Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan kemajuan era globalisasi saat ini, banyak aspek yang perlu disiapkan pada generasi bangsa masa kini. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan tuntutan utama. Sumber daya manusia yang tidak hanya mampu berperan dilingkungan sekitar namun juga mampu bersaing secara global. Mempersiapkan Sumber daya manusia yang berkualitas tentu harus dimulai dari lingkungan terkecil yaitu keluarga dan sekolah. Sekolah merupakan aspek penting dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sekolah sebuah lembaga tempat anak didik memperoleh pendidikan dan pelajaran yang diberikan guru. Sekolah mempersiapkan anak didik memperoleh pengetahuan, keterampilan, budi pekerti, dan meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal tersebut merupakan fondasi bagi anak-anak penerus bangsa agar selanjutnya mampu membekali diri menuju arah pendidikan yang lebih tinggi sebagai bekal hidup dimasyarakat sehingga terciptalah sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk menciptakan lingkungan sekolah yang sehat agar proses pendidikan yang terjadi di sekolah berjalan lancar dan baik. Salah satu cara untuk menciptakan lingkungan sekolah yang sehat adalah dengan menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sekolah baik dari segi fisik maupun nonfisik mental dan sosial. Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat merupakan bagian dari usaha kesehatan sekolah dan hal tersebut harusnya sudah ditanamkan dalam pribadi siswa sejak awal memasuki jenjang pertama pendidikan formal di Indonesia. 16 Maka sejak dini siswa sehari-hari dikenalkan dan ketrampilan hidup dan melaksanakan seperti keamanan, kebersihan, kekeluargaan, kerindangan, keimanan, kerapihan dan keindahan atau disebut 7K menurut PBM pembinaan dan pengembangan usaha kesehatan sekolahmadrasah, no. 73 pasal 7: 2014. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan seorang pendidik mampu memberikan contoh agar siswa agar bisa menerapkan, sehingga siswa mampu mengatur kebutuhan dirinya sendiri disekolah maupun dimasyarakat. Agar siswa terbiasa menjadi orang yang sadar akan lingkungan sekitar dan tertib dengan lingkungannya. Sehingga sampai dewasa siswa tidak terlalu bergantung kepada orang lain maupun lingkungan sekitar. Sekolah sebaiknya membuat suatu rancangan untuk pengelolaan progam 7K melalui suatu kegiatan yang dilaksanakana secara efektif dan efisien guna meningkatkan kinerja sekolah dan guru dalam tujuan pendidikaan, baik tujuan nasional maupun daerah. Keberhasilah pencapaian tersebut akan tampak dari beberapa faktor sebagai indikator kinerja yang berhasil dicapai oleh guru dan siswa disekolah tersebut. Jadi peran pendidikan yang dapat meningkatkan mutu sumber daya manusia di sekolah dasar yang baik harus memberikan mutu baru yang membuat siswa, guru dan karyawan sekolah menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Peraturan Pemerintah nomer 17 tahun 2010 pasal 169 tentang pengelolaan dan penyelerengaraan pendidikan BAB XI kewajiban peserta didik bagi siswa sekolah diwajibkan : a. Siswa menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya dan menghormati pelaksanaan ibadah peserta didik lain. b. Siswa menghormati pendidik dan tenaga kependidikan. 17 c. Siswa memelihara kerukunan dan kedamaian untuk mewujudkan harmoni sosial. d. Siswa mencintai keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara, serta menyayangi sesama peserta didik. e. Siswa mencintai dan melestarikan lingkungan. f. Siswa ikut menjaga dan memelihara sarana dan prasarana, kebersihan, keamanan, dan ketertiban satuan pendidikan. g. Siswa ikut menjaga dan memelihara sarana dan prasarana, kebersihan, keamanan, dan ketertiban umum Siswa juga perlu diberi pengenalan tentang lingkungan sekolah pada kelas bawah dan kemudian diberikan pengarahan dan penerapan bagi siswa diatasnya tentang 7K keamanan, kebersihan, kerapihan, keimanan, kerindangan, kekeluargaan, dan keindahan. Tidak hanya bagi siswanya dari guru dan karyawan juga harus mematuhi peraturan akan sadar lingkungan sekolah dan harus menerapkan 7K tersebut di sekolah dan saat berada dalam lingkungan masyarakat. Jika anak sudah diajarkan cara untuk menghargai lingkungan sekitar, kekuargaan, dan keimanan, maka anak sudah menjadi contoh bagi anak seusiannya saat berada dilingkungannya masing-masing. Siswa harus diajarkan menghargai dirinya sendiri untuk membentuk kepercayaan dirinya. Siswa diajarkan tentang kekeluargaan untuk membentuk sejauhmana kedewasaan anak dan menghargai orang lain. Kemudian, siswa diajarkan keimanan kepada Tuhan untuk menjalankan perintah- perintah Tuhan. SD N Krapyak merupakan sekolah yang sudah menjalankan program 7K. Dalam hal ini program 7K dilaksanakan melalui beberapa program antara lain melalui materi yang disisipkan saat kegiatan belajar mengajar, mengagendakan kegiatan 18 khusus untuk program 7K dan mengelola sekolah dengan prinsip 7K. Berikut deskripsi pelaksanaan 7K pada SD N Krapyak, yaitu: pertama, SD N Krapyak memilikin kegiatan rutin untuk menjaga kebersihan sekolah, antara lain piket harian, kegiatan jumat bersih dan kerja bakti secara berkala. Penyediaan tempat sampah dirasa sudah memenuhi kebutuhan, sehingga kelas ruang guru, toilet serta sudut-sudut sekolah lainnya terhindar sampah. Kedua, SD N Krapyak memiliki tata ruang yang baik, dengan memiliki ruang terbuka, tempat parkir yang memadai, lapangan dan fasilitas-fasilitas pendukung untuk warga sekolah seperti perpustakan, mushola, UKS dan Koperasi Siswa. Perpustakan sekolah ini dijaga kebersihannya dan memiliki koleksi buku yang cukup lengkap sehingga siswa dapat menggunakannya dengan maksimal. Dalam pengelolaan UKS, sekolah menyiapkan P3K dan ruangan yang nyaman untuk di gunakan Siswanya. Ketiga, dalam pengelolaan keindahan dan kerindangan SD N Krapyak menanam beberap tanaman hias dan pohon. Hal itu bertujuan agar sekolah nampak lebih indah, hijau dan rindang sehingga tercipta udara yang ada segar. Keempat, SD N Krapyak memiliki tata tertib yang jelas untuk seluruh warga sekolah, dengan sanksi yang akan diberikan saat ada warga sekolah yang melanggar. Sanksi tersebut bisa melalui teguran ataupun hukuman yang bisa memberikan efek jera. Kempat, dalam pengelolaan keamanan yang dilakukan oleh sekolah yaitu selama proses belajar mengajar pintu gerbang sekolah ditutup, setiap ada tamu maupun wali siswa yang ingin bertemu harus dengan prosedur yang benar, upaya lainnya yaitu melarang siswa untuk membawa barang berharga dan alat komunikasi. Dalam pengelolaan kelas guru wali kelas menyerahkan terhadap siswa, sehingga terciptalah kerjasama dalam satu kelas yang dapat mepererat hubungan 19 kekeluargaan antar siswa dan wali kelas. Program kerja kerja bakti dan jumat bersih yang memang diagendakan untuk menjaga kebersihan, juga diharapkan mampu membantu terciptanya rasa kekeluargaan yang lebih luas, yakni rasa kekeluargaan untuk seluruh warga sekolah. Namun demikian, ada beberapa kendala yang dihadapi sekolah dalam pelaksanaan 7K yaitu banyak materi 7K yang belum bisa disampaikan kepada siswa dikarenakan keterbatasan waktu yang dimiliki saat proses belajar mengajar dan masih banyak siswa kelas 1, 2 dan 3 yang masih belum bisa menaati peraturan juga belum bisa peduli dengan lingkungan sekitar, beberapa kelas masih nampak belum tertata karna siswa enggan membawa pulang kerajinan tangan yang ditugaskan guru, tingkat kesadaran siswa yang belum konsisten dalam menjaga lingkungan sekolah apabila tidak ditegur oleh guru terlebih dahulu, petugas kebersihan dan guru masih memiliki peran utama dalam menjaga kebersihan. Siswa menjalankan 7K dengan masih bergantung pada perintah guru. Dari data yang di peroleh dari SD N Krapyak tersebut, penulis ingin menganalisis bagaimana pelaksanaan 7K di SD N Krapyak. Sehingga penulis dapat memberikan saran bagaimana menerapkan 7K secara efektif. Dari latar belakang tersebut maka peneliti mengambil judul: “Pelaksanaan Program 7K di sekolah SD Negeri Krapyak Argorejo, Sedayu, Bantul”.

B. Identifiksasi Masalah