urusan masing-masing dalam arti yang mutlak. Jika tidak demikian, maka kebebasan akan terancam.
Konsepsi trias politica ini jelas tidak relevan lagi dewasa ini, mengingat tidak mungkin lagi mempertahankan bahwa ketiga kekuasaan tersebut hanya
berurusan secara eksklusif dengan salah satu dari ketiga fungsi kekuasaan tersebut. Kenyataanya dewasa ini menunjukan bahwa hubungan antar cabang
kekuasaan itu tidak mungkin untuk tidak saling bersentuhan, dan bahkan ketiganya bersifat sederajat dan saling mengendalikan satu sama lain dengan
prinsip checks and balances.
10
C. Teori Bentuk dan Sistem Pemerintahan
1. Bentuk Pemerintahan
Secara umum, seringkali terjadi pencampuran dalam menggunakan istilah “bentuk pemerintahan” dan “sistem pemerintahan”. Padahal kedua
hal tersebut mempunyai perbedaan mendasar. Sri Soemantri melihat bentuk pemerintahan sebagai penggambaran struktur organisasi yang dipilih dalam
menjalankan negara.
11
Sedangkan sistem pemerintahan yaitu mengenai hubungan antar pemerintah dan badan yang mewakili rakyat.
12
10
Jimly Ashiddiqie, Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi, h. 35.
11
Hendra Nurtjhajo, Ilmu Negara; Pengembangan Teori bernegara dan Suplemen, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2005, Cet. Pertama, h. 40.
12
Saldi Isra, Pergeseran Fungsi Legislasi: Menguatnya Model Legislasi Parlementer dalam Sistem Presidensial Indonesia, Jakarta: Rajawali Pers, 2010. Cet. Pertama, h. 23.
Menurut Hanks Kelsen, bentuk pemerintahan diklasifikasikan menjadi republik dan monarki. Jika kepala negara diangkat berdasarkan hak waris
atau keturunan maka bentuk pemerintahan tersebut disebut monarki. Sedangkan jika kepala negara dipilih melalui pemilihan umum untuk masa
jabatan tertentu maka bentuk pemerintahan tersebut disebut republik.
13
a. Bentuk Pemerintahan Republik
Bentuk pemerintahan republik telah dikenal sejak masa pemerintahan Yunani klasik dan Romawi. Negara-negara kota Polis
atau City State di Yunani seperti Athena dan Sparta adalah republik. Demikian pula Romawi, sebelum berkembang menjadi kerajaan atau
kekaisaran, adalah
republik. Meskipun
secara konseptual
pemerintahan Yunani klasik berbentuk republik, nama republik sendiri itu tidak dikenal meskipun tulisan Plato Politea disalin dengan nama
republik.
14
Pemahaman dan perwujudan bentuk republik berasal dari Romawi, yaitu bahasa Latin res publica yang berarti segala sesuatu
berkenaan dengan kepentingan umum rakyat. Baik di Yunani Klasik maupun Romawi bentuk republik tidak dikaitkan dengan
jabatan presiden. Jabatan presiden yang dikaitkan dengan bentuk republik pertama kali digunakan setelah revolusi Amerika Serikat dan
revolusi Perancis.
13
Saldi Isra, Pergeseran Fungsi Legislasi: Menguatnya Model Legislasi Parlementer dalam Sistem Presidensial Indonesia, h. 23.
14
Abdul Ghoffar, Perbandingan Kekuasaan Presiden Indonesia Setelah Perubahan UUD 1945 dengan Delapan Negara Maju, Jakarta: Kencana, 2009, Cet. Pertama, h. 42.
Secara asasi paham republik mengandung makna bahwa pemerintahan yang diselenggarakan oleh dan untuk kepentingan
umum rakyat banyak. Karena itu, institusi kenegaraan dalam republik harus mencerminkan kehendak umum dan ditentukan
berdasarkan kehendak umum rakyat. Hal ini hanya dimungkinkan kalau kepala negara bukan raja. Raja yang turun-temurun tidak
memungkinkan keikutsertaan umum rakyat untuk memilih dan dipilih sebagai kepala negara.
15
Dalam konteks Indonesia, bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik. Bentuk pemerintahan tersebut dinyatakan secara tegas dalam
pasal 1 ayat 1 UUD NRI 1945 yang menyatakan “Negara indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik”. Hal tersebut
dimaksudkan sebagai prasyarat bahwa pemerintahan yang dijalankan untuk kepentingan umum rakyat.
b. Bentuk Pemerintahan Monarki
Bentuk pemerintahan kerajaan biasanya ditandai seorang raja, kaisar, sultan yang menjadi kepala negara. Jabatan tersebut diduduki
secara turun-temurun dan dijabat seumur hidup. Contoh negara yang berbentuk kerajaan atau monarki adalah Inggris, Belanda, Nowergia,
Swedia dan Thailand. M. Solly Lubis mendefinisikan monarki atau kerajaan sebagai
pemerintahan dimana kekuasaan negara dipegang oleh “satu” orang
15
Bagir Manan, Lembaga Kepresidenan, h.3.