Konflik Dan Sengketa PENYELESAIAN SENGKETA LAHAN HUTAN DI REGISTER 22 WAY WAYA KABUPATEN PRINGSEWU

2.5.1 Penyelesaian Sengketa Diluar Pengadilan

Dalam penyelesaian sengketa kehutanan diluar pengadilan mempunyai arti untuk mencapai suatu kesepakatan dalam pengembalian suatu hak , besarnya ganti rugi atau tindakan lain yan telah disepakati olek kedua belah pihak. Penyelesaian kasus pertanahan di luar pengadilan dapat berupa perbuatan hukum administrasi pertanahan meliputi: a. pembatalan hak atas tanah karena cacat hukum administrasi; b. pencatatan dalam Sertipikat danatau Buku Tanah serta Daftar Umum lainnya; dan c. penerbitan surat atau keputusan administrasi pertanahan lainnya karena terdapat cacat hukum administrasi dalam penerbitannya. 25 Sertipikat hak atas tanah yang mengandung cacat hukum administrasi dilakukan pembatalan atau perintah pencatatan perubahan pemeliharaan data pendaftaran tanah menurut peraturan perundang-undangan. Cacat hukum administrasi sebagaimana dimaksud antara lain: a. kesalahan prosedur dalam proses penetapan danatau pendaftaran hak tanah; b. kesalahan prosedur dalam proses pendaftaran peralihan hak danatau sertipikat pengganti; c. kesalahan prosedur dalam proses pendaftaran penegasan danatau pengakuan hak atas tanah bekas milik adat; 25 Pasal 61 peraturan kepala Badan Pertanahan Nasional no 3 tahun 2011 tentang penglolaan dan pengkajian kasus pertanahan. d. kesalahan prosedur dalam proses pengukuran, pemetaan danatau perhitungan luas; e. tumpang tindih hak atau sertipikat hak atas tanah; f. kesalahan subyek danatau obyek hak; dan g. kesalahan lain dalam penerapan peraturan perundang-undangan. 26

2.5.2 Model Penyelesaian Sengketa Diluar Pengadilan

Secara umum penyelesian sengketa secara non litigasi dapat digolongkan ke dalam 27 : 1. Konsultasi 2. Negosiasi 3. Mediasi 4. Konsiliasi 5. Penilaian ahli 6. Arbitrase Adapun yang lazim dipakai dalam penyelesaian non litigasi , yakni konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, penilaian ahli dan arbitrasi, . Urutan ini berdasarkan kebiasaan orang mencari penyelesaian suatu masalah, yakni cara yang tidak formal lebih dahulu, kemudian cara yang formal, jika cara pertama tidak 26 Pasal 62 peraturan kepala Badan Pertanahan Nasional no 3 tahun 2011 tentang penglolaan dan pengkajian kasus pertanahan. 27 Widjaja,Gunawan.2002. Alternatif Penyelesaian Sengketa, Jakarta, Rajawali Pers. Hal 2 - 4 membawa hasil yang maksimal. 28 Pengertian berbagai model penyelesaian diatas adalah sebagai berikut; A. Konsultasi Menurut kamus besar bahasa indonesia konsultasi diartikan sebagai pertukaran pemikiran untuk mendapatkan kesimpulan nasihat, saran yang sebaik baiknya memberikan suatu petunjuk, pertimbangan, pendapat atau nasihat dalam penerapan, pemilihan, penggunaan suatu teknologi atau metodologi yang didapatkan melalui pertukaran pemikiran untuk mendapatkan kesimpulan yang sebaik baiknya. 29 Pengertian konsultasi adalah suatu bentuk hubungan tolong menolong yang dilakukan oleh seorang proferional konsultan kepada kelompok atau individu konsultee. 30 B. Nogosiasi Menurut kamus besar bahasa indonesia konsultasi diartikan sebagai proses tawar menawar dan jalan berunding untuk memberi atau menerima guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak dengan pihak lainnya. 31 Negosiasi adalah proses perundingan dua pihak atau lebih yang masing-masing memiliki sesuatau yang dibutuhkan oleh pikah lainya untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan. 32 C. Mediasi Mediasi berasal dari kata Latin mediatio, yaitu suatu cara menyelesaikan pertikaian dengan menggunakan seorang pengantara mediator. Dalam hal ini 28 Judistira K. Garna, 1992, Teori-Teori Perubahan Sosial , Program Pascasarjana UNPAD, Bandung, hal 123 29 Kamus besar bahasa indonesia 30 www.yuliasapuspita.blogspot.com dikutp pada 14 desember 2013 31 Kamus besar bahasa indonesia 32 www.apakabar.weebly.com dikutip pada 14 desember 20013

Dokumen yang terkait

PENDUGAAN CADANGAN KARBON TERSIMPAN PADA BERBAGAI PERIODE PENGELOLAAN HUTAN DI KAWASAN HUTAN LINDUNG REGISTER 22 WAY WAYA – KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

0 11 6

PERANAN TIM TERPADU KABUPATEN PRINGSEWU DALAM MERESOLUSI KONFLIK TANAH REGISTER 22 WAY WAYA

0 14 99

PENYELESAIAN SENGKETA LAHAN HUTAN DI REGISTER 22 WAY WAYA KABUPATEN PRINGSEWU

0 27 67

PERANAN TIM TERPADU KABUPATEN PRINGSEWU DALAM MERESOLUSI KONFLIK TANAH REGISTER 22 WAY WAYA

1 16 64

Penyelesaian Sengketa Alternatif antara Masyarakat Adat dengan Pemerintah Terhadap Kawasan Hutan Register 40 Padang Lawas

0 24 110

Penyelesaian Sengketa Alternatif antara Masyarakat Adat dengan Pemerintah Terhadap Kawasan Hutan Register 40 Padang Lawas

0 1 9

Penyelesaian Sengketa Alternatif antara Masyarakat Adat dengan Pemerintah Terhadap Kawasan Hutan Register 40 Padang Lawas

0 0 1

Penyelesaian Sengketa Alternatif antara Masyarakat Adat dengan Pemerintah Terhadap Kawasan Hutan Register 40 Padang Lawas

0 1 19

PENYELESAIAN SENGKETA LAHAN HUTAN DI REGISTER 22 WAY WAYA KABUPATEN PRINGSEWU Bayu manggala, Sudirman Mechsan, S.H., M.H., Ati Yuniati, S.H., M.H. Jurusan Hukum Administrasi Negara, Fakultas Hukum Universitas Lampung, Jl Soemantri Brojonegoro No.1 Gedung

0 0 11

81 PENGEMBANGAN POTENSI HASIL HUTAN BUKAN KAYU OLEH KELOMPOK SADAR HUTAN LESTARI WANA AGUNG DI REGISTER 22 WAY WAYA KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (THE DEVELOPMENT PLAN OF NON-TIMBER FOREST PRODUCTS POTENTIAL BY SADAR HUTAN LESTARI WANA AGUNG GROUPS AT REGISTER

0 0 11