3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tentang yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2008:115.
Populasi disini adalah karyawan PT. Bambang Djaja yang menggunakan Microsoft Axapta sebanyak 30 orang yang menjadi objek penelitian sebagai
sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam penelitian.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Sugiyono, 2008:116. Jumlah sample dalam penelitian ini
berjumlah 30 orang yaitu karyawan yang menggunakan Microsoft Axapta.
3. Teknik Penarikan Sampel
Berdasarkan kriteria maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang pengguna, sehingga pemilihan dan penentuan sample
dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan teknik sampling jenuh, yaitu teknik dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakn langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data
Sugiyono, 2008:401.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3.3.1 Jenis Data
Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek yang akan diteliti. Untuk
pengumpulan data-data tersebut terutama data primer yaitu dengan menggunakan instrumen penelitian yaitu kuesioner Suyanto dan Sutinah, 2007:55. Menurut
Koentjaraningrat dalam Suyanto dan Sutinah, kuesioner tersebut dimaksudkan sebagai suatu daftar pertanyaan untuk memperoleh data berupa jawaban-jawaban
dari para responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik kuesioner,
pengambilan data ini diambil pada tahun 2011 dan untuk memperoleh data hasil indikator keberhasilan implementasi sistem.
3.3.2 Sumber Data
Semua data penelitian ini diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner kepada responden yaitu karyawan yang menggunakan Microsoft Axapta di PT.
Bambang Djaja.
3.3.3 Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian bertujuan untuk medapatkan informasi sebagai penunjang keberhasilan dari suatu penelitian, maka di dalam penelitian ini
penulis dalam mengumpulkan data dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah alat pengumpulan data secara langsung yang berupa daftar pertanyaan
untuk disebarkan kepada objek penelitian yang kemudian dari hasil jawaban responden tersebut diolah sehingga menghasilkan informasi tertentu.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3.3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Pada penelitian ini kuesioner diisi oleh karyawan responden. Sebelum kuesioner disebarkan ke
seluruh responden, terlebih dalulu dikonsultasikan kepada manager di PT. Bambang Djaja untuk mengetahui apakah kalimat-kalimat dalam kuesioner cukup
dimengerti serta dengan tujuan untuk pembenahan.
3.4 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 3.4.1 Uji Validitas
Uji validitas yang digunakan adalah validitas konstruksi. Validitas ini untuk mengetahui apakah kuesioner dapat mengukur variabel yang diteliti secara
tepat. Menurut Pabundu 2006 : 65, arti validitas adalah kebenaran dan keabsahan instrumen penelitian yang digunakan. Setiap penelitian selalu
dipertanyakan mengenai validitas alat yang digunakan. Suatu alat pengukur dikatakan valid jika alat itu dipakai untuk mengukur sesuai dengan kegunaannya.
Menurut Pabundu 2006 : 66, untuk mengetahui nilai korelasi faktor, digunakan rumus Product Moment Karl Pearson sebagai berikut :
} }{
{ .
2 2
2 2
y y
N x
x N
y x
xy N
R
Keterangan : R = koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total.
X = skor pernyataan tiap butir. Y = skor total.
N = jumlah responden
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3.4.2. Uji Reliabilitas
Uji ini untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Menurut Umar 2003 : 86, suatu pengukur bisa
dikatakan reliabel sepanjang pengukur tersebut mencapai suatu hasil-hasil yang konsisten. Apabila suatu alat ukur yang berupa kuesioner dipakai dua kali untuk
mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel, dengan kata lain, reliabel
menunjukkan konsisten alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Masing-masing variabel dalam penelitian ini dihitung dengan
menggunakan alpha croanbach, untuk mengetahui reliabilitas skala
pengukurannya. Rumus yang digunakan adalah alpha sebagai berikut : r
11
=
1
k k
st
si 1
….Riduwan, 2007 : 115 Dimana :
r
11
= nilai reliabilitas si
= jumlah varians skor tiap-tiap item pertanyaan s
t
= varians total k
= jumlah item pertanyaan Menurut Riduwan 2007 : 118, pengujian reliabilitas akan memenuhi
syarat jika
: 1.
Jika r
11
positif, serta r
11
r tabel, maka pernyataan tersebut reliabel. 2.
Jika r
11
negatif, serta r
11
≤ r tabel, maka pernyataan tersebut tidak reliabel.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3.5 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.5.1. Teknik Analisis Statistik Deskriptif
Analisis ini dipakai untuk menggambarkan karakteristik masing- masing variabel berdasarkan prosentase rerata mean dan
perkembangannya.
3.5.1.1 Teknik Analisa Data
Untuk mengetahui pengaruh variabel independent Pengetahuan, Sikap, Kemudahan Menggunakan, dan Perilaku Pengguna terhadap variabel
dependent Keberhasilan Implementasi Sistem, digunakan metode SEM berbasis component atau Variance - Partial Least Square PLS.
Partial Least Square dikembangkan pertama kali oleh Wold sebagai metode umum untuk mengestimasi path model yang menggunakan konstruk
laten dengan multiple indikator. Pada tahun 1966 Herman Wold mempresentasikan dua prosedur interatif menggunakan metode estimasi least
squares LS untuk single dan multi komponen model dan untuk canonical correlation Ghozali, 2008: 17.
Menurut Ghozali 2008: 17-18 Pendekatan PLS adalah distribution free tidak mengasumsikan data berdistribusi tertentu, dapat berupa nominal,
kategori, ordinal, interval, dan Rasio PLS pada awalnya diberi nama NIPALS nonlinear iterative partial least square. Menurut Wold
dibandingkan dengan pendekatan lain dan khususnya metode maximum likelihood, NIPALS lebih umum oleh karena bekerja dengan sejumlah kecil
asumsi zero intercorrelation antara residual dan variabel. Oleh karena itu
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pendekatan NIPALS memberikan model yang memiliki closer fit terhadap hasil observasi.
3.5.1.2 Metode PLS
Partial Least Square merupakan metode analisis yang powerfull. Oleh karena tidak mengasumsikan data harus dengan pengukuran skala tertentu, jumlah
sample kecil. PLS dapat juga digunakan untuk konfirmasi teori. Dibandingkan dengan CBSEM yang diwakili oleh software LISREL, EQS, atau AMOS
Component based PLS mampu menghindarkan dua masalah besar yang dihadapi oleh Covariance Based SEM CBSEM yaitu inadmissible solution dan faktor
indeterminacy Ghozali, 2008: 18. Secara filosofis perbedaan antara covariance based SEM dengan
component based PLS adalah apakah kita akan menggunakan model persamaan struktural untuk menguji teori atau pengembangan teori untuk tujuan prediksi
Anderson dan Gerbing, 1988. Pada situasi dimana kita mempunyai dasar teori yang kuat dan pengujian teori atau pengembangan teori utama riset, maka metode
dengan covariance based Maximum Likelihood atau Generakized Least Square lebih sesuai. Namun demikian adanya indeterminacy dari estimasi factor score
maka akan kehilangan ketepatan prediksi. Untuk tujuan prediksi, pendekatan PLS lebih cocok. Dengan pendekatan
PLS diasumsikan bahwa semua ukuran variance adalah variance yang berguna untuk dijelaskan. Oleh karena pendekatan untuk mengestimasi variabel laten
dianggap sebagai kombinasi linear dari indikator maka menghindarkan masalah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
indeterminacy dan memberikan model umum yang meliputi teknik korelasi kanonikal, redundancy analisis, regresi berganda, multivariate analisys of
variance MANOVA dan principle component analisys. Oleh karena PLS menggunakan iterasi algoritma yang terdiri dari seri
analisis ordinary least squares maka persoalan identifikasi model tidak menjadi masalah untuk model recursive, juga tidak mengasumsikan bentuk distribusi
tertentu untuk skala ukuran variabel. Lebih jauh lagi jumlah sampel dapat kecil dengan perkiraan kasar yaitu :
1. Sepuluh kali skala dengan jumlah terbesar dari indikator kausal formatif
catatan skala untuk konstruk yang didesain dengan refleksif indikator dapat diabaikan, atau
2. Sepuluh kali dari jumlah terbesar structural path yang diarahkan pada
konstruk tertentu dalam model struktural. PLS dapat dianggap sebagai model alternatif dari covariance based SEM,
Menurut Joreskog dan Wold Maximum Likelihood berorientasi pada teori dan menekankan transisi dari analisis exploratory ke cofirmatory, PLS dimaksudkan
untuk causal-predictive analisys dalam situasi kompleksitas yang tinggi dan dukungan teori yang rendah Ghozali, 2008: 19.
