1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini yaitu :
Bagaimanakah persepsi masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik dalam pembuatan E-KTP di Kantor Kecamatan Stabat ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik dalam pembuatan E-KTP
di Kantor Kecamatan Stabat.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
1.4.1 Manfaat Teoritis
Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dapat memperkaya bahan refrensi penelitian di bidang ilmu sosial dan ilmu
politik. Terkhusus bagi program studi administrasi negara dapat menjadi acuan atau bahan pertimbangan bagi mahasiswa dalam melakukan penelitian.
1.4.2 Manfaat Praktis
Bagi penulis berguna sebagai suatu sarana untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir ilmiah,sistematis dan metodologi serta
Universitas Sumatera Utara
memiliki kemampuan dalam menganalisis setiap gejala dan permasalahan di lapangan.
Penelitian ini untuk memberikan gambaran secara obyektif kepada masyarakat terkait dengan persepsi masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik
yang dalam penilitian kali ini adalah terkait dengan program pembuatan e-KTP yang diselenggarakan oleh pemerintah.
1.5 Kerangka Teori
Kerlinger 1973: 9 teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi dan proposisi untuk menrangkan suatu fenomena sosial secara sistematis
dengan cara merumuskan hubungan antar konsep.
1.5.1 Persepsi 1.5.1.1 Pengertian Persepsi
Taufik 2012:10Persepsi merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyelidiki mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan
pengalaman-pengalaman yang ada dan kemudian menafsirkan untuk menciptakan keseluruhan gambaran yang berarti.
Persepsi tingkah laku atau tindakan merupakan akibat suatu motif tertentu yang merupakan wujud dari persepsi dan sikap terhadap suatu objek yang
sering kali dipergunakan untuk menunjukkan respon individu atau masyarakat. Persepsi individu akan mempengaruhi sikap individu terhadap suatu fenomena
yang berkembang di tengah masyarakat. Kondisi atau suatu perilaku sekelompok orang tersosialisasi ke dalam suatu masyarakat yang memiliki dua alternatif.
Universitas Sumatera Utara
Apakah masyarakat menerima rangsangan tersebut atau tidak. Sikap seperti ini merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk berprilaku tertentu,
bila ia menghadapi rangsangan tersebut. Thoha 1998:23 persepsi hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami
oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya baik lewat penglihatan maupun pendengaran.
Robbins 2003:88 mendeskripsikan persepsi dalam kaitannya dengan lingkungan, yaitu sebagai proses dimana individu-individu mengorganisasikan
dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberikan makna kepada lingkungan mereka.
Definisi persepsi juga diartikan oleh Indrawijaya 2000:45,sebagai suatu penerima yang baik atau pengambilan inisiatif dan proses komunikasi. Persepsi
adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliiki atau yang disimpan di dalam ingatan untuk mendeteksi atau memperoleh dan
menginterpretasi stimulus atau rangsangan yang diterima alat indera. Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap sesuatu yang akan
membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan bertindak. Persepsi juga dapat diartikan analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita
terhadap hal-hal di sekeliliing individu dengan kesan-kesan atau konsep yang sudah ada , dan selanjutnya mengenali benda tersebut.
Dari defenisi persepsi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi yaitu sebagai proses dimana individu-individu mengorganisasikan dan
Universitas Sumatera Utara
menafsirkan kesan indera mereka agar memberikan makna kepada lingkungan mereka.
1.5.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
Rakhmat 2005:55 mengemukakan bahwa persepsi juga ditentukan juga oleh faktor fungsional dan struktual. Beberapa faktor fungsional atau faktor yang
bersifat personal antara kebutuhan individu, pengalaman, usia, masa lalu, keperibadian, jenis kelamin, dan lain-lain yang bersifat subyektif. Faktor
struktural atau faktor dari luar individu antra lain: lingkungan keluarga, hukum- hukum yang berlaku, dan nilai-nilai dalam masyarakat.
Robbins 2001:89 mengemukakan bahwasannya ada 3 faktor yang dapat mempengaruhi persepsi masyarakat yaitu :
1. Pelaku persepsi, bila seseorang memandang suatu objek dan mencoba menafsirkan apa yang dilihatnya dan penafsirannya itu
sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi dari perilaku persepsi individu itu.
2. Terget atau objek, karakteristik-karakteristik dan terget yang diamati dapat mempengaruhi apa yang di persepsikan. Target tidak
dipandang dalam keadaan terisolasi, hubungan suatu target dengan latar belakangnya mempengaruhi persepsi seperti kecenderungan
kita untuk mengklompokkan benda-benda yang berdekatan atau mirip
Universitas Sumatera Utara
3. Situasi dalam hal ini penting untuk melihat konteks objek atau peristiwa sebab unsur-unsur lingkungan sekitar mempengaruhi
persepsi kita.
1.5.2 Pelayanan Publik 1.5.2.1 Pengertian Pelayanan Publik
Menurut Ratminto 2005:5 pelayanan publik didefinisikan sebagai segala bentuk barang dan jasa yang prinsipnya menjadi tanggung jawab dan
dilaksanakan oleh instansi pemerintahan pusat, di daerah, dan lingkungan BUMN atau BUMD, dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam
rangka pelaksanaan ketentuan perundang-undangan. UU No.12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas UU No.32 tahun
2004 tentang pemerintah daerah, diharapkan dapat memberikan dampak yang luas terhadap peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Adanya pelimpahan
wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yang dikehendaki UU tersebut memungkinkan pada terjadinya penyelenggaraan pelayanan dengan jalur
birokrasi yang lebih ringkas dan membuka peluang bagi pemerintah daerah dalam melakukan inovasi dalam pemberian dan peningkatan kualitas pelayanan publik.
Kemajuan teknnologi informasi juga menjadi solusi dalam memenuhi aspek transparansi,akuntabilitas, dan partisipasi masyarakat. Keterpaduan sistem
penyelenggaraan pemerintahan melalui jaringan informasi on-line, terus berkembang terutama dalam penyelenggaraan pelayanan, sehingga
memungkinkan bagi tersedianya data dan informasi pada instansi pemerintah
Universitas Sumatera Utara
yang dapat dianalisis dan dimanfaatkan secara cepat,akurat, dan aman. Oleh karena itu untuk mempercepat upaya pencapaian sasaran terhadap peningkatan
kinerja aparatur negara dalam rangka penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah melalui Mentri Aparatur Negara membuat satu keputusan mengenai
pedoman dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan publik. Adapun maksud dan tujuan dari pedoman itu adalah
a. maksud, sebagai acuan bagi seluruh penyelenggaraa pelayanan publik dalam pengaturan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan publik sesuai
dengan kewenangannya. b. Tujuan, sebagai pedoman untuk mendorong terwujudnya penyelenggaraan
pelayanan publik yang prima dalam arti memenuhi harapan dan kebutuhan baik bagi pemberi maupun penerima pelayanan.
Sebagaimana telah dikemukakan terdahulu bahwa pemerintahan pada hakekatnya adalah pelayan masyarakat. Karena birokrasi publik berkewajiban dan
bertanggung jawab untuk memberikan layanan baik dan propesional. Berdasarkan keputusan Mentri Pemberdayagunaan Aparatur Negara Nomor 81 tahun 1993
dinyatakan bahwa pelayanan umum ini mengandung sendi-sendi, yaitu : 1. Kesederhanaan, yaitu prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit,mudah
dipahami,dan mudah dilaksanakan. 2. Kejelasan, memuat tentang:
a. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik
Universitas Sumatera Utara
b. Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaianpersoalansengketa dalam
pelaksanaan pelayanan publik. c. Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran.
3. Kepastian waktu, di mana dalam waktu pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
4. Akurasi, dimana produk pelayanan publik diterima dengan benar,tepat dan sah 5. Keamanan,proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan
kepastian hukum. 6. Tanggungjawab,pimpinan penyelenggaraan pelayanan publik atau pejabat yang
ditunjuk bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan atau personal dalam pelaksanaan pelayanan publik.
7. Kelengkapan sarana dan prasarana, tersedianya sarana dan prasarana kerja,peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan
sarana teknologi komunikasi dan informatika telematika 8. Kemudahan akses, dimana tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang
memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi telekomuniikasi dan informatika.
9. Kedisipliinan,kesopanan,dan keramahan, dimana pemberi pelayanan harus bersikap disiplin,sopan,dan santun,ramah serta memberikan pelayanan dengan
ikhlas. 10. Kenyamanan,yaitu lingkungan pelayanan harus tertib,teratur,disediakan ruang
tunggu yang nyaman,bersih,rapi,lingkungan yang indah dan sehatserta dilengkapi
Universitas Sumatera Utara
dengan fasilitas pendukung pelayanan sperti parkir,toilet,tempat ibadah dan lain- lain.
