9
harus dibayar bertambah, yang tidak dibayar oleh Penanggung Pajak sesuai jangka waktu yang telah ditetapkan.
4. Dasar Hukum Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa
Adapun yang menjadi dasar Hukum Penagihan Pajak dengan Surat Paksa ini, yaitu :
a. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 Tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.
b. Peraturan Menteri Keungan Republik Imdonesia Nomor 85PMK.032008
tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligus. c.
Surat Edaran Direktur Jendral Pajak Nomor Se-08PJ.752002 tentang Pemeriksaan Untuk Tujuan Penagihan Pajak.
d. Surat Edaran Direktur Jendral Pajak Nomor SE-50PJ2010 tentang
Kebijakan Penagihan Pajak.
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Berdasarkan judul yang telah dipilih oleh penulis, maka penulis akan menentukan ruang lingkup yang menjadi kajian dari kegiatan Praktik Kerja Lapangan
Mandiri ini. Ruang lingkup ini untuk membatasi kegiatan yang akan dilakukan agar sebagai ruang lingkup dalam tugas akhir ini, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
10
1. Tata cara Penagihan pajak dan cara penyelesaian masalah dalam
pelaksanaan pengihan pajak dengan surat paksa pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.
2. Faktor penghambat proses penagihan pajak dengan surat paksa pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur. 3.
Praktik ini dilakukan pada Seksi Penagihan dengan data base yang digunakan adalah data tahun 2009, 2010
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri, penulis melakukan metode-metode yang akan digunakan dalam pelaksanaannya Praktik Kerja Lapangan
Mandiri. Adapun Metode yang akan digunakan penulis adalah :
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini penulis melakukan persiapan mulai dari penentuan tempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM, mencari dan mengmpulkan bahan untuk
pembuatan proposal serta melakukan konsultasi dengan pihak dosen.
2. Studi Literatur
Pada tahap ini penulis mencari dan mengumpulkan sumber-sumber pustaka seperti Undang-Undang, buku, artikel ilmiah, maupun literatur lain yang
berhubungan dengan objek Kinerja Lapangan Mandiri PKLM .
3. Observasi Lapangan
Didalam tahap ini penulis melakukan peninjauan atau pengamatan langsung pada Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM. Pengamatan yang
dilakukan sesuai dengan data-data Wajib Pajak.
Universitas Sumatera Utara
11
4. Pengumpulan Data
Dalam hal ini penulis mengumpulkan data primer dan skunder yang berhubungan dengan apa yang dikerjakan pada PKLM nanti yang diperlukan dalam
penyusunan laporan akhir dari kegiatan PKLM. Data primer adalah data yang diperoleh dari pihak pendukung seperti laporan, atau dokumen-dokumen.
5. Analisis Data dan Evaluasi
Setelah data yang diperlukan sudah terkumpul, maka penulis melakukan analisa dan evaluasi terhadap data atau keterangan yang diperoleh selama PKLM.
F. Metode Pengumpulan Data Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Metode pengumpulan data dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini dikelompokkan menjadi tiga kelompok, antara lain :
1. Wawancara interview Guide
Yaitu dengan cara melakukan komunikasi dan tanya jawab secara langsung dengan pihak Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Medan Timur
mengetahui hal-hal yang menjadi objek pembahasan. 2.
Metode Pengamatan Dalam metode ini penulis langsung ke lapangan untuk melakukan
peninjauan dengan pengamatan dan pencatatan yang berkaitan dengan Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM.
3. Daftar Dokumentasi
Dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan prosedur atau tata cara pelaksanaan penagihan pajak dengan surat paksa pada
Kantor Pelayanan pembahasan.
Universitas Sumatera Utara
12
G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Untuk mempermudah pemahaman dalam pembahasan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini maka penulis membaginya ke dalam lima bab. Adapun rincian
dari tiap-tiap bab terdiri dari :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan latar belakang, tujuan dan manfaat, ruang lingkup, metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri, metode pengumpilan data serta sistematika
penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM.
BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PKLM
Dalam bab ini akan dijelaskan gambaran umum objeklokasi Praktik Kerja Lapangan Mandiri, sejarah singkat, serta srtuktur organisasi dan fungsi masing-
masing seksi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.
BAB III :GAMBARAN DATA TENTANG PELAKSANAAN
PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA
Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai pengertian-pengertian yang berhubungan dengan masalah yang diangkat sesuai dengan peraturan-peraturan
perundang-undangan yang berlaku, Tata Cara atau prosedur pelaksanaan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa berdasarkan Undang-Undang pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Medan Timur.
BAB IV : ANALISIS EVALUASI
Pada bab ini berisi tentang data-data dan pembahasan-pembahasan mengenai tata cara pelaksanaan penagihan pajak dengan surat paksa, faktor penghambat
pelaksanaan penagihan pajak dengan surat paksa, cara penyelesaian masalah dalam
Universitas Sumatera Utara
13
tata cara pelaksanaan penagihan pajak sengan surat paksa pada Kantor Pelayan Pajak Pratama Medana Timur yang telah dikumpulkan pada saat kegiatan Praktik Kerja
Lapangan Mandiri, kemudian dianalisis dan di evaluasi.
BAB V : KESIMPUAN DAN SARAN
Dalam bab ini terdiri dari dua hal yaitu kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan intisari yang mencakup seluruh objek pembahasan yang dibahas dalam
Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Sedangkan saran merupakan hal-hal, ide-ide, atau gagasan yang harus dilaksanakan dalam melaksanakan solusi atas masalah yang
dibahas dari objek pembahasan yang terdapat dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM.
