Analisis Hasil Pengamatan Hasil Penelitian

71 harian UH I dan siklus II yang dilihat dari UH II terjadi peningkatan, yaitu rata- rata nilai pada skor awal adalah 53,75, siklus I 66,33, dan siklus II 69,83. Begitu juga dengan jumlah siswa yang mencapai KKM dan persentase pencapaian KKM . Sebelum tindakan atau dari skor awal, siklus I dan siklus II jumlah siswa yang mencapai KKM 65 juga mengalami peningkatan yaitu sebanyak 7 siswa, 14 siswa, dan 17 siswa atau dalam bentuk persentase 29,17, 58,33, 70,83. Meskipun rata-rata hasil belajar matematika, jumlah siswa yang mencapai KKM, dan persentase pencapaian KKM pada siklus I lebih besar dari skor awal dan siklus II lebih besar dari siklus I, hasil yang diperoleh tersebut masih belum maksimal secara keseluruhan, karena hanya terjadi sedikit peningkatan untuk rata- rata, dan jumlah siswa yang mencapai KKM. Namun tindakan ini sudah dapat dikatakan meningkat, hal ini dapat dilihat dari hasil rata-rata nilai siswa, jumlah siswa yang mencapai KKM dan persentase pencapaian KKM mengalami peningkatan dari skor awal ke siklus I dan siklus I ke siklus II. Dari keterangan diatas dapat kita simpulkan bahwa rata –rata nilai siswa, jumlah siswa yang mencapai KKM, dan persentase pencapaian KKM mengalami peningkatan mulai dari sebelum tindakan Skor Awal, sampai setelah tindakan Siklus I dan Siklus II, sedangkan rata-rata nilai siswa, jumlah siswa yang belum mencapai KKM, persentase pencapaian KKM mengalami penurunan mulai dari Skor awal, Siklus I, dan Siklus II. Ketuntasan belajar siswa dapat juga dilihat dari analisis hasil belajar matematika siswa secara individual untuk setiap indikator pada siklus I dan 72 siklus II . Adapun hasil belajar siswa untuk setiap indikator dapat dilihat pada Tabel 14 berikut ini: Tabel 14. Jumlah Siswa yang Mencapai KKM pada Siklus I dan II untuk Setiap Indikator UH No Indikator Hasil Belajar Jumlah Siswa yang Mencapai KKM 65 I 1 Menghitung volume kubus dan balok dengan kubus satuan 15 62,5 2 Menurunkan rumus dan menentukan volume kubus dan balok 16 66,67 3 Menurunkan rumus dan menentukan volume bangun ruang sederhana 8 33,33 II 1 Menentukan hubungan antar satuan volume 14 58,33 2 Memecahkan masalah sehari- hari yang berkaitan dengan bangun ruang kubus dan balok 16 66,67 Sumber: Data Olahan Peneliti Lampiran K 2 dan K 3 Berdasarkan Tabel 14 dan dengan KKM 65 dapat diinterpretasikan hasil siklus I dan II siswa untuk setiap indikator, yaitu sebagai berikut: a Hasil Siklus I Indikator 1 : Menghitung volume kubus dan balok dengan kubus satuan. Secara umum siswa telah menguasai indikator ini. Sedangkan kesalahan siswa yang belum mencapai KKM tersebut secara umum adalah pada operasi perkalian beberapa siswa mengalami kesalahan. Indikator 2 : Menurunkan rumus dan menentukan volume kubus dan balok. Secara umum siswa sudah mampu menurunkan rumus kubus 73 dan balok. Namun kesalahan siswa yang belum mencapai KKM tersebut diakibatkan kesalahan siswa didalam operasi perkalian. Indikator 3 : Menurunkan rumus dan menentukan volume bangun ruang sederhana. Ini menunjukkan lebih dari sebagian siswa tidak tuntas dalam indikator ini. Kesalahan siswa secara umum adalah dalam menentukan volume gabungan bangun ruang kubus dan balok, selain itu kesalahan siswa juga sama pada indikator 1 dan 2 yaitu pada operasian perkalian b Hasil Siklus II Indikator 1 : Menentukan hubungan antar satuan volume. Secara umum siswa sudah memahami cara menentukan hubungan antarsatuan volume. Kesalahan siswa yang belum mencapai KKM tersebut secara umum adalah dalam menentukan penjumlahan antarsatuan volume. Indikator 2 : Memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan bangun ruang kubus dan balok. Secara umum hampir seluruh siswa sudah memahami pemecahan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan bangun ruang kubus dan Balok. Kesalahan siswa yang belum mencapai KKM tersebut secara umum adalah siswa tidak merubah satuan volume yang telah ditentukan kedalam liter. Berdasarkan Tabel 14 diatas dapat diinterpretasikan bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM terendah dari setiap indikator pada Siklus I adalah pada 74 indikator 3, dari 24 siswa hanya sebanyak 8 siswa yang mencapai KKM. Adapun kesalahan siswa yang belum mencapai KKM secara umum adalah dalam menentukan volume gabungan bangun ruang kubus dan balok, selain itu siswa juga mengalami kesalahan pada operasi perkalian. Sedangkan pada Siklus II, jumlah siswa yang mencapai KKM terendah dari setiap indikator 1 dan 2 adalah pada indikator 1, dari 24 siswa hanya 14 siswa yang mencapai KKM. Kesalahan siswa secara umum adalah dalam menentukan penjumlahan hubungan antarsatuan volume. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM terendah dilihat dari setiap indikator Siklus I dan Siklus II yaitu sebanyak 8 siswa meningkat menjadi 14 siswa. Dengan demikian penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik mencari pasangan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Setelah dilakukan analisis data tentang penerapan pembelajaran kooperatif dengan teknik mencari pasangan pada materi pokok Volume kubus dan Balok, pada bagian ini dikemukakan pembahasan hasil penelitian. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas V SDN Tambakrejo, Tempel, Sleman setelah dilaksanakan tindakan kelas melalui pembelajaran kooperatif dengan teknik mencari pasangan. Kelemahan lain yang dirasakan gurupeneliti selama pelaksanaan tindakan pembelajaran kooperatif dengan teknik mencari pasangan ini adalah waktu tindakan yang terlalu cepat selama dua minggu dalam pelaksanaan delapan pertemuan. Adapun peningkatan yang didapat pada pelaksanaan tindakan ini adalah peningkatan terhadap pemberian penghargaan kelompok super dari siklus I

