Pengaruh pengetahuan, sikap, dan kemudahan menggunakan, terhadap perilaku pengguna dan keberhasilan implementasi sistem (Studi pada penggunaan Microsft Axapta PT. Bambang Djaja, Surabaya).

(1)

PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KEMUDAHAN MENGGUNAKAN, TERHADAP PERILAKU PENGGUNA

DAN KEBERHASILAN IMPLEMENTASI SISTEM

(Studi pada penggunaan Microsoft Axapta PT. Bambang Djaja, Surabaya)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Bisnis pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Oleh :

OKY PERMATASARI 0742010057

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS

SURABAYA 2011


(2)

PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KEMUDAHAN MENGGUNAKAN, TERHADAP PERILAKU PENGGUNA

DAN KEBERHASILAN IMPLEMENTASI SISTEM (Studi pada penggunaan Microsoft Axapta PT. Bambang Djaja,

Surabaya)

Oleh :

OKY PERMATASARI 0742010057

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal : 14 Juni 2011

Menyetujui,

DOSEN PEMBIMBING TIM PENGUJI 1. Ketua

R.Y.Rusdianto, S. Sos , M.Si Drs. Nurhadi, M.Si

NPT. 3 7206 95 00461 NIP.196902011994031001

2. Sekretaris

R.Y.Rusdianto, S. Sos ,M.Si

NPT. 3 7206 95 00461

3. Anggota

Dra. Siti Ning Farida, Msi NIP.196407291990032001

MENGETAHUI DEKAN


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya kepada penulis sehingga skripsi dengan judul Pengaruh pengetahuan, sikap, dan kemudahan menggunakan, terhadap perilaku pengguna dan keberhasilan implementasi sistem (Studi pada penggunaan Microsft Axapta PT. Bambang Djaja, Surabaya) dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak R.Y. Rusdianto, S.Sos, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, nasehat serta motivasi kepada penulis. Dan penulis juga menerima bantuan dari berbagai pihak, baik itu berupa moril, spritual maupun materiil. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Hj. Suparwati, Dra, M.Si, sebagai dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Drs. Nurhadi, M.Si, selaku PLH Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak dan Ibu dosen jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang tidak dapat disebutkan satu persatu.


(4)

4. Bapak Chairul Arifandi dan Bapak Limi Mulyadi yang sudah banyak membantu saya dalam memberikan dan melengkapi data sebagai bahan laporan penulis.

5. Semua keluarga yang telah memberikan bantuan dan dukungan baik materiil maupun spiritual.

6. Dan teman-teman terdekat saya yang selalu mendukung saya.

Penulis menyadari bahwa di dalam skripsi ini akan ditemukan banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, dengan segala keterbatasan yang penulis miliki semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak umumnya dan penulis pada khususnya.

Surabaya, Juni 2011


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAKSI... xi

BAB I PENDAHULUAN... 01

1.1 Latar Belakang ... 01

1.2 Perumusan Masalah ... 04

1.3 Tujuan Penelitian ... 05

1.4 Manfaat Penelitian ... 05

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 06

2.1 Landasan Teori ... 06

2.1.1 Konsep Sistem Informasi ... 06

2.1.2 Konsep dasar Sistem ... 06

2.1.2.1 Pengertian Sistem... 07

2.1.2.2 Karakteristik Sistem ... 07

2.1.3 Analisis Sistem... 09

2.1.4 Konsep dasar Informasi ... 09

2.1.5 Pengetahuan ... 10


(6)

2.1.5.2 Indikator Pengetahuan... 12

2.1.6 Sikap... 13

2.1.6.1 Fungsi Sikap... 14

2.1.6.2 Pembentukan Sikap... 15

2.1.6.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap ... 16

2.1.6.4 Indikator Sikap ... 17

2.1.7 Persepsi kemudahan menggunakan... 18

2.1.7.1 Indikator kemudahan menggunakan ... 19

2.1.8 Perilaku ... 19

2.1.8.1 Indikator Perilaku... 20

2.1.9 Implementasi sistem... 21

2.1.9.1 Pendekatan Implementasi ... 21

2.1.9.2 Menerapkan rencana Implementasi... 22

2.1.9.3 Indikator Implementasi sistem ... 23

2.1.10 Pengetahuan, sikap, kemudahan menggunakan, perilaku pengguna dan keberhasilan implementasi sistem ... 25

2.2 Kerangka Berpikir... 26

2.3 Hipotesis... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 29

3.1.1 Definisi Operasional ... 29

3.1.2 Pengukuran Variabel ... 34


(7)

3.3 Teknik Pengumpulan Data... 35

3.3.1 Jenis Data ... 36

3.3.2 Sumber Data... 36

3.3.3 Pengumpulan Data ... 36

3.3.4 Instrumen Penelitian ... 37

3.4 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 37

3.4.1 Uji Validitas ... 37

3.4.2 Uji Reliabilitas ... 38

3.5 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 39

3.5.1 Teknik Analisis Statistik Deskriptif ... 39

3.5.1.1 Teknik Analisis Data... 39

3.5.1.2 Metode PLS... 40

3.5.1.3 Model Pengukuran atau Oyter Model ... 41

3.5.2 Analisis Statistik Inferensial ... 43

3.5.2.1Pengujian Hipotesis secara Parsial (Uji t)... 43

3.5.2.2Evaluasi Model... 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 46

4.1 Gambaran Umum ... 46

4.1.1 Profil Perusahaan ... 46

4.1.2 Lokasi Perusahaan... 47

4.1.3 Visi Perusahaan... 48

4.1.4 Tugas tugas Jabatan di Perusahaan ... 49


(8)

4.1.6 Standart Mutu dan Kualitas... 54

4.2 Penyajian Data ... 54

4.2.1 Hasil Kuesioner (Distribusi Frekuensi)... 54

4.3 Analisis dan Uji Hipotesis... 59

4.3.1 Uji Validitas ... 59

4.3.2 Uji Reliabilitas ... 62

4.3.3 Teknik Analisis Statistik Deskriptif Identitas Responden ... 63

4.3.4 Teknik Analisis Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Penelitian... 65

4.3.5 Teknik Analisis Statistik Inferensial ... 71

4.3.6 Membaca Hasil Outer Model atau Measurement Model ... 72

4.3.5.1 Convergent Validity ... 72

4.3.6.2 Composite Reliability ... 76

4.3.6.3 Discriminant Validity...71

4.4 Pembahasan...80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...82

5.1 Kesimpulan ...82

5.2 Saran ...83 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir ... 27 Gambar 1.2 Hipotesis... 28 Gambar 4.1 Organizational Structure of PT.Bambang Djaja ... 52 Gambar 4.2 Diagram jalur hubungan Kausalitas antar Konstruk

beserta indikatornya... 73 Gambar 4.3 Hasil estimasi diagram yang sudah dianalisis ... 75


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Frequency Table Lampiran 2 Descriptives Lampiran 3 Reliability Lampiran 4 Cronbachs Alpha Lampiran 5 AVE

Lampiran 6 Path Coefficients Lampiran 7 Outer Loadings

Lampiran 8 Hasil Kuesioner Responden Lampiran 9 Correlations

Lampiran 10 Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values) Lampiran 11 Overview


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Variabel Pengetahuan ... 54

Tabel 4.2 Variabel Sikap... 55

Tabel 4.3 Variabel Kemudahan menggunakan ... 56

Tabel 4.4 Variabel Pengetahuan ... 57

Tabel 4.5 Variabel Implementasi Sistem ... 58

Tabel 4.6 Validitas Variabel Pengetahuan ... 59

Tabel 4.7 Validitas Variabel Sikap ... 60

Tabel 4.8 Validitas Variabel Kemudahan Menggunakan ... 60

Tabel 4.9 Validitas Variabel Perilaku Pengguna ... 61

Tabel 4.10 Validitas Variabel Implementasi Sistem... 61

Tabel 4.11 Uji Reliabilitas ... 62

Tabel 4.12 Deskripsi Jenis Kelamin Responden... 63

Tabel 4.13 Deskripsi Usia Responden ... 64

Tabel 4.14 Lama Bekerja Responden ... 65

Tabel 4.15 Mean Variabel Pengetahuan ... 66

Tabel 4.16 Mean Variabel Sikap... 67

Tabel 4.17 Mean Variabel Kemudahan Menggunakan... 68

Tabel 4.18 Mean Variabel Perilaku Pengguna... 69

Tabel 4.19 Mean Variabel Implementasi Sistem ... 70

Tabel 4.20 Koefisien Variabel ... 71

Tabel 4.21 Composite Reliability ... 76

Tabel 4.22 Cross Loading ... 77


(12)

ABSTRAKSI

OKY PERMATASARI. Pengaruh pengetahuan, sikap, dan kemudahan menggunakan, terhadap perilaku pengguna dan keberhasilan implementasi sistem (Studi pada penggunaan Microsft Axapta PT. Bambang Djaja, Surabaya).

Penggunaan teknologi informasi (TI) dalam berbagai bentuk aplikasi yang sesuai, akan sangat membantu meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelesaian pekerjaan. PT. Bambang Djaja merupakan perusahaan Transformator. PT. Bambang Djaja berusaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, salah satunya dengan pengelolaan database pelanggan Transformator dalam menghasilkan informasi yang berkualitas.

Penelitian ini dilaksanakan untuk menganalisis dan menjelaskan pengaruh pengetahuan Teknologi Informasi terhadap perilaku pengguna, menganalisis dan menjelaskan pengaruh sikap pengguna Teknologi Informasi terhadap perilaku pengguna, menganalisis dan menjelaskan pengaruh kemudahan menggunakan Teknologi Informasi terhadap perilaku pengguna dan menganalisis dan menjelaskan pengaruh perilaku pengguna terhadap keberhasilan implementasi sistem. PT. Bambang Djaja menggunakan sistem informasi terbaru dengan Microsoft Axapta yang mempunyai keistimewaan tersendiri terhadap solusinya sehingga Microsoft Axapta ini dapat dengan mudah diintegrasikan dengan produk Microsoft lainnya, misalnya Microsoft Word, Excel dan lain-lain. Keberhasilan implementasi sistem dapat dinyatakan sebagai hubungan yang bersifat saling mempengaruhi atau reciprocity artinya variabel independent dalam hal ini Pengetahuan, Sikap, Kemudahan Menggunakan, dan Perilaku pengguna adalah suatu variabel yang dapat mempengaruhi secara langsung terhadap keberhasilan Implementasi sistem.

