19
a. Sifat Nasional formal
UUPA memulai dengan menyebut dalam konsideransnya cacat-cacat dan kekurangan-kekurangan Hukum tanah yang lama. Berhubung dengan itu
Hukum Tanah yang lama tersebut harus diganti Hukum Tanah yang baru, Hukum Tanah Nasional. Hukum Tanah yang baru itu harus bersifat nasional,
baik mengenai segi formal maupun materiilnya. Mengenai segi formalnya Hukum Tanah Nasional harus dibuat oleh pembentuk Undang-Undang
Indonesia, dibuat di Indonesia dan disusun pula dalam Bahasa Indonesia. Lagipula Hukum Tanah Nasional berlaku diseluruh wilayah Indonesia dan
meliputi semua tanah yang ada diwilayah tanah yang ada di wilayah Negara. UUPA memenuhi syarat nasional yang formal itu.
b. Sifat nasional materiil
Mengenai segi materiilnya Hukum Tanah yang baru harus nasional pula,yaitu berkenaan dengan tujuan, konsepsi, asas-asas, sistem dan isinya.
Dalam hubungan ini UUPA menyatakan pula dalam Konsideransnya, bahwa Hukum Agraria Tanah harus:
1 Harus didasarkan atas hukum adat tentang tanah
2 Harus sederhana
3 Harus menjamin kepastian hukum bagi seluruh rakyat Indonesia
4 Harus tidak mengabaikan unsur-unsur yang bersandar pada hukum
agama
20
5 Harus memberi kemungkinan supaya bumi, air dan ruang-angkasa
dapat mencapai fungsinya dalam membangun masyarakat yang adil dan makmur
6 Harus sesuai dengan kepentingan rakyat Indonesia
7 Harus memenuhi pula keperluan rakyat Indonesia menurut permintaan
zaman dalam soal agraria 8
Harus mewujudkan penjelmaan daripada Ketuhanan Yang Maha Esa,Perikemanusiaan, Kebangsaan, Kerakyatan dan Keadilan Sosial,
sebagai asas kerohanian Negara dan cita-cita Bangsa, seperti yang tercantum didalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
9 Harus merupakan pelaksanaan daripada Dekrit Presiden tanggal 5 juli
1959 dan Manifesto Politik Republik Indonesia sebagai yang ditegaskan dalam Pidato Presiden tanggal 17 Agustus 1960
10 Harus melaksanakan pula ketentuan dalam pasal 33 Undang-Undang
Dasar, yang mewajibkan Negara untuk mengatur pemilikan tanah dalam memimpin penggunaannya, hingga semua tanah di seluruh
wilayah kedaulatan Bangsa dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, penggunaan itu bisa secara perseorangan maupun
secara gotong royong.
21
4. Gambaran Hukum Tanah Nasional