Etiologi Infeksi Saluran Pernapasan Akut ISPA 1. Defenisi

ISPA Bawah Acute Lower Respiratory Infections Salah satu ISPA bawah yang berbahaya adalah pneumonia.

2. Etiologi

ISPA yang disebabkan oleh bakteri biasanya disebabkan oleh Streptococcus pneumonia dan Haemophylus influenza Anik, 2010 . ISPA yang disebabkan Virus merupakan penyebab terbesar ISPA. Infeksi virus memberikan gambaran klinik yang khas akan tetapi sebaliknya beberapa jenis virus bersama-sama dapat pula memberikan gambaran yang hampir sama Hood Alsagaff, 2002 . Dalam Klinik dikenal 6 Gambaran Sindroma ISPA yang disebabkan Virus a. Sindroma Korisa Coryzal Common Cold Syndrome Sindrom ini ditandai dengan peningkatan sekresi hidung, bersin-bersin, hidung buntu, kadang-kadang disertai sekresi air mata dan konjungtivitis ringan. Sekresi hidung mula-mula cair kemudian mukoid dan selanjutnya menjadi purulen. b. Sindroma Faring Pharyngeal Syndrome Sindroma Faring yang menonjol adalah suara serak dan nyeri tenggorokan dengan derajat ringan sampai berat. Kadang bercak-bercak serta eksudasi berwarna didapatkan pada permukaan tonsil disertai pembesaran kelenjar di leher. Sering dijumpai penderita dengan batuk-batuk. Universitas Sumatera Utara c. Sindroma Faringokonjungtiva Merupakan varian dari sindroma faring yang disebabkan oleh virus yang sama. Gejala klinik diawali dengan faringitis yang berat kemudian diikuti dengan konjungtivitis yang dapat berlangsung 1-2 minggu. d. Sindroma Influenza Sindroma influenza adalah gangguan fisik cukup berat, dengan gejala batuk, meriang, suhu badan meningkat, badan lemah, nyeri kepala, nyeri tenggorokan. Gejala ini terjadi secara mendadak dan dengan cepat dapat menular ke semua anggota keluarga dalam satu rumah. e. Sindroma Herpangina Sindroma herpangina berupa vesikel-vesikel yang terdapat di dalam mulut dan faring. Vesikel ini kemudian mengalami ulserasi dengan tepi yang membengkak disertai nyeri tenggorokan, nyeri kepala dan panas badan. f. Sindroma Laringotrakeobronkitis obstruktif Akuta Croup Syndrome Sindrom ini ditandai dengan batuk-batuk, sesak napas yang disertai stridor inspirasi, sianosis serta gangguan-gangguan sistemik lain. Etiologi dan infeksi yang mempengaruhi terjadinya ISPA pada anak juga di pengaruhi oleh umur, ukuran, dan daya tahan tubuh. a. Umur Bayi umur di bawah 3 bulan mempunyai angka infeksi yang rendah, karena fungsi pelindung dari antibodi ke ibuan. Infeksi meningkat pada umur 3-6 bulan, pada waktu ini antara hilangnya antibody keibuan dan produksi antibody bayi itu sendiri. Sisa infeksi dari virus berkelanjutan pada waktu balita dan prasekolah. Universitas Sumatera Utara Pada waktu anak-anak berumur 5 tahun, infeksi pernafasan yang disebabkan virus akan berkurang frekuensinya. Beberapa agen virus membuat sakit ringan pada anak yang lebih tua tetapi menyebabkan sakit yang hebat di sistem pernafasan bagian bawah atau batuk asma pada balita. Sebagai contoh, batuk rejan secara relatif pada trakeabronkhitis tidak berbahaya pada masa kanak-kanak namun merupakan penyakit serius pada masa pertumbuhan. b. Ukuran Ukuran anatomi mempengaruhi respon infeksi sistem pernafasan. Diameter saluran pernapasan terlalu kecil pada anak-anak akan menjadi sasaran radang selaput lendir dan peningkatan produksi sekresi. Disamping itu jarak antara struktur dalam sistem yang pendek pada anak-anak, walaupun organisme bergerak dengan cepat ke bawah sistem pernapasan yang mencakup secara luas. c. Daya Tahan Kemampuan untuk menahan organisme penyerang dipengaruhi banyak faktor. Kekurangan sistem kekebalan pada anak beresiko terinfeksi. Kondisi yang melemahkan pertahanan pada sistem pernafasan dan cenderung yang menginfeksi melibatkan alergi seperti alergi rhinitis, asma, kelainan jantung yang disebabkan tersumbatnya paru-paru.

3. Tanda dan Gejala

Dokumen yang terkait

Hubungan Paparan Asap Rumah Tangga dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut Bagian Atas pada Balita di Puskesmas Tegal Sari-Medan Tahun 2014

2 115 78

Hubungan Status Imunisasi dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita 1-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Binjai

3 31 104

HUBUNGAN STATUS GIZI TERHADAP TERJADINYA INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI Hubungan Status Gizi Terhadap Terjadinya Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Pada Balita Di Puskesmas Pajang Surakarta.

0 1 13

Hubungan Status Imunisasi dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita 1-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Binjai

2 9 10

Hubungan Status Imunisasi dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita 1-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Binjai

0 0 2

Hubungan Status Imunisasi dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita 1-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Binjai

0 0 5

Hubungan Status Imunisasi dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita 1-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Binjai

0 0 21

Hubungan Status Imunisasi dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita 1-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Binjai

0 0 34

Hubungan Status Imunisasi dan Status Gizi dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) 1. Defenisi - Hubungan Status Imunisasi dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut Pada Balita Sakit (1-5 tahun) di Puskesmas Teladan Medan Tahun 2014

0 1 13