Variabel penelitian yang digunakan adalah pengetahuan, sikap, kemudahan menggunakan, perilaku pengguna dan implementasi sistem dengan menggunakan sampel penelitian yaitu karyawan yang menggunakan Microsoft Axapta, sumber data diperoleh dari PT. Bambang Djaja Surabaya. Teknik analisis yang digunakan adalah metode SEM berbasis component atau Variance - Partial Least Square (PLS).

Hasil analisis data menunjukkan bahwa variabel Pengetahuan Teknologi Informasi berpengaruh signifikan terhadap variabel perilaku pengguna, variabel Sikap pengguna Teknologi Informasi berpengaruh signifikan terhadap variabel perilaku pengguna, variabel Kemudahan menggunakan Teknologi Informasi berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel perilaku pengguna dan variabel Perilaku pengguna Teknologi Informasi berpengaruh signifikan terhadap variabel implementasi sistem.

Keywords :Pengetahuan, Sikap, Kemudahan menggunakan, perilaku pengguna , implementasi sistem, Microsoft Axapta.


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Penggunaan teknologi informasi (TI) dalam berbagai bentuk aplikasi yang sesuai, akan sangat membantu meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelesaian pekerjaan. Jadi (TI) akan memberikan dampak positif pada pengguna akhir jika teknologi tersebut sesuai dengan tugas-tugas individu dan digunakan secara optimal, seperti halnya di perusahaan Transformator yang juga merupakan organisasi modern yang melakukan kegiatannya dengan menggunakan teknologi informasi TI.

Teknologi Informasi sangat membantu kegiatan para pegawai dalam mengolah data yang sudah mempunyai sistem infomasi dan teknologi informasi terintegrasi diseluruh unit kerjanya (Fully Computerized). Akan tetapi pelaksanaan kegiatan tersebut tidak hanya tergantung pada teknologi komputer saja, melainkan juga yang berkenaan dengan tingkat (pengetahuan) keahlian individu atau perilaku yang mempengaruhi pengadopsian Teknologi Informasi.

Aspek sikap pengguna akhir merupakan faktor penting yang memberi kontribusi terhadap penerimaan Teknologi Informasi. Setiap individu akan bersikap positif terhadap kehadiran teknologi komputer jika merasakan manfaat (perceived usefulness), teknologi komputer untuk meningkatkan kinerja dan produktifitas, dan manfaat yang dirasakan oleh pengguna akhir disebabkan oleh kemampuan setiap individu mengoperasikan komputer.


(14)

Penggunaan teknologi informasi yang canggih berbasis komputer memungkinkan manajemen untuk menerapkan sistem informasi yang dapat memberikan informasi-informasi yang diorientasikan untuk membantu para manajer membuat keputusan manajerial dan para staff untuk menyelesaikan tugas yang dibebankan oleh organisasi kepadanya.

Teknologi informasi suatu organisasi digunakan untuk meningkatkan kinerja para individual sebagai anggota organisasi yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja organisasi.

Kemanfaatan dan kemudahan penggunaan mempunyai pengaruh ke minat perilaku. Peminat teknologi akan mempunyai minat menggunakan teknologi (minat perilaku) jika merasa sistem teknologi bermanfaat dan mudah digunakan. Pemakai sistem informasi akan lebih banyak memanfaatkan sistem jika sistem informasi tersebut mudah digunakan. Sebaliknya jika sistem informasi tidak mudah digunakan (rumit) pemakai akan lebih sedikit dalam memanfaatkan sistem informasi tersebut.

Sikap dan perilaku pengguna akhir terhadap pemanfaatan dan penerimaan kepada sebuah Teknologi Informasi baru telah diketahui oleh para peneliti dan dinyatakan sebagai faktor utama dalam penggunaan yang sukses. Semakin banyak penerimaan terhadap Teknologi Informasi baru oleh pengguna akhir maka semakin banyak kemauan dari pengguna akhir untuk membuat perubahan dalam praktek jangka panjang, baik dalam menggunakan dan memadukan Teknologi Informasi baru kedalam aktivitas kerja kesehariannya.


(15)

PT. Bambang Djaja merupakan perusahaan Transformator. PT. Bambang Djaja berusaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, salah satunya dengan pengelolaan database pelanggan Transformator dalam menghasilkan informasi yang berkualitas.

Sebelum menggunakan Microsoft Axapta, B&D memakai software RASIO yang berjalan menggunakan DOS. Alasan mereka merubah program Rasio dengan Microsft Axapta adalah karena Axapta memiliki database, fungsi, dan integrasi modul yang lebih baik dibandingkan Rasio. Selain itu, Implemetasi ERP dengan menggunakan microsoft AXAPTA pada perusahaan PT. Bambang Djaja dikarenakan dapat memenuhi kebutuhan proses bisnis perusahaan yang memerlukan keputusan cepat dan terintegrasi sehingga dapat mengambil keputusan dengan tepat. Microsoft Axapta ini mempunyai keistimewaan tersendiri terhadap solusinya sehingga axapta ini dapat dengan mudah diintegrasikan dengan produk Microsoft lainnya, misalnya Microsoft Word, Excel dan lain-lain.

Tidak semua pengguna dapat menggunakan Microsoft Axapta. Untuk itu para pengguna diberi pelatihan dan cara agar mengerti dan memahami Microsoft Axapta tersebut agar memperoleh informasi yang berkualitas. The owner (pemilik perusahaan) menunjuk tiga sampai empat key user (manajer) untuk menjadi pelatih Microsoft Axapta kepada users (karyawan).


(16)

Sehingga pada saat ini penulis tertarik untuk mengangkat masalah mengenai Sistem Informasi Manajemen dengan Microsoft Axapta yang diaplikasikan yang ada di salah satu perusahaan swasta, PT. Bambang Djaja, Surabaya.

Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, maka penelitian ini dilakukan untuk memahami model hubungan yang terjadi antara variabel pengetahuan, Sikap pengguna akan TI, kemudahan menggunakan TI, perilaku pengguna, dan keberhasilan implementasi sistem. Sehingga untuk kelancaran dan kesuksesan penelitian ini maka penulis akan mengikutsertakan karyawan yang berinteraksi langsung dengan penggunaan TI, di Perusahaan tersebut (PT. Bambang Djaja, Surabaya) untuk ikut berpartisipasi.

Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh pengetahuan, sikap, dan kemudahan menggunakan, terhadap perilaku pengguna dan keberhasilan implementasi sistem (Studi pada penggunaan Microsoft Axapta PT. Bambang Djaja, Surabaya)”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, dirumuskan beberapa masalah berikut ini :

1. Apakah pengetahuan Teknologi Informasi berpengaruh terhadap perilaku pengguna?

2. Apakah sikap pengguna Teknologi Informasi berpengaruh terhadap perilaku pengguna?


(17)

3. Apakah kemudahan menggunakan Teknologi Informasi berpengaruh terhadap perilaku pengguna?

4. Apakah perilaku pengguna berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi sistem?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis dan menjelaskan pengaruh pengetahuan Teknologi Informasi terhadap perilaku pengguna

2. Untuk menganalisis dan menjelaskan pengaruh sikap pengguna Teknologi Informasi terhadap perilaku pengguna

3. Untuk menganalisis dan menjelaskan pengaruh kemudahan menggunakan Teknologi Informasi terhadap perilaku pengguna

4. Untuk menganalisis dan menjelaskan pengaruh perilaku pengguna terhadap keberhasilan implementasi sistem

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai sumbangan bagi manajemen PT.

Bambang Djaja, Surabaya pada khususnya, dalam mengembangkan teknologi informasi (Microsoft Axapta) dengan lebih baik.

2. Hasil penelitian ini memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu Sistem Informasi Manajemen yang berkaitan dengan variabel-variabel yang mempengaruhi implementasi sistem.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1 Konsep Sistem Informasi

Telah diketahui bahwa informasi merupakan hal yang sangat penting dan dikatakan bernilai apabila manfaat dari informasi tersebut lebih efektif di bandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya di dalam pengambilan keputusan informasi itu sendiri dapat diperoleh dari sistem informasi atau disebut juga Processing system.

Menurut Hall dalam buku Abdul Kadir (2003 : 11) Sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikelompokan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pemakai.

Dari beberapa kutipan diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa sistem informasi merupakan suatu sistem yang berfungsi untuk mengolah data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi pihak tertentu dalam pengambilan keputusan.

2.1.2 Konsep Dasar Sistem

Istilah sistem sekarang ini banyak dipakai, konsep-konsep yang berhubungan dengan sistem yang telah diterapkan dalam berbagai rancangan sistem terhadap pemecahan masalah dan manajemen. Sebuah sistem terdiri atas bagian-bagian yang bergabung untuk satu tujuan. Model dasarnya adalah masukan,


(19)

yang secara umum terdiri atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk menghimpun, menyimpan dan mengelola data serta menyediakan informasi keluaran kepada para pemakai (Gelinas, dalam Abdul Kadir, 2003: 11).

2.1.2.1 Pengertian Sistem

Sistem dapat didefinisikan dengan dua pendekatan, yaitu sistem yang menekankan pada elemen atau komponennya. Menurut Abdul Kadir (2003 : 54) ”Sistem adalah kumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan”.

2.1.2.2 Karakteristik Sistem

Menyangkut pemahaman tentang karakteristik sistem, Menurut Jogiyanto (2004 : 684) berpendapat bahwa sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu :

1. Komponen Sistem (Component)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan. Komponen atau elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.


(20)

2. Batas Sistem (Boundary)

Merupakan daerah yang membatasi antara satu sistem dengan sistem yang lain atau lingkungan luarnya. Batas suatu sistem menunjukan ruang lingkup (Scope) dari sistem tersebut.

3. Lingkungan Luar Sistem (Environment)

Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara.

4. Penghubung Sistem (Interface)

Merupakan media penghubung antara subsistem dengan subsistem yang lainnya. Dengan penghubung satu subsistem dapat berinteraksi dengan subsistem lainnya membentuk satu kesatuan.

5. Masukan Sistem (Input)

Adalah energi yang dimasukan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer ”Program” adalah maintenance input dan ”data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

6. Keluaran Sistem (output)

Adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran dapat berupa masukan untuk subsistem yang lain atau kepada super sistem.


(21)

7. Pengolah Sistem (process)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.

8. Sasaran Sistem (Objective)

Suatu sistem dapat mempunyai tujuan atau sasaran. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

2.1.3 Analisis Sistem

Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke bagian–bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahannya, kesempatan-kesempatan dan hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan.

2.1.4 Konsep dasar Informasi

Menurut Davis dalam buku Abdul Kadir (2003 : 31) Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang.

Menyangkut tentang pengertian informasi ini, Jogiyanto (2004 : 692) berpendapat bahwa :

”Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan”.


(22)

Dari pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa informasi merupakan hasil dari pengolahan data, akan tetapi tidak semua hasil dari pengolahan tersebut bisa menjadi informasi jika tidak dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas.

Menurut Jogiyanto (2004 : 696), kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal yaitu :

1. Akurat

Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan yang biasanya terjadi dan selain itu harus jelas maksud dan tujuannya, sehingga output (keluaran) bisa di pertangung jawabkan.

2. Tepat waktu

Informasi pada saat diperlukan tidak boleh terlambat karena informasi yang terlambat tidak akan mempunyai nilai lagi dalam pengambilan suatu keputusan. 3. Relevan

Informasi harus bermanfaat dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan pemakai.

2.1.5 Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003 : 121), pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu melalui panca indera manusia.

2.1.5.1Tingkatan pengetahuan

Notoatmodjo (2003:3), berpendapat bahwa pengetahuan seseorang terhadap obyek mempunyai intensitas dan tingkat yang berbeda-beda, hal ini tercakup domain kognitif yang dibagi dalam enam tingkatan, yaitu :


(23)

1. Tahu (Know)

Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkatan ini adalah mengingat kembali (Recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang itu tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya.

2. Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah paham terhadap objek suatu materi harus dapat menjelaskan, menyimpulkan, dan meramalkan terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain.

4. Analisis (Analysis)

Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut yang masih ada kaitannya antara satu dengan lainnya.


(24)

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek, dimana penilaian berdasarkan pada kriteria yang dibuat sendiri atau pada kriteria yang sudah ada.

2.1.5.2 Indikator Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003:18) faktor yang berpengaruh dalam tingkat pengetahuan seseorang antara lain :

a. Pendidikan

Tugas dari pendidikan adalah memberikan atau meningkatkan pengetahuan, menimbulkan sifat positif, serta memberikan atau meningkatkan kemampuan masyarakat individu tentang aspek-aspek yang bersangkutan, sehingga dicapai suatu masyarakat yang berkembang. Pendidikan formal dan non-formal. Sistem pendidikan yang berjenjang diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan melalui pola tertentu.

b. Pengalaman

Menurut teori Determinan perilaku yang disampaikan WHO, menganalisa bahwa menyebabkan seseorang itu berperilaku tertentu salah satunya disebabkan karena adanya pemikiran dan perasaan dalam


(25)

diri seseorang yang terbentuk dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan-kepercayaan dan penilaian-penilaian seseorang terhadap objek tersebut, dimana seseorang mendapatkan pengetahuan baik dari pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2003: 143).

c. Informasi

Teori depedensi mengenai efek komunikasi massa, disebutkan bahwa media massa dianggap sebagai informasi yang memiliki peranan penting dalam proses pemeliharaan, perubahan, dan konflik dalam tatanan masyarakat, kelompok atau individu dalam aktivitas sosial dimana media massa ini nantinya mempengaruhi fungsi kognitif, afektif dan perilaku (Notoatmodjo, 2003: 102).

2.1.6 Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulasi atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan suatu reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. (Notoatmodjo, 2003).

Sikap merupakan penentu dari perilaku karena keduanya berhubungan dengan persepsi, kepribadian, perasaan dan motivasi (John, et al, 2006 : 87). Sikap merupakan keadaan mental yang dipelajari dan diorganisasikan melalui pengalaman, menghasilkan pengaruh spesifik pada respons seseorang terhadap


(26)

orang lain, objek, situasi yang berhubungan. Kita semua memiliki sikap terhadap berbagai topik seperti komputer, jogging, restoran, teman, pekerjaan, agama, pemerintah, perawatan, orang tua, kejahatan, pendidikan dan pajak penghasilan.

Definisi sikap ini memiliki implikasi bagi manajer (John, et al, 2006 : 87). Pertama, sikap adalah sesuatu yang dipelajari. Kedua, sikap menentukan pandangan awal seseorang terhadap berbagai aspek di dunia. Ketiga, sikap membangun dasar emosional hubungan interpersonal seseorang dan identifikasi dengan orang lain. Keempat, sikap diorganisasikan dan dekat dengan inti kepribadian. Beberapa sikap bersifat konsisten dan bertahan untuk waktu yang lama. Akan tetapi, seperti variabel psikologis yang lain, sikap dapat berubah.

2.1.6.1 Fungsi Sikap

Menurut Katz dikutip dalam Maramis, Willy F. (2006: 257) sikap mempunyai empat fungsi yaitu:

a) Fungsi penyesuaian

Suatu sikap dapat dipertahankan karena mempunyai nilai menolong yang berguna; memungkinkan individu untuk mengurangi hukuman dan menambah ganjaran bila berhadapan dengan orang-orang di sekitarnya. Fungsi ini berhubungan dengan teori proses belajar.

b) Fungsi pembelaan ego

Fungsi ini berhubungan dengan teori Sigmund Freud, yang menjelaskan bahwa sikap itu “membela” individu terhadap informasi yang tidak menyenangkan atau yang mengancam, kalau tidak ia harus menghadapinya.


(27)

c) Fungsi ekspresi nilai

Beberapa sikap dipegang seseorang karena mewujudkan nilai-nilai pokok dan konsep dirinya. Kita semua mengganggap diri kita sebagai orang yang seperti ini atau itu (apakah sesungguhnya demikian atau tidak adalah soal lain); dengan mempunyai sikap tertentu anggapan itu ditunjang.

d) Fungsi pengetahuan

Kita harus dapat memahami dan mengatur dunia sekitar kita. Suatu sikap yang dapat membantu fungsi ini memungkinkan individu untuk mengatur dan membentuk beberapa aspek pengalamannya.

2.1.6.2 Pembentukan Sikap

Pembentukan sikap menurut Saiffudin, Azwar (2003: 30) yaitu sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu. Interaksi sosial mengandung arti lebih daripada sekedar adanya kontak sosial dan hubungan antar individu sebagai anggota kelompok sosial. Dalam interkasi sosial, terjadi hubungan saling mempengaruhi di antara individu yang satu dengan yang lain, terjadi hubungan timbal balik yang turut mempengaruhi pola perilaku masing-masing individu sebagai anggota masyarakat. Lebih lanjut, interaksi sosial ini meliputi hubungan antara individu dengan lingkungan fisik maupun lingkungan psikologis di sekelilingnya.


(28)

2.1.6.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap

Menurut Saiffudin, Azwar (2003: 30-36) faktor-faktor yang mempengaruhi sikap adalah :

a) Pengalaman Pribadi

Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap, untuk dapat mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis.

b) Pengaruh Orang Lain yang Dianggap Penting

Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting, atau seseorang yang berarti khusus bagi kita, akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu.

c) Pengaruh Kebudayaan

Kebudayaan di mana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Tanpa kita sadari, kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah.

d) Media Massa

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Pesan-pesan sugestif yang dibawa informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.


(29)

e) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Lembaga pendidikan dan lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.

f) Pengaruh Faktor Emosional

Tidak semua bentuk sikap yang ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

2.1.6.4 Indikator Sikap

Menurut Saiffudin, Azwar (2003: 24-27) sikap terbentuk dari tiga komponen yaitu:

a) Komponen kognitif (cognitive)

Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku bagi objek sikap. Sekali kepercayaan itu telah terbentuk maka ia akan menjadi dasar seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari obyek tertentu.


(30)

b) Komponen afektif (affective)

Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki obyek tertentu.

c) Komponen perilaku (behaviour/conative)

Dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya.

Dalam bagian lain Allport dikutip dalam Notoadmodjo, (2007: 143) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok, yaitu:

a) Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek. b) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. c) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting (Notoadmodjo, 2007: 143).

2.1.7 Persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use).

Kemudahan penggunaan (ease of use) didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari usaha (Jogiyanto, 2007:114). Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kemudahan penggunaan akan mengurangi usaha (baik waktu dan tenaga) seseorang didalam mempelajari komputer.


(31)

Menurut Davis dalam Fahmi (2004 : 5) kemudahan menggunakan adalah suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa komputer dapat dengan mudah dipahami. Sistem yang sering digunakan menunjukan bahwa sistem tersebut lebih dikenal, lebih mudah dioperasikan dan lebih mudah digunakan oleh penggunanya.

2.1.7.1 Indikator Kemudahan Menggunakan

Menurut Davis dalam Fahmi (2004 : 5) ada beberapa indikator kemudahan penggunaan teknologi informasi yaitu :

a. Komputer sangat mudah dipelajari.

b. Komputer mengerjakan dengan mudah apa yang diinginkan oleh pengguna.

c. User Interface (tampilan).

2.1.8 Perilaku

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing-masing. Sehingga yang dimaksud perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, bicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003 : 114).


(32)

Perilaku (behaviour) adalah tindakan yang dilakukan seseorang. Dalam konteks penggunaan sistem informasi, perilaku (behaviour) adalah penggunaan sesungguhnya (actual usage) dari teknologi (Jogiyanto 2007:117). Di dalam berbagai penelitian karena penggunaan sesungguhnya tidak dapat diobservasi oleh peneliti yang menggunakan daftar pertanyaan, maka penggunaan sesungguhnya ini banyak diganti dengan nama pemakaian persepsi (perceived usage).

2.1.8.1 Indikator Perilaku

Seseorang yang ingin mencapai tujuan tertentu akan tercermin melalui perilakunya. Karena perilaku seseorang tidak timbul dengan sendirinya tetapi akibat adanya stimulus baik dari internal maupun eksternal (sebagian besar perilaku manusia merupakan perilaku yang dibentuk, diperoleh, dan dipelajari melalui proses belajar. Menurut Winardi (2004:197) perilaku dapat diukur melalui:

a. Motivasi

Yaitu kondisi yang menggerakan manusia ke arah tujuan suatu tertentu. Motivasi dapat berperan sebagai pendorong atau penggerak karyawan untuk bekerja.

b. Kemampuan

Kemampuan merujuk ke suatu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Dengan kemampuan yang dimiliki oleh seorang karyawan diharapkan mampu mendukung kegiatan karyawan dan kegiatan perusahaan.


(33)

2.1.9 Implementasi Sistem

Sistem telah dianalisi dan didesain secara rinci dan teknologi telah diseleksi dan dipilih. Tiba saatnya sekarang sistem untuk diimplementasikan (diterapkan). Tahap implementasi sistem (systems implementation) merupakan tahap meletakkan sistem supaya siap dioperasikan. Tahap ini termasuk juga kegiatan menulis kode program jika tidak digunakan paket perangkat lunak aplikasi. Tahap implementasi sistem dapat terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut : (Jogiyanto, 2005:573)

1. Menerapkan rencana implementasi 2. Melakukan kegiatan implementasi 3. Tindak lanjut implementasi

2.1.9.1Pendekatan Implementasi

Proses yang menjamin bahwa sistem operasi adalah operasional dan kemudian membolehkan pemakai untuk mengambil alih operasi untuk penggunaan dan penilaian yang disebut implementasi (Kendall, 2003:363).

Penganalisis sistem memiliki beberapa pendekatan untuk implementasi yang dipandang sebagai perubahan terhadap sistem baru yang sedang disiapkan. Mereka memasukkan perubahan daya komputer lebih banyak pemakai melalui proses terdistribusi, pelatihan pemakai, pengubahan dari sistem lama, dan penilaian sistem baru.

Pendekatan pertama untuk implementasi menyangkut perpindahan daya komputer untuk pemakai individual dengan mengeset dan mengubah daya


(34)

komputer dan bertanggung jawab kepada kelompok diseluruh kegiatan dengan bantuan komputer yang terdistribusi.

Pendekatan kedua untuk implementasi adalah menggunakan strategi berbeda untuk pelatihan pemakai dan personal, meliputi dengan membawa mereka pada tingkatnya sendiri, menggunakan berbagai teknik pelatihan dan menjamin bahwa setiap pemakai mengerti peraturan baru apa pun yang harus dia ambil karena sistem informasi yang baru.

Pendekatan ketiga untuk implementasi adalah memilih sebuah strategi perubahan. Menganalisis sistem perlu untuk menimbang situasi dan mengusulkan rencana perubahan yang tepat untuk organisasi dan sistem informasi tertentu.

Pendekatan keempat untuk implementasi meliputi penilaian sistem informasi baru atau yang dimodifikasi. Penganalisis perlu untuk merumuskan hasil ukuran untuk menilai sistem. Penilaian berasal dari pemakai, manajemen dan penganalisis sendiri.

2.1.9.2Menerapkan Rencana Implementasi

Supaya kegiatan implementasi nantinya dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan, maka suatu rencana implementasi perlu dibuat terlebih dahulu. Rencana implementasi (implementation plan) dengan demikian merupakan kegiatan awal dari tahap implementasi sistem. Rencana implementasi dimaksudkan terutama untuk mengatur biaya dan waktu yang dibutuhkan selama tahap implementasi (Kendall, 2003:363).

Dalam rencana implementasi ini, semua biaya yang akan dikeluarkan untuk kegiatan implementasi perlu dianggarkan dalam bentuk anggaran biaya.


(35)

Anggaran biaya ini selanjutnya juga berfungsi sebagai pengendalian terhadap biaya-biaya yang harus dikeluarkan. Waktu yang diperlukan untuk melakukan kegiatan implementasi juga perlu diatur dalam rencana implementasi dalam bentuk skedul waktu. Skedul waktu berfungsi sebagai pengendalian terhadap waktu implementasi. (Kendall, 2003:364).

2.1.9.3Indikator Implementasi Sistem

Kegiatan implementasi dilakukan dengan dasar kegiatan yang telah direncanakan dalam rencana implementasi. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam tahap implementasi ini adalah sebagai berikut (Jogiyanto, 2005:574):

1. Pemilihan personil

Personil yang dipilih dapat berasal dari dua sumber, yaitu karyawan-karyawan yang telah ada di perusahaan atau calon karyawan-karyawan dari luar perusahaan.

2. Pelatihan karyawan

Personil-personil yang akan menduduki posisi yang baru perlu dilatih untuk hal-hal yang mereka belum memahaminya.

3. Pemilihan tempat

Jika peralatan baru akan dimiliki, maka tempat atau ruangan untuk peralatan ini perlu dipersiapkan terlebih dahulu. Keamanan fisik dari tempat ini perlu juga dipertimbangkan. Sistem komputer yang besar membutuhkan tempat dengan lingkungan yang lebih harus diperhitungkan.


(36)

Hal lainnya yang perlu diperhatikan adalah perletakan perabot-perabot sehingga semua peralatan dapat mudah dijangkau secara efektif.

4. Instalasi perangkat keras dan perangkat lunak

Langkah selanjutnya setelah persiapan fisik tempat adalah menginstalasi perangkat keras yang sudah dikirim dan menginstalasi perangkat lunak yang sudah ada. Perangkat keras dan perangkat lunak biasanya dipasang oleh penjual dan dites antara penjual bersama-sama dengan pembeli. 5. Pengetesan program

Sebelum program diterapkan, maka program harus bebas terlebih dahulu dari kesalahan-kesalahan. Oleh sebab itu program harus dites untuk menemukan kesalahan-kesalahan yang mungkin dapat terjadi.

6. Pengetesan sistem

Pengetesan sistem biasanya dilakukan setelah pengetesan program. Pengetesan sistem (system testing) dilakukan untuk memeriksa kekompakan antar komponen sistem yang diimplementasi. Tujuan utama dari pengetesan sistem ini adalah untuk memastikan bahwa elemen-elemen atau komponen-komponen dari sistem telah berungsi sesuai dengan yang diharapkan.

7. Konversi sistem

Proses konversi sistem merupakan proses untuk meletakkan sistem baru supaya siap mulai untuk dapat digunakan.


(37)

2.1.10 Pengetahuan, sikap, kemudahan menggunakan, perilaku pengguna dan keberhasilan implementasi sistem

Pengetahuan dan sikap akan sangat mempengaruhi perilaku seseorang (Azwar, 2005). Pengetahuan, sikap dan perilaku seharusnya berjalan sinergis karena terbentuknya perilaku baru akan dimulai dari domain kognitif atau pengetahuan yang selanjutnya akan menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap dan akan dibuktikan dengan adanya tindakan, perilaku atau praktek agar hasil dan tujuan menjadi optimal sesuai yang diharapkan, akan tetapi pengetahuan dan sikap tidak selalu akan diikuti oleh adanya tindakan atau perilaku (Notoatmodjo, 2002).

Technology Acceptance Model (TAM) merupakan metode pendekatan untuk memahami sikap pengguna terhadap penerimaan teknologi dengan pendekatan dua persepsi, yaitu persepsi pengguna terhadap manfaat dan persepsi pengguna terhadap kemudahan. Model TAM yang dikembangkan dari teori psikologis menjelaskan perilaku dari pengguna komputer (Nasution, 2004).

Model tersebut mendasarkan pada dimensi-dimensi sebagai berikut: 1. Berlandasan pada kepercayaan (believe)

2. Sikap (attitude) 3. Intensitas (intention)

4. Hubungan perilaku pengguna (user behavioural relationship)

Persepsi pengguna terhadap manfaat teknologi dapat diukur dari beberapa faktor sebagai berikut:


(38)

1. Penggunaan teknologi informasi dapat meningkatkan produktivitas pengguna, 2. Penggunaan teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja pengguna, dan 3. Penggunaan teknologi informasi dapat meningkatkan efisiensi proses dari aktivitas yang dilakukan oleh pengguna.

Persepsi para personil (orang-orang) yang terlibat dalam implementasi sistem akan berpengaruh pada akhir suatu sistem, apakah sistem itu berhasil atau tidak, dapat diterima atau tidak, bermanfaat atau tidak jika diterapkan (Nasution, 2004). Dengan demikian, kecanggihan teknologi saja tidak cukup, karena masih harus didukung oleh sumberdaya manusia yang berkualitas yang mampu mengoperasikan teknologi secara tepat guna sehingga informasi yang dihasilkan dapat maksimal. Maksimal dalam arti informasi tersebut memiliki kandungan nilai tepat waktu, relevan, akurat dan terpercaya.

2.2 Kerangka Berfikir

Berdasarkan latar belakang masalah, tujuan, manfaat penelitian, kajian teoritik dan empiris yang telah diuraikan dibagian awal, dapat dipergunakan sebagai dasar dalam pembuatan model konseptual dalam penelitian ini.

Keberhasilan implementasi sistem dapat dinyatakan sebagai hubungan yang bersifat saling mempengaruhi atau reciprocity artinya variabel independent dalam hal ini Pengetahuan, Sikap, Kemudahan Menggunakan, dan Perilaku pengguna adalah suatu variabel yang dapat mempengaruhi secara langsung terhadap keberhasilan Implementasi sistem. Pada pihak lain juga dapat dipengaruhi oleh sistem dan mekanisme informasi yang berkualitas. Hubungan yang dibangun dalam kerangka penelitian ini adalah hubungan Pengetahuan,


(39)

sikap, kemudahan menggunakan, dan perilaku pengguna terhadap keberhasilan implementasi sistem adalah suatu hubungan yang meliputi kedua tipologi hubungan tersebut baik secara sederhana maupun secara majemuk.

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir Pengetahuan

Sikap

Kemudahan Menggunakan

Perilaku Pengguna

Keberhasilan Implementasi Sistem

2.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara mengenai hubungan antar variabel dalam suatu penelitian yang kebenarannya perlu dibuktikan, hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah :

H1 : Pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap perilaku pengguna. H2 : Sikap berpengaruh signifikan terhadap perilaku pengguna.

H3 : Kemudahan menggunakan berpengaruh signifikan terhadap perilaku pengguna.

H4 : Perilaku Pengguna berpengaruh signifikan terhadap Keberhasilan Implementasi Sistem.


(40)

Gambar 1.2 Hipotesis

Keberhasilan Implementasi

Sistem Pengetahuan

Sikap

Kemudahan Menggunakan

Perilaku Penggunaa

H1

H2

H3


(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati (diobservasi). Konsep dapat diamati atau diobservasi ini penting karena hal yang diamati itu membuka kemungkinan bagi orang lain selain peneliti untuk melakukan hal yang serupa, sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain (Suryabrata, 2010:29).

Berikut ini akan dibuat suatu definisi operasional serta pengukuran variabel, masing-masing variabel antara lain:

1. Pengetahuan Pengguna (X1)

Pengetahuan pengguna adalah, Pengetahuan setiap karyawan PT. Bambang Djaja yang berpengaruh atas penggunaan Microsoft Axapta yang digunakan. Indikator yang digunakan untuk mengukur pengetahuan pengguna adalah :

a. Pendidikan

Adalah tingkat pendidikan yang pernah ditempuh oleh setiap karyawan PT. Bambang Djaja.


(42)

b. Pengalaman

Adalah pengetahuan yang didapat melalui pengalaman pribadi atau pangalaman orang lain (contoh : mendapatkan pengetahuan Microsoft Axapta dari orang lain atau belajar sendiri).

c. Informasi

Adalah mendapatkan pengetahuan tentang sistem yang akan diterapkan dari beberapa media massa, (misal: memperoleh pengetahuan dari internet atau buku tentang Microsoft Axapta).

2. Sikap Pengguna (X2)

Sikap (attitude) seringkali diartikan sebagai persepsi seseorang (subjek) terhadap pandangan tertentu (objek). Dalam pengertian ini terkandung makna yang sangat filosofis dan meliputi aktifitas individual dalam melakukan interaksi tertentu terhadap objek tersebut. Yaitu Sikap karyawan PT. Bambang Djaja dan kemampuan berinteraksinya terhadap penggunaan Microsoft Axapta tersebut. Indikator yang digunakan untuk mengukur sikap pengguna adalah :

a. Perasaan

Adalah perasaan senang, frustasi, dan, depresi pada saat menggunakan komputer dengan Microsoft Axapta.

b. Keyakinan

Adalah tingkat keyakinan karyawan dalam memahami, melakukan pekerjaannya dan menyelesaikan pekerjaannya, dengan adanya Microsoft Axapta tersebut.


(43)

c. Keinginan

Adalah tingkat keinginan karyawan untuk menggunakan dan menyelesaikan pekerjaannya dengan menggunakan Microsoft Axapta tersebut.

3. Kemudahan Menggunakan (X3)

Adalah program Microsoft Axapta tersebut dapat dengan mudah untuk dioperasikan oleh karyawan PT. Bambang Djaja sehingga dapat menunjang kegiatan kerja karyawan. Indikator yang digunakan untuk mengukur kemudahan menggunakan adalah :

a. Komputer sangat mudah dipahami

Software Microsoft Axapta yang ada di dalam komputer mudah dipahami oleh karyawan PT. Bambang Djaja.

b. Ketrampilan pengguna bertambah dengan menggunakan komputer

Dengan software baru yang diterapkan yaitu Microsoft Axapta, pengetahuan karyawan PT. Bambang Djaja bertambah.

c. Komputer mudah dioperasikan

Menu atau toolbar yang ada di Microsft Axapta dalam komputer mudah dipahami oleh karyawan PT. Bambang Djaja.


(44)

4. Perilaku Pengguna (individu) (Y1)

Seseorang yang ingin mencapai tujuan tertentu akan tercermin melalui perilakunya. Perilaku karyawan yang menunjang dalam menggunakan Microsft Axapta yaitu:

a. Motivasi

Keinginan yang dapat mendorong karyawan PT. Bambang Djaja dalam menggunakan baru yaitu Microsft Axapta.

b. Kemampuan

Karyawan PT. Bambang Djaja bisa menggunakan Microsf Axapta untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.

5. Keberhasilan Implementasi Sistem (Y2)

Adalah dimana sistem siap digunakan, kemudian diaplikasikan atau diterapkan, dan kemudian berhasil diterapkan mencapai keberhasilan. Adapun sistem yang digunakan adalah Microsoft Axapta yang digunakan oleh PT. Bambang Djaja.

Indikator yang digunakan untuk mengukur Keberhasilan Implementasi Sistem adalah :

a. Pemilihan personil

Karyawan PT. Bambang Djaja yang dipilih untuk menggunakan Microsft Axapta berasal dari karyawan yang telah ada di perusahaan dan sebelumnya pernah menggunakan software lama sebelum menggunakan software baru.


(45)

b. Pelatihan karyawan

Kemudian karyawan yang pernah bekerja di PT. Bambang Djaja diberikan pelatihan dalam mengoperasikan software baru yaitu Microsft Axapta.

c. Pemilihan tempat

Peralatan-peralatan yang mendukung keberhasilan implementasi seperti komputer, printer, dll harus diletakkan di tempat mudah dijangkau dan nyaman sehingga karyawan pengguna Microsft Axapta bisa mengoperasikannya dengan mudah.

d. Instalasi perangkat keras dan perangkat lunak

Dalam menggunakan Microsft Axapta membutuhkan perangkat keras terbaru seperti komputer dengan kemampuan dan kapasitas yang lebih besar dalam mengoperasikan Microsft Axapta dan pemilihan program-program aplikasi pendukung (misal : program-program anti virus yang khusus untuk perusahaan dan berbeda dengan seri yang untuk dijual umum, dsb).

e. Pengetesan program

Mencoba program baru sebelum diterapkan dalam pengoperasian. Setelah Microsft Axapta diinstal harus dites dahulu agar bisa mengetahui ada kesalahan atau tidak dalam penginstalan. Jika ada kesalahan maka program tidak bisa digunakan.


(46)

f. Pengetesan sistem

Setelah melakukan pengetesan program, pengetesan sistem dilakukan agar memastikan bahwa komponen-komponen dari sistem telah berfungsi sesuai yang diharapkan. Sistem yang ada dalam Microsoft Axapta bisa diintegrasikan dengan sistem lain.

g. Konversi Sistem

Perubahan sistem lama ke sistem yang baru yaitu sebelumnya karyawan PT. Bambang Djaja menggunakan Rasio dan sekarang menggunakan Microsoft Axapta.

3.1.2 Pengukuran Variabel

Untuk mengukur variabel penelitian digunakan skala Likert dimana variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator- indikator yang dapat diukur. Indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden.

Bentuk setiap pertanyaan diungkapkan dari sangat tidak penting sampai sangat penting dengan skor 1 sampai 5:

a. Sangat tidak baik 1

b. Tidak baik 2

c. Cukup baik 3

d. Baik 4


(47)

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tentang yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:115).

Populasi disini adalah karyawan PT. Bambang Djaja yang menggunakan Microsoft Axapta sebanyak 30 orang yang menjadi objek penelitian sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam penelitian.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008:116). Jumlah sample dalam penelitian ini berjumlah 30 orang yaitu karyawan yang menggunakan Microsoft Axapta.

3. Teknik Penarikan Sampel

Berdasarkan kriteria maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang pengguna, sehingga pemilihan dan penentuan sample dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan teknik sampling jenuh, yaitu teknik dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakn langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2008:401).


(48)

3.3.1 Jenis Data

Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek yang akan diteliti. Untuk pengumpulan data-data tersebut terutama data primer yaitu dengan menggunakan instrumen penelitian yaitu kuesioner (Suyanto dan Sutinah, 2007:55). Menurut Koentjaraningrat dalam Suyanto dan Sutinah, kuesioner tersebut dimaksudkan sebagai suatu daftar pertanyaan untuk memperoleh data berupa jawaban-jawaban dari para responden.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik kuesioner, pengambilan data ini diambil pada tahun 2011 dan untuk memperoleh data hasil indikator keberhasilan implementasi sistem.

3.3.2 Sumber Data

Semua data penelitian ini diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner kepada responden yaitu karyawan yang menggunakan Microsoft Axapta di PT. Bambang Djaja.

3.3.3 Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian bertujuan untuk medapatkan informasi sebagai penunjang keberhasilan dari suatu penelitian, maka di dalam penelitian ini penulis dalam mengumpulkan data dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah alat pengumpulan data secara langsung yang berupa daftar pertanyaan untuk disebarkan kepada objek penelitian yang kemudian dari hasil jawaban responden tersebut diolah sehingga menghasilkan informasi tertentu.


(49)

3.3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Pada penelitian ini kuesioner diisi oleh karyawan (responden). Sebelum kuesioner disebarkan ke seluruh responden, terlebih dalulu dikonsultasikan kepada manager di PT. Bambang Djaja untuk mengetahui apakah kalimat-kalimat dalam kuesioner cukup dimengerti serta dengan tujuan untuk pembenahan.

3.4 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 3.4.1 Uji Validitas

Uji validitas yang digunakan adalah validitas konstruksi. Validitas ini untuk mengetahui apakah kuesioner dapat mengukur variabel yang diteliti secara tepat. Menurut Pabundu (2006 : 65), arti validitas adalah kebenaran dan keabsahan instrumen penelitian yang digunakan. Setiap penelitian selalu dipertanyakan mengenai validitas alat yang digunakan. Suatu alat pengukur dikatakan valid jika alat itu dipakai untuk mengukur sesuai dengan kegunaannya.

Menurut Pabundu (2006 : 66), untuk mengetahui nilai korelasi faktor, digunakan rumus Product Moment Karl Pearson sebagai berikut :

 

   } ) ( }{ ) ( { ) ).( ( 2 2 2 2 y y N x x N y x xy N R Keterangan :

R = koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total. X = skor pernyataan tiap butir.

Y = skor total.


(50)

3.4.2. Uji Reliabilitas

Uji ini untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Menurut Umar (2003 : 86), suatu pengukur bisa dikatakan reliabel sepanjang pengukur tersebut mencapai suatu hasil-hasil yang konsisten. Apabila suatu alat ukur yang berupa kuesioner dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel, dengan kata lain, reliabel menunjukkan konsisten alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama.

Masing-masing variabel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan alpha croanbach, untuk mengetahui reliabilitas skala pengukurannya. Rumus yang digunakan adalah alpha sebagai berikut :

r11 = 

     1 k k        st si

1 ….(Riduwan, 2007 : 115)

Dimana :

r11 = nilai reliabilitas

si = jumlah varians skor tiap-tiap item pertanyaan st = varians total

k = jumlah item pertanyaan

Menurut Riduwan (2007 : 118), pengujian reliabilitas akan memenuhi

syarat jika :

1. Jika r11 positif, serta r11 > r tabel, maka pernyataan tersebut reliabel.

2. Jika r11 negatif, serta r11 ≤ r tabel, maka pernyataan tersebut tidak


(51)

3.5 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.5.1. Teknik Analisis Statistik Deskriptif

Analisis ini dipakai untuk menggambarkan karakteristik masing-masing variabel berdasarkan prosentase rerata (mean) dan perkembangannya.

3.5.1.1 Teknik Analisa Data

Untuk mengetahui pengaruh variabel independent (Pengetahuan, Sikap, Kemudahan Menggunakan, dan Perilaku Pengguna) terhadap variabel

dependent (Keberhasilan Implementasi Sistem), digunakan metode SEM berbasis component atau Variance - Partial Least Square (PLS).

Partial Least Square dikembangkan pertama kali oleh Wold sebagai metode umum untuk mengestimasi path model yang menggunakan konstruk laten dengan multiple indikator. Pada tahun 1966 Herman Wold mempresentasikan dua prosedur interatif menggunakan metode estimasi least squares (LS) untuk single dan multi komponen model dan untuk canonical correlation (Ghozali, 2008: 17).

Menurut Ghozali (2008: 17-18) Pendekatan PLS adalah distribution free (tidak mengasumsikan data berdistribusi tertentu, dapat berupa nominal, kategori, ordinal, interval, dan Rasio) PLS pada awalnya diberi nama NIPALS (nonlinear iterative partial least square). Menurut Wold dibandingkan dengan pendekatan lain dan khususnya metode maximum likelihood, NIPALS lebih umum oleh karena bekerja dengan sejumlah kecil asumsi zero intercorrelation antara residual dan variabel. Oleh karena itu


(52)

pendekatan NIPALS memberikan model yang memiliki closer fit terhadap hasil observasi.

3.5.1.2 Metode PLS

Partial Least Square merupakan metode analisis yang powerfull. Oleh karena tidak mengasumsikan data harus dengan pengukuran skala tertentu, jumlah sample kecil. PLS dapat juga digunakan untuk konfirmasi teori. Dibandingkan dengan CBSEM (yang diwakili oleh software LISREL, EQS, atau AMOS) Component based PLS mampu menghindarkan dua masalah besar yang dihadapi oleh Covariance Based SEM (CBSEM) yaitu inadmissible solution dan faktor

indeterminacy (Ghozali, 2008: 18).

Secara filosofis perbedaan antara covariance based SEM dengan component based PLS adalah apakah kita akan menggunakan model persamaan struktural untuk menguji teori atau pengembangan teori untuk tujuan prediksi (Anderson dan Gerbing, 1988). Pada situasi dimana kita mempunyai dasar teori yang kuat dan pengujian teori atau pengembangan teori utama riset, maka metode dengan covariance based (Maximum Likelihood atau Generakized Least Square) lebih sesuai. Namun demikian adanya indeterminacy dari estimasi factor score

maka akan kehilangan ketepatan prediksi.

Untuk tujuan prediksi, pendekatan PLS lebih cocok. Dengan pendekatan PLS diasumsikan bahwa semua ukuran variance adalah variance yang berguna untuk dijelaskan. Oleh karena pendekatan untuk mengestimasi variabel laten dianggap sebagai kombinasi linear dari indikator maka menghindarkan masalah


(53)

indeterminacy dan memberikan model umum yang meliputi teknik korelasi kanonikal, redundancy analisis, regresi berganda, multivariate analisys of variance (MANOVA) dan principle component analisys.

Oleh karena PLS menggunakan iterasi algoritma yang terdiri dari seri

analisis ordinary least squares maka persoalan identifikasi model tidak menjadi masalah untuk model recursive, juga tidak mengasumsikan bentuk distribusi tertentu untuk skala ukuran variabel. Lebih jauh lagi jumlah sampel dapat kecil dengan perkiraan kasar yaitu :

1. Sepuluh kali skala dengan jumlah terbesar dari indikator (kausal) formatif (catatan skala untuk konstruk yang didesain dengan refleksif indikator dapat diabaikan), atau

2. Sepuluh kali dari jumlah terbesar structural path yang diarahkan pada konstruk tertentu dalam model struktural.

PLS dapat dianggap sebagai model alternatif dari covariance based SEM, Menurut Joreskog dan Wold Maximum Likelihood berorientasi pada teori dan menekankan transisi dari analisis exploratory ke cofirmatory, PLS dimaksudkan untuk causal-predictive analisys dalam situasi kompleksitas yang tinggi dan dukungan teori yang rendah (Ghozali, 2008: 19).

3.5.1.3 Model Pengukuran atau Outer Model

Convergent Validity dari model pengukuran dengan refleksif indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item score / Component score dengan konstruk

score yang dihitung dengan PLS. Ukuran refleksif individual dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan konstruk yang ingin diukur. Namun demikian


(54)

untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,5 sampai 0,60 dianggap cukup (Ghozali, 2008: 24).

Menurut Ghozali (2008: 25). Discriminant validity dari model pengukuran dengan refleksif indikator dinilai berdasarkan crossloading

pengukuran dengan konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka hal ini menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada blok mereka lebih baik daripada ukuran pada blok lainnya. Metode lain untuk menilai Discriminant Validity adalah membandingkan nilai Square root of average variance extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk lainnya dalam model, jika nilai M akar AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik. Berikut ini rumus menghitung AVE

∑λi² AVE = ____________

∑λi² + ∑i var(ε i)

Dimana λi adalah componen loading ke indikator dan var(ε i) = 1- λi² jika semua indikator di standardized, maka ukuran ini sama dengan average communalities dalam blok dan menyatakan bahwa pengukuran ini dapat digunakan untuk reliabilitas component score variabel laten dan hasilnya lebih konservatif dibandingkan dengan composite reliability (ρc). Direkomendasikan nilai AVE harus lebih besar 0.50 (Ghozali, 2008: 25).


(55)

dikembangkan oleh Wert, Linn dan Joreskog dan Cronbach’s Alpha). Dengan menggunakan output yang dihasilkan PLS maka Composite reliability dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut

( ∑λi )² ρc = _______________

( ∑λi )² + ∑i var(εi)

Dimana λi adalah componen loading ke indikator dan var(ε i) = 1- λi². Dibandingkan dengan Cronbach Alpha, ukuran ini tidak mengasumsikan tau equivalence antar pengukuran dengan asumsi semua indikator bobot sama. Sehingga cronbach alpha cenderung lower bound estimate reliability, sedangkan ρc merupakan closer approximation dengan asumsi estimasi parameter adalah akurat. Ρc sebagai ukuran internal consistence hanya dapat digunakan untuk konstruk dengan refleksif indikator.

3.5.2 Analisis Statistik Inferensial

Analisis yang dilakukan untuk menguji hubungan atau pengaruh antar variabel yang diteliti.

3.5.2.1Pengujian Hipotesis secara Parsial (Uji t)

Pengujian Hipotesis mengenai pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial, dengan menggunakan uji t. Tahap uji t adalah sebagai berikut :

a. Perumusan hipotesis

Ho : 1 = 0, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel X1,


(56)

Ha : 1  0, artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel X1

terhadap variabel Y

b. Menentukan tingkat signifikansi, yang mana dalam penelitian ini taraf signifikansi yang digunakan adalah sebesar 5% ( = 0,05) . Dengan derajat bebas (df), (n-k) dimana n = jumlah sampel dan k = jumlah variabel. Menentukan nilai t hitung :

t hitung = b1

Se(b1)

Dimana:

t hitung = t hasil perhitungan

b1

= Koefisien regresi

Se

= Standar error untuk masing-masing koefisien

(Sudjana, 2003:111)

c. Dalam pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan uji dua pihak yang berlaku ketentuan, bahwa bila , t hitung berada pada daerah penerimaan Ho

atau terletak di antara harga tabel. Maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian bila t hitung lebih kecil atau sama dengan ( < ) dari harga

tabel maka Ho diterima. Harga t hitung adalah harga mutlak, jadi tidak

dilihat ( + ) atau ( - ) nya Bila taraf signifikansi () ditetapkan 5%, sedangkan pengujian dilakukan dengan menggunakan uji dua pihak, maka harga t tabel adalah = 1,960

d. Menentukan keputusan terhadap hipotesis dengan membandingkan Thitung


(57)

45

lebih kecil dari taraf signifikansi sebesar 0,05, maka Ho diterima H1

ditolak dan sebaliknya. e. Kriteria pengujian

Membandingkan nilai t tabel dengan t hitung

1. Bila t hitung  -t tabel atau t hitung  t tabel , maka Ho ditolak dan H1

diterima

2. Bila t tabel  t hitung  t tabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak Ho

diterima, jika -t tabel  t hitung  t tabel . Artinya variabel independen

secara parsial tidak mempengaruhi variabel dependen

Ho diterima, jika t hitung  t tabel  -t tabel . Artinya variabel

independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen.

3.5.2.2Evaluasi Model

Oleh Karena PLS tidak mengasumsikan adanya distribusi tertentu untuk estimasi parameter, maka teknik parametrik untuk menguji signifikansi parameter tidak diperlukan (Ghozali, 2008: 24). Model evaluasi PLS berdasarkan pada pengukuran prediksi yang mempunyai sifat Non-parametrik, Maka untuk mengujinya adalah dengan menggunakan model pengukuran atau outer model

dengan indikator refleksif dievaluasi dengan convergen dan Discriminant Validity


(58)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum 4.1.1 Profil Perusahaan

PT. Bambang Djaja produsen Transformator adalah perusahaan yang berdiri sejak tahun 1982 berawal dengan lisensi “Tatung Electric” yang berkiblat ke GE (Westing House)-USA. PT. Bambang Djaja mempunyai semboyan “Bermutu dan dinamis” selalu meningkatkan pelayannya untuk memasok kebutuhan transformer ke pelanggannya di seluruh Indonesia dan luar negeri (ekspor). Sebelumnya, kepanjangan B&D adalah Bambang & Djoko. Tahun 1984, arti dari B&D berubah menjadi Bambang Djaja. Warna biru dari logo B&D tidak memiliki arti yang penting, itu bermula ketika warna tiang bangunan perusahaan adalah biru.

PT. Bambang Djaja memiliki komitmen untuk selalu meningkatkan mutu produk dan layanan yang diberikan pada customer dan ini dibuktikan dengan didapatkannya sertifikat manajemen mutu ISO 9002, sejak tahun 1997 dan ISO 9001 pada bulan Juli 2022. Produk (‘B&D’) juga telah mendapatkan pengakuan mutu berupa sertifikat pengendalian mutu (SPM) dari PLN.

Produksi PT.Bambang Djaja mencakup trafo distribusi satu phase dan tiga phase yang mempunyai range 25KVA sampai 10000 KVA, selain itu juga telah banyak membuat jenis-jenis trafo lain dengan dan spesifikasi khusus dan lain


(59)

sebagainya. Dalam produksinya ‘B&D’ mengacu pada standart IEC-76, ANSI, NEMA, dan SPLN 97.

Produk ‘B&D’ telah banyak terpasang mulai dari proyek-proyek PLN, pertambangan, oil company, dan industri-industri lainnya.

4.1.2 Lokasi Perusahaan

PT. Bambang Djaja berdiri pada sebuah kawasan industri dengan luas tanah sekitar 18.000 meter persegi.

PT. Bambang Djaja beralamat di Jl. Rungkut Industri III/56 Suarabaya 60293-Indonesia, dengan nomor telepon: 62-31-8438703 (Hunting), 62-31-8438470, Fax: 62-31-8438350. Perusahaan membuat produk untuk dipasarkan di dalam negeri dengan mendirikan agen perwakilan pemasaran di Jakarta yang terletak di:

PT. Bambang Djaja Komplek Mangga Dua Plaza Blok C-10, Jl. Mangga Dua Raya Jakarta 10730, telepon (021) 612.8940,612.9841 Fax. (021) 612.1049.

Berikut nama-nama perusahaan yang telah mempercayai PT. Bambang Djaja sebagai pemasok kebutuhan trafo Distribusi dengan merek ‘B&D’:

1. Oil Company : Caltex Pacific Indonesia, Maxus, Pertamina (termasuk Pertamina Balikpapan dengan daya 4,5 MVA per unit dan lain-lain.

2. Building : Hotel Mulia Jakarta, Siola Dept. store-Surabaya, Giant Hypermarket-Surabaya, Boonet Supermarket-Surabaya,dan lain-lain.

3. Industrial Company : Sasa Inti, Miwon (bumbu masak), New Era Group, Maspion Group, Pabrik Twiji Kimia, PT. Petrokimia-Gresik, Surabaya


(60)

(Chiyoda Lamp), Gudang Garam, Comfeed Indonesia, PT.Cheil samsung Astra, Ispatindo, Kimia Farma, Taiyo Sinar (Perum Pelabuhan), Yamindo, PT. Bentoel, PT. Puspetindo, Tanjung Project (PLTD), Pupuk Kaltim, PT. Kelian Equator Minning.

4. PLN : PT. Bambang Djaja telah mempunyai pengalaman lebih dari 15 tahun dan akan terus meningkatkan mutu pelayanan kualitas dan inovasi produk. Untuk itu, “B&D” didukung oleh team design, mechanical, dan electrical

yang telah berpengalaman puluhan tahun di bidangnya.

4.1.3 Visi Perusahaan

Kesuksesan hari ini dalam kompetisi bisnis tergantung dari kebutuhan konsumen dan kemampuan memimpin dalam berinovasi. Oleh karena itu, kami menyediakan kualitas tinggi dan sesuai dengan teknologi saat ini.

Misi kami adalah menjadi pemimpin perusahaan dalam bidang produk elektrik dan menjadi pemasok pilihan. Oleh karena itu, kami memiliki motto

Bermutu dan Dinamis atau Quality and Inovation”.

Kami menyediakan B&D, cita-cita dari PT. Bambang Djaja adalah menyediakan kebutuhan pelanggan dengan kualitas tinggi dan dengan pelayanan tingkat tinggi.

Kami yakin dengan “Bermutu dan “Dinamis” adalah suatu kewajiban dan dengan pelaksanaan jaminan kualitas secara berkelanjutan, kami percaya kepada anda, pelanggan kami yang berharga, selalu melangkah bersama kesuksesan anda.


(61)

4.1.4 Tugas-tugas Jabatan di Perusahaan

1. Presiden Director

Sebagai pemilik sekaligus pemimpin yang mengatur dan menjalankan perusahaan.

2. Representative Office

Wakil dari President Director di dalam perusahaan serta berhak melakukan pengambilan keputusan ketika director tidak ada di tempat.

3. Secretary

Membantu wakil dari President Director untuk melakukan koresponden kepada supplier.

4. Divisi Marketing

Merancang strategi pemasaran yang lebih baik agar memenuhi target, mencari daerah pemasaran baru untuk memperluas jangkauan pemasaran, mengawasi semua kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh para staffnya, mengetahui kondisi pasar dan selera konsumen yang ada, membina hubungan baik dengan konsumen yang sudah ada.

5. Divisi Finance, Accounting dan Administrasi

Memeriksa dan mengendalikan keuangan perusahaan, menganalisa keseimbangan keuangan yang ada di perusahaan, dan membuat laporan keuangan.


(62)

6. Personalia

Bertanggung jawab terhadap kesejahteraan karyawan dan segala sarana yang mendukungnya. Segala kegiatan yang berhubungan dengan bidang personalia mulai dari penerimaan dan perekrutan pegawai, serta bertanggung jawab terhadap usaha-usaha peningkatan sumber daya manusia untuk memenuhi tuntutan perusahaan.

Bagian Operasional Group terdiri dari :

1. Divisi Engineering R/D

Membuat desain produk sesuain dengan permintaan customer, terdiri dari electrical desain dan mechanical design serta bertugas untuk melakukan penelitian dan pengembangan produk dalam desain dan kualitas.

2. Divisi PPIC

Membuat perencanaan dalam hal penyediaan material, pemesanan dan pembelian material, penjadwalan produksi, dan pengiriman produk.

3. Divisi Manufacturing

Membuat produk sesuai dengan desain yang diperoleh dari bagian Engineering sampai diperoleh produk jadi.

4. Divisi Q&A


(63)

4.1.5 Struktur Organisasi PT. Bambang Djaja

Managing Director membawahi dua bagian dengan status sejajar yaitu : a. Chief Financial Officer

b. Chief Operation Officer

Chief Finance Officer membawahi atau dibantu oleh bagian Finance & Accounting Controler yang membawahi enam yaitu :

a. Finance Manager b. Accounting Supervisor c. Procurement Manager

d. Information Tech. Senior Supervisor e. General Affairs

f. HRD Supervisor

Disamping itu Chief Finance Officer dan Chief Operation Officer membawahi :

a. Finance & Accounting Controler b. Plant Manager Operation

c. Utility & Sales Channel Bus Dev Manager membawahi Sales d. General Industry Bus Dev Manager membawahi Sales

e. Building & Infrastructure Bus Dev Manager membawahi Sales f. Service Manager membawahi Technical Support Engineers g. Oil & Gas. Mining Bus Dev Manager membawahi Sales


(64)

A. Product Development Manager

B. Membawahi Kepala Produksi Kepala Produksi (Production Manager) yang dibagi menjadi tiga bagian/ seksi :

a. Inner Section b. Maintenance Utility c. Outer Section

Inner Section dibagi tiga bagian untuk menangani : a. Coil Winding

b. Core

c. Final Assembling

Outer Section dibagi menjadi tiga bagian : a. Prepatory

b. Welding c. Painting

C. Quality Assurance Supervisor dibagi menjadi tiga bagian : a. Inner Part QC

b. Raw Material QC c. Outer Part QC D. Planning Manager


(65)

Gambar 4.1 Organizational Structure of PT. Bambang Djaja


(66)

4.1.6 Standart Mutu dan Kualitas

Standart mutu dan kualitas sangat ditekankan PT. Bambang Djaja dalam memuaskan customer, baik mulai pemesanan, pengiriman sampai dengan service dan

maintenance sehingga pengerjaan dan proses desain sampai proses testing dikontrol oleh quality control sehingga PT. Bambang Djaja memperoleh ISO 9002 dalam rangka memperoleh jaminan prosedur kualitas terbaik.

4.2 Penyajian Data

4.2.1 Hasil Kuesioner (Distribusi Frekuensi)

Variabel penelitian yang digunakan antara lain adalah Pengetahuan, Sikap, Kemudahan menggunakan, dan Perilaku pengguna terhadap Implementasi Sistem.

1) Variabel pengetahuan terdiri dari 3 item pertanyaan. Berikut ini distribusi frekuensi jawaban responden variabel Pengetahuan.

Tabel 4.1 Variabel Pengetahuan

Jawaban Responden

Cukup Baik Sangat

Tidak Baik

Tidak Baik

Baik Sangat

Baik

Total No Indikator

f % f % f % f % f % f % 1 Pendidikan 3 10,0 5 16,7 13 43,3 8 26,7 1 3,3 30 100 2 Pengalaman 1 3,3 5 16,7 20 66,7 2 6,7 2 6,7 30 100

3 Informasi 1 3,3 2 6,7 6 20,0 20 66,7 1 3,3 30 100


(67)

Penjelasan tabel diatas adalah sebagai berikut :

a. Sebagian besar responden yaitu 43,3% menjawab cukup baik bahwa Pendidikan mempengaruhi Pengetahuan Pengguna.

b. Sebagian besar responden yaitu 66,7% menjawab cukup baik bahwa Pengalaman mempengaruhi Pengetahuan Pengguna.

c. Sebagian besar responden yaitu 66,7% menjawab baik bahwa Informasi mempengaruhi Pengetahuan Pengguna.

2) Variabel Sikap terdiri dari 3 item pertanyaan. Berikut ini distribusi frekuensi jawaban responden variabel Sikap.

Tabel 4.2 Variabel Sikap

Jawaban Responden

Cukup Baik Sangat

Tidak Baik

Tidak Baik

Baik Sangat

Baik

Total No Indikator

f % f % f % f % f % f % 1 Perasaan 1 3,3 3 10,0 13 43,3 12 40,0 1 3,3 30 100 2 Keyakinan 0 0 4 13,3 14 46,6 10 33,3 2 10,0 30 100 3 Keinginan 0 0 4 13,3 12 40,0 13 43,3 1 3,3 30 100

Sumber : Lampiran 13

Penjelasan tabel diatas adalah sebagai berikut :

a. Sebagian besar responden yaitu 43,3% menjawab cukup baik bahwa perasaan mempengaruhi sikap pengguna.


(68)

b. Sebagian besar responden yaitu 46,6% menjawab cukup baik bahwa keyakinan mempengaruhi sikap pengguna.

c. Sebagian besar responden yaitu 43,3% menjawab baik bahwa keinginan mempengaruhi sikap pengguna.

3) Variabel Kemudahan Menggunakan terdiri dari 3 item pertanyaan. Berikut ini distribusi frekuensi jawaban responden variabel kemudahan menggunakan.

Tabel 4.3 Variabel Kemudahan Menggunakan

Jawaban Responden Cukup Baik Sangat Tidak Baik Tidak Baik

Baik Sangat

Baik

Total No Indikator

f % f % f % f % f % f %

1 Dipahami 0 0 8 26,7 11 36,7 10 33,3 1 3,3 30 100

2 Ketrampilan 0 0 5 16,7 18 60,0 7 23,3 0 0 30 100

3 Dioperasikan 0 0 2 6,7 9 30,0 16 53,3 3 10,0 30 100

Sumber : Lampiran 13

Penjelasan tabel diatas adalah sebagai berikut :

a. Sebagian besar responden yaitu 36,7% menjawab cukup baik bahwa komputer sangat mudah dipahami mempengaruhi kemudahan menggunakan. b. Sebagian besar responden yaitu 60,0% menjawab cukup baik bahwa

ketrampilan pengguna bertambah dengan menggunakan komputer mempengaruhi kemudahan menggunakan.

c. Sebagian besar responden yaitu 53,3% menjawab baik bahwa komputer mudah dioperasikan mempengaruhi kemudahan menggunakan.


(69)

4) Variabel Perilaku Pengguna terdiri dari 2 item pertanyaan. Berikut ini distribusi frekuensi jawaban responden variabel perilaku pengguna.

Tabel 4.4 Variabel Perilaku Pengguna

Jawaban Responden

Cukup Baik Sangat

Tidak Baik

Tidak Baik

Baik Sangat

Baik

Total No Indikator

f % f % f % f % f % f %

1 Motivasi 0 0 4 13,3 12 40,0 14 46,6 0 0 30 100

2 Kemampuan 0 0 5 16,7 14 46,6 10 33,3 1 3,3 30 100

Sumber : Lampiran 13

Penjelasan tabel diatas adalah sebagai berikut :

a. Sebagian besar responden yaitu 46,6% menjawab baik bahwa motivasi mempengaruhi perilaku pengguna.

b. Sebagian besar responden yaitu 46,6% menjawab cukup baik bahwa kemampuan mempengaruhi perilaku pengguna.

5) Variabel Implementasi Sistem terdiri dari 7 item pertanyaan. Berikut ini distribusi frekuensi jawaban responden variabel implementasi sistem.


(1)

c. Variabel Kemudahan menggunakan terhadap Perilaku pengguna adalah tidak siginifikan karena memiliki nilai T statistik yang lebih kecil dari T tabel yaitu 1.01534 < (2,064).

d. Variabel Perilaku pengguna terhadap Implementasi sistem adalah siginifikan karena memiliki nilai T statistik yang lebih besar dari T tabel yaitu 23.0963 > (2,064).

4.4 Pembahasan

a. Hubungan antara variabel Pengetahuan dengan variabel Perilaku pengguna adalah signifikan. Karena Pengetahuan dan sikap akan sangat mempengaruhi perilaku seseorang (Azwar, 2005) sehingga sangat mendukung sistem Microsoft Axapta yang diterapkan oleh PT. Bambang Djaja Surabaya.

b. Hubungan antara variabel sikap dengan variabel perilaku pengguna adalah signifikan. Karena dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya (Saiffudin:2003). Maka para karyawan PT. Bambang sudah memiliki sikap dan perilaku dalam menggunakan Microsoft Axapta.

c. Hubungan antara variabel Kemudahan menggunakan dengan variabel perilaku pengguna adalah tidak signifikan. Menurut David F.D (2001) mendefinisikan kemudahan penggunaan sebagai suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa komputer dapat dengan mudah dipahami. Tetapi dari hasil penelitian

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(2)

tidak signifikan, itu berarti Microsoft Axapta tidak mudah dioperasikan oleh karyawan PT. Bambang Djaja.

d. Hubungan antara variabel perilaku pengguna dengan variabel Implementasi sistem adalah signifikan. Persepsi para personil (orang-orang) yang terlibat dalam implementasi sistem akan berpengaruh pada akhir suatu sistem, apakah sistem itu berhasil atau tidak, dapat diterima atau tidak, bermanfaat atau tidak jika diterapkan (Nasution, 2004). Berarti karyawan bisa menerapkan sistem baru yaitu Microsoft Axapta walaupun program tersebut sulit digunakan.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Dalam penyajian data-data hasil kuesioner untuk mengetahui apakah variabel konstruk Pengetahuan, Sikap, Kemudahan menggunakan, dan Perilaku pengguna memiliki pengaruh terhadap Implementasi sistem. Maka hasil yang didapat adalah sebagai berikut :

1. Variabel Pengetahuan Teknologi Informasi berpengaruh signifikan terhadap variabel perilaku pengguna.

2. Variabel Sikap pengguna Teknologi Informasi berpengaruh signifikan terhadap variabel perilaku pengguna.

3. Variabel Kemudahan menggunakan Teknologi Informasi berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel perilaku pengguna.

4. Variabel Perilaku pengguna Teknologi Informasi berpengaruh signifikan terhadap variabel implementasi sistem.

82 Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(4)

83

5.2Saran

1. Sebaiknya apabila ingin mengimplementasi sistem perlu melibatkan semua pengguna sehingga software yang diterapkan sesuai kebutuhan. 2. Sebaiknya menerapkan komunikasi yang baik dalam penerapan sistem

baru karena ini menyangkut perubahan perkembangan project.

3. Sebaiknya dalam implementasi system Microsoft Axapta diperlukan distribusi yang tepat secara paralel karena hal ini sangat penting untuk mengendalikan sesuatu perubahan yang besar.

4. Bagi peneliti selanjutnya yang mengambil topik tentang keberhasilan implementasi sistem sebaiknya memasukkan indikator frekuensi, intensitas dan diversitas pengguna program aplikasi.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. 2005. Sikap manusia: Teori dan pengukurannya, edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

David FD. 2001. Perceived Usefullness, Perceived ease os use of Information Technology. Management Information System Quarterly, 21 (3).

Ivancevich, John.M, Robert Konopaske and Michael T. Matteson. 2007. Perilaku dan Manajemen Organisasi Edisi ketujuh-Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Jogiyanto, Hartono. 2004. Pengenalan Komputer. Yogyakarta: Penerbit Andi . 2005. Analisis & Desain (Sistem Informasi : pendekatan terstruktur teori dan

praktik aplikasi bisnis). Yogyakarta : Penerbit Andi.

. 2007. Sistem Informasi Keperilakuan. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta : Penerbit Andi. Kendall, Kenneth E., dan Kendall, Julie E. 2003. Analisis dan perancangan sistem

(Systems Analysis and Design) Edisi kelima-Jilid 2. Jakarta:Gramedia. Maramis, Willy. F. 2006. Ilmu Perilaku Dalam Pelayanan Kesehatan. Surabaya:

Universitas Airlangga.

Nasution, N.Fahmi. 2004. Penggunaan Teknologi Informasi Berdasarkan Aspek Perilaku (behaviroral aspect). USU Digital Library 2004.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. . 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta. Pabundu, Tika. 2006. Metode Riset Bisnis. Jakarta : Bumi Aksara.

Riduwan & Kuncoro. 2007. Cara menggunakan dan memakai analisis jalur (Path Analysis). Bandung : Alfabeta

Saiffudin, Azwar. 2003. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya Edisi Kedua. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(6)

Sudjana. 2003. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung : Tarsito.

Suryabrata, Suwadi. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta : Kharisma Putra Utama Offset.

Umar, Husein. 2003. Metode Riset Perilaku Organisasi. Jakarata : Gramedia Pustaka Utama.

Winardi, J., 2004. Manajemen Perilaku Organisasi:Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Kencana.


Dokumen yang terkait

Peranan Sikap, Perilaku Dan Motivasi Pasien Terhadap Keberhasilan Perawatan Prostodontik

0 17 49

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU TERHADAP MINUMAN KERAS Studi Kasus di PT Esa Express Surabaya

0 2 94

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU TERHADAP PERILAKU SEKSUAL Studi Kasus di PT Esa Express Surabaya

0 2 92

PENGARUH PERSEPSI KEMUDAHAN, NORMA SUBYEKTIF, PERSEPSI KEGUNAAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU PENGