Deteksi Dini Kanker Payudara Kerangka Konsep Hipotesis Penelitian

2.5 Deteksi Dini Kanker Payudara

Upaya deteksi dini kanker payudara adalah upaya untuk mendeteksi dan mengidentifikasi secara dini adanya kanker payudara, sehingga diharapkan dapat diterapi dengan teknik yang dampak fisiknya kecil dan punya peluang lebih besar untuk sembuh Depkes, 2008. Tujuan utama deteksi dini kanker payudara adalah menemukan kanker dalam stadium dini sehingga pengobatannya menjadi lebih baik. Deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan dengan SADARI yakni pemeriksaan payudara sendiri. Ternyata sekitar 86 benjolan payudara yang kemungkinan dapat menjadi keganasan payudara ditemukan oleh individu yang bersangkutan pada saat melakukan SADARI Harjanto, dkk, 2012.

2.6 Pemeriksaan Payudara Sendiri SADARI

SADARI pemeriksaan payudara sendiri adalah memeriksa ukuran dan bentuk kedua payudara, meraba jaringan payudara untuk menemukan adanya benjolan dan memeriksa apakah ada cairan yang keluar dari putting payudara Depkes, 2008. SADARI merupakan pemeriksaan yang dilakukan sebagai upaya deteksi dini kanker payudara. Pemeriksaan payudara sendiri SADARI akan meningkatkan kesadaran bahwa pentingnya kewaspadaan akan adanya benjolan yang tidak normal pada payudara. SADARI dapat dilakukan ketika seorang wanita telah mencapai masa pubertas dan mulai mengalami perkembangan pada payudaranya Soemitro, 2012. Pemeriksaan payudara sendiri SADARI terdiri atas dua bagian yang meliputi inspeksi dan palpasi. Dengan berdiri didepan kaca, payudara diinspeksi Universitas Sumatera Utara dalam posisi berdiri sambil tangan disamping dan kedua telapak tangan menekan satu sama lain dan kedua tangan berada pada pinggang. Bentuk payudara yang asimetris, adanya massa dan kulit yang retraksi dapat terdeteksi dengan manuver ini Freedman, 2005 dalam Rasjidi, 2009. Pemeriksaan payudara sendiri SADARI sangat dianjurkan untuk dilakukan secara rutin, karena hampir 86 benjolan payudara ditemukan oleh individu yang bersangkutan. Pemeriksaan ini sangat mudah, murah dan tidak memerlukan biaya. Sebaiknya, SADARI dilakukan setiap bulan setelah menstruasi yaitu pada hari 7-10 sejak menstruasi hari pertama. Pada saat tersebut pengaruh hormon estrogen dan progesteron sangat rendah dan jaringan kelenjar payudara dalam keadaan tidak bengkak sehingga mudah meraba adanya benjolankelainan Harjanto, 2012. American Cancer Society ACS dalam proyek skrining kanker payudara menganjurkan kepada wanita untuk melakukan pemeriksaan payudara walaupun tidak dijumpai keluhan apapun, diantaranya : a Wanita berusia 20 tahun melakukan SADARI setiap bulan. b Wanita berusia 35-40 tahun melakukan mammografi. c Wanita berusia 40 tahun melakukan check up pada dokter ahli. d Wanita berusia 50 tahun check up rutinmammografi setiap tahun. e Wanita yang mempunyai faktor risiko, pemeriksaan kedokter ahli harus lebih rutin dan lebih sering Nugroho, 2012. Universitas Sumatera Utara

2.6.1 Cara Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri SADARI

Ada 3 langkah tatalaksana yang sederhana dalam melakukan SADARI, yakni:

1. Pemeriksaan didepan cermin

a Melihat Payudara Bukalah seluruh pakaian dari pinggang ke atas dan berdirilah di depan cermin yang besar dengan kedua tangan dipinggang, kemudian perhatikan payudara anda. Dalam keadaan normal, ukuran payudara kiri dan kanan sedikit berbeda. Perhatikan perubahan-perubahan yang terjadi pada payudara, seperti : Apakah bentuk dan ukuran payudara kanan dan kiri simetris? Apakah payudara membesar atau mengeras? Apakah arah puting susu tidak lurus ke depan atau berubah arah? Apakah puting susu tertarik ke dalam? Apakah kulit pada puting susu berkerut? Apakah puting susu berwarna kemerahan, terasa nyeri dan bengkak ? Apakah kulit menebal dengan pori-pori melebar seperti kulit jeruk? Apakah permukaan kulit tidak mulus, ada kerutan atau cekungan? Masih berdiri didepan cermin, kedua telapak tangan diletakkan di belakang kepala, sementara kedua tangan ditarik kebelakang. Dengan posisi seperti ini, akan lebih mudah untuk menemukan perubahan kecil akibat kanker. Perhatikan perubahan bentuk dan kontur payudara, terutama pada payudara bagian bawah. Selanjutnya kedua tangan diletakkan di pinggang dan badan agak condong kearah cermin, tekan bahu dan siku arah depan. Perhatikan perubahan ukuran dan Universitas Sumatera Utara kontur payudara. Kemudian angkat kedua tangan dan cermati perubahan yang ada pada payudara anda. Gambar 2.1 Pemeriksaan payudara didepan cermin b Memijat Payudara Dengan kedua tangan, pijat payudara dengan lembut dari tepi hingga ke putting yakni dengan cara angkatlah lengan kiri dan turunkan lengan kanan. Dengan menggunakan tiga atau empat jari tangan kanan, telusuri payudara kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar membentuk lingkaran kecil disekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara, lalu bergerak kearah dalam sampai ke puting susu. Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan atau massa dibawah kulit. Lakukan secara bergantian. Perhatikan juga daerah antara kedua payudara dan ketiak. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari puting susu baik itu cairan bening, seperti susu, berwarna kuning atau bercampur darah. Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan. Gambar 2.2 Pemeriksaan puting payudara Universitas Sumatera Utara

2. Pemeriksaan dalam posisi berbaring

Berbaring telentang dengan bantal yang diletakkan dibawah bahu kiri dan lengan kiri ditarik keatas. Telusuri payudara kiri menggunakan jari-jari tangan kanan. Gunakan pijatan pelan namun mantap bukan keras dengan tiga ujung jari anda telunjuk, tengah dan manis. Jaga posisi ujung jari datar terhadap permukaan payudara. Gunakan gerakan memutar, sekali putaran mencakup seperempat bagian payudara. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dan penelusuran payudara dilakukan oleh jari-jari tangan kiri. Pijat seluruh payudara dari atas sampai bawah, kiri ke kanan, dari tulang pundak sampai bagian atas perut dan dari ketiak sampai belahan payudara. Buatlah pola memutar untuk memastikan anda sudah memijat seluruh payudara, mulai dari puting hingga mencapai bagian tepi payudara. Sebaiknya perabaan dilakukan dalam tiga macam tekanan yakni tekanan ringan untuk meraba adanya benjolan dipermukaan kulit, tekanan sedang untuk memeriksa adanya benjolan ditengah jaringan payudara, dan tekanan kuat untuk meraba benjolan di dasar payudara yang melekat pada tulang iga. Pijatan dapat juga dilakukan dengan gerakan naik turun Vertical Strip yakni memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari tulang selangka di bagian atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis tengah antara kedua payudara ke garis tengah bagian ketiak Anda. Pijatan juga dilakukan didaerah ketiak untuk menemukan adanya massabenjolan dan pembesaran kelenjar getah bening Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

3. Pemeriksaan di kamar mandi

Pemeriksaan payudara dapat juga dilakukan pada saat mandi yakni dengan menggunakan baby oil atau sejenisnya pada payudara agar tangan bisa meluncur dengan licin saat meraba payudara. Dengan jari-jari yang bersusun rata gerakan secara mantap meliputi setiap bagian dari masing- masing payudara. Gunakan tangan kanan untuk memeriksa payudara sebelah kiri dan tangan kiri untuk payudara sebelah kanan. Periksa adanya benjolan, massa yang keras atau penebalan. Bagi kebanyakan wanita, paling mudah melakukan perabaan terhadap payudaranya adalah ketika mandi karena payudaranya sedang basah atau licin, sehingga paling cocok adalah waktu mandi dibawah shower, dan lakukan perabaan seperti saat berbaring dan pastikan bahwa seluruh bagian payudara teraba seluruhnya Nisman, 2011. Gambar 2.4 Pemeriksaan payudara ketika mandi Universitas Sumatera Utara Hal-hal yang perlu dicari saat memeriksa payudara sendiri SADARI, antara lain: a. Perubahan ukuran dan bentuk payudara b. Lipatan atau cekungan dimple pada kulit payudara c. Perubahan warna kulit d. Terjadi tarikan pada puting e. Terjadi pembengkakan pada ketiak dan perlukaan diketiak Nisman, 2011. 2.7 Remaja 2.7.1 Defenisi Secara etimiologi, remaja berarti “tumbuh menjadi dewasa”. Defenisi remaja adolescence menurut organisasi kesehatan dunia WHO adalah periode usia antara 10 sampai 19 tahun, sedangkan perserikatan bangsa-bangsa PBB menyebut kaum muda youth untuk usia antara 15 sampai 24 tahun. Sementara itu, menurut The Health Resources and Services Administrations Guidelines Amerika Serikat, rentang usia remaja adalah 11-21 tahun dan terbagi menjadi tiga tahap yaitu remaja awal 11- 14 tahun; remaja menengah 15-17 tahun; dan remaja akhir 18-21 tahun. Defenisi remaja sendiri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang yakni secara kronologis, remaja adalah individu yang berusia antara 11 tahun sampai 21 tahun dan secara fisik, remaja ditandai oleh ciri perubahan pada penampilan fisik dan fungsi fisiologis terutama yang terkait dengan kelenjar seksual serta secara psikologis, remaja merupakan masa dimana individu mengalami perubahan-perubahan dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan moral diantara masa anak-anak menuju masa dewasa Kusmiran, 2011. Universitas Sumatera Utara Gunarsa 1978 mengungkapkan bahwa masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa yang meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Masa remaja adalah masa yang penting dalam perjalanan kehidupan manusia. Golongan umur ini penting karena menjadi jembatan antara masa kanak-kanak yang bebas menuju masa dewasa yang menuntut tanggung jawab.