Universitas Sumatera Utara
14
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN
MANDIRI PKLM A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan
Timur
Di zaman penjajahan Belanda, Kantor Pelayanan Pajak KPP dinamakan Kantor Belasting dan kemudian berubah menjadi Kantor Inspeksi Keuangan setelah
merdeka yang kemudian berubah menjadi Kantor Inspeksi Pajak dengan induk organisasinya pada saat Direktur Jendral Pajak Departemen Keuangan Republik
Indonesia. Selanjutnya, pada tahun 1976 di Sumatera Utara didirikan tiga Kantor Inspeksi Pajak yaitu :
1. Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan 2. Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara
3. Kantor Inspeksi Pajak Pematang Siantar Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat maka dirasakan
perlu adanya tambahan kantor untuk melayani masyarakat di dalam membayar pajak. Oleh karena itu, didirikan Kantor Inspeksi Pajak Medan Timur sekarang KPP
Pratama Medan Timur dan KPP Medan Kota. Selanjutnya, untuk lebih memantapkan nilai pelayanannya kepada masyarakat,
maka berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 267KMK.011989 telah diadakan perubahan yang menyuluruh pada Direktorat
Universitas Sumatera Utara
15
Jendral Pajak yang mencakup reorganisasi Kantor Inspeksi Pajak KIP diganti nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak KPP serta dibentuk pula Kantor Pelayanan Pajak
Bumi dan Bangunan. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur didirikan pada tanggal 1 April 1994
berdasarkan Keputusan Menteri Keungan Republik Indonesia No. Kep- 758KMK.011993 tanggal 3 Agustus 1993. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur
merupakan pemekaran dari tiga kantor Pelayanan Pajak, yaitu : 1.
Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat 2.
Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara 3.
Kantor Pelayanan Pajak Medan Selatan Terhitung mulai tanggal 1 April 1994 Kantor Pelayanan Pajak berubah
menjadi empat wilayah kerja yaitu : 1.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur 2.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Utara 3.
Kantor Pealayanan Pajak Pratama Medan Barat 4.
Kantor Pelayanan Pajak Medan Binjai Secara bertahap sejak tahun 2002. Kantor Pelayanan Pajak telah mengalami
modrenisasi sistem dan struktur organisasi menjadi instansi yang berorientasi pada fungsi, bukan lagi pada jenis pajak. Kantor Pelayanan Pajak modrenisasi juga
merupakan penggabungan dari Kantor Pelayanan Pajak konvensional dan Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak.
Universitas Sumatera Utara
16
Pada tahun 2002 tersebut dibentuk dua KPP Wajib Pajak Besar atau Large Tax Office LTO. KPP ini menangani 300 Wajib Pajak Besar Indonesia dan hanya
mengadministrasikan dua jenis pihak, yaitu Pajak Penghasilan PHH dan Pajak Pertambahan Nilai PPN.
Pada tahun 2003 dibentuk 10 Kantor Pelayanan Pajak khusus: 1.
Kantor Pelayanan Pajak Badan Usaha Milik Negara KPP BUMN 2.
Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Modala Asing KPP PMA 3.
Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Badan dan Orang Asing 4.
Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Masuk Bursa Kemudian, pada tahun 2004 dibentuk pula KPP Madya atau Medium Tax
Office MTO. Sedangkan KPP modren yang menangani Wajib Pajak terbanyak adalah KPP Pratama dan Small Tax Office STO.
KPP Pratama baru dibentuk pada tahun 2006 s.d 2008. Perbedaan utama antara STO dengan LTO maupun MTO antara lain adalah dengan adanya Seksi
Ekstensifikasi pada STO dengan STO sehingga dapat dikatakan pula STO merupakan ujung tombak bagi Direktorat Jendral Pajak DJP untuk menambah rasio
perpajakan di Indonesia. Saat ini Kantor Pelayanan Pajak modren terbagi dari tiga jenis yaitu :
1. Kantor Pelayanan Pajak Besar
2. Kantor Pelayanan Pajak Madya
3. Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Universitas Sumatera Utara
17
Dengan dibentuknya KPP Pratama maka Kantor Pelayanan Pajak di kota Madya Medan menjadi tujuh KPP, yaitu :
1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Belawan, dengan ruang lingkup meliputi
daerah; 1.1
Kecamatan Medan Deli 1.2
Kecamatan Medan Labuhan 1.3
Kecamatan Medan Belawan 1.4
Kecamatan Medan Marelan 2.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur, dengan ruang lingkup meliputi daerah :
2.1 Kecamatan Medan Tembung
2.2 Kecamatan Medan Kota
2.3 Kecamatan Medan Perjuangan
3. Kantor Pelayan Pajak Pratama Medan Kota, dengan ruang lingkup
meliputi daerah : 3.1
Kecamatan Medan Kota 3.2
Kecamatan Medan Amplas 3.3
Kecamatan Medan Area 3.4
Kecamatan Medan Denai
Universitas Sumatera Utara
18
4. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia, dengan ruang lingkup
meliputi daerah : 4.1
Kecamatan Medan Maimun 4.2
Kecamatan Medan Baru 4.3
Kecamatan Medan Selayang 4.4
Kecamatan Medan Tuntungan 4.5
Kecamatan Medan Polonia 4.6
Kecamatan Medan Johor 5.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Berat, dengan ruang lingkup meliputi dari :
5.1 Kecamatan Medan Helvetia
5.2 Kecamatan Medan Sunggal
5.3 Kecamatan Medan Petisah
6. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Binjai, dengan ruang lingkup
meliputi daerah : 6.1
Kota Binjai 6.2
Kabupaten Langkat 7.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Lubuk Pakam, dengan ruang lingkup meliputi daerah :
Universitas Sumatera Utara
19
7.1 Kabupaten Deli Serdang
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia diputuskan bahwa Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur dimekarkan menjadi dua Kantor
Pelayanan Pajak, yaitu Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota dan Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur.
B. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur