Alasan Menjadi Anak Jalanan

6 | P a g e tua atau anggota keluarganya. Mereka inilah yang cendrung melakukan kegiatan- kegiatan seperti menghisap lem dan bensin. Sementara anak lainnya tetap tinggal dengan orang tua, hanya pada saat melakukan pekerjaan saja berada di jalan atau di lorong-lorong pasar. Berdasarkan data dari Rumah Singgah, anak jalanan yang murni lepas dari orang tuanya bisa dihitung dengan jari, artinya relatif kecil jumlahnya. Anak jalanan yang dibina di Rumah Singgah Srikandi misalnya, dari 114 anak yang dibina terdapat dua orang yang murni anak jalanan dimana mereka tidur di pasar atau di emperan toko. Demikian anak jalanan yang dibina di Rumah Singgah Bina Generasi menunjukkan bahwa pada umumnya anak- anak tersebut masih tinggal bersama orang tua atau anggota keluarganya, atau ada sebagian anak jalanan yang sudah memiliki penghasilan lebih baik dan merasa sudah bisa mandiri, maka mereka akan menyewa rumah sendiri yang disewa secara bulanan. Pengemis pada umumnya tinggal dengan cara mengontrak kamar atau rumah sederhana. Hal ini karena pengemis pada umumnya berusia dewasa atau tua sehingga tidak memungkinkan mereka untuk tinggal menumpang pada saudara mereka. Menurut informan dari Dinas Sosial Kota Padang, penghasilan dari mengemis dapat mencukupi kebutuhan hidup keluarga pengemis termasuk untuk menyewa rumah meskipun rumah ukuran kecil dan semi permanen. Hal tersebut tentunya menjadi salah satu penyebab mengapa pekerjaan mengemis sulit dihapus dari pusat-pusat kota seperti Padang dan Bukittinggi karena penghasilan dari pekerjaan mengemis tersebut cukup memadai.

d. Daerah Asal Anak Jalanan

idak ada data yang pasti berkenaan dengan daerah asal anak jalanan. Namun hasil wawancara dengan Dinas Sosial dan Rumah Singgah menunjukkan daerah asal anak jalanan adalah Pesisir Selatan 10 orang, Pariaman 9 orang , Solok 7 orangdan kota Padang 12 orang. Permasalahannya adalah keluarga tersebut langsung memboyong semua anggota keluarganya ke Padang pada hal pekerjaan belum dimiliki. Akibatnya banyak anggota keluarga yang akhirnya bekerja serabutan. Hasil yang diperoleh dari pekerjaan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Pada akhirnya anak-anak juga ikut melakukan pekerjaan orang tua mereka dengan bekerja sebagai penjual koran, kantong plastik, rokok, mengamen, mengemis dan sebagainya. Sama halnya dengan anak jalanan, menurut informan Dinas Sosial bahwa sebagian besar dari pengemis yang beroperasi di Kota Padang berasal dari kabupaten Pesisir Selatan dan Padang Pariaman. Hal ini juga sama dengan apa yang diinformasikan oleh pengelola rumah singgah bahwa para pengemis tersebut umumnya berasal dari Pesisir Selatan dan Padang Pariaman.

e. Alasan Menjadi Anak Jalanan

lasan menjadi anak jalanan, karena desakan ekonomi, dimana orang tua mereka tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kondisi ini mengakibatkan anak-anak yang seharusnya dapat mengikuti pendidikan di sekolah terpaksa putus dan turun ke jalan mencari uang.Meskipun pada awalnya anak-anak bekerja di jalan untuk membantu ekonomi keluarga, namun lama kelamaan pekerjaan di jalan tersebut sudah menjadi kebutuhan mereka sehingga sulit untuk keluar dari aktivitas tersebut. Bahkan tidak jarang orang tua justru mengandalkan anak-anak mereka yang mencari uang sementara mereka tetap tinggal di rumah dan tidak mengerjakan apa-apa Selain alasan ekonomi, untuk sebagian kecil anak jalanan juga karena adanya ketidakharmonisan keluarga mereka sehingga mengakibatkan mereka mencari kepuasan tersendiri dengan hidup di jalan. Pekerjaan ini mereka lakukan pada dasarnya sebagai bentuk perlawanan terhadap kondisi rumah tangga yang mereka alami. Akibatnya anak-anak jalanan dari kelompok ini banyak yang terjerumus ke dalam tindakan-tindakan negatif seperti mabuk-mabukan dan menghisap ganja atau narkoba. T A 7 | P a g e Demikian halnya dengan pengemis dimana terdapat dua alasan utama yaitu; pertama, karena kondisi ekonomi di kampung tidak memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehingga pergi ke kota untuk mengadu nasib. Kondisi di kota yang tidak cukup mudah untuk memperoleh pekerjaan mengakibatkan mereka memilih pekerjaan sebagai pengemis. Kondisi ini untuk sebagian pengemis juga didukung oleh kondisi fisik yang sudah tua atau cacat. kedua, mengemis dianggap sebagai mata pencaharian yang cukup mudah untuk mendapatkan uang sehinga mereka menjadi malas untuk melakukan pekerjaan lain. Menurut informan, sebagian dari pengemis menjadikan diri mereka seolah- seolah tidak berdaya, cacat, sakit dan sebagainya untuk menarik simpati para pengguna jalan agar mengasihi mereka. Dengan begitu orang-orang yang lewat akan memberikan uang kepada mereka.

f. Harapan Masa Depan