Komplikasi Penatalaksanaan Otitis Media Supuratif Kronik

2.3.8. Komplikasi

Komplikasi OMSK terbagi dua, yaitu komplikasi intratemporal komplikasi ekstrakranial dan komplikasi ekstratemporal. Komplikasi intratemporal terdiri dari parese n.fasial dan labirinitis. Komplikasi ekstratemporal komplikasi intrakranial terdiri dari abses ekstradural, abses subdural, tromboflebitis sinus lateral, meningitis, abses otak dan hidrosefalus otitis. Pada OMSK ini walaupun telinga berair sudah bertahun-tahun lamanya telinga tidak merasa sakit, apabila didapati telinga terasa sakit disertai demam, sakit kepala hebat dan kejang menandakan telah terjadi komplikasi ke intrakranial Kenna dan Latz, 2006.

2.3.9. Penatalaksanaan

Terapi OMSK tidak jarang memerlukan waktu lama, serta harus berulang- ulang. Sekret yang keluar tidak cepat kering atau selalu kambuh lagi. Keadaan ini di sebabkan oleh satu atau beberapa keadaan yaitu : a. Adanya perforasi membran timpani yang permanen, sehingga berhubungan dengan dunia luar. b. Terdapat sumber infeksi di faring, nasofaring, hidung, dan sinusparanasal. c. Sudah terbentuk jaringan patologik yang ireversibel dalam rongga mastoid. d. Gizi dan higien yang kurang. Prinsip penatalaksanaan OMSK dapat dibagi atas penatalaksanaan medis dan bedah. Penatalaksanaan medis adalah aural toilet, yaitu pembersihan telinga dari sekret, dan terapi antimikroba topikal, yaitu pemberian tetes telinga antibiotik topikal Mills, 1997. Penatalaksanaan bedah dari OMSK adalah operasi mastoidektomi, yang terdiri dari mastoidektomi sederhana yang bertujuan untuk mengevakuasi penyakit yang hanya terbatas pada rongga mastoid dan mastoidektomi radikal yang bertujuan untuk mengeradikasi seluruh penyakit di mastoid dan telinga tengah di mana rongga mastoid telinga tengah dan liang telinga luar di gabungkan menjadi satu ruangan sehingga drainase mudah. Untuk kasus-kasus yang akan di lakukan perbaikan fungsi pendengaran dilakukan timpanoplasti Johnson, 2003. Prinsip terapi OMSK tipe benigna ialah konservatif atau dengan medikamentosa. Bila sekret keluar terus menerus, maka diberikan obat pencuci telinga, berupa larutan H2O2 3 selama 3-5 hari. Setelah sekret berkurang, maka terapi dilanjutkan dengan memberikan obat tetes telinga yang mengandung antibiotika dan kortikosteroid. Secara oral diberikan antibiotik dari golongan ampisilin atau eritromisin bila pasien alergi terhadap penisilin sebelum hasil tes resistensi di terima. Pada infeksi yang di curigai karena penyebabnya telah resisten terhadap ampisilin dapat di berikan amoxisilin asam klavulanat Djaafar etal, 2007. Bila sekret telah kering, tetapi perforasi masih ada setelah di observasi selama 2 bulan, maka idealnya di lakukan miringoplasti atau timpanoplasti. Operasi ini bertujuan untuk menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki membran tympani yang perforasi dan mencegah terjadinya komplikasi atau kerusakan pendengaran yang lebih berat. Bila terdapat sumber infeksi yang menyebabkan sekret tetap ada atau infeksi yang berulang, maka sumber infeksi itu harus di obati terlebih dahulu mungkin juga perlu melakukan pembedahan misalnya adenoid ektomi dan tonsilektomi Djaafaretal, 2007. Prinsip terapi OMSK tipe bahaya ialah pembedahan yaitu mastoidektomi, apabila terdapat OMSK tipe bahaya, maka terapi yang tepat ialah dengan melakukan mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti. Terapi konservatif dan medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum dilakukan pembedahan apabila terdapat abses subperiosteal retroaurikuler, maka insisi abses sebaiknya dilakukan tersendiri sebelum mastoidektomi. Jenis pembedahan pada OMSK antara lain: mastoidektomi sederhana, mastoidektomi radikal, mastoidektomi radikal dengan modifikasi, miringoplasti, timpanoplasti, dan pendekatan ganda timpanoplasti Djaafar etal, 2007.

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah : Data rekam medis penderita Otitis Media Supuratif Kronis DiRSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2011-2013 Karakteristik penderita Otitis Media Supuratif Kronis - Jumlah penderita, kelompok usia dan perbandingan jenis kelamin - Tipe OMSK - Keluhan UtamaOMSK - Gejala klinis OMSK - Jenis perforasi membran timpani - Komplikasi OMSK - Terapi yang diberikan