2.7.2 Ciri-ciri Masa Remaja

Ciri-ciri remaja menurut Hurlock 2004 antara lain : a Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahan-perubahan yang dialami masa remaja akan memberikan dampak langsung pada individu yang bersangkutan dan akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya. b Masa remaja sebagai periode peralihan. yaitu peralihan dari masa kanak- kanak ke masa dewasa. Disini berarti masih berada dalam perkembangan masa kanak-kanak dan belum dapat dianggap sebagai orang dewasa. Status remaja tidak jelas, keadaan ini memberi waktu padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya. c Masa remaja sebagai periode perubahan, yaitu perubahan pada emosi perubahan tubuh, minat dan peran menjadi dewasa yang mandiri, perubahan pada nilai-nilai yang dianut, serta keinginan akan kebebasan. Universitas Sumatera Utara d Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat. e Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan. karena masalah penyesuaian diri dengan situasi dirinya yang baru, karena setiap perubahan membutuhkan penyesuaian diri. Dikatakan demikian karena remaja sulit diatur, cenderung berperilaku yang kurang baik. Hal ini yang membuat banyak orang tua menjadi takut akan hal tersebut. f Masa remaja adalah masa yang tidak realistik. Remaja cenderung memandang kehidupan dari kacamata berwarna merah jambu, melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang diinginkan dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita. g Masa remaja sebagai masa dewasa. Remaja mengalami kebingungan atau kesulitan didalam usaha meninggalkan kebiasaan pada usia sebelumnya dan didalam memberikan kesan bahwa mereka hampir atau sudah dewasa, yaitu dengan merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perilaku seks. Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan. Disimpulkan adanya perubahan fisik maupun psikis pada diri remaja, kecenderungan remaja akan mengalami masalah dalam penyesuaian diri dengan lingkungan. Hal ini diharapkan agar remaja dapat menjalani tugas perkembangan dengan baik-baik dan penuh tanggung jawab. Universitas Sumatera Utara

2.7.3 Perubahan Fisik Masa Remaja

Pada masa remaja pertumbuhan fisik berlangsung sangat pesat. Dalam perkembangan seksualitas remaja ditandai dengan dua ciri yaitu ciri-ciri seks primer dan seks sekunder. Berikut ini adalah uraian lebih lanjut mengenai ciri-ciri seks primer dan sekunder pada remaja pria dan wanita: 1. Ciri seks primer pada masa remaja Ciri seks primer pada masa remaja adalah tanda-tandaperubahan yang menentukan bahwa organ reproduksi pada manusia sudah mulai berfungsi secara optimal. a Pada pria – Gonad atau testis yang terletak di skrotum, pada usia 14 tahun baru sekitar 10 dari ukuran matang. Kemudian terjadi pertumbuhan pesat selama 1 atau 2 tahun, setelah itu pertumbuhan menurun, testis sudah berkembang penuh pada usia 20 atau 21 tahun. Jika fungsi organ-organ pria sudah matang, maka biasanya mulai terjadi mimpi basah. b Pada wanita - Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber, meskipun dalam tingkat kecepatan yang berbeda. Berat uterus anak usia 11 atau 12 tahun berkisar 5,3 gram, pada usia 16 rata-rata beratnya 43 gram. Tuba falopi, telur-telur, dan vagina juga tumbuh pesat pada saat ini. Ciri seks primer pada remaja wanita ditandai dengan terjadinya menarche menstruasi. Menstruasi adalah peristiwa keluarnya cairan darah dari alat kelamin perempuan berupa luruhnya lapisan dinding rahim yang banyak mengandung darah. Universitas Sumatera Utara 2. Ciri seks sekunder pada remaja Ciri seks sekunder pada remaja, antara lain: a Pada wanita: Menurut Sarwono 2011 ciri-ciri seks sekunder pada masa remaja adalah pinggul lebar, bulat dan membesar, puting susu membesar dan menonjol serta berkembangnya kelenjar susu, payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat. Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat, lubang pori-pori bertambah besar, kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif lagi. Tumbuh bulu-bulu halus disekitar ketiak dan vagina. Otot semakin besar dan semakin kuat terutama pada pertengahan dan menjelang akhir masa puber, sehingga memberikan bentuk pada bahu, lengan dan tungkai kaki bertambah panjang. Suara menjadi lebih penuh dan semakin merdu. Pada saat perempuan dilahirkan, banyak sel telur berisi cairan yang dinamai folikel, dan setiap bulan sel telur akan dikeluarkan dari ovarium kanan dan kiri secara bergantian melalui proses menstruasi. b Pada pria: Menurut Sarlito 2009 lengan dan tungkai kaki bertambah panjang; tangan dan kaki bertambah besar; pundak dan dada bertambah besar dan membidang; otot menguat; tulang wajah memanjang dan membesar tidak tampak seperti anak kecil lagi; tumbuh jakun; tumbuh rambut-rambut di ketiak, sekitar muka dan sekitar kemaluan; penis dan buah zakar membesar; suara menjadi besar; keringat bertambah banyak; kulit dan rambut mulai berminyak. Universitas Sumatera Utara

2.8 Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah : Gambar 2.5 Kerangka Konsep Penelitian Keterangan: Pengetahuan = Variabel Eksogenous Motivasi = Variabel Intervening Sikap = Variabel Endogeneus

2.9 Hipotesis Penelitian

1. Ada pengaruh pengetahuan terhadap motivasi remaja putri yang melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri SADARI sebagai upaya deteksi dini kanker payudara. 2. Ada pengaruh motivasi terhadap sikap remaja putri yang melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri SADARI sebagai upaya deteksi dini kanker payudara. 3. Ada pengaruh pengetahuan terhadap sikap remaja putri yang melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri SADARI sebagai upaya deteksi dini kanker payudara Pengetahuan Motivasi Sikap Universitas Sumatera Utara 42

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian causal komparatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk membandingkan suatu variabel objek penelitian, antara subjek dan waktu yang berbeda dan menemukan hubungan sebab akibatnya Arikunto, 2000, Teknik Analisis data menggunakan analisis jalur Path Analysis. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengetahuan dan motivasi terhadap sikap remaja putri yang melakukan pemeriksaan payudara sendiri SADARI di SMA Negeri 1 Marbau Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2014.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Marbau Kabupaten Labuhanbatu Utara

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2013 sd Juli 2014.

3.3 Populasi dan sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri yang melakukan pemeriksaan payudara sendiri SADARI di SMA Negeri 1 Marbau Kabupaten Labuhanbatu Utara yang berjumlah 122 orang. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Determinan Perillaku Sadari Remaja Putri dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara di SMK Negeri 8 Medan Tahun 2014

6 61 118

EFEKTIFITAS PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) TERHADAP MOTIVASI KESEHATAN DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA PADA REMAJA KELAS X DI SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

14 61 22

Efektifitas Pendidikan Kesehatan Terhadap Nilai Pengetahuan Mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Remaja Putri di SMPN 3 Tangerang Selatan

3 21 120

Gambaran Riwayat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Periksa Payudara Sendiri (Sadari) Pasien Kanker Payudara Sebagai Langkah Deteksi Dini.

2 1 24

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

1 0 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SADARI sebagai Alat Deteksi Dini Kanker Payudara 2.1.1 Deteksi Dini - Efektifitas Metode Simulasi terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara dengan SADARI di SMA Negeri 1 dan SMA Citra

0 1 34

PENGARUH PENGETAHUAN DAN MOTIVASI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI YANG MELAKUKAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) SEBAGAI UPAYA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI SMA NEGERI 1 MARBAU KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TAHUN 2014 SKRIPSI

0 0 13

PENGARUH PENYULUHAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI ( SADARI ) DENGAN PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA PADA SISWI SMA NEGERI 1 SUMBAWA

0 1 114

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI DENGAN SIKAP MELAKUKAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMAN 2 NGAGLIK SLEMAN NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI DENGAN SIKAP MELAKUKAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SM

0 0 9

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SADARI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI DALAM PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI SMA NEGERI 1 NGAGLIK YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Pengetahuan Sadari Terhadap Sikap Remaja Putri dalam Pemeriksaan Payudara Sendiri di

0 0 11