31 Dalam Nurhaida 2012: 14 Jumlah kader Posyandu Lansia
di setiap kelompok tergantung pada jumlah anggota kelompok, volume dan jenis kegiatan yaitu sedikitnya 3 orang. Kader
sebaiknya berasal dari anggota kelompok sendiri atau bilamana sulit mencari kader dari anggota kelompok dapat saja diambil dari
anggota masyarakat lainnya yang bersedia menjadi kader Depkes RI, 2003 : 128.
Persyaratan untuk menjadi kader, antara lain: 1 dipilih dari masyarakat dengan prosedur yang disesuaikan dengan kondisi
setempat, 2 mau dan mampu bekerja secara sukarela, 3 bisa membaca dan menulis huruf latin, 4 sabar dan memahami usia
lanjut. Depkes RI, 2003 : 130. Tugas kader dalam Posyandu Lanjut usia antara lain:
1 Mempersiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan pada
kegiatan Posyandu. 2
Memobilisasi sasaran pada hari pelayanan Posyandu. 3
Melakukan pendaftaran sasaran pada pelayanan Posyandu Lanjut usia.
4 Melaksanakan kegiatan penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan para lanjut usia dan mencatatnya dalam KMS atau buku pencatatan lainnya.
5 Membantu petugas dalam pelaksanaan pemeriksaan
kesehatan dan pelayanan lainnya.
32 6
Melakukan penyuluhan kesehatan, gizi, sosial, agama dan karya sesuai dengan minatnya. Komnas Lansia 2010:
18-19. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peran kader
sangatlah penting dalam pelaksanaan Posyandu lanjut usia karena tugas dan fungsinya dalam menggerakkan dan bersosialisasi
kepada masyarakat. Karena aktif apa tidaknya kaderlah yang menentukan jalannya kegiatan Posyandu Lanjut usia.
7. Kepuasan dan Keaktifan Lanjut Usia Dalam Posyandu Lansia
Kepuasan merupakan perbedaan antara harapan dengan unjuk kerja yang senyatanya diterima.Menurut Yazid 1999: 61, apabila
harapan tinggi, sementara unjuk kerjanya biasa-biasa saja, kepuasan tidak akan tercapai sangat mungkin konsumen akan merasa kecewa.
Sebaliknya, apabila unjuk kerja melebihi dari yang diharapkan , kepuasan meningkat. Harapan yang dimiliki konsumen akan
meningkat sejalan dengan pengalaman konsumen. Teori kepuasan menginginkan adanya penyempitan gap antara
keadaan yang diinginkan diharapkan dengan keadaan yang dihadapi perceived, makin sempit gap menunjukan perasaan senang dan
sebaliknya makin melebar gap, maka makin kecewa seseorang. Perasaan senang, menjadi dasar bagi Posyandu Lanjut usia untuk
memberikan pelayanan yang memuaskan bagi Lansia, agar Lansia aktif datang dalam kegiatan Posyandu Lanjut usia.
33 Kepuasan dipengaruhi oleh kualitas pelayanan, tetapi faktor diri
konsumen juga bisa menjadi penghambat kepuasan Yazid, 1999 : 178. Bagi lansia pada Posyandu Lansia, faktor diri yang dapat
menghambat kepuasan adalah karakteristik individu, seperti usia, jenis kelamin, pendidikan dan pengetahuan. Faktor-faktor ini dapat
menentukan keaktifan Lanjut usia untuk datang pada kegiatan Posyandu.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kehadiran lanjut usia dalam kegiatan Posyandu dapat dipengaruhi oleh tingkat kepuasan
masing-masing individu lanjut usia, dimana kepuasan itu timbul dari faktor pelayanan kualitas Posyandu dan faktor dari diri sendiri.
8. Pelayanan Informasi, Edukasi dan Motivasi Kesehatan Pada
Posyandu Lansia a.
Pengertian Pelayanan
Menurut Kotler 2002: 83 pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak
kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan
atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik.Pelayanan merupakan perilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen itu sendiri.Kotler juga mengatakan bahwa perilaku tersebut dapat
terjadi pada saat, sebelum dan sesudah terjadinya transaksi. Pada