BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Penelitian 4.1.1. Sejarah Singkat Provinsi Sumatera Utara
Di awal kemerdekaan, Sumatera Utara termasuk dalam wilayah Provinsi Sumatera. Pada tanggal 15 April 1948, Sumatera Utara terbentuk
dengan wilayah mencakup tiga keresidenan, yaitu, Aceh, Sumatera Timur, dan Tapanuli. Awal tahun 1949 diadakan reorganisasi pemerintahan di
Sumatera. Dengan keputusan Pemerintah Darurat RI tanggal 17 Mei 1949 Nomor 22PemPDRI jabatan Gubernur Sumatera Utara ditiadakan,
selanjutnya dengan ketetapan Pemerintah Darurat RI tanggal 17 Desember 1949 dibentuk Provinsi Aceh dan Provinsi Tapanuli atau Sumatera Timur
yang kemudian dikenal dengan peraturan pemerintah pengganti Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1950 tanggal 14 Agustus 1950, ketetapan ini dicabut
dan kembali dibentuk Provinsi Sumatera Utara. Provinsi ini mempunyai beberapa sektor yang patut diandalkan, yang
tersohor yaitu perkebunannya yang luas. Hingga kini, perkebunan tetap menjadi sektor unggulan perekonomian Provinsi ini, perkebunan tersebut
dikelola oleh perusahaan swasta maupun negara. Sumatera Utara menghasilkan karet, coklat, teh, kelapa sawit, kopi, cengkeh, kelapa, kayu
manis, dan tembakau. Perkebunan tersebut tersebar di Deli Serdang, Langkat, Simalungun, Asahan, Labuhanbatu, dan Tapanuli Selatan. Komoditas ini
telah diekspor ke berbagai Negara dan memberikan sumbangan devisa yang
sangat besar bagi Indonesia. Sementara dari sektor laut Sumatera Utara juga menjadi primadona bagi perekonomian provinsi ini, bahkan di bagian wilayah
pesisir pantai timur sudah dianggap daerah tangkapan jenuh, namun wilayah pantai barat belum dieksplorasi secara optimal.
4.1.2. Letak Geografis
Provinsi Sumatera Utara terletak pada - Lintang Utara dan
- Bujur Timur dan luas daratan Provinsi Sumatera Utara 71.680
. Sumatera Utara pada dasarnya dapat dibagi atas; Pesisir Timur, Pegunungan
Bukit Barisan, Pesisir Barat dan Kepulauan Nias. Dari segi pembangunan disparitas masih tinggi di provinsi ini antara keempat daerah tersebut, yaitu
dengan lambannya pertumbuhan di daerah selain Pesisir Timur.
4.1.3. Sejarah Singkat PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Di Tinjowan Kec. Ujung Padang, Kab.Simalungun.
Kebun Tinjowan adalah salah satu unit usaha PT. Perkebunan Nuasantara IV Persero yang terletak di Kabupaten Simalungun, Propinsi Sumatera Utara,
bergerak di Bidang Usaha Perkebunan Kelapa Sawit serta pengolahan yang menghasilkan Minyak Sawit CPO, Inti Sawit PK.
Pada mulanya Kebun Tinjowan adala milik Pemerinta Belanda Hadis Verniging Amsterdam HVA membuka kebun komoditi Kopi seluas 106 Ha pada
tahun 1920-1928. Jepang mengambil alih pada tahun 1942-1945. Pemerintah Negara Republik Indonesia NRI mengambil alih pada tahun 1945-1947. Hadis
Verniging Amsterdam HVA mengambil alih kembali pada tahun 1947-1958.
Pemerintah Republik Indonesia menasionalisasi menjadi Perusahaan Perkebunan Negara PPN baru tahun 1958-1960. Perusahaan berubah menjadi gabungan PPN
Sumut-III pada tahun 1960-1961. Perusahaan berubah menjadi PPN Sumut-IV pada tahun 1963-1968. Perusahaan berubah lagi menjadi bagian PNP-VI pada
tahun 1968-1971. Perusahaan berubah menjadi bagian PT. Perkebunan Nusantara VI Persero pada tahun 1971-1996. Perusahaan berubah menjadi bagian PT.
Perkebunan Nusantara IV Persero sejak tanggal 13 Maret 1996 hingga sekarang.
4.2 Pembahasan Hasil Analisi