1.5.2.2 Azas-azas Pelayanan Publik
Untuk mengoptimalisasikan pedoman penyelenggaraan pelayanan publik, harus memperhatikan azas-azas yang termuat dalam penyelenggaraan pelayanan
publik. Adapun azas tersebut adalah: a. Transparansi,yaitu bersifat terbuka,mudah dan bisa diakses semua pihak
yang membutuhkan serta disediakan secara memadai dan mudah dimengerti.
b. Akuntabilitas,yaitu dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Kondisional,yaitu sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan
efektivitas. d. Partisipasif,yaitu mendorong peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.
e. Kesamaan hak,yaitu tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongann, gender dan status ekonomi.
f. Keseimbangan hak dan kewajiban,yaitu pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak.
Universitas Sumatera Utara
1.5.2.3 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pelayanan Publik
Menurut Budi
Winarno 2001:38 ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pelayanan publik,yaitu : 1. Faktor kesadaran adalah kesadaran para pejabat serta petugas yang
berkecimpung dalam kegiatan pelayanan. Kesadaran para pegawai pada segala tingkatan terhadap tugas yang menjadi tanggung jawab dapat
membawa dampak yang sangat positif terhadap organisasi. 2. Faktor aturan adalah aturan dalam organisasi yang menjadi landasan kerja.
Aturan ini mutlak kebenarannyadalam organisasi dan pekerjaan dikerjaan dengan terarah,oleh karena itu harus dipahami oleh organisasi yang
berkepentingan. 3. Faktor organisasi merupakan suatu alat serta sistem yang memungkinkan
berjalannya mekanisme kegiatan pelayanan dalam usaha pencapaian tujuan.
4. Faktor pendapatan adalah pendapatan pegawai yang berfungsi sebagai pendukung pelaksana pelayanan. Dengan pendapatan yang cukup yang
dimiliki pegawai akan membuat motivasi dalam hal kerja. 5. Faktor keterampilan adalah kemampuan dan keterampilan yang dimiliki
oleh pelayan publik, sangat mendukung jalannya pelayanan publik. 6. Faktor sarana adalah sarana yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas atau
pekerja pelayanan. Sarana ini meliputi peralatan,perlengkapan,alat bantu, dan fasilitas lain yang dilengkapi seperti fasilitas komunikasi dan lain-lain
Universitas Sumatera Utara
1.5.2.4 Kriteria penyelenggaraan pelayanan publik
Kriteria penyelenggaraan pelayanan publik yang baik,sesuai peraturan pemerintah no 25 tahun 2009, tentang pedoman umum penyusunan indeks
kepuasan masyarakat unit pelayanan instansi pemerintah antara lain meliputi: 1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan. 2. Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang
diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya.
3. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang memberikan pelayanan nama,jabatan serta kewenangan dan tanggung
jawabnya. 4. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam
memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku.
5. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian
pelayanan. 6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan keterampilan
yang dimiliki petugas dalam memberikanmenyelesaikan pelayanan kepada masyarakat.
7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan.
Universitas Sumatera Utara
8. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak membedakan golonganstatus masyarakat yang dilayani.
9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah
serta saling menghargai dan menghormati. 10. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang
dibayarkan dengan biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan. 11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan
dengan biaya yang telah ditetapkan. 12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan. 13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi saranan dan prasarana pelayanan
yang bersih, rapi dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan.
14. Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkuungan unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga
masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko- resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.
Dari beberapa uraian diatas dapat dilihat bahwa pelayanan publik dilaksanakan oleh pemerintah dalam arti barang dan jasa publik adalah tanggung
jawab pemerintah melalui instansinya baik dari pusat hingga daerah. Pelayanan publik berupa barang dan jasa publik tidak berorientasi pada profit,artinya
Universitas Sumatera Utara
pelayanan publik tidak hanya dilaksanakan untuk meningkatkan keuntungan tetapi untuk kepuasan masyarakat sebagai pelanggan. Pada satu sisi pemerintah akan
memiliki legitimasi yang kuat dihadapan masyarakat dan pada sisi yang lain masyarakat akan mendapat pelayanan yang baik dan prima dari pemerintah.
1.5.2.5 Pengertian Elektronik KTP e-KTP
KTP elektronik atau e-KTP adalah dokumen kependudukanyang memuat sistem keamananpengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi
informasi dengan berbasis pada database kependudukan nasional. Penduduk hanya diperbolehkan memiliki satu KTP yang tercantum nomor induk
kependudukan NIK. NIK merupakan identitas tunggal setiap penduduk dan berlaku seumur hidup. Nomor NIK yang tertera di e-KTP nantinya akan dijadikan
dasar dalam penerbitan paspor, surat izin mengemudi SIM, nomor pokok wajib pajak NPWP, polis asuransi, sertifikat atas hak tanah dan penerbitan dokumen
identitas lainnya pasal 13 UU No. 23 tahun 2006 tentang administrasi kependudukan.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1.1 Dasar hukum e-KTP
1.5.2.6 Syarat dan Proses Pembuatan e-KTP
Adapun syarat pembuatan e-KTP adalah : 1. Berusia minimal 17 tahun.
2. Menunjukkan surat pengantar dari kepala desa. 3. Mengisi formulir F1.01 bagi penduduk yang belum pernah mengisibelum
ada data di sistem informasi administrasi kependudukan ditanda tangani oleh kepala Desa.
4. Fotocopy kartu keluarga KK Adapun proses pembuatan e-KTP adalah sebagai berikut :
1. Masyarkat datang ke kantor kecamatan dengan membawa surat panggilan. 2. Masyarakat yang ingin mengurus e-KTP pertama kali diharuskan
mengambil nomor antrian.
PP NO. 37 TAHUN 2007 TENTANG
PELAKSANAAN UU NO. 23 TAHUN 2006 TENTANG
ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN PERPRES NO. 25 TAHUN 2008
TENTANG TATA CARA DAN
PERSYARATAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN CATATAN SIPIL
PERPRES NO. 26 TAHUN 2009 TENTANG PENERAPAN KTP BERBASIS NIK
SECARA NASIONAL DAN PERPRES NO. 35 TAHUN 2010
PERATURAN DAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI
KEPENDUDUKAN LAINNYA YANG MENDUKUNG
UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2006 TENTANG
ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN
Universitas Sumatera Utara
3. Menunggu pemanggilan nomor antrian. 4. Menuju ke loket yang telah ditentukan.
5. Petugas melakukan verifikasi data penduduk dengan database. 6. Melakukan pengisian data entry data yang diperlukan.
7. Pengambilan foto calon pemegang e-KTP, perekaman sidik jari dan retina mata serta membubuhkan tanda tangan calon peemegang e-KTP.
8. Petugas membubuhkan tanda tanggan dan stempel pada surat panggilan yang sekaligus sebagai tanda bukti bahwa penduduk telah melakukan
perekaman foto, tanda tangan dan sidik jari. 9. Penduduk dipersilahkan untuk pulang dan menunggu hasil proses
pencetakan 2 minggu setelah pembuatan.
1.6 Definisi Konsep
Menurut Singarimbun dan Efendi dalam Iyan Andryadi Panggabean 2013:23, konsep adalah istilah yang digunakan dalam menggambarkan secara
abstrak mengenai kejadian, kadaan, kelompok atau individu yang menjadi perhatian ilmu sosial. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pembatasan yang
jelas dari setiap konsep yang diteliti, maka berdasarkan judul yang dipilih peneliti maka yang menjadi konsep penelitian ini adalah :
1. persepsi hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya baik lewat
penglihatan maupun pendengaran.
Universitas Sumatera Utara
2. Pelayanan publik adalah pemberian layanan melayani keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi tersebut
sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang tekah ditetapakan. 3. Persepsi masyarakat terhadap pelayanan publik khususnya tentang
pembuatan e-ktp adalah proses dimana setiap individu dapat menafsirkan kesan mereka agar memberikan makna kepada tindakan pemerintah
untuk mengatasi persoalan pendataan kependudukan dengan menggunakan dokumen kependudukan yang memuat sistem keamanan dan pengendalian
baik dari sisi administrasi maupun teknologi informasi dengan berbasis database kependudukan nasional.
1.7 Definisi Oprasional
Menurur Singarimbun dan Effendi 2008:46 definisi oprasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu
variabel. Dengan kata lain, defisini oprasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Adapun yang menjadi
definisi oprasional dari penelitian ini adalah : 1 Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan. 2 Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang
diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya.
Universitas Sumatera Utara
3 Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang memberikan pelayanan nama,jabatan serta kewenangan dan tanggung
jawabnya. 4 Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam
memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku.
5 Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian
pelayanan. 6 Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan keterampilan
yang dimiliki petugas dalam memberikanmenyelesaikan pelayanan kepada masyarakat.
7 Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan.
8 Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak membedakan golonganstatus masyarakat yang dilayani.
9 Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah
serta saling menghargai dan menghormati. 10 Kewajaran biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang
dibayarkan dengan biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan. 11 Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan
dengan biaya yang telah ditetapkan.
Universitas Sumatera Utara
12 Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
13 Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi saranan dan prasarana pelayanan yang bersih, rapi dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman
kepada penerima pelayanan. 14 Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkuungan
unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-
resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.
1.8 Sistematika Penulisan