Pelatihan Keterampilan Bantuan Modal Usaha Bantuan modal usaha bertujuan untuk

10 | P a g e C, usaha salon dan sebagainya. Sehingga kebutuhan dana untuk pembinaan anak jalanan dapat disubsidi dari penghasilan beragam usaha lainnya.

a. Bantuan Beasiswa

erdasarkan hasil wawancara dengan pengelola rumah singgah, diinformasikan bahwa meskipun pada umumnya anak jalanan adalah usia sekolah merupakan sasaran utama, namun hanya sebagian kecil saja sekitar 10 diantara anak jalanan yang mau melanjutkan sekolah mereka. Sedangkan sebagian besar lebih memilih untuk mengikuti pelatihan keterampilan sebagai modal untuk bekerja. Alasan utama yang dikemukakan adalah keinginan untuk memperoleh uang agar dapat membiayai hidup sendiri atau membantu biaya hidup keluarga. Rumah singgah Srikandi pada tahun 2010 saat menutup rumah singgah dan menyerahkan segala asset yang berkaitan dengan rumah singgah kepada Dinas Sosial, masih membina 13 orang anak jalanan. Dari 13 anak jalanan tersebut, 5 orang diantaranya bekerja sebagai pedagang asongan dan 8 orang masih sekolah SMP 6 orang dan SMK 2 orang. Setelah diserahkan kepada Dinas Sosial, informan tidak memiliki informasi lagi berkaitan dengan kelanjutan usaha dan pendidikan anak jalanan tersebut. Sedangkan rumah singgah Bina Generasi, saat ini masih membina 10 anak jalanan yang berusia rata-rata antara 15 sampai 17 tahun, dan 1 orang berusia 6 tahun yang dibawa oleh kakaknya untuk tinggah di rumah singgah. Dari 10 orang yang dibina, 5 orang diantaranya tidak sekolah, 4 orang kuliah sambil kerja, dan 1 orang masih duduk di TK. Selama program rumah singgah masih dibiayai oleh pemerintah Depsos sampai tahun 2008, setiap anak jalanan yang dibina di rumah singgah dan meneruskan sekolah mereka akan mendapatkan beasiswa sebesar Rp.1.000.000 setiap tahunnya. Beasiswa tersebut diberikan dalam bentuk barang-barang kebutuhan sekolah seperti sepatu, alat tulis, baju seragam, tas sekolah, dan sebagainya. Pendistribusian beasiswa tersebut dilakukan melalui rumah singgah dan selanjutnya dibagikan kepada setiap anak sesuai dengan jumlah anak yang diajukan untuk memperoleh beasiswa. Sedangkan untuk biaya operasional anak jalanan ke sekolah akan ditanggung oleh orang tua mereka atau anggota keluarga yang lain. Pemerian beasiswa tersebut juga atas kesepakatan rumah singgah dengan orang tua anak jalanan dimana rumah singgah dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk meneruskan sekolahnya, namun biaya transportasi, makan dan jajan harus ditanggung oleh orang tua masing-masing anak.

b. Pelatihan Keterampilan

elatihan keterampilan yang diberikan kepada anak jalanan sebagaimana yang disebutkan diatas 3.1.2 didasarkan kepada potensi dan keinginan anak jalanan sendiri. Artinya pengelola rumah singgah mengajukan kepada Dinas Sosial tentang jenis pelatihan keterampilan yang dibutuhkan oleh anak jalanan. Setelah disetujui maka pengelola rumah singgah akan mengirimkan anak jalanan ke tempat pelatihan yang disediakan oleh Dinas Sosial Dinsos Kota dan Dinsos Propinsi sesuai dengan kebutuhan anak jalanan tersebut. Dengan demikian anak jalanan akan terbagi pada kelompok pelatihan keterampilan yang sesuai, ada yang memperoleh pelatihan keterampilan mengenderai mobil stir mobil, ada yang mengikuti pelatihan elektronik, ada yang mengikuti pelatihan sablon, dan ada pula yang mengikuti pelatihan kewirausahaan, dan sebagainya. Salah seorang informan menuturkan; Deka bukan nama sebenarnya, usia 18 tahun, laki-laki, daerah asal Pessel. Pendidikan tidak tamat SD. Sekitar tahun 2008 deka pernah mendapat pembinaan dari sebuah rumah singgah yang terdapat di sekitar Air Tawar, Berada di bawah bimbingan rumah singgah sekitar enam bulan. Menurut Egi, kegiatan di rumah singgah sangat terbatas sekali dan tidak banyak ketrampilan yang B P 11 | P a g e mereka dapatkan. Kegiatan lebih banyak pemberian motivasi. Egi sebenarnya berminat untuk mendapatkan pelatihan montir motor, namun keinginan tersebut tidak terpenuhi. Sekarang, deka masih tetap di jalanan sebagai pengamen.

c. Bantuan Modal Usaha Bantuan modal usaha bertujuan untuk

memberikan kesempatan kepada anak jalanan untuk melakukan kegiatan usaha atau mengembangkan usaha yang sudah dijalankannya setelah mereka memperoleh pelatihan keterampilan atau kewirausahaan. Ada dua bentuk bantuan modal yang diberikan kepada anak jalanan yaitu Usaha Ekonomi Produktif UEP dan Kelomok Usaha Bersama KUBE. UEP diberikan kepada anak jalanan secara perorangan, sedangkan KUBE diberikan untuk usaha kelompok dengan jumlah anggota setiap kelompok adalah 5 orang. Menurut informan, bantuan yang diberikan pada umumnya adalah rokok, karena anak jalanan lebih banyak memiliki usaha berjualan rokok baik di persimpangan jalan maupun di taman kota atau pasar. Jumlah bantuan bervariasi antara 1-2 slof rokok. Selain bantuan modal usaha untuk anak jalanan, bantuan modal usaha juga diberikan kepada orang tua anak jalanan. Ada dua tujuan yang ingin dicapai dengan pemberian bantuan modal usaha kepada orang tua anak jalanan: Pertama, supaya setelah memiliki usaha sendiri, orang tua memiliki sumber ekonomi yang lebiih baik untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarga sehingga akhirnya tidak perlu lagi membiarkan anak-anak mereka bekerja di jalanan. Kedua adalah bhwa setelah keluarga yang dibantu memiliki modal uang yang cukup, diharapkan mereka bisa pulang ke kampung mereka untuk mengelola potensi yang ada seperti sawah atau ladang. Artinya dengan modal usaha yang diberikan, dalam jangka waktu tertentu orang tuakeluarga tersebut dapat melakukan evaluasi dibantu oleh rumah singgah terhadap masa depan usaha mereka. Bila kebutuhan usaha mereka adalah berjualan hasil identifikasi rumah singgah maka diberikan barang-barang untuk berjualan seperti beras, garam, rokok dan sabun. Tetapi keluarga yang memiliki pekerjaan sebagai buruh angkat dan pemulung, maka diberikan bantuan berupa becak sehingga memudahkan mereka untuk melakukan kegiatan usaha tersebut.

d. Konseling dan Ceramah Agama Konseling yang diberikan di rumah singgah