3.5.1.3 Model Pengukuran atau Outer Model
Convergent Validity dari model pengukuran dengan refleksif indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item score Component score dengan konstruk
score yang dihitung dengan PLS. Ukuran refleksif individual dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan konstruk yang ingin diukur. Namun demikian
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,5 sampai 0,60 dianggap cukup Ghozali, 2008: 24.
Menurut Ghozali 2008: 25. Discriminant validity dari model pengukuran dengan refleksif indikator dinilai berdasarkan crossloading
pengukuran dengan konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka hal ini menunjukkan bahwa
konstruk laten memprediksi ukuran pada blok mereka lebih baik daripada ukuran pada blok lainnya. Metode lain untuk menilai Discriminant Validity adalah
membandingkan nilai Square root of average variance extracted AVE setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk lainnya dalam model, jika nilai M akar
AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai discriminant
validity yang baik. Berikut ini rumus menghitung AVE ∑λi²
AVE = ____________ ∑λi² + ∑i varε i
Dimana λi adalah componen loading ke indikator dan varε i = 1- λi² jika
semua indikator di standardized, maka ukuran ini sama dengan average communalities dalam blok dan menyatakan bahwa pengukuran ini dapat
digunakan untuk reliabilitas component score variabel laten dan hasilnya lebih konservatif dibandingkan dengan composite reliability
ρc. Direkomendasikan nilai AVE harus lebih besar 0.50 Ghozali, 2008: 25.
Composite reliability blok indikator yang mengukur suatu konstruk dapat dievaluasi dengan dua macam ukuran yaitu internal consistency yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dikembangkan oleh Wert, Linn dan Joreskog dan Cronbach’s Alpha. Dengan menggunakan output yang dihasilkan PLS maka Composite reliability dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut ∑λi ²
ρc = _______________ ∑λi ² + ∑i varεi
Dimana λi adalah componen loading ke indikator dan varε i = 1- λi².
Dibandingkan dengan Cronbach Alpha, ukuran ini tidak mengasumsikan tau equivalence antar pengukuran dengan asumsi semua indikator bobot sama.
Sehingga cronbach alpha cenderung lower bound estimate reliability, sedangkan ρc merupakan closer approximation dengan asumsi estimasi parameter adalah
akurat. Ρc sebagai ukuran internal consistence hanya dapat digunakan untuk
konstruk dengan refleksif indikator.
3.5.2 Analisis Statistik Inferensial
Analisis yang dilakukan untuk menguji hubungan atau pengaruh antar variabel yang diteliti.
3.5.2.1 Pengujian Hipotesis secara Parsial Uji t
Pengujian Hipotesis mengenai pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial, dengan menggunakan uji t. Tahap uji t adalah
sebagai berikut : a.
Perumusan hipotesis Ho :
1
= 0, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel X
1,
X2, X3, terhadap variabel Y1, Y2.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Ha :
1
0, artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel X
1
terhadap variabel Y b.
Menentukan tingkat signifikansi, yang mana dalam penelitian ini taraf signifikansi yang digunakan adalah sebesar 5
= 0,05 . Dengan derajat bebas df, n-k dimana n = jumlah sampel dan k = jumlah variabel.
Menentukan nilai t
hitung :
t
hitung
=
b
1
Se
b
1
Dimana: t
hitung
= t hasil perhitungan
b
1
= Koefisien regresi
Se
= Standar error untuk masing-masing koefisien Sudjana, 2003:111
c. Dalam pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan uji dua pihak yang
berlaku ketentuan, bahwa bila , t
hitung
berada pada daerah penerimaan Ho atau terletak di antara harga tabel. Maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Dengan demikian bila t
hitung
lebih kecil atau sama dengan dari harga tabel maka Ho diterima. Harga t
hitung
adalah harga mutlak, jadi tidak dilihat + atau - nya Bila taraf signifikansi
ditetapkan 5, sedangkan pengujian dilakukan dengan menggunakan uji dua pihak, maka
harga t
tabel
adalah = 1,960 d.
Menentukan keputusan terhadap hipotesis dengan membandingkan T
hitung
dan T
tabel
yang diperoleh dengan tingkat probabilitas kesalahan sama atau
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
lebih kecil dari taraf signifikansi sebesar 0,05, maka Ho diterima H
1
ditolak dan sebaliknya. e.
Kriteria pengujian Membandingkan nilai t
tabel
dengan t
hitung
1. Bila t
hitung
-t
tabel
atau t
hitung
t
tabel
, maka Ho ditolak dan H
1
diterima 2.
Bila t
tabel
t
hitung
t
tabel
, maka Ho diterima dan H
1
ditolak Ho diterima, jika -t
tabel
t
hitung
t
tabel .
Artinya variabel independen secara parsial tidak mempengaruhi variabel dependen
Ho diterima, jika t
hitung
t
tabel
-t
tabel .
Artinya variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen.
3.5.2.2 Evaluasi Model
Oleh Karena PLS tidak mengasumsikan adanya distribusi tertentu untuk estimasi parameter, maka teknik parametrik untuk menguji signifikansi parameter
tidak diperlukan Ghozali, 2008: 24. Model evaluasi PLS berdasarkan pada pengukuran prediksi yang mempunyai sifat Non-parametrik, Maka untuk
mengujinya adalah dengan menggunakan model pengukuran atau outer model dengan indikator refleksif dievaluasi dengan convergen dan Discriminant Validity
dari indikatornya dan Composite reliability untuk block indikatornya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum 4.1.1 Profil Perusahaan
PT. Bambang Djaja produsen Transformator adalah perusahaan yang berdiri sejak tahun 1982 berawal dengan lisensi “Tatung Electric” yang berkiblat ke GE
Westing House-USA. PT. Bambang Djaja mempunyai semboyan “Bermutu dan dinamis” selalu meningkatkan pelayannya untuk memasok kebutuhan transformer ke
pelanggannya di seluruh Indonesia dan luar negeri ekspor. Sebelumnya, kepanjangan BD adalah Bambang Djoko. Tahun 1984, arti dari BD berubah
menjadi Bambang Djaja. Warna biru dari logo BD tidak memiliki arti yang penting, itu bermula ketika warna tiang bangunan perusahaan adalah biru.
PT. Bambang Djaja memiliki komitmen untuk selalu meningkatkan mutu produk dan layanan yang diberikan pada customer dan ini dibuktikan dengan
didapatkannya sertifikat manajemen mutu ISO 9002, sejak tahun 1997 dan ISO 9001 pada bulan Juli 2022. Produk ‘BD’ juga telah mendapatkan pengakuan mutu
berupa sertifikat pengendalian mutu SPM dari PLN. Produksi PT.Bambang Djaja mencakup trafo distribusi satu phase dan tiga
phase yang mempunyai range 25KVA sampai 10000 KVA, selain itu juga telah banyak membuat jenis-jenis trafo lain dengan dan spesifikasi khusus dan lain
46
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
sebagainya. Dalam produksinya ‘BD’ mengacu pada standart IEC-76, ANSI, NEMA, dan SPLN 97.
Produk ‘BD’ telah banyak terpasang mulai dari proyek-proyek PLN, pertambangan, oil company, dan industri-industri lainnya.
4.1.2 Lokasi Perusahaan
PT. Bambang Djaja berdiri pada sebuah kawasan industri dengan luas tanah sekitar 18.000 meter persegi.
PT. Bambang Djaja beralamat di Jl. Rungkut Industri III56 Suarabaya 60293- Indonesia, dengan nomor telepon: 62-31-8438703 Hunting, 62-31-8438470, Fax:
62-31-8438350. Perusahaan membuat produk untuk dipasarkan di dalam negeri dengan mendirikan agen perwakilan pemasaran di Jakarta yang terletak di:
PT. Bambang Djaja Komplek Mangga Dua Plaza Blok C-10, Jl. Mangga Dua Raya Jakarta 10730, telepon 021 612.8940,612.9841 Fax. 021 612.1049.
Berikut nama-nama perusahaan yang telah mempercayai PT. Bambang Djaja sebagai pemasok kebutuhan trafo Distribusi dengan merek ‘BD’:
1. Oil Company : Caltex Pacific Indonesia, Maxus, Pertamina termasuk
Pertamina Balikpapan dengan daya 4,5 MVA per unit dan lain-lain. 2.
Building : Hotel Mulia Jakarta, Siola Dept. store-Surabaya, Giant Hypermarket-Surabaya, Boonet Supermarket-Surabaya,dan lain-lain.
3. Industrial Company : Sasa Inti, Miwon bumbu masak, New Era Group,
Maspion Group, Pabrik Twiji Kimia, PT. Petrokimia-Gresik, Surabaya Mekabox paper, Texmaco group-Polysindo textil, Sinar Angkasa Rungkut
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Chiyoda Lamp, Gudang Garam, Comfeed Indonesia, PT.Cheil samsung Astra, Ispatindo, Kimia Farma, Taiyo Sinar Perum Pelabuhan, Yamindo,
PT. Bentoel, PT. Puspetindo, Tanjung Project PLTD, Pupuk Kaltim, PT. Kelian Equator Minning.
4. PLN : PT. Bambang Djaja telah mempunyai pengalaman lebih dari 15 tahun
dan akan terus meningkatkan mutu pelayanan kualitas dan inovasi produk. Untuk itu, “BD” didukung oleh team design, mechanical, dan electrical
yang telah berpengalaman puluhan tahun di bidangnya.
4.1.3 Visi Perusahaan
Kesuksesan hari ini dalam kompetisi bisnis tergantung dari kebutuhan konsumen dan kemampuan memimpin dalam berinovasi. Oleh karena itu, kami
menyediakan kualitas tinggi dan sesuai dengan teknologi saat ini. Misi kami adalah menjadi pemimpin perusahaan dalam bidang produk
elektrik dan menjadi pemasok pilihan. Oleh karena itu, kami memiliki motto
“Bermutu dan Dinamis” atau “Quality and Inovation”.
Kami menyediakan BD, cita-cita dari PT. Bambang Djaja adalah menyediakan kebutuhan pelanggan dengan kualitas tinggi dan dengan pelayanan
tingkat tinggi. Kami yakin dengan “Bermutu dan “Dinamis” adalah suatu kewajiban dan
dengan pelaksanaan jaminan kualitas secara berkelanjutan, kami percaya kepada anda, pelanggan kami yang berharga, selalu melangkah bersama kesuksesan anda.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.1.4 Tugas-tugas Jabatan di Perusahaan
1. Presiden Director
Sebagai pemilik sekaligus pemimpin yang mengatur dan menjalankan perusahaan.
2. Representative Office
Wakil dari President Director di dalam perusahaan serta berhak melakukan pengambilan keputusan ketika director tidak ada di tempat.
3. Secretary
Membantu wakil dari President Director untuk melakukan koresponden kepada supplier.
4. Divisi Marketing
Merancang strategi pemasaran yang lebih baik agar memenuhi target, mencari daerah pemasaran baru untuk memperluas jangkauan pemasaran, mengawasi
semua kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh para staffnya, mengetahui kondisi pasar dan selera konsumen yang ada, membina hubungan baik dengan
konsumen yang sudah ada. 5.
Divisi Finance, Accounting dan Administrasi Memeriksa dan mengendalikan keuangan perusahaan, menganalisa
keseimbangan keuangan yang ada di perusahaan, dan membuat laporan keuangan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6. Personalia
Bertanggung jawab terhadap kesejahteraan karyawan dan segala sarana yang mendukungnya. Segala kegiatan yang berhubungan dengan bidang personalia
mulai dari penerimaan dan perekrutan pegawai, serta bertanggung jawab terhadap usaha-usaha peningkatan sumber daya manusia untuk memenuhi
tuntutan perusahaan.
Bagian Operasional Group terdiri dari :
1. Divisi Engineering RD
Membuat desain produk sesuain dengan permintaan customer, terdiri dari electrical desain dan mechanical design serta bertugas untuk melakukan penelitian dan
pengembangan produk dalam desain dan kualitas. 2.
Divisi PPIC Membuat perencanaan dalam hal penyediaan material, pemesanan dan pembelian
material, penjadwalan produksi, dan pengiriman produk. 3.
Divisi Manufacturing Membuat produk sesuai dengan desain yang diperoleh dari bagian Engineering
sampai diperoleh produk jadi. 4.
Divisi QA Melakukan pengawasan terhadap kualitas manajemen serta produk perusahaan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.1.5 Struktur Organisasi PT. Bambang Djaja
Managing Director membawahi dua bagian dengan status sejajar yaitu : a.
Chief Financial Officer b.
Chief Operation Officer Chief Finance Officer membawahi atau dibantu oleh bagian Finance
Accounting Controler yang membawahi enam yaitu : a.
Finance Manager b.
Accounting Supervisor c.
Procurement Manager d.
Information Tech. Senior Supervisor e.
General Affairs f.
HRD Supervisor Disamping itu Chief Finance Officer dan Chief Operation Officer
membawahi : a.
Finance Accounting Controler b.
Plant Manager Operation c.
Utility Sales Channel Bus Dev Manager membawahi Sales d.
General Industry Bus Dev Manager membawahi Sales e.
Building Infrastructure Bus Dev Manager membawahi Sales f.
Service Manager membawahi Technical Support Engineers g.
Oil Gas. Mining Bus Dev Manager membawahi Sales Plant Manager Operation membawahi :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
A. Product Development Manager
B. Membawahi Kepala Produksi Kepala Produksi Production Manager yang
dibagi menjadi tiga bagian seksi : a.
Inner Section b.
Maintenance Utility c.
Outer Section Inner Section dibagi tiga bagian untuk menangani :
a. Coil Winding
b. Core
c. Final Assembling
Outer Section dibagi menjadi tiga bagian : a.
Prepatory b.
Welding c.
Painting C.
Quality Assurance Supervisor dibagi menjadi tiga bagian : a.
Inner Part QC b.
Raw Material QC c.
Outer Part QC D.
Planning Manager E.
Warehouse Senior Supervisor
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 4.1 Organizational Structure of PT. Bambang Djaja
Sumber : PT. Bambang Djaja 2008
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.1.6 Standart Mutu dan Kualitas
Standart mutu dan kualitas sangat ditekankan PT. Bambang Djaja dalam memuaskan customer, baik mulai pemesanan, pengiriman sampai dengan service dan
maintenance sehingga pengerjaan dan proses desain sampai proses testing dikontrol oleh quality control sehingga PT. Bambang Djaja memperoleh ISO 9002 dalam
rangka memperoleh jaminan prosedur kualitas terbaik.
4.2 Penyajian Data
4.2.1 Hasil Kuesioner Distribusi Frekuensi
Variabel penelitian yang digunakan antara lain adalah Pengetahuan, Sikap, Kemudahan menggunakan, dan Perilaku pengguna terhadap Implementasi Sistem.
1 Variabel pengetahuan terdiri dari 3 item pertanyaan. Berikut ini distribusi
frekuensi jawaban responden variabel Pengetahuan.
Tabel 4.1 Variabel Pengetahuan
Jawaban Responden Cukup
Baik Sangat
Tidak Baik
Tidak Baik
Baik Sangat
Baik Total
No Indikator
f f f f f f 1 Pendidikan 3 10,0 5 16,7 13 43,3 8 26,7 1 3,3 30 100
2 Pengalaman 1 3,3 5 16,7 20 66,7 2 6,7 2 6,7 30 100 3 Informasi 1
3,3 2
6,7 6 20,0
20 66,7
1 3,3 30
100
Sumber : Lampiran 13
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Penjelasan tabel diatas adalah sebagai berikut : a.
Sebagian besar responden yaitu 43,3 menjawab cukup baik bahwa Pendidikan mempengaruhi Pengetahuan Pengguna.
b. Sebagian besar responden yaitu 66,7 menjawab cukup baik bahwa
Pengalaman mempengaruhi Pengetahuan Pengguna. c.
Sebagian besar responden yaitu 66,7 menjawab baik bahwa Informasi mempengaruhi Pengetahuan Pengguna.
2 Variabel Sikap terdiri dari 3 item pertanyaan. Berikut ini distribusi frekuensi
jawaban responden variabel Sikap.
Tabel 4.2 Variabel Sikap
Jawaban Responden Cukup
Baik Sangat
Tidak Baik
Tidak Baik
Baik Sangat
Baik Total
No Indikator
f f f f f f 1 Perasaan 1 3,3 3 10,0 13 43,3 12 40,0 1 3,3 30 100
2 Keyakinan 0 0 4 13,3 14 46,6 10 33,3 2 10,0 30 100 3 Keinginan 0 0 4 13,3 12 40,0 13 43,3 1 3,3 30 100
Sumber : Lampiran 13 Penjelasan tabel diatas adalah sebagai berikut :
a. Sebagian besar responden yaitu 43,3 menjawab cukup baik bahwa perasaan
mempengaruhi sikap pengguna.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
b. Sebagian besar responden yaitu 46,6 menjawab cukup baik bahwa
keyakinan mempengaruhi sikap pengguna. c.
Sebagian besar responden yaitu 43,3 menjawab baik bahwa keinginan mempengaruhi sikap pengguna.
3 Variabel Kemudahan Menggunakan terdiri dari 3 item pertanyaan. Berikut ini
distribusi frekuensi jawaban responden variabel kemudahan menggunakan.
Tabel 4.3 Variabel Kemudahan Menggunakan
Jawaban Responden Cukup
Baik Sangat
Tidak Baik
Tidak Baik
Baik Sangat
Baik Total
No Indikator
f f f f f f 1
Dipahami 0 0 8 26,7 11 36,7 10 33,3 1 3,3 30 100 2 Ketrampilan 0 0 5 16,7 18 60,0 7 23,3 0 0 30 100
3 Dioperasikan 0 0 2 6,7 9 30,0 16
53,3 3 10,0 30 100
Sumber : Lampiran 13 Penjelasan tabel diatas adalah sebagai berikut :
a. Sebagian besar responden yaitu 36,7 menjawab cukup baik bahwa
komputer sangat mudah dipahami mempengaruhi kemudahan menggunakan. b.
Sebagian besar responden yaitu 60,0 menjawab cukup baik bahwa ketrampilan pengguna bertambah dengan menggunakan komputer
mempengaruhi kemudahan menggunakan. c.
Sebagian besar responden yaitu 53,3 menjawab baik bahwa komputer mudah dioperasikan mempengaruhi kemudahan menggunakan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4 Variabel Perilaku Pengguna terdiri dari 2 item pertanyaan. Berikut ini
distribusi frekuensi jawaban responden variabel perilaku pengguna.
Tabel 4.4 Variabel Perilaku Pengguna
Jawaban Responden Cukup
Baik Sangat
Tidak Baik
Tidak Baik
Baik Sangat
Baik Total
No Indikator
f f f f f f 1
Motivasi 0 0 4 13,3 12 40,0 14 46,6 0 0 30 100 2 Kemampuan 0 0 5 16,7 14 46,6 10 33,3 1 3,3 30 100
Sumber : Lampiran 13 Penjelasan tabel diatas adalah sebagai berikut :
a. Sebagian besar responden yaitu 46,6 menjawab baik bahwa motivasi
mempengaruhi perilaku pengguna. b.
Sebagian besar responden yaitu 46,6 menjawab cukup baik bahwa kemampuan mempengaruhi perilaku pengguna.
5 Variabel Implementasi Sistem terdiri dari 7 item pertanyaan. Berikut ini
distribusi frekuensi jawaban responden variabel implementasi sistem.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 4.5 Variabel Implementasi Sistem
Jawaban Responden Cukup
Baik Sangat
Tidak Baik
Tidak Baik
Baik Sangat
Baik Total
No Indikator
f f f f f f 1
Pemilihan personil
0 0 7 23,3 15 50,0 7 23,3 1 3,3 30 100 2 Pelatihan
0 0 4 13,3 17 56,7 9 30,0 0 0 30 100 3
Pemilihan tempat
0 0 2 6,7 19 63,3 8 26,7 1 3,3 30 100 4
Instalasi perangkat
0 0 15 50,0 8 26,7 7 23,3 0 0 30 100
5 Pengetesan
program 0 0 2 6,7 22 73,3 6 20,0 0 0 30 100
6 Pengetesan
sistem 0 0 5 16,7 18 60,0 7 23,3 0 0 30 100
7 Konversi
Sistem 0 0 0 0 17
56,7 13
43,3 0 0 30
100
Sumber : Lampiran 13 Penjelasan tabel diatas adalah sebagai berikut :
a. Sebagian besar responden yaitu 50,0 menjawab cukup baik bahwa
pemilihan personil mempengaruhi implementasi sistem. b.
Sebagian besar responden yaitu 56,7 menjawab cukup baik bahwa pelatihan karyawan mempengaruhi implementasi sistem.
c. Sebagian besar responden yaitu 63,3 menjawab cukup baik bahwa
pemilihan tempat mempengaruhi implementasi sistem. d.
Sebagian besar responden yaitu 50,0 menjawab tidak baik bahwa instalasi perangkat keras dan perangkat lunak mempengaruhi implementasi sistem.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
e. Sebagian besar responden yaitu 73,3 menjawab cukup baik bahwa
pengetesan program mempengaruhi implementasi sistem. f.
Sebagian besar responden yaitu 60,0 menjawab cukup baik bahwa pengetesan sistem mempengaruhi implementasi sistem.
g. Sebagian besar responden yaitu 56,7 menjawab cukup baik bahwa konversi
sistem mempengaruhi implementasi sistem.
4.3 Analisis dan Uji Hipotesis
4.3.1 Uji Validitas
Berikut ini hasil uji validitas pada variabel Pengetahuan, Sikap, Kemudahan Menggunakan, dan Perilaku Pengguna terhadap Implementasi Sistem :
1. Hasil Uji Validitas Variabel Pengetahuan X
1
Hasil uji validitas variabel Pengetahuan X
1
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.6 Validitas Variabel Pengetahuan
Koefisien Korelasi pertanyaan Tingkat
No Item
Pernyataan dengan skor total
signifikan Keterangan
1 Pendidikan
0,715
0,000 Valid
2 Pengalaman
0,529 0,000
Valid 3
Informasi 0,364
0,000 Valid
Sumber : Lampiran 14 Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa seluruh item pertanyaan pada
variabel Pengetahuan X
1
yaitu TAHU 1 sampai dengan TAHU 3 adalah valid, karena tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,5.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Hasil Uji Validitas Variabel Sikap X
2
Hasil uji validitas variabel Sikap X
2
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.7 Validitas Variabel Sikap
Koefisien Korelasi pertanyaan Tingkat
No Item
Pernyataan dengan skor total
signifikan Keterangan
1 Perasaan
0,758 0,000 Valid
2 Keyakinan
0,661 0,000 Valid
3 Keinginan
0,661 0,000 Valid
Sumber :Lampiran 14 Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa seluruh item pertanyaan pada
variabel Sikap X
2
yaitu SIKAP 1 sampai dengan SIKAP 3 adalah valid, karena tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,5.
3. Hasil Uji Validitas Variabel Kemudahan Menggunakan X
3
Hasil uji validitas variabel Kemudahan Menggunakan X
3
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.8 Validitas Variabel Kemudahan Menggunakan
Koefisien Korelasi pertanyaan Tingkat
No Item
Pernyataan dengan skor total
signifikan Keterangan
1 Dipahami
0,596 0,000 Valid
2 Ketrampilan
0,536 0,000 Valid
3 Dioperasikan
0,413 0,000 Valid
Sumber : Lampiran 14 Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa seluruh item pertanyaan pada
variabel Kemudahan Menggunakan X
3
yaitu MUDAH 1 sampai dengan MUDAH 3 adalah valid, karena tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,5.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4. Hasil Uji Validitas Variabel Perilaku Pengguna Y