yang berperasaan senang dan berminat terhadap materi pelajaran, akan mudah berkonsentrasi dalam belajar, apalagi bila memiliki motivasi yang kuat Winkel, 1989:100.

2.3.6 Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar

Dokumen yang terkait

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KESIAPAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK TEUKU UMAR SEMARANG TAHUN AJARAN 2012 2013

0 5 182

Pengaruh Disiplin Belajar, Lingkungan Belajar dan Variasi Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi pada Siswa Kelas X SMA PGRI 1 Kebumen Tahun Ajaran 2005 2006

5 16 159

PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH I CAWAS TAHUN AJARAN 2006 / 2007.

0 1 22

PENGARUH MOTIVASI, LINGKUNGAN KELUARGA, KECERDASAN, DAN KARAKTERISTIK SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK TEUKU UMAR SEMARANG TAHUN AJARAN 2009/2010.

0 0 2

Pengaruh Motivasi Belajar, Kompetensi Guru dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas XII di SMA TEUKU UMAR Semarang.

3 15 103

Pengaruh Motivasi dan Disiplin Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 12 Semarang Tahun Ajaran 2005/2006.

0 0 86

Pengaruh Motivasi dan Disiplin Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 12 Semarang Tahun Anaran 2005/2006.

0 0 2

Pengaruh Disiplin Belajar, Lingkungan Belajar dan Variasi Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi pada Siswa Kelas X SMA PGRI 1 Kebumen Tahun Ajaran 2005/2006.

0 0 1

Pengaruh Disiplin dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMK Teuku Umar Semarang Tahun Ajaran 2005/2006.

0 1 2

Keefektifan Konseling Kelompok dalam Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa di SMA Teuku Umar Semarang (Penelitian Eksperimen Pada Siswa kelas X 5 SMA Teuku Umar Semarang Tahun Pelajaran 2005/2006).

0 0 1