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV MATA PELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI MENCARI PASANGAN DI SDN 1 GEDONGTATAAN TAHUN 2012

0 15 38

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED Peningkatan Partisipasi Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Pada Siswa Kelas V SDN I Gonda

0 1 17

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED Peningkatan Partisipasi Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Pada Siswa Kelas V SDN I Gonda

0 2 11

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PERKALIAN DAN PEMBAGIAN MELALUI MODEL PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PERKALIAN DAN PEMBAGIAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI MENCARI PASANGAN PADA

0 0 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERKALIAN MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE Peningkatan Hasil Belajar Perkalian Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Pada Pelajaran Matematika Siswa Kelas 3 SDN Gemampir Kecamatan Karan

0 1 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERKALIAN MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE Peningkatan Hasil Belajar Perkalian Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Pada Pelajaran Matematika Siswa Kelas 3 SDN Gemampir Kecamatan Karang

0 1 11

Peningkatan prestasi belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan pada mata pelajaran IPS di kelas IV SDN Keniten tahun pelajaran 2013/2014.

3 11 115

(ABSTRAK) PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK JIGSAW (Kajian tindakan di kelas V SDN Wates 02 Kecamatan Ngaliyan Kota semarang).

0 0 2

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK JIGSAW (Kajian tindakan di kelas V SDN Wates 02 Kecamatan Ngaliyan Kota semarang).

0 1 111

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) PADA SISWA KELAS V SDN BRONGGANG, CANGKRINGAN SLEMAN.

0 0 260