Peran Domestik Murni Peran Domestik

Tuhan meskipun ia tidak memiliki pekerjaan tetap. Dari segi sosial, dukungan keluarga sangat besar bagi kehidupan perempuan, sehingga ia merasa sangat terbantu.

3.3 Peran perempuan paska perceraian dari Perspektif Konseling Feminis

Berdasarkan teori yang penulis temukan, ada dua peran perempuan secara umum, yakni Peran Trandisi Domestik dan Peran Transisi. Dalam penelitian, penulis menemukan enam peran perempuan paska perceraian, dan hal ini terkait dengan empat level masalah yang sudah dijelaskan di atas. Bagian ini akan membahas dan menganalisi peran perempuan paska perceraian.

3.3.1 Peran Domestik

Dalam pembahasan permasalahan di atas, dapat dilihat bahwa peran perempuan paska perceraian di ranah domestik ialah berkaitan dengan masalah ekonomi. Berkaitan dengan masalah tersebut, maka dapat diklasifikasikan ada tiga peran yang muncul dari permasalahan domestik ini, yakni :

3.3.1.1 Peran Domestik Murni

Dari permasalahan yang telah dipaparkan, masalah domestik murni ditemui dalam peran perempuan yang tidak bekerja sama sekali dan hanya melakukan tugas sebagai seorang ibu rumah tangga untuk mengurus, menjaga dan mendidik anaknya yang cacat. Dapat dijumpai pada narasumber ketiga yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan berperan hanya sebagai ibu rumah tangga. Paska perceraian, perempuan ini hanya melakukan aktivitas mengurus anaknya yang cacat, membersihkan rumah, mencuci, dan memasak. Waktu untuk mengurus anaknya menjadi lebih tinggi, karena tidak lagi dibantu oleh suaminya. Hal ini sejalan dengan teori Saparinah yang menjelaskan bahwa peran domestik perempuan ialah peran yang dilakukan hanya sebagai ibu rumah tangga dan ia harus dapat menjaga, merawat, memberikan ketenangan dan menciptakan suasana bahagia dalam rumah tangganya. 16 Dengan demikian, bagi penulis teori ini mendukung hasil lapangan. Alasannya ialah karena masalah kesehatan anak, akhirnya perempuan ini hanya bergelut dalam ranah domestik. Terhadap realitas di atas, Stein menyebutkan salah satu tujuan konseling feminis ialah berfokus pada pemberdayaan kesadaran kepercayaan diri untuk meyakini nilai mereka sendiri. 17 Hal ini dimaksudkan agar perempuan dapat memberdayakan dirinya dan mengenali potensi yang ada. Penulis sejalan dengan teori ini, namun untuk kasus pada narasumber ketiga, teori tersebut tidak dapat teraplikasikan karena masalah kesehatan anak. Perempuan ini sebenarnya memiliki keinginan untuk bekerja, memiliki potensi yang besar dalam memberdayakan kemampuannya. Akan tetapi, hal tersebut tidak dapat dilakukannya. Keadaan anaknya yang cacat memaksanya untuk mengurungkan niatnya itu. Perempuan ini tidak mampu melampaui dan keluar dari hambatan yang dialami anaknya. Pada akhirnya, perempuan tersebut dipaksakan untuk tidak memberdayakan dirinya karena situasi yang memaksanya untuk tetap berperan hanya di ranah domestik.

3.3.1.2 Peran Domestik Transisi