Sumber dan Jenis Data

12 b. Data sekunder adalah data yang akan diperoleh dari sumber- sumber tertulis yang terdapat dalam buku ataupun dokumentasi dan literatur lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

5. Teknik Pengumpulan Data a.

Wawancara Metode wawancara adalah sebuah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara kepada responden dan jawaban yang dihasilkan akan dicatat atau direkan dengan alat perekam. 16 Penulis melakukan wawancara langsung dengan Beben Jazz Beben Supendi Mulyana terkait dengan kiprah dakwahnya sebagai musisi jazz. Dengan teknik ini diharapkan bisa mendapatkan informasi tentang apa yang dijadikan objek permasalahan dari penelitian ini. Data yang sudah terkumpul kemudian dijelaskan secara sistematis yang mudah untuk dicerna dan dipahami.

b. Studi Dokumentasi

Penulis mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan Beben Jazz Beben Supendi Mulyana selama berkiprah dalam Forum Kenduri Cinta. Selain itu penulis juga membaca dan mempelajari berbagai bentuk data tertulis yang terdapat di buku, website, foto-foto, serta rekaman video, sehingga dapat dijadikan analisis dalam penelitian ini. 16 Irawan Suhartono, Metode Penelitian Sosial Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000, cet. Ke-4, h.67. 13

6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Setelah data diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah penulis mengolah dan menganalisa data-data dengan cara menghimpun, mempelajari, mengedit data-data, memberikan ulasan, uraian dan menuangkannya ke dalam penulisan skripsi. Adapun analisa data di sini adalah proses pengumpulan data dengan mengurutkan data ke pola, mengelompokan data tersebut dan kemudian dianalisa agar mendapat data yang konkrit berdasarkan hasil penelitian. Adapun metode yang digunakan adalah analisis deskriptif. 17

F. Kajian Teoritis

Dakwah dapat ditinjau dari dua segi yaitu, yakni etimologi dan terminologi. Secara terminologi kata dakwah berasal dari bahasa Arab yakni da’a, yad’u, dakwatan. Jadi kata dakwatan atau dakwah adalah mashdar dari da’a yang mana keduanya mempunyai arti yang sama yaitu ajakan atau panggilan. Sedangkan asal kata da’a ini bisa diartikan dengan bermacam-macam arti, tergantung kepada pemakaiannya dalam kalimat, misalnya saja da’ahu yang dapat diartikan memanggil atau menyeru akan dia, da’alahu dapat diartikan mendoakan dia baginya. 18 17 Lexi Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005, h. 103. 18 Al-Wisral Imam Zaidillah, Stategi Dakwah, Jakarta: Kalam Mulia, 2002, Cet. Ke-1, h.1.