39 koping yang destruktif. Menurut maslow dalam tamher, 2009: 8 jika
tiap-tiap kebutuhan dapat dicapai, maka individu dapat termotivasi untuk mencari kebutuhan pada tahap yang lebih tinggi berikutnya,
sehingga individu akan mempunyai kemampuan dalam memecahkan masalah.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu penggerak atau dorongan dalam diri manusia untuk
dapat melakukan sesuatu dan serangkaian usaha dalam diri untuk membantu menghadapi dan menyelesaikan masalah yang telah di
alami untuk mencapai suatu tujuan. Lanjut usia yang mempunyai adanya motivasi pada dirinya pasti akan memelihara kesehatanya
dengan baik dengan sering hadir pada kegiatan Posyandu untuk memeriksakan kesehatannya.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Sivana 2000 mengenai Program
Pemberian Gizi Lanjut Usia di Kelurahan Terban Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta tinjauan terhadap implementasi,
monitoring dan evaluasi program. Skripsi Sivana Khamdi Syukria. 2000. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan program pemberian gizi lanjut usia, model evaluasi dan tingkat
keberhasilan sebuah program dalam Paguyuban lanjut usia di Kelurahan Terban.Jenis penelitian ini termasuk penelitian lapangan field research
yaitu penelitian berdasarkan data empiris, bersifat deskriptif kualitatif.
40 Penelitian ini menggunakan metode interview wawancara, observasi
dan dokumentasi . Hasil penelitian menunjukan bahwa Pelaksanaan Program
Pemberian Gizi Lanjut Usia telah terlaksana dengan baik, yang diselenggarakan dalam waktu satu bulan sekali. Macam-macam gizi
yang diberikan adalah susu, kacang hijau, telur, buah-buahan, makanan tambahan yang tidak mengandung banyak lemak. Model evaluasi yang
digunakan oleh pemerintah kota Paguyuban lanjut usia di Terban adalah menggunakan monitoring guna pemantauan pelaksanaan
program. Tingkat keberhasilan dapat dilihat dari terlaksananya program.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Wulandari 2003 mengenai Faktor-
faktor yang menyebabkan depresi pada lansia yang tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Yogyakarta unit Abiyasa. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif eksplorasi dengan pendekatan coss sectional, sebanyak 41,18 orang sebagai sampel .Instrumen yang
digunakan adalah GDS Geriatric Despression Scale. Hasilnya adalah faktor yang terbesar yang menyebabkan timbulnya depresi adalah
kehilangan yang masing-masing punya pengaruh sebesar 74,40 . Sedangkan faktor yang mempengaruhi timbulnya depresi adalah faktor
kekecewaan yaitu sebesar 63,69 . 3.
Penelitian yang dilakukan oleh Ghoirun 2000 mengenai Peranan Panti Wredha terhadap Pelayanan Sosial bagi usia lanjut di panti wredha
41 “Hanna” Yogyakarta. Hasil yang didapat adalah panti wredha “Hanna”
memberikan pelayanan sosial dalam pemenuhan kebutuhan fisik, kebutuhan rohani dan kebutuhan sosial. Tanggapan lansia terhadap
pelayanan sosial di Panti Wredha “Hanna” menunjukkan bahwa para lansia dengan berada di panti yang paling penting adalah merasa lebih
terawat dengan baik dan dapat berkumpul dan berbagi rasa dengan lansia-lansia lainnya.
C. Kerangka Berfikir
Kebutuhan dan kepuasan yang terpenuhi akan menyebabkan Lanjut usia aktif datang pada kegiatan Posyandu.Keadaan yang dapat
mengganggu kepuasan lanjut usia dapat bersumber dari lanjut usia itu sendiri, seperti perbedaan usia, jenis kelamin, perbedaan pendidikan dan
pengetahuan, semuanya akan menentukan kebutuhan yang berbeda bagi setiap Lanjut usia. Dengan demikian kepuasan yang menentukan
kesediaannya untuk aktif datang pada kegiatan Posyandu ditentukan oleh perbedaan karakteristik individu.
Kepuasan yang bersumber tidak dari diri sendiri, adalah kepuasan karena pelayanan kesehatan pada Posyandu Lanjut usia seperti pelayanan
dalam bentuk informasi, edukasi, dan motivasi kesehatan. Ketiga jenis pelayanan tersebut akan membantu Lanjut usia menjaga kesehatannya.
Dengan demikian perlunya peningkatan pelayanan terhadap lanjut usia adalah untuk membantu Lansia merawat kesehatannya, semakin baik