PELAKSANAAN PROGAM 7K DI SD NEGERI KRAPYAK ARGOREJO KECAMATAN SEDAYU KABUPATEN BANTUL.

(1)

PELAKSANAAN PROGAM 7K DI SD NEGERI KRAPYAK ARGOREJO KECAMATAN SEDAYU KABUPATEN BANTUL

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Prasista Novalinda NIM: 11604224053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

MOTTO

 “Life is choise and simple make you’re choise so do not look back”.

Artinya: hidup itu pilihan dan sederhana, buatlah pilihan jadi jangan melihat kebelakang. (Van Diesel)


(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk orang-orang yang tersayang bagi kehidupan penulis, diantaranya:

1. Orang tua Bapak Tata Suryanta dan Ibu Sri Yuni Pujiarsih yang sudah membesarkan selama 22 tahun ini dan mendidik serta memotivasi.

2. Kakak Silvia Anitasari yang sudah memotivasi dan mengarahkan dalam berbagai hal 3. Sahabat dan teman-teman Putri perwirasari, Sri Arumdari, Akbar Wais Al Qorni dan

lain-lain yang selalu membantu dan memotivasi selama penyelesaian sekripsi dan penelitian ini. Terimakasih sudah membantu selama ini


(7)

PELAKSANAAN PROGAM 7K DI SD NEGERI KRAPYAK ARGOREJO KECAMATAN SEDAYU KABUPATEN BANTUL

Oleh: Prasista Novalinda

11604224053 ABSTRAK

Dalam rangka mempersiapkan siswa didik untuk memenangkan kompetisi di era globalisasi saat ini, institusi pendidikan seperti Sekolah Dasar merasa perlu untuk membekali siswanya, khususnya dalam hal ketrampilan hidup. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menciptakan lingkungan belajar mengajar yang optimal melalui program 7K (Keamanan, Kebersihan, Keimanan, Kekeluargaan, Kerindangan, Kerapian dan Keindahan). Dengan program 7K diharapkan siswa dapat lebih memahami, menghargai dan mematuhi peraturan di lingkungan dimana siswa tersebut berinteraksi. Sekolah Dasar Negeri (SDN) Krapyak Argorejo Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul merupakan salah satu SDN yang menerapkan program 7K tersebut. Namun demikian, sampai saat ini belum banyak diketahui mengenai pelaksanaan program 7K tersebut khususnya di SDN Krapyak Argorejo. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi program 7K di SDN Krapyak Argorejo serta persepsi (kesadaran dan pemahaman) siswa kelas V dan VI terhadap program 7K tersebut.

Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif kuantitatif, dengan menggunakan metode survey dan observasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V dan VI SD Negeri Krapyak Argorejo Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul dengan jumlah siswa 59 siswa. Sample dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari anggota populasi, sehingga peneliti ini adalah peneliti populasi. Instrumen yang digunakan berupa angket, dengan uji validitas instrument menggunakan rumus Product Moment dari Kurl Preson serta uji Reliabilitas instrument menggunakan Alpha Cronbach. Teknik analisa data menggunakan analisis deskriptif yang dituangkan dalam bentuk presentase.

Dari hasil studi ini ditemukan bahwa SDN Krapyak Argorejo telah menerapkan program 7K dengan baik khususnya untuk sarana dan prasarana pendukung belajar mengajar. Hal ini ditandai dengan fasilitas sekolah seperti ruangan kelas, kantor, perpustakaan, lab komputer, koperasi dan kantin yang tertata cukup baik, rapi, bersih dan tertib sehingga layak untuk mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah ini. Selain itu, sarana dan prasarana diluar kelas seperti halaman sekolah sudah cukup mendukung kegiatan belajar mengajar di SDN Krapyak Argorejo. Namun demikian, dari sisi siswa sebagai penerima program 7K, studi ini menemukan bahwa siswa belum optimal dalam melaksanakan program ini. Hal ini dipengaruhi oleh kesadaran dan pemahaman siswa yang belum maksimal terhadap program ini. Sebagai contoh, siswa masih belum sepenuhnya mengerti tentang bagaimana merawat tanaman hias dengan baik khususnya yang berada di depan kelas mereka. Namun demikian, walaupun belum maksimal, studi ini menyimpulkan bahwa secara keseluruhan siswa SDN Krapyak Argorejo sudah cukup baik dalam melaksanakan program 7K di sekolah mereka. Untuk itu, studi ini menyarankan bahwa program 7K perlu dikenalkan sejak kelas 1 secara terus menerus sampai kelas VI agar dapat menarik perhatian siswa terhadap program 7K sehingga mereka akan memiliki kesadaran dan pemahaman yang cukup akan pentingnya program 7K di sekolah mereka. Hal ini diharapkan akan mendukung proses belajar mengajar


(8)

di sekolah tersebut dan juga akan membekali siswa dengan ketrampilan hidup yang cukup untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya.

Kata kunci: Pelaksanaan, 7K (Keamanan, Kebersihan, Keimanan, Kekeluargaan, Kerindangan, Kerapian dan Keindahan), di Sekolah Dasar.


(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat sehingga penulis mampu menyelesaikan Tugas Ahkir Semester (TAS) dengann judul” Pelaksanaan Progam7K di SD Negeri Krapyak Argorejo Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul”. Karya ilmiah ini disusun untuk mengetahui sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan.

Penulis menyadari tampa bantuan dan uluran tangan dari berbagai pihak maka skripsi ini tidak dapat selesai dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd. MA , selaku Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan bagi saya untuk dapat menimba ilmu di kampus Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Bapak Prof. Dr. Wawan Sundawan Suherman, M.Ed., selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta, terima kasih atas persetujuan terhadap skripsi ini dan yang telah memberikan izin penelitian.

3. Bapak Erwin Setyo Kriswanto, M.Kes, selaku Kepala Jurusan Pendidikan Olahraga yang telah memberikan bimbingan dan izin penelitian dalam sekripsi ini. 4. Bapak Guntur, M.Pd selaku Kaprodi PGSD Penjas FIK UNY yang telah

memberikan izin pengebaliaan data penelitian.

5. Bapak Subagyo, M.Pd selaku penasehat akademik yang telah memberikan arahan dalam menempuh perkuliahan.

6. Bapak Ermawan Susanto, M.Pd, yang sudah membimbing dan memberi arahan dalam menyelesaikan penelitian.

7. Bapak Sujarwo, M.Or, yang sudah membantu dan membimbing kelancaran skripsi kepada peneliti.

8. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan, yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

9. Segenap karyawan dan karyawati FIK UNY terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya.

10. Bapak Yusuf Susanto S.Pd, selaku Kepala Sekolah SD Negeri Krapyak yang telah memberikan izin pengambilan data dan memberikan dukungan.


(10)

11. Bapak Sujerwan S.Pd selaku Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di SD Negeri Krapyak yang sudah mendukung dan membantu dalam pengambilan data.

12. Siswa siswi SD Negeri Krapyak yang sudah berpartisipasi dalam proses pengambilan data.

13. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekuranan dan jauh dari sempurna. Penulis mengharapkan kritk dan saran yang membangun demi tercapainya perbaikan lebih lanjut. Semoga segala bimbingan,arahan,dukungan dan bantuan dari semua pihak di atas mendapat imbalan dari Tuhan.

Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi dunia pendidikan pada umumnya dan bermanfaat bagi sekolah dan pada guru pada khususnya.

Yogyakarta, 04 April 2016


(11)

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL…...i SURAT PERSETUJUAN...ii SURAT PERNYATAAN...iii HALAMAN PENGESAHAN...iv MOTTO...v PERSEMBAHAN...vi ABSTRAK...vii KATA PENGANTAR...viii

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR TABEL...xi

DARTAR GAMBAR...xii

DAFTAR LAMPIRAN...xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Identifikasi Masalah...2

C. Batasan Masalah...3

D. Rumusan Masalah...3

E. Tujuan Penelitian...3

F. Mantaat Penelitian...3

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat 7K ...4

2. Manfaat 7K...8

3. Tujuan 7K...10

4. Karakteristik Siswa SD...10

5. Profil SD Negeri Krapyak...16

B. Kerangka Berfikir...17

C. Penelitian Yang Relevan...18

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian...21

B. Definisi Operasional Validitas Penelitian...22

C. Populasi Dan Subyek Penelitian...22

D. Instrumen Dan Teknik Pengumpulan Data...23


(12)

G. Teknik Analisis Data...31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian...32

B. Pembahasan...43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan...46

B. Keterbatasan Penelitian...48

C. Saran...48

DAFTAR PUSTAKA ...50


(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.Subyek Penelitian... 24

Tabel 2.Kisi-kisi Uji Coba Pelaksanaan 7K... 26

Tabel 3. Rincian Butir Pernyataan...33

Tabel 4. Rincian Butiran Pernyataan Yang Tidak Valid...30

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Item 1...33

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Item 2...34

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Item 3...35

Tabel 8.Distribusi Frekuensi Item 4...36

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Item 5 ...37

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Item 6...38

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Item 7...39

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Item 8...40

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Item 9...41

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Item 10...42

Tabel 15. Distribusi Frekuensi Item 11...43

Tabel 16. Distribusi Frekuensi Item 12...44

Tabel 17. Distribusi Frekuensi Item 13...45

Tabel 18. Distribusi Frekuensi Item 14...46

Tabel 19. Distribusi Frekuensi Item 15...47

Tabel 20. Distribusi Frekuensi Item 16...48

Tabel 21. Distribusi Frekuensi Item 17...49

Tabel 22. Distribusi Frekuensi Item 18...50

Tabel 23. Distribusi Frekuensi Item 19...51


(14)

Tabel 25. Distribusi Frekuensi Item 21...53

Tabel 26. Distribusi Frekuensi Item 22...54

Tabel 27. Distribusi Frekuensi Item 23...55

Tabel 28. Distribusi Frekuensi Item 24...56

Tabel 29. Distribusi Frekuensi Item 25...57

Tabel 30. Distribusi Frekuensi Item 26...58

Tabel 31. Distribusi Frekuensi Item 27...59

Tabel 32. Distribusi Frekuensi Item 28 ...60

Tabel 33. Distribusi Frekuensi Item 29...61

Tabel 34. Distribusi Frekuensi Item 30...62

Tabel 35. Distribusi Frekuensi Item 31...63

Tabel 36. Distribusi Frekuensi Item 32...64

Tabel 37. Distribusi Frekuensi Item 33...65

Tabel 38. Distribusi Frekuensi Item 34...66


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran1. Surat Keterangan Validitasi ahli/ Exspert Judgmen...54

Lampiran2. Surat Uji Coba Penelitian...56

Lampiran3. Surat Pengantar Permohonan ijin penelitian dari Kesbanglimasan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta...57

Lampiran4. Surat Rokumendasi Pelaksanaan dari Bapenda Pemerinta Kabupaten Bantul..58

Lampiran5. Surat Keterangan Dari SD Negeri Krapyak...59

Lampiran6.Instrumen (Angket) Penelitian. Angket uji coba...60

Lampiran7.Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas...54

Lampiran8. Instrument (Angket) penelitian...72

Lampiran9. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas...75


(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan kemajuan era globalisasi saat ini, banyak aspek yang perlu disiapkan pada generasi bangsa masa kini. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan tuntutan utama. Sumber daya manusia yang tidak hanya mampu berperan dilingkungan sekitar namun juga mampu bersaing secara global. Mempersiapkan Sumber daya manusia yang berkualitas tentu harus dimulai dari lingkungan terkecil yaitu keluarga dan sekolah.

Sekolah merupakan aspek penting dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sekolah sebuah lembaga tempat anak didik memperoleh pendidikan dan pelajaran yang diberikan guru. Sekolah mempersiapkan anak didik memperoleh pengetahuan, keterampilan, budi pekerti, dan meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal tersebut merupakan fondasi bagi anak-anak penerus bangsa agar selanjutnya mampu membekali diri menuju arah pendidikan yang lebih tinggi sebagai bekal hidup dimasyarakat sehingga terciptalah sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk menciptakan lingkungan sekolah yang sehat agar proses pendidikan yang terjadi di sekolah berjalan lancar dan baik. Salah satu cara untuk menciptakan lingkungan sekolah yang sehat adalah dengan menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sekolah baik dari segi fisik maupun nonfisik (mental dan sosial). Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat merupakan bagian dari usaha kesehatan sekolah dan hal tersebut harusnya sudah ditanamkan dalam pribadi siswa sejak awal memasuki jenjang pertama pendidikan formal di Indonesia.


(17)

Maka sejak dini siswa sehari-hari dikenalkan dan ketrampilan hidup dan melaksanakan seperti keamanan, kebersihan, kekeluargaan, kerindangan, keimanan, kerapihan dan keindahan atau disebut 7K menurut (PBM) pembinaan dan pengembangan usaha kesehatan sekolah/madrasah, no. 73 pasal 7: 2014). Dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan seorang pendidik mampu memberikan contoh agar siswa agar bisa menerapkan, sehingga siswa mampu mengatur kebutuhan dirinya sendiri disekolah maupun dimasyarakat. Agar siswa terbiasa menjadi orang yang sadar akan lingkungan sekitar dan tertib dengan lingkungannya. Sehingga sampai dewasa siswa tidak terlalu bergantung kepada orang lain maupun lingkungan sekitar. Sekolah sebaiknya membuat suatu rancangan untuk pengelolaan progam 7K melalui suatu kegiatan yang dilaksanakana secara efektif dan efisien guna meningkatkan kinerja sekolah dan guru dalam tujuan pendidikaan, baik tujuan nasional maupun daerah. Keberhasilah pencapaian tersebut akan tampak dari beberapa faktor sebagai indikator kinerja yang berhasil dicapai oleh guru dan siswa disekolah tersebut.

Jadi peran pendidikan yang dapat meningkatkan mutu sumber daya manusia di sekolah dasar yang baik harus memberikan mutu baru yang membuat siswa, guru dan karyawan sekolah menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Peraturan Pemerintah nomer 17 tahun 2010 pasal 169 tentang pengelolaan dan penyelerengaraan pendidikan BAB XI kewajiban peserta didik bagi siswa sekolah diwajibkan :

a. Siswa menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya dan menghormati pelaksanaan ibadah peserta didik lain.


(18)

c. Siswa memelihara kerukunan dan kedamaian untuk mewujudkan harmoni sosial.

d. Siswa mencintai keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara, serta menyayangi sesama peserta didik.

e. Siswa mencintai dan melestarikan lingkungan.

f. Siswa ikut menjaga dan memelihara sarana dan prasarana, kebersihan, keamanan, dan ketertiban satuan pendidikan.

g. Siswa ikut menjaga dan memelihara sarana dan prasarana, kebersihan, keamanan, dan ketertiban umum

Siswa juga perlu diberi pengenalan tentang lingkungan sekolah pada kelas bawah dan kemudian diberikan pengarahan dan penerapan bagi siswa diatasnya tentang 7K (keamanan, kebersihan, kerapihan, keimanan, kerindangan, kekeluargaan, dan keindahan). Tidak hanya bagi siswanya dari guru dan karyawan juga harus mematuhi peraturan akan sadar lingkungan sekolah dan harus menerapkan 7K tersebut di sekolah dan saat berada dalam lingkungan masyarakat.

Jika anak sudah diajarkan cara untuk menghargai lingkungan sekitar, kekuargaan, dan keimanan, maka anak sudah menjadi contoh bagi anak seusiannya saat berada dilingkungannya masing-masing. Siswa harus diajarkan menghargai dirinya sendiri untuk membentuk kepercayaan dirinya. Siswa diajarkan tentang kekeluargaan untuk membentuk sejauhmana kedewasaan anak dan menghargai orang lain. Kemudian, siswa diajarkan keimanan kepada Tuhan untuk menjalankan perintah-perintah Tuhan.

SD N Krapyak merupakan sekolah yang sudah menjalankan program 7K. Dalam hal ini program 7K dilaksanakan melalui beberapa program antara lain melalui materi yang disisipkan saat kegiatan belajar mengajar, mengagendakan kegiatan


(19)

khusus untuk program 7K dan mengelola sekolah dengan prinsip 7K. Berikut deskripsi pelaksanaan 7K pada SD N Krapyak, yaitu: pertama, SD N Krapyak memilikin kegiatan rutin untuk menjaga kebersihan sekolah, antara lain piket harian, kegiatan jumat bersih dan kerja bakti secara berkala. Penyediaan tempat sampah dirasa sudah memenuhi kebutuhan, sehingga kelas ruang guru, toilet serta sudut-sudut sekolah lainnya terhindar sampah.

Kedua, SD N Krapyak memiliki tata ruang yang baik, dengan memiliki ruang terbuka, tempat parkir yang memadai, lapangan dan fasilitas-fasilitas pendukung untuk warga sekolah seperti perpustakan, mushola, UKS dan Koperasi Siswa. Perpustakan sekolah ini dijaga kebersihannya dan memiliki koleksi buku yang cukup lengkap sehingga siswa dapat menggunakannya dengan maksimal. Dalam pengelolaan UKS, sekolah menyiapkan P3K dan ruangan yang nyaman untuk di gunakan Siswanya.

Ketiga, dalam pengelolaan keindahan dan kerindangan SD N Krapyak menanam beberap tanaman hias dan pohon. Hal itu bertujuan agar sekolah nampak lebih indah, hijau dan rindang sehingga tercipta udara yang ada segar. Keempat, SD N Krapyak memiliki tata tertib yang jelas untuk seluruh warga sekolah, dengan sanksi yang akan diberikan saat ada warga sekolah yang melanggar. Sanksi tersebut bisa melalui teguran ataupun hukuman yang bisa memberikan efek jera.

Kempat, dalam pengelolaan keamanan yang dilakukan oleh sekolah yaitu selama proses belajar mengajar pintu gerbang sekolah ditutup, setiap ada tamu maupun wali siswa yang ingin bertemu harus dengan prosedur yang benar, upaya lainnya yaitu melarang siswa untuk membawa barang berharga dan alat komunikasi.

Dalam pengelolaan kelas guru wali kelas menyerahkan terhadap siswa, sehingga terciptalah kerjasama dalam satu kelas yang dapat mepererat hubungan


(20)

kekeluargaan antar siswa dan wali kelas. Program kerja kerja bakti dan jumat bersih yang memang diagendakan untuk menjaga kebersihan, juga diharapkan mampu membantu terciptanya rasa kekeluargaan yang lebih luas, yakni rasa kekeluargaan untuk seluruh warga sekolah.

Namun demikian, ada beberapa kendala yang dihadapi sekolah dalam pelaksanaan 7K yaitu banyak materi 7K yang belum bisa disampaikan kepada siswa dikarenakan keterbatasan waktu yang dimiliki saat proses belajar mengajar dan masih banyak siswa kelas 1, 2 dan 3 yang masih belum bisa menaati peraturan juga belum bisa peduli dengan lingkungan sekitar, beberapa kelas masih nampak belum tertata karna siswa enggan membawa pulang kerajinan tangan yang ditugaskan guru, tingkat kesadaran siswa yang belum konsisten dalam menjaga lingkungan sekolah apabila tidak ditegur oleh guru terlebih dahulu, petugas kebersihan dan guru masih memiliki peran utama dalam menjaga kebersihan. Siswa menjalankan 7K dengan masih bergantung pada perintah guru.

Dari data yang di peroleh dari SD N Krapyak tersebut, penulis ingin menganalisis bagaimana pelaksanaan 7K di SD N Krapyak. Sehingga penulis dapat memberikan saran bagaimana menerapkan 7K secara efektif. Dari latar belakang tersebut maka peneliti mengambil judul: “Pelaksanaan Program 7K di sekolah SD Negeri Krapyak Argorejo, Sedayu, Bantul”.

B. Identifiksasi Masalah

1. Belum terlaksana progam 7K Di Sekolah Dasar Negeri Krapyak dengan baik. 2. Belum stabilnya kesadaran siswa tentang 7K masih rendah.

3. Belum disadarinya manfaat langsung 7K bagi siswa dan warga sekolah lainnya. C. Pembatasan Masalah

Dari berbagai masalah yang dikemukakan di atas maka fokus penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana pelaksanaan 7K oleh siswa di SD Negeri Krapyak Argorejo Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul.


(21)

Batasan masalah yang dikemukakan di atas dapat dirumuskan sebagai masalah yang akan diteliti yaitu:

1. Bagimana pelaksanaan 7K di SD Negeri Krapyak Argorejo Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul?

2. Apakah siswa sudah memahami progam 7K disekolah mereka?

3. Apakah siswa mengetahui manfaat langsung dari pelaksanaan progam 7K disekolah mereka?

E. Tujuan Penelitian

Dalam peneitian ini ada beberapa tujuan yang dapat dijelaskan dibawah ini yaitu: 1. Mengetahui Pelaksanaan 7K dan penerapannya di sekolah bagi siswa di SD

Krapyak Argorejo Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul.

2. Mengetahui cara mengajar guru pendidikan olahraga dan kesehatan dalam progam 7K disekolah.

3. Pemahaman siswa tentang progam 7K

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan ruang lingkup dan permasalahan yang diteliti, penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat secara teoritis dan praktis bagi pihak-pihak yang terkait:

1. Maanfaat Teoritis

a. Dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menetukan kebijakan yang ada kaitannya dengan pelaksanaan progam 7K bagi siswa di sekolah yaitu keamanan, kebersihan, keimanan, kekeluargaan, keindahan, kerindangan dan kerapian.

2. Manfaat Praktis. a. Bagi Siswa

Memperoleh pembelajaran penerapan dan penegasan progam 7K agar siswa lebih maksimal dalam melaksanakan progam 7K tersebut..

b. Bagi Guru

Guru juga harus membuat sistem dan memodifikasi pembelajaran yang membuat siswa menjadi tertarik pada progam 7K sehingga siswa mampu melaksanaakan secara maksimal. Guru mampu memberi contoh kepada


(22)

siswa tentang progam tersebut secara nyata agar siswa juga termotivasi pada progam 7K yaitu keamanan, kebersihan, keimanan, kekeluargaan, kerindangan keindahan, dan kerapian. Dan guna untuk motivasi siswa dalam meningkatkan profesionnalisme kerja.

c. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan pelaksanaan progam 7K lebih lanjut sehingga dapat meningkatkan untuk kualitas sumberdaya manusia SD khususnya dalam persisapan siswa dalam pelaksaan tentang progam 7K dan juga mampu membentuk guru-guru yang pandai akan memodivikasi pembelajaran bagi siswanya. Dan siswa juga memberikan kontibusi dalam pelaksanaan progam 7K dengan melaksanakan progam 7K yaitu keamanan, kebersihan, keimanan, kekeluargaan, keindahan, kerindangan dan kerapian tersebut secara maksimal .


(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Hakikat 7K (Keamanan, Kebersihan, Keimanan, Kekeluargaan, Kerindangan, Kerapian dan Keindahan)

Sekolah sebagai institusi pendidikan hendaknya mampu menumbuhkan kepedulian lingkungan kepada siswanya sejak dini. Penataan sekolah yang berorientasi pada pelestarian lingkungan adalah salah satu cara yang dapat ditempuh. Pembangunan sekolah seharusnya tidak melulu menyangkut segi fisiknya saja. Tata ruang yang baik lingkungan juga perlu diciptakan agar timbul suasana belajar yang nyaman. Sekolah hendaknya berperan mempelopori kecintaan terhadap lingkungan


(24)

dengan melakukan penghijauan, sehingga terbentuk suatu intellectual infrastructure yang dapat mendukung proses pembelajaran. (Galih, 2012).

Sebagai contoh dengan adanya bencana lingkungan hidup seperti bencana kebakaran hutan yang tak terkendali dari tahun ke tahun yang diakibatkan dari peran manusia pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan. Dengan adanya pendidikan lingkungan merupakan upaya memperkenalkan siswa sekolah pada lingkungan sebenarnya yang sudah ada dalam program 5K, Keindahan, Kerapian, Kebersihan, Kepribadian dan Keamanan. (Nugroho: 2007)

Pada Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, Dan Menteri Dalam Negeri Tentang Pembinaan Dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah terdapat peraturan tentang pembinaan lingkungan sekolah dengan 7K pada pasal 7a: Pelaksanaan kebersihan, keindahan, kenyamanan, ketertiban, keamanan, kerindangan, dan kekeluargaan (7K), (PBM pembinaan dan pengembangan usaha kesehatan sekolah/madrasah, no. 73 pasal 7: 2014 (Kemenkes, 2014)

a. Keamanan

Keamanan adalah bebas gangguan dari seseorang atau sekelompok orang serta lingkungan masyarakat, mendasar yang harus dimiliki manusia. Keamanan, meliputi: keamananan dalam lingkungan belajar, bekerja, maupun mengeluarkan pendapat. Dalam pelaksanaannya meliputi: keamanan yang dimulai pada diri kita sendiri, saling menjaga antar teman,menghindari dari konflik antar teman, berani membela hak dan kebenaran, menciptakan susasana aman di sekolah atau lingkungan sekolah. (Rakiman Galih: 2012). Jadi dengan demikian keamanan harus melingkupi diri sendiri dan orang lain yang harus saling mengawasi jika ada ancaman


(25)

dari orang yang tidak bertanggung jawab, dari binatang buas, dari lingkungan sekitar yang berbahaya.

b. Kebersihan

Kebersihan adalah tempat atau lingkungan bebas dari sampah, dan debu sehingga nampak sedap dipandang. Kebersihan merupakan modal utama kesehatan, kebersihan merupakan sebagian dari iman seseorang. Kebersihan meliputi: bersih tempat tinggal, tempat belajar atau kelas, sekolah atau lingkungan sekolah, tempat ibadah, tempat bekerja. Pelaksanaannya meliputi: mulai dari diri kita, menciptakan kebersihan dalam kelas, lingkungan kelas, halaman sekolah atau pun lingkungan sekolah, sebagai siswa yang baik sehabis jajan harus membuang sampah pada tempatnya, tidak mencoret-coret bangku dan meja, dinding kelas, sekolah dengan tip-ex, spidol. (Rakiman Galih: 2012). Dengan demikian kebersihan dimulai dari diri sendiri maka dari itu bisa menjalar kesebuah lingkungan yang di bawa dari diri kita sendiri.

c. Kekeluargaan

Kekeluargaan adalah hubungan yang harmonis atantar orang-orang dalam keluarga, kelas, sekolah, kantor atau tempat bekerja, dan masyarakat. Kekeluargaan merupakan dasar-dasar persatuan, modal utama dalam masyarakat dan sosial untuk ketentraman, bahkan modal memajukan sekolah. Kekeluargaan biasa tercapai manakala tidak ada rasa curiga, saling percaya, saling menghargai, kerjasama dan kerukunan. Pelaksanaannya adalah kita harus saling menghargai, mengayomi, menjenguk antar siswa yang sedang sakit, dan lain-lain. (Rakiman Galih:2012). Jadi dengan


(26)

demikian kekeluargaan merupakan sebuah kondisi dimana adanya kebersamaan, kerukunan, keakraban satu dengan yang lain

d. Keimanan

Keimananan adalah kita harus percaya pada Tuhan Yang Maha Kuasa selalu percaya keberadaannya itu ada. Biasanya beriman kepada Tuhan dalam menjalankan ibadah selalu dilaksanakan. Iman dan taqwa merupakan landasan penting dalam belajar dan bekerja. Pelaksanaannya adalah merayakan hari keagamaan bersama di sekolah misalnya berkorban pada idul adha, merayakan hari raya idul fitri, menghadiri pengajian rutin, menjelaskan limu agama di sekolah atau pun yang non muslim biasa merayakan natal atau pun kalau di sekolah ada pelajaran agama sendiri. (Rakiman Galih: 2012). Jadi dengan demikian maka keimanan adalah percaya akan keberadaan Tuhan dan mengamalkan ajarannya dengan melakukan ibadah yang di anut sebuah kepercayaan dan keyakinan.

e. Kerindangan

Kerindangaan atau kesesejukan adalah lingkungan yang mempunyai sirkulasi udara yang baik, dengan udara yang sejuk dan banyak tanaman yang merindangkan tempat yang gersang dengan tempat yang menyejukkan, serta bebas dari polusi udara. Pelaksanaannya adalah: menanami halaman kelas atau lingkungan sekolah dengan pepohonan yang bermanfaat untuk menfilter polusi udara atau asap. Membuat taman di depan kelas dengan berbagai tamanan bunga, rajin menyiram dan memberi pupuk (Rakiman Galih:2012). Dengan demikian maka kerindangan merupakan sebuah tempat terbuka dan tempat yang sejuk tidak gersang seperti lapangan dan halaman.


(27)

f. Kerapian

Kerapian adalah suasana harmonis dan selaras dalam diri kita dengan orang lain, keluarga, sekolah, kantor, atau lingkungan sekitar. Pelaksaannya adalah: rapih dari cara kita berpakaian, memakai seragam sekolah sesuai dengan aturan yang ditetapkan, mengatur ruang kelas dengan baik misalnya jadwal piket. (Rakiman Galih: 2012). Dengan demikian kerapian adalah sebuah identitas seseorang atau pun cirri khas seseorang karena kerapian menunjukan pribadi seseorang seperti apa.

g. Keindahan

Keindahahan adalah suasana asri enak di pandang mata. Keindahan yang menyangkut lingkungan sekolah bisa tercapai manakala keamanan, kebersihan, keimanan, kekeluargaan, kerindangan dan kerapian tercapai. Pelaksaannya adalah: dengan menciptakan rasa aman, suasana bersih, iman, kebersamaan, kerindangan, dan penataan yang apik. Dengan terciptanya 7K, kita akan merasa betah dan nyaman disekolah tempat kita belajar dan bekerja. (Rakiman Galih:2012). Dengan demikian keindahan merupakan sebuah suasana yang membuat tempat atau lingkungan yang kita huni yang rapih, bersih dan sedap di pandang yang bisa membuat nyaman dan tenang. 2. Manfaat 7K (Keamanaan, Kekeluargaan, Kerindangan, Keimanan, Kebersihan,

Kerapian dan Keindahan)

Manfaat 7K untuk siswa untuk membentuk siswa agar menjadi pribadi yang baik dan memiliki karakter, selain itu siswa juga bisa menjadi contoh dan teladan bagi anak-anak seusianya. Karena masa-masa sekolah dasar adalah masa-masa tumbuh, kembang, dan belajar banyak hal seperti belajar tentang lingkungan, sosial, bermasyarakat. Tidak hanya belajar seperti matematika, IPA, IPS dan juga anak harus di beri bekal sebuah kesadaran lingkungan sekitar seperti keamanan, keindahan, kerapian, kerindangan, keimanan, kebersihan, dan


(28)

kekeluargaan, itu adalah bekal anak sampai dewasa dan tua nanti Menurut Suminarsih

suwani ( 2016.) Ada beberapa manfaat dari 7K Menciptakan kondisi belajar yang

nyaman bagi siswa menjadikan tujuan dari setiap sekolah pada umumnya, karena dengan kondisi yang nyaman tersebut memudahkan siswa menerima ilmu pengetahuan dengan baik dan mendorong siswa untuk berkompetisi dan berprestasi. Program 7K ini sebagai salah satu cara membentuk karakter dan kepribadian siswa apabila dapat diterapkan dengan baik, karena telah mencakup beberapa aspek yang mampu manciptakan siswa-siswa unggul dalam prestasi , santun dalam perilaku. Semua wali kelas merupakan koordinator 7 K di kelasnya masing-masing dan semua guru dalam pelaksanaan KBM setiap hari. (Suminarsih suwani: 2016). Di jelaskan juga masih-masing manfaat indikator dibawah in sebagai berikuti:

a. Manfaat keamanan

Pada 7K Keamanana dimaksudkan agar siswa bisa lebih menjaga diri sendiri, teman, dan lingkungan disekitar sekolah. Menjaga dari hal-hal berbahaya dan juga dari teman-temannya yang jahil, disini guru juga harus ikut peran untuk menjaga siswa-siswi dari orang-orang asing, benda-benda berbahaya dan lingkungan sekolah ytdang kurang aman.

b. Manfaat keindahan

Manfaat Keindahan untuk menjaga ligkungan sekolah agar selalu sedap dipandang, dan indah untuk lihat dari sudut pandang mana pun. Siswa,guru,karyawan dan masyarakat sekitar sekolah juga harus ikut serta menjaga lingkungan sekolah.

c. Manfaat kerapian

Menunjukan kepercayaan diri siswa, guru, karyawan dan masyarakat sekolah agar mempunyai harga diri sebagai orang berpendidikan. Sampai orang lain yang


(29)

melihatnya bisa membedakannya. Sehingga bisa mencerminkan orang yang memakai pakaian rapi dan kurang rapi kepribadiaanya seperti apa.

d. Manfaat kerindangan

Berfungsi sebagai peneduh dan penyejuk ligkungan sekolah sehingga bisa menyamankan suasanya sekolah saat pembelajaran berlangsung, dan juga sekolah jadi tidak terlalu terlihat panas.

e. Manfaat keimanan

Agar siswa bisa lebih mengenal yang menciptakan manusia dan bisa lebih mempercayai Tuhan, juga bisa lebih mengerti makna dari agama dan kepercayaan masing-masing siswa, dan lebih mentoleransi satu agama dengan agama yang lain. f. Manfaat kekeluargaan

Menumbuhkan kekompakan anak kepada temannya dan mengakrabkan satu anak ke anak yang lain sehingga menjalin kerja sama yang solit. Dan guru juga harus turun langsung bagaimana kerja sama anak dengan yang lain dan di sini menumbuhkan kepercayaan anak dengan orang lain.

g. Manfaat Kebersihan

Menunjukan kepribadian dan karakter masing-masing siswa bisa dilihat dari kebersihan dan kerapian.

3. Tujuan 7K (Keamanaan, Keindahan, Kerindangan, Keimanan, Kebersihan, Kerapian dan Kekeluargaan)

Agar siswa bisa lebih paham tentang lingkungan sekitar bisa lebih menjaga lingkungan sekolah dari kelas, perpustakaan, uks, kamar mandi, lab komputer, kantin, dan halaman sekolah. Dan juga membekali siswa agar lebih mendekatkan diri kepada Tuhan untuk rajin beribadah dan bertoleransi dengan satu agama dengan yang lain dan membekali anak agar percaya kepada temannya sendiri dan bisa lebih patuh


(30)

kepada ibu dan bapak guru sehingga membentuk siswa-siswi yang selalu menjaga dirinya sendiri dari segi kerapian, keimanan, kekeluargaan, kebersihan, keindahan, kerindangan dan keamanan.

4. Karakteristik siswa sekolah dasar

Menurut Bassett, Jacka, dan Logan (2001: 11) secara umum karakteristik anak usia sekolah dasar adalah sebagai berikut:

a. Mereka secara alamiah memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan ketertarikan dunia sekitar yang mengelilingi diri mereka.

b. Mereka senang bermain dan lebih suka bergembira riang.

c. Mereka suka mengatur dirinya untuk menghibur berbagai hal, mengeksplorasi suatu situasi dan mencoba membuat usaha-usaha baru untuk lebih tahu banyak hal.

d. Mereka biasanya tergetar dalam perasaannya dan terdorong untuk berprestasi sebagaimana mereka tidak suka mengalami ketidakpuasan dan menolak kegagalan-kegagalan.

e. Mereka belajar secara efektif ketika merekam situasi atau kejadian yang mereka rasakan dan mereka lakukan.

f. Mereka belajar dengan cara bekerja, mengobservasi, berinisiatif pada lingkungan yang mereka lakukan, dan si anak memberikan informasi tersebut ke anak-anak lainnya.

Dari Undang-undang no 23 tahun 2002 pasal 56 no 2 tertulis : Upaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikembangkan dan disesuaikan dengan usia Anak, tingkat kemampuan Anak, dan lingkungannya agar tidak menghambat dan mengganggu perkembangan Anak Perkembangan setiap indivu tidak hanya dalam situasi tertentu, tetapi dalam beberapa aspek. Maka menurut, Havighurst( 2009: 1.21)


(31)

mengemukakan bahwa “setiap tahap perkembangan individu harus sejalan dengan perkembangan aspek-aspek, yaitu fisik, psikis, emosional, moral dan sosial”.

( Elizabeth B. Hurlock,1980 : 108) mengemukakan:

“Bahwa masa kanak-kanak merupakan masa yang terpanjang dalam rentang kehidupan saat dimana individu relatif tidak berdaya dan tergantung pada orang lain. Bagi kebanyakan anak (young children) dalam uraian selanjutnya digunakan kata “anak-anak” yang menunjuk pada pengertian anak sering kali masa anak-anak dianggap tidak ada, ahkirnya sewaktu mereka merasa tidak sabar menunggu saat yang di dambakan yakni pengakuan dari masarakat bahwa mereka sudah merasa dewasa. Di sebutkan pula ciri- ciri awal masa kanak-kanak yaitu:

Salah satu ciri tertentu masa bayi merupakan ciri khas yang mebedakannya dengan periode-periode yang lain dengan rentang kehidupan, demikian pula dengan ciri tertentu dari periode awal masa kanak-kanak. Ciri ini tercermin dalam sebutan yang biasanya diberikan oleh para orang tua, pendidik, dan ahli psikologi”.

Kartono, (2009: 128) mengemukakan bahwa pertumbuhan sebagai “Perubahan secara fisiologi sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik, yang berlangsung secara normal pada diri anak yang sehat, dalam passage dan peredaran waktu tertentu”. Kartono juga mendefinisikan tentang perkembangan sebagai perubahan psikofisis sebagai hasil proses pematangan fungsi pikis dan fisik si anak dengan ditunjangkan oleh faktor lingkungan dan proses belajar menuju


(32)

kedewasaan. Selanjutnya adalah karakteristik siswa kelas V menurut Sukintaka (1991: 62-64) yaitu:

a. Aspek Jasmani

Karakteristik siswa kelas V dari aspek jasmani antara lain: 1) pertumbuhan otot lengan dan otot tungkai makin bertambah, , 2) anak laki-laki lebih menguasai permainan kasar, 3) pertumbuhan tinggi dan berat tidak baik, 4) kekuatan otot tidak menunjang pertumbuhan, 5) waktu reaksi makin baik, 6) perbedaan akibat jenis kelamin makin nyata, 7) koordinasi makin baik, 8) badan lebih sehat dan kuat, 9) tungkai mengalami masa pertumbuhan yang lebih kuat bila dibandingkan dengan bagian anggota atas, perlu diketahui bahwa ada perbedaan kekuatan otot dan keterampilan antara anak laki-laki dan putri.

b. Aspek Psikologi atau Mental

Karakteristik siswa kelas V dari aspek psikologi atau mental antara lain: 1) kesenangan pada permainan dengan bola makin bertambah, 2) menaruh perhatian kepada permainan yang terorganisasi, 3) sifat kepahlawanan kuat, 4) belum mengetahui problem kesehatan masyarakat, 5) perhatian kepada teman sekelompok makin kuat, 6) perhatian kepada teman sebaya makin bertambah, 7) beberapa anak mudah putus asa dan akan berusaha bangkit kembali bila mengalami kegagalan, 8) mempunyai rasa tanggung jawab untuk menjadi dewasa, 9) berusaha untuk mendapatkan perhatian guru agar anak seusia ini dapatkan jawaban yang membuat mereka penasaran. 10) mulai mengerti tentang waktu, dan menghendaki segala sesuatunya selesai pada waktunya, 11) kemampuan membaca mulai berbeda, tetapi anak mulai tertarik pada kenyataan yang diperoleh lewat bacaan.

c. Aspek Sosial dan Emosional

Karakteristik siswa kelas V dari aspek sosial dan emosional

antara lain: 1) emosinya tidak tetap, karena masih dalam proses kematangan jasmani, 2) menginginkan masuk ke dalam kelompok sebaya, dan biasanya perbedaan antara kelompok sebaya ini akan menyebabkan kebingungan, 3) mudah dibangkitkan semangatnya, 4) anak perempuan mulai menaruh perhatian terhadap anak laki-laki, 5)


(33)

ledakan emosi biasa saja, 6) rasa kasih sayang seperti orang dewasa, 7) senang sekali memuji dan mengagungkan, 8) suka mengkritik tindakan orang lain, 9) laki-laki membenci putri, sedangkan putri membenci laki-laki yang lebih tua, 10) rasa bangga berkembang, 11) ingin mengetahui segalanya, 12) mau mengerjakan pekerjaan bila didorong oleh orang dewasa, 13) merasa sangat puas bila dapat menyelesaikan, mengatasi, dan mempertahankan sesuatu, atau tidak berbuat salah, karena mereka akan merasa tidak senang kalau kehilangan atau berbuat kesalahan, 14) menginginkan pengakuan dari kelompoknya, 15) kerjasama meningkat, terutama sesama anak laki-laki dan kualitas kepemimpinannya mulai nampak, 16) senang pada kelompok, dan ambil bagian dalam membuat rencana serta mampu memimpin, 17) menyukai pada kegiatan kelompok melebihi kegiatan individu serta mudah untuk bertemu teman sekelompoknya, 18) senang merasakan apa yang mereka kehendaki, 19) loyal terhadap kelompok atau “gang”-nya, 20) perhatian terhadap kelompok yang sejenis sangat kuat.

Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2012:48-49) pada kelas-kelas tinggi usia 10-12 tahun, seorang anak memiliki ciri sebagai berikut: 1) punya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang kongkrit, 2) realistik, ingin tahu dan ingin belajar, 3) menjelang akhir periode (lulus SD) mulai terlihat minat kepada hal-hal atau mata pelajaran khusus

sebagai tanda mulai menonjolnya bakat-bakat khusus pada diri seorang anak, 4) sampai usia 11 tahun, seorang anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas usia ini pada umumnya anak mulai mempunyai keterampilan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya tanpa tergantung pada bantuan orang lain, 5) anak memandang angka rapor sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolahnya, 6) mulai senang membentuk


(34)

kelompok sebaya untuk bermain bersama, sekaligus membuat peraturan sendiri yang berbeda dari aturan yang sebelumnya.

Berdasarkan pendapat ahli yang telah disebutkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik siswa sekolah dasar adalah berada pada masa perkembangan dan pertumbuhan. Banyak aspek yang berkembang pada diri anak seperti aspek fisik, sosial, emosional, dan moral, sehingga anak akan menemukan jati diri mereka dan juga harus ditunjang oleh lingkungan dan orang tua proses pembelajaran menuju kedewasaan. Siswa kelas V dan VI sekolah dasar digolongkan kedalam stadium operasional kongkrit, anak mampu melakukan aktivitas logis, mampu menyelesaikan masalah dengan baik tetapi masih sulit mengungkapkan sesuatu yang masih tersembunyi.

Pada masa usia ini, anak suka menyelidiki berbagai hal serta anak juga memiliki rasa ingin selalu mencoba dan bereksperimen. Anak memiliki rasa ingin tahu yang besar serta mulai menjelajah dan mengeksplorasi berbagai hal. Anak sudah mulai terdorong untuk berprestasi di sekolahnya, tetapi anak juga masih senang untuk bermain dan bergembira. Berdasarkan hal ini, guru sepatutnya lebih memahami dunia anak.

5. Profil SD Negri Krapyak a. Visi

Terwujudnya manusia cerdas, unggul dalam prestasi, berwawasan IPTEK dan intaq, berbudaya, mandiri, dan berakhlak mulia.

b. Misi

1) Misi sekolah

a) Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia pendidik yang handal profesional dan berahlak mulia.


(35)

b) Memberdayakan warga sekolah, dan seluruh potensi orang tua atau wali siswa serta warga masyarakat sekolah dalam progam peningkatan mutu. c) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan kepada siswa secara optimal

agar siswa berwawasan IPTEK dan intaq, berbudaya, mandiri, dan berakal mulia serta sehat jasmani dan rohani.

d) Menumbuhkan semangat keunggulan kepada siswa dan memberi motivasi untuk melanjutkan sekolah kejenjang yang lebih tinggi.

e) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan berbudaya kebangsaan sehingga memiliki kearifan dalam bertindak, memliki budi pekerti yang luhur serta mengarah kepada insan yang taqwa. 2) Basis pembelajaran di SD Krapyak

a) Setiap individu adalah unik.

b) Penghargaan pada perbedaan dan berprestasi. c) Pendidikan berbasis living value.

d) Orentasi pada kelugasan dalam berfikir dan bertindak. e) Pembelajaran adalah proses yang terbuka dan partisipatroris. f) Penghargaan dan toleransi pada perbedaan

g) Agama, seni, dan olahraga adalah praktek h) Disiplin positif

c. Tujuan sekolah

1) Penanaman nilai karakter bangsa di setiap mata pembelajaran dalam rangka cinta tanah air, berbangsa dan bernegara dalam NKRI dibawah Pancasila sebagai dasar negara.

2) Peningkatan mutu pendidikan dan kualitas kelulusan.


(36)

4) Peningkatan angka kenaikan kelas yang lebih tinggi dan angka penurunan tinggal kelas.

5) Penerimaan siswa baru prioritas usia 6 tahun dan tidak menolak anak berkebutuhan khusus.

6) Menuju sekolah yang ramah lingkungan.

7) Berbasis budaya setempat dan mengangkat kearifan lokal. 8) Membudayakan kegiatan jumat sehat dan sabtu bersih. 9) Kegiatan ekstrakulikuler sesuai kebutuhan siswa. 10) Pengadaan sarana dan prasarana olahraga.

11) Mengkuti berbagai kegiatan positif demi peningkatan prestasi peserta didik.

12) Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak demi kesuksesan berjalannya pendidkan.

6. Kerjasama Puskesmas Dengan SD Negeri Krapyak

Tim Penyusun RKJM SDN Kryapak. (2013). Ada beberapa tujuan pendukung puskesmes berkerjasama dengan SD Negeri Krapyak untuk pelaksanaan 7K adalah sebagai berikut:

a. Tujuan puskesmas bekerjasama dengan SD Negeri Krapyak untuk membuat sekolah tersebut sebagai panutan bagi sekolah yang lain di daerah sedayu untuk mengutamakan kebersihan dan kesehatan diri sendiri maupun lingkungan, ada beberapa sekolah-sekolah yang lain yang berkerjasama dengan puskesmas dari SD sampai SLTA puskesmas selalu mensosialisasikan tentang kesadaran akan pola hidup sehat. Beberapa progam puskesmas untuk sekolah dasar seperti:


(37)

b) Sosialisasi tentang kebersihan diri sendiri dan lingkungan. c) Sosialisasi kesahatan alat reporduksi.

d) Menganjurkan untuk melaksanakan kebersihan lingkungan sekolah. b. Manfaat bagi sekolah

Sekolah jadi mempunyai manfaat yang sangat positif karena membantu guru mengenalkan dan melaksanakan progam kebersihan dan kesehatan atau pun progam-progam yang lain yang di lakukan puskesmas untuk sekolah. Progam puskesmas tersebut dilakukan selama sekolah masih memerlukan pendampingan untuk masalah kesehatan. Tim Penyusun RKJM SDN Kryapak. (2013-2014).

h. Kerangka Berfikir

Di dalam sekolah masih ada siswa yang kurang mengerti tentang 7K dan belum melaksanakan progam tersebut secara maksimal karena itu para siswa harus lebih diberikan sosialisasi, pengenalan, dan penerapan didalam lingkungan sekolah. Maka dari itu guru lebih memberikan sebuah solusi agar para siswa mengerti dan melakukan 7K tersebut di lingkungan sekolah, dilingkungan keluarga dan masyarakat. Anak sekolah dasar merupakan kelompok usia dalam masa yang rentan terhadap perkembangan dan pertumbuhan, di masa ini anak masih ingin bermain-main maka dari itu guru harus pandai dalam melakukan pendekatan untuk memberikan pengarahan dan pemahaman guna mempelajari 7K mungkin untuk anak kelas 1-3 belum bisa menerapkan 7K secara keseluruhan karena anak masih ingin bersenang-senang jadi guru harus memberikan stimulus-stimulus eksternal yang bisa menggunakan sebuah permainan yang menarik. Selain itu anak untuk kelas 4-6 mungkin pendekatannya dengan cara lain karena mereka sudah mulai paham sedikit demi sedikit menerapkan 7K di lingkungan sekolah maka pekerjaan guru agak lebih ringan tetapi guru harus selalu memantau siswanya.


(38)

Perturan Perintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005

Tentang Standar Pendidikan Nasional pasal 42 dan 43 no 2 menatakan: 2) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yangmeliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses

pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Pasal 43 (1) Standar keragaman jenis peralatan laboratorium ilmu pengetahuan alam (IPA), laboratorium bahasa,

laboratorium komputer, dan peralatan pembelajaran lain pada satuan

pendidikan dinyatakan dalam daftar yang berisi jenis minimal peralatan yang harus tersedia. Maka dari itu sekolah harus meningkatkan sekolah dan siswa lebih memaksimalkan kinerja siswa dan sekolah dalam progam 7K maka sekolah mengadakan suatu kegiatan yang sifatnya berkelanjutan contohnya: kerja bakti membersihkan halaman sekolah, kerja bakti, belajar kelompk, membersihkan kelas dan fasilitas yang ada di sekolahan, mengadakan sholat berjamaah pada saat dzuhur bagi yang beragama islam yang non islam mengadakan doa bersama, itu beberapa contoh kegiatan untuk beberapa kegiatan 7K.

Salah satu upaya untuk mengetahui pelaksanaa 7K (keamanan, kerapian, kebersihan, keimanan, kekeluargaan dan kerindangan) adalah dengan mengonservasi SD Negeri Krapyak, Argorejo, Sedayu, Bantul seperti apa pelaksanaan 7K apakah berjalan dengan baik atau kurang baik, yang harus dionservasi seperti:

1. Apakah siswa menjaga kebersihan halaman sekolah dan didalam kelas?

2. Apakah siswa menjaga kerapian diri sendiri dan kerapian kelasnya?

3. Apakah siswa selalu menjaga keindahan kelas, kamar kecil, perpustakaan,dan


(39)

4. Apakah siswa bisa menjaga keamanan barang-barang pribadinya dengan baik atau tidak?

5. Apakah sekolah memiliki kerindangan yang cukup?

6. Apakah kekeluargaan antar siswa dengan guru terjalin baik?

7. Apakah para siswa antusias pada mata pelajaran pendidikan agama islam atau

pun non islam?

Guru juga mempunyai peran untuk kelangsungan 7K dengan baik karena untuk memotivasi dan memberikan pengarahaan kepada siswa untuk patuh pada peraturan 7K tersebut.

i. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Danang Hanggara. (2014) dengan judul kesadaran kesehatan pribadi kelas IV, V, dan VI di SD Bangunjiwo, Kasihan, Bantul .”Kesehatan pribadi merupakan hal yang sangat penting bagi anak khususnya anak usia Sekolah Dasar, dengan menjaga kesehatan pribadi anak dapat terhindar dari berbagai macam penyakit yang menyerang tubuh. Pada kenyataannya di SD Bangunjiwo masih ada beberapa anak yang kurang memperhatikan kebersihan pribadinya. Hal itu didukung dengan fasilitas kebersihan yang masih kurang memadahi sehingga siswa belum menyadari pentingnya kesehatan pribadi.

Penelitian ini bertuuan untuk mengetahui gambaran prilaku siswa kelas atas SD Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul terhadap kesehatan pribadi yang mencakup perilaku terhadap kesehatan kulit, perilaku terhadap kesehatan mata, perilaku terhadap kesehatan hidung, perilaku terhadap kesehatan rambut, perilaku terhadap kesehatan kuku, perilaku kesehatan terhadap gigi dan mulut, perilaku terhadap kesehatan kaki dan tangan, kebersihan pakaian.Penelitian ini merupakan penelitian kantitatif jenis penelitian deskriptif, menggunakan metode survei dan teknik pengumpulan data (instrumen) menggnakan angket, subyek


(40)

penelitian yang digunakan adalah seluruh siswa kelas IV, V, VI SD Bangunjiwo yang berjumlah 87 siswa. Uji validitas menggunakan rumus proudct momen dari karl person dan uji Reliabilitas menggunakan progam komputer SPPSS 17 Windows dengan rumus Alpha Cronchach diperoleh koofisensi realibilitas sebesar 0,961 %.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perilaku kelas atas SD Bangunjiwo terdapat kesehatan pribadi ditunjukan sebesar 8% (75 siswa), berbeda pada kategori “sangat tinggi” 23% (20 siswa), kategori “tinggi” 34% (30 siswa), kategori “cukup”29,99% (20 Siswa),sedagkan pada kategori kurang dan sangat kurang sebesar 4,60% (4 siswa)”.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Yoga Mahendra. (2015). Dengan judul Peran siswa kelas IV dan V SD Negeri Jlaban Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulonprogo

Dalam Kegiatan Lingkungan Sehat.” Lingkungan sekolah sehat sangat penting

untuk diwujudkan, tetapi di SDN Jlaban, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo masih ditemukan sampah yang dibuang disembarang tempat, masih ada coretan-coretan di meja, kursi,dan dinding ruang kelas, keadaan kamar mandi/WC yang belum dijaga kebersihannya, serta masih ada beberapa siswa yang belum menjagga perilakunya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya peran siswa kelas IV dan V SDN Jlaban, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo dalam kegiatan lingkungan sekolah dan peranan dalam lingkungan fisik sekolah sehat yang mencakup peran dalam lingkungan fisik sekolah dan peran dalam lingkungan mental dan sosial.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.Metode yang digunakan adalah metode survei.Instrument penelitian menggunakan angket.Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV dan V SDN Jlaban. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Subyek penelitian yang digunakan adalah siswa kelas IV


(41)

dan V SDN Jlaban yang berjumlah 47 siswa.Teknik anilisis data menggunakan teknik deskriptif dengan presentase. Uji validitas menggunakan rumus product moment dari Karl Person dan uji reliabilitas menggunakan bantuan komputer progam SPSS 16.0 for windows dengan rumus Alpha Croncbach, diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,954.Hasil penelitian peran siswa kelas IV dan V SDN Jlaban dalam kegiatan lingkungan sekolah sehat menunjukan bahwa 6,5% (3 siswa) berada pada kategori “ berperan sangat baik”, 21,3% (10 siswa) pada kategori “berperan baik”, 38,3% (18 siswa) pada kategori “ cukup berperan”, 29,8% (14 siswa) pada kategori “kurag berperan”, dan 4,2% (2 siswa) pada kategori “sangat kurang berperan” , peran siswa di dalam lingkungan fisik sekolah lebih besar dibandingkan peran siswa di dalam lingkungan mental dan sosial, dengan perbandingan presentase 60% : 40%.

BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang digunakan dalam proses untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dengan metode ilmiah untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Untuk mengetahui pelaksanaan 7K (kebersihan, keindahan, kerapian, keamanan,


(42)

kerindangan, keimanan kekeluargaan) di SD Negeri KRAPYAK dengan unsur-unsur pokok yang harus ditemukan sesuai dengan butir-butir rumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian, maka peneliti menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif.

Penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif yaitu suatu penelitian yang jawabannya masih sukar ditebak dan bertujuan menggambarkan keadaan suatu status atau fenomena yang diteliti sehingga penelitian tidak merumuskan hipotesis (Suharsimi Arikunto, 2002: 71). Pengertian penelitian deskriptif adalah mengambarkan sesuatu hal, misalnya: keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan dan lain-lain yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Dalam penelitian menggunakan pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang digambarkan kalimat kategori dan pertahapan, pada hakikatnya adalah mengamati secara langsung objek penelitian.

Penelitian kuantitatif adalah pengumpulan data yang datanya bersifat angka-angka stastik yang dapat di kuantifikasi. Data tersebut berbentuk variabel-variabel dan operasi Dengan normalisasinya dengan skala ukuran tertentu, misalnya skala nominal, ordinal, internal, dan rasio. Jonathan sarwono (2006: 259). Demikian akan diperoleh gambaran tentang pelaksanaan progam 7K di SD Negeri Krapyak, Argorejo, kecamatan Sedayu, kabupaten Bantul. Untuk menerangkan fenomena atau peristiwa tersebut, peneliti memerlukan dua instrumen ilmu pengetahuan, yaitu: 1. Logika atau rasionalitas; 2. Observasi atas fakta-fakta empiris (Singarimbun, M dan Effendi, S, 2008: 16).


(43)

Untuk mencapai tujuan penelitian, perlu diketahui terlebih dahulu variabel penelitian. Menurut Sugiyono (2006 : 60), variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan progam 7K di SDN Krapyak, Argorejo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul. Keterampilan dalam penelitian ini diartikan sebagai progam yang membuat pihak sekolah terbantu dalam memantau kondisi sekolah, siswa dan lingkungan sekitar sekolah dan lebih bisa memperhatikan sekolah tersebut. C. Subyek Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subyek yang mepunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, sedangkan sampel. Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik. Menurut Suharsimi Arikunto (2013: 173) yang dimaksud populasi penelitian adalah keseluruhan subjek penelitian. Subjek penelitian adalah pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel dalam sebuah penelitian ini adalah untuk kelas V dan VI SD Negeri Krapyak, Kelurahan Argorejo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul.

Populasi yang dipilih sebagai objek penelitian.Menurut Suharsimi Arikunto (2013: 174) sampel penelitian adalah sebagian atau wakil dari populasi yang di teliti. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling,sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling, sehingga sampel di dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V dan VI SDN Kraypak yang


(44)

berjumlah 59 siswa. Adapun rincian subjek penelitian disajikan pada tabel 1 (satu) sebagai berikut:

Table 1. Subyek penelitian

N o

Kelas Putra Putri Jumlah

Siswa

1. V 15 13 28

2. VI 14 17 31

Jumlah Total 59

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (2013: 203), instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Dalam penelitian peran siswa kelas V dan VI SD Negeri Krayapak, Pedukuhan Argorejo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul dalam pelaksanaan 7K menggunakan instrumen berupa angket dengan sejumlah pernyataan dan beberapa pilihan jawaban. Dalam hal ini yang digunakan adalah angket tertutup sehingga responden tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan. Menurut Suharsimi Arikunto (2013: 209) prosedur yang ditempuh dalam pengadaan instrumen penelitian yang baik adalah:


(45)

Perencanaan dalam penyusunan sebuah instrumen penelitian meliputi perumusan tujuan, menentukan variabel, dan kategorisasi variabel atau disebut juga indikator. Selanjutnya untuk tes, langkah ini meliputi perumusan tujuan dan pembuatan tabel spesifikasi. Variabel dalam penelitian ini adalah kelas V dan VI Pelaksanaan progam 7K di SD Negeri Kryapak pedukuhan Argorejo kecamatan Sedayu kabupaten Bantul

b. Penulisan butir soal

Penulisan butir soal atau item kuisioner termasuk juga penyusunan skala, dan penyusunan pedoman wawancara. Menyusun butir-butir soal berdasarkan indikator yang menyusun variabel. Butir-butir soal harus merupakan penjabaran dari indikator, tiap butir soal harus spesifik untuk indikatornya. Variabel yang telah diuraikan di atas kemudian disusunlah butir-butir soal yang dapat memberikan gambaran tentang keadaan variabel. c. Penyuntingan

Penyuntingan di dalam penyusunan sebuah instrumen penelitian bermaksud untuk melengkapi instrumen dengan pedoman mengerjakan surat pengantar, kunci jawaban, dan lain-lain yang diperlukan.

d. Uji coba

Uji coba dilakukan baik dalam skala kecil maupun besar, bertujuan agar peneliti mengetahui tingkat pemahaman responden terhadap instrumen dan struktur instrumen yang disusunnya.

e. Penganalisaan hasil

Penganalisaan hasil bertujuan untuk menganalisis item instrumen, melihat pola jawaban peninjauan saran-saran, dan sebagainya.

f. Revisi

Revisi dilakukan terhadap item-item yang dirasa kurang baik dan mendasarkan diri pada data yang diperoleh sewaktu uji coba, sehingga instrumen benar-benar menjadi instrumen yang baik


(46)

Variabel Faktor Indikator Butiran soal Jumlah ( + ) ( - )

1.Keamanan 1. pemeliharaan

keamanan lingkungan sekolah.

2. Peran siswa untuk mewujudkan keamanan. 1, 2 4, 5 3 5

2. Kebersihan 1. memeliharaan

kebersihan lingkungan sekolah.

2. Peran siswa menjaga

kebersihan lingkungan sekolah.

6, 7, 8

9, 10

5

3.Kekeluargaan 1. Pemeliharaan

kekeluargaan antar

masyarakat sekolah. 2. Peran siswa

menjaga kekeluargaan

11, 12

13,14


(47)

Pelaksan aan progam 7K di SD Negeri Krapyak

dengan siswa yang lain dan guru.

4. Keimanan 1. Pemeliharaan

dan

kelangsungan pendidikan agama bagi siswa dan masyarakat sekolah. 2. Peran siswa

selalu mengikuti dan mengamalkan ajaran agama 16,17,18 19, 20 5

5. Kerindangan 1. Pemeliharaan

kerindangan di halaman sekolah. 2. Peran siswa

untuk ikut memelihara tanaman hias. 21, 22,23 3 24 25 5

6. Kerapian 1. pemeliharaan

ruangan dan lingkungan

26,27, 28


(48)

sekolah.

2. Peran siswa untuk

mewujudkan kerapian untuk diri sediri dan lingkungan.

29, 30

7. Keindahan 1. Pemeliharaan

ruangan dan lingkungan sekolah.

2. Peran siswa

dalam mewujudkan keindahan

untuk diri

sendiri dan lingkungan

31,32

34,35

4 5

Total Jumlah 29 6 35

g. Kalibrasi Ahli (Expert Judgment)

Setelah butiran pernyataan tersusun, langkah selanjutnya adalah mengkonsultasikan pada ahli. Ahli tersebut jumlahnya ada 2 orang yaitu: 1) Ibu Indah Prasetyawati Tri Purnama Sari, M.Or 2) Sujarwo, M.Or. Dalam proses tersebut beberapa perubahan dan memasukkan dalam penyusunan instrument. Sesudah disetujui di uji cobakan terlebih dahulu


(49)

di SD Negeri 1 Pedes dengan jumlah siswa 35 dan hasil validitas 0,7 dan reliabilitas 856.

h. Tehnik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data tentang tanggapan dan keterkaitan siswa kelas V dan VI dalam pelaksanaan

progam 7K di SD N Krapyak Argorejo Sedayu Bantul Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah angket, dan responden hanya mengisi angket yang tersedia dengan beberapa pilihan jawaban. Dalam penelitian ini angket menggunakan 2 alternatif pilihan untuk setiap pertanyaan, yaitu: YA dan TIDAK. Proses pengumpulan data dilakukan setelah peneliti melakukan kesepakatan dengan pihak sekolah terkait waktu yang dipilih untuk melaksanakan pengumpulan data dengan angket

E. Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dilakukan dengan tujuan agar peneliti mengetahui tingkat keterpahaman responden terhadap instrumen dan struktur instrumen yang disusunnya. Instrumen diuji cobakan kepada siswa kelas IV SD Negeri Pedes 1 Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul. Data yang telah terkumpul kemudian ditentukan tingkat validitas dan reliabilitasnya, agar diperoleh data yang akurat untuk proses pengambilan data. Hal ini dikarenakan baik buruknya instrumen ditentukan oleh tingkat validitas dan reliabilitasnya.

1. Uji Validitas

Tingkat ketepatan di dalam suatu pengukuran atau sering disebut dengan istilah validitas (kesahihan). Menurut Suharsimi Arikunto (2013: 211) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan


(50)

suatu instrument. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid memiliki validitas rendah.

Uji validitas butir soal dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS 16 dengan rumus korelasi product moment dari Pearson yaitu:

X Y

¿ ¿ ¿ ¿

X2

Y¿2}

¿ Y2−¿ X2−(¿¿) }{N

¿

N

¿ {¿

¿ ¿ XY−¿ N

¿ rXY¿ Keterangan:

rXY = Korelasi momen tukar

N = Cacah subyek uji coba

X = Skor butir

Y = Skor faktor

X2 = Jumlah X kuadrat

Y2 = Jumlah Y kuadrat

XY = Jumlah tangkar (perkalian) X dengan (Suharsimi Arikunto, 2013: 213)

Butir pernyataan yang sahih atau valid apabila mempunyai r hitung ≥ r tabel (0,6) dengan taraf signifikan 5% atau 0,329. Dari hasil uji validitas terhadap 35 butir pernyataan, dinyatakan gugur atau tidak valid sebanyak 5 butir pernyataan yaitu nomor 1, 5, 23, 30,dan 33. Butir pernyataan yang gugur dikarenakan


(51)

mempunyai r hitung kurang dari r tabel (0,329). Sehingga dari 35 butir pernyataan, terdapat 30 butir pernyataan yang dinyatakan valid.

Tabel 3. Rincian Butir Pernyataan yang Tidak Valid atau Gugur

No Butiran

pernyataaan

R hitung R table keterangan

1. Item_ 1 40 15 Gugur

2. Item_5 50 83 Gugur

3. Item_22 26 82 Gugur

4. Item_30 81 38 Gugur

5. Item_33 2,18 2,02 Gugur

F. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas instrumen menggunakan komputer program SPSS 16 for windows dengan rumus Alpha Croncbach, adapun rumusnya sebagai berikut:

rrt= M M−1⌊

VtVx Vt ⌋=

M M−1

(

1

Vx Vt

)

Keterangan :

rrt = Reliabilitas

Vt = Varias total (factor)

Vx = Varias butir

M = Jumlah butir pertanyaan

(Suhrsimi Arikhunto, 2013 :239)

Instrumen yang reliabel atau andal apabila mempunyai harga r11 lebih besar dari harga rt dengan taraf signifikan 5% atau 0,05 dan 1% atau 0,01. Dari hasil pengujian reliabilitas instrumen menggunakan rumus Alpha Croncbach, diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 846 sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel atau andal, karena harga r11 (0,9878) lebih besar dari harga


(52)

G. Tehnik Analisis Data

Data pada penelitian tersebut dianalisis menggunakan tehnik Deskriptif kualitatif dengan persentase, yaitu data dari angket yang berhasil dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan persentase. Analisis data dilakukan berdasarkan data yang dikumpulkan dari angket yang telah diajukan dan diisi oleh siswa kelas V dan VI SD Negeri Krapyak Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul. Hasil dari analisis selanjutnya dimaknai dengan standar pengkategorian tingkat peran. Pengkategorian tersebut untuk mengetahui seberapa besar peran siswakelas V dan VI SD Negeri Krapyak Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul dalam kegiatan

pelaksanaan progam 7K.

P=F N X100 Keterangan: P = Presentase

F = Frekuensi Pengamatan N= Jumlah Responden


(53)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi, Subjek, Waktu dan Data Penelitian

Pelaksanaan penelitian berlokasi di SDN Krapyak Argorjo Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul, dengan Subyek penelitian adalah siswa kelas V dan VI jumlah keseluruhan 59 siswa dan pelaksanaan waktu penelitian dilaksanakan pada tannggal 11 Januari sampai 16 Januari 2016.

B. Proses Penelitian

Sebelum pelaksanaan penelitian saya mengadakan observasi, di SD N Krapyak Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul, kemudian pada tanggal 12 Januari 2016 saya melaksanakaan penelitian dengan menyebar angket penelitian ke para siswa kelas V. Siswa sangat antusias dan bersemangat saat mengerjakan angket,.

Pada tanggal 13 sampai dengan tanggal 15 januari 2016 saya mengadakan observasi tentang keadaan sekolah secara keseluruhan, yaitu: ruang kelas, ruang guru, perpustakaan, UKS, koperasi siswa, gudang dan toilet serta halaman sekolah. Setelah itu pada tanggal 16 januari 2016 saya melaksanakan penelitian dengan menyebar angket pada siswa kelas VI, siswa pun dengan semangat mengerjakan angket.


(54)

C. Hasil Penelitian

Berikut adalah hasil penelitian yang dilakukan di SD N Krapyak ditinjau dari angket yang diberikan kepada siswa-siswi SD N Krapyak:

a. Keamanan

Dalam soal 1 dari hasil pernyataan terebut dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut: Sekolah mempunyai petugas keamanan/satpam.

Soal 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak 52 88.1 88.1 88.1

Ya 7 11.9 11.9 100.0 Total 59 100.0 100.0

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa anak menyatakan bahwa Sekolah mempunyai petugas keamanan/satpam sebanyak 88,1 % menunjukankan bahwa memang benar ada penjaga sekola/ satpam di SD N Krapyak. Angka 11,9 % menurut penulis menggambarkan, mungkin fungsi petugas keamanan belum maksimal sehingga perannya belum sampai kepada siswa.


(55)

Soal 2

Dalam soal ke 2 hasil pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel ke 6 yaitu sebagai berikut:

Pintu kelas atau gerbang sekolah selalu di tutup sepulang sekolah.

Frequeny Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 18 30.5 30.5 30.5

Ya 41 69.5 69.5 100.0

Total 59 100.0 100.0

Upaya keamanan dari tabel diatas ditinjua dari Pintu kelas atau gerbang sekolah selalu di tutup sepulang sekolah. Hasil 69,5 persen, pintu gerbang sekolah ditutup saat kegiatan belajar mengajar berakhri. Ditutupnya pintu gerbang sebagai upaya keamana, agar tidak ada orang-orang yang kurnag bertanggung jawab masuk area sekolah, dan menggunakan fasilitas secara sembarang bahkan merusak lingkungan sekolah.


(56)

Item 3

Dalam soal ke 3 hasil pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel ke 7 yaitu sebagai berikut:

Orang asing di perbolehkan memasuki ruang kelas tanpa izin.

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 14 23.7 23.7 23.7

Ya 45 76.3 76.3 100.0

Total 59 100.0 100.0

Pertanyaan ketiga tentang keamanan yaitu apakah orang asing di perbolehkan memasuki ruang kelas tanpa izin atau tidak. Kelas merupakan tempat paling penting dalam kegiatan belajar mengajar, karena itu dibutuhkan keamanan bagi seluruh isi kelas. Saat pelajaran berlangsung siswa guru, serta siswa dituntut untuk berkonsentrasi, sehingga mencegah orang asing masuk dalam ruang kelas meminimalisir gangguan yang terjadi dari luar kelas.


(57)

Item 4

Dalam soal ke 4 hasil pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel ke 8 yaitu sebagai berikut:

Para siswa-siswi berpartisipasi dalam keamanan dilingkungan sekolah.

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 47 79.7 79.7 79.7

Ya 12 20.3 20.3 100.0

Total 59 100.0 100.0

Dari tabel diatas dapat diketahui kecilnya partisipasi siswa-siswi dalam menjaga keamanan dilingkungan sekolah dengan melihat presentase jawaban positif yang rendah, yaitu sebesar 20,3 %. Keamanan sekolah akan terbentuk dengan baik jika semua warga sekolah turut serta menjaga dan sadar akan pentingnya keamanan. Jika tingkat kesadaran dari siswa rendah, maka rasa tanggungjawab dan rasa memilikinya juga akan rendah.


(58)

Tabel diatas menjelaskan bahwa adanya teman di kelas yang suka memulai kegaduhan sebanyak 33,9%. Dari besarnya presentasi tersebut, menyatakan bahwa masih ada siswa yang belum menjaga keamanan di kelas. Menurut penulis, memulai kegaduhan adalah upaya siswa mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar yang disebabkan oleh banyak faktor.

Item 5

Dalam soal ke 5 hasil pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel ke 9 yaitu sebagai berikut:

Teman di kelas ada yang suka memulai kegaduhan saat pelajaran berlangsung.

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 39 66.1 66.1 66.1

Ya 20 33.9 33.9 100.0


(59)

b. Kebersihan

Item 6

Dalam soal ke 6 hasil pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel ke 10 yaitu sebagai berikut:

Toilet sekolah harus bersih.

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 3 5.1 5.1 5.1

Ya 56 94.9 94.9 100.0

Total 59 100.0 100.0

Sebanyak 94,9% anak menyatakan toilet sekolah harus bersih. Menggambarkan mayoritas siswa-siswa sudah mengerti bahwa toilet harus bersih. Dengan kesadaran yang baik, siswa-siswi akan menjaga kebersihan toilet saat mereka menggunakannya. Sehingga setiap saat toilet dapat nyaman digunakan

Item 7

Dalam soal ke 7 hasil pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel ke 11 yaitu sebagai berikut:

Buku-buku di perpustakaan bersih dan rapi.

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 3 5.1 5.1 5.1

Ya 56 94.9 94.9 100.0

Total 59 100.0 100.0

Perpustakan merupakan fasilitas siswa-siswi SD N Krapyak. Untuk itu fasilitas ini harus dirawat dengan baik. Menurut tabel diatas, siswa menyatakan buku-buku di perpustakaan bersih dan rapi. Hal ini tentu sangat baik bagi seluruh pihak. Dengan buku-buku


(60)

yang tertata rapi dan baik, siswa akan senang membaca diperpustakaan. Guru dan pengelola perpustakan akan lebih mudah mengatur dan mendata buku-buku yang berada di Perpustakan. Kontrol untuk buku yang perlu perawatan khusus atau penambahan koleksi buku akan lebih mudah dijalankan

Item 8

Dalam soal ke 8 hasil pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel ke 12 yaitu sebagai berikut:

Jadwal piket kelas selalu tertempel di dinding kelas.

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 4 6.8 6.8 6.8

Ya 55 93.2 93.2 100.0

Total 59 100.0 100.0

Kebersihan kelas merupakan hal yang sangat penting. Karena kelas merupakan tenmpat belajar mengajar. Jika kelas bersih dan nyaman, sirkulasi udara baik maka siswa dan guru akan melakukan kegiatan belajar mengajar dengan maksimal dan tidak terganggu. Untuk itu piket kebersihan kelas secara rutin perlu diadakan. Pada soal 8 ini dapat dilihat, 93,2% siswa menyatakan jadwal piket kelas selalu tertempel di dinding kelas. Dengan tertempelnya jadwal piket, secara tidak langsung dapat mengingatkan jadwal piket pada siswa.


(61)

Item 9

Dalam soal ke 9 hasil pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel ke 13 yaitu sebagai berikut:

Siswa membuang sampah pada tempat yang di sediakan.

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 4 6.8 6.8 6.8

Ya 55 93.2 93.2 100.0

Total 59 100.0 100.0

Siswa membuang sampah pada tempat yang disediakan didepan kelas mereka yang masing-masing kelas tersedia tempat sampah. Dan jugs membiasakan siswa untuk menjaga kebersihan dilingkungan seitarnya. Dari hasil tabel diatas, tingakat kesadaran siswa dalam membuang sampah pada tempatnya sudah baik, serta kesadaran siswa cukup baik akan membuang sampah.


(62)

Item 10

Dalam soal ke 14 hasil pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel ke 11 yaitu sebagai berikut:

Siswa mengikuti kerja bakti dan bekerja sama dengan semua warga sekolah

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 4 6.8 6.8 6.8

Ya 55 93.2 93.2 100.0

Total 59 100.0 100.0

Kerja bakti adalah upaya sekolah untuk menjaga kebersihan sekolah. Banyak juga kegiatan lain pada kegiatan kerjabakti, yaitu memberikan rasa tanggung jawab kepada siswa dan melatih kerjasama. Pada tabel diatas siswa yang mengikuti kerja bakti dan bekerja sama dengan semua warga sekolah.sebanyak 93,2%. Jumlah presentase tersebut sangat baik, siswa sudah mengerti pentingnya melakukan kerjabakti.


(63)

Item 11

Dalam soal ke 11 hasil pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel ke 15 yaitu sebagai berikut:

Bapak/ibu guru sering membuat kelompok belajar untuk menyelesaikan tugas.

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 8 13.6 13.6 13.6

Ya 51 86.4 86.4 100.0

Total 59 100.0 100.0

Rasa kekeluargaan dapat dibentuk dengan berbagai cara, salah satunya belajar bersamama atau belajar kelompok. Pada kondisi ini presentase cukup tinggi sebesar 86,4% yaitu guru memberikan tugas secara kelompok. Melakukan tugas secara berkelompok dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam rasa toleransi, kerjasama dan tentunya rasa kekeluargaan.


(64)

Item 12

Dalam soal ke 12 hasil pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel ke 16 yaitu sebagai berikut:

Wali kelas sering memberikan nasihat kepada siswa

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 4 6.8 6.8 6.8

Ya 55 93.2 93.2 100.0

Total 59 100.0 100.0

Wali kelas merupakan wujud pengganti orang tua bagi siswa dan siswi Wali kelas harus memantau bagaimana keadaan siswa-siswinya. Wali kelas bertanggungjawab mengetahui perkembangan anak di sekolah, yang nantinya kan diberitahukan kepada orang tua masing-masing siswa. Karena tanggung jawab tersebut, wali kelas sering memberikan nasihat kepada siswa agar siswa terus berada pada jalurnya. Presentasi yang baik yang diberikan oleh siswa-siswi sebesar 93,2% menggambarkan bahwa walikelas mereka sudah melakukan tanggungjawab tersebut. Sehingga, rasa kekeluargaan antara keduanya sudah dibangun dengan baik.


(65)

Item 13

Dalam soal ke 13 hasil pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel ke 17 yaitu sebagai berikut:

Siswa membuat kelompok belajar di luar jam sekolah untuk mengerjakan PR. Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak 12 20.3 20.3 20.3

Ya 47 79.7 79.7 100.0

Total 59 100.0 100.0

Dalam tabel ini menggambarkan masih ada siswa yang belum mengerjakan PR secara berkemlompok, yaitu sebanyak 20,3%. Siswa yang membuat kelompok belajar di luar jam sekolah untuk mengerjakan PR sebanyak 79,7%. Menurut pendapat penulis, sebenarnya mengerjakan PR tidak diharuskan berkelompok. Namun jika dilihat dari sisi membangun rasa kekeluargaan, mengerjakan tugas secara berkelompok memiliki nilai positif. Selain melatih kemandirian, kerja sama dengan berdiskusi dan rasa kekeluargaan antar teman.

Item 14

Dalam soal ke 14 hasil pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel ke 18 yaitu sebagai berikut:

Siswa menjenguk teman satu kelas apabila ada yang sakit.

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 19 32.2 32.2 32.2

Ya 40 67.8 67.8 100.0


(66)

Musibah yang terjadi pada sesorang dapat datang kapan saja. Musibah dapat menimpa seluruh warga sekolah, guru, petugas sekolah, bahkan siswa dan siswi. Sakit merupakan slah satu musibah yang bisa terjadi pada siswa-siswi. Untuk itu sebagai teman satu kelas, sebaiknya memang dibiasakan untuk menjenguk jika ada yang sedang sakit. Presentase bapa tabel diatas sebanyak 67,8% tentu sudah cukup baik. Faktor yang mempengaruhi adanya 32,2% yang lain, menurut penulis mungkin disebabkan siswa belum teribiasa menjenguk saat teman sakit karena berbagai alasan seperti, kendala tempat tinggal yang jauh atau guru belum mendampingi siswa untuk menjenguk teman yang sakit.

Item 15

Dalam soal ke 15 hasil pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel ke 19 yaitu sebagai berikut:

Siswa tidak saling tolong-menolong antar sesame teman.

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 17 28.8 28.8 28.8

Ya 42 71.2 71.2 100.0

Total 59 100.0 100.0

Pada tabel diatas terdapat hasil yang kurang, karna pada pernyataan ini sebanyak 71,2% mengatakan bahwa para siswa tidak saling tolong-menolong antar sesama teman. Hasil ini dpat terjadi karena beberapa faktor, antara lain siswa tidak berkonsetrasi saat membaca pernyataan yang diberikan oleh penulis, kedua siswa memang tidak saling membantu sesame teman karena alasan—alasan tertentu, dan ketiga siswa banyak siswa yang masih belum terbiasa untuk membantu sesame teman.


(67)

d. Keimanan

Item 16

Dalam soal ke 16 hasil pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel ke 20 yaitu sebagai berikut:

Sekolah sering mengadakan acara keagamaan.

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Tidak 15 25.4 25.4 25.4

Ya 44 74.6 74.6 100.0

Total 59 100.0 100.0

Dalam sila pertama Pancasila yang berbunyi Ketuhanan yang Maha Esa, menggambarkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragama. Agama adalah pondasi moral bagi anak-anak penerus bangsa. Pelajaran keagamaan harus ditanamkan sedari dini, dimulai dari keluarga maupun sekolah. Sekolah sering mengadakan acara keagamaan dengan presentas 74,6%. Kegiatan keagamanan, sangat baik untut siswa dan warga sekolah, untuk mengaplikasikan ilmu keagamnaan dalam kehidupan


(68)

Item 17

Dalam soal ke 17 hasil pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel ke 21 yaitu sebagai berikut:

Saat pembelajaran pendidikan agama siswa di pisah sesuai dengan agama yang dianutnya.

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 4 6.8 6.8 6.8

Ya 55 93.2 93.2 100.0

Total 59 100.0 100.0

Di Indonesia agama yang diakui sebanyak 6 agama, yaitu islam, kristen, katholik, hindu, budha dan konghucu. Untuk itu siswa juga mempunyai hak untuk mendapatkan pelajaran agama sesuai dengan agama yang dianut. SD N Krapyak memilikin guru Agama Isklam yang tetap, dan tentu memberikan pelajaran agama sesuain jadwalnya. Untuk itu, saat pelajaran agama siswa dioersilhakan untuk menuju keruangan yang telah disediakana.


(69)

Item 18

Dalam soal ke 18 hasil pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel ke 22 yaitu sebagai berikut:

Bapak/Ibu guru mengajarkan saling menghargai dan menghormati antar umat beragama.

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 9 15.3 15.3 15.3

Ya 50 84.7 84.7 100.0

Total 59 100.0 100.0

Kehidupan beragama, juga harus dibiasakan dilingkungan sekolah. Bapak/Ibu guru mengajarkan saling menghargai dan menghormati antar umat beragama digambarkan pada tabel diatas. Menurut siswa guru sudah menyampaikan hal tersebut kepada mereka, meski masih ada 15,3% yang belum setuju dengan pernyataan tersebut. Mungkin dikarenakan, masih ada beberapa siswa belum begitu mengert tentang kehidupan berdampingan antar agama.


(70)

Item 19

Dalam soal ke 19 hasil pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel ke 23 yaitu sebagai berikut:

Sekolah mewajibkan siswa untuk mengikuti acara keagamaan di sekolah dan di luar sekolah sesuai agama yang di anut oleh siswa.

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 7 11.9 11.9 11.9

Ya 52 88.1 88.1 100.0

Total 59 100.0 100.0

Sekolah sebagai tempat mendidik siswa dalam segala aspek kehidupan, salah satu dari segi Keagamaan. Sekolah mewajibkan siswa untuk mengikuti acara keagamaan di sekolah dan di luar sekolah sesuai agama yang di anut oleh siswa. Kegiatan kegamaan diluar seolah seperti beribadah ditempat Ibadah, datang ke petemuan-pertemuan kegamaan, TPA bagi yang yang muslim dan sekolah minggu bagi siswa yang beragama Kristen dan katolik, serta kegiatan lainnya. Pada tabel diatas sudah sebanyak 88,1% yang menyatakan jawaban yang positif. Untuk hasil yang negative, menurut penulis siswa mungkin belum mengikuti karena kegiatan keagamaan karena didaerah temoat tinggal mereka belum ada kegiatan-kegiatan tersebut.


(71)

Item 20

Dalam soal ke 20 hasil pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel ke 24 yaitu sebagai berikut:

Siswa setiap pembelajaran agama selalu membaca kitab suci.

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 23 39.0 39.0 39.0

Ya 36 61.0 61.0 100.0

Total 59 100.0 100.0

Presentase dalam tabel diatas, menurut penulis menjelaskan bahwa tidak setiap pelajaran agama siswa diminta untuk membaca kitab suci. Saat menyampaikan materi belajar bagi siswa guru tidak selalu harus menggunakan kitab suci, oleh karena itu tidak selalu memberikan perintah kepada siswa untuk membaca kitab suci.


(72)

Item 21

Dalam soal ke 21 hasil pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel ke 25 yaitu sebagai berikut:

Ventilasi udara selalu di bersihkan saat piket.

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 25 42.4 42.4 42.4

Ya 34 57.6 57.6 100.0

Total 59 100.0 100.0

Ruang kelas yang bersih dan segar merupakan factor utama kenyamanan saat kegiatan belajar mengajar. Saat ruangan nyaman, siswa akan mudah dalam berkonsentrasi menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Ventilasi udara sering terlupakan saat membersihakan ruangan. Untuk itu presentase yang cukup rendah pada tabel diatas, yaitu hanya sebanyak 57,6% yang membersihkan ventilasi udara saat jadwal piket kelas berlangsung. Hal itu terjadi karena siswa SD N Krapyak saat membersihakan ruangan hanya fokus kepada lantai, meja kursi, tanaman didepan kelas dan papan tulis saja.


(73)

Item 22

Dalam soal ke 22 hasil pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel ke 26 yaitu sebagai berikut:

Jadwal piket untuk memelihara tanaman yang ada di depan kelas tersusun rapi.

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 13 22.0 22.0 22.0

Ya 46 78.0 78.0 100.0

Total 59 100.0 100.0

Pada tabel ini menjelaskan jadwal piket untuk memelihara tanaman yang ada di depan kelas tersusun rapi. Mengelola tanaman mungkin bukan hal yang mudah, tapi disini siswa diminta membiasakan untuk merawatnya. Hal tersebut dapat dimulai dengan yang paling mudah, yaitu menyirami secara teratur. Maih adanya siswa yang tidak memberikan jawaban positif yakni sebesar 23% menurut penulis dikarenakan siswa hanya fokus membersihakan kelas saja saat piket.


(74)

Item 23

Dalam soal ke 23 hasil pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel ke 24 yaitu sebagai berikut:

Lingkungan sekolah banyak di tanami pohon.

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 13 22.0 22.0 22.0

Ya 46 78.0 78.0 100.0

Total 59 100.0 100.0

SD N Krapyak memilikin halaman yang cukup luas dan ditanami beberapa pohon besar. Hal ini bertujuan agar halam sekolah menjadi hijau dan rindang. Selain itu, udara sekitar sekolah menjagi segar karena oksigen yang cukup.


(1)

(2)

(3)

g. Indikator kerapian


(4)

(5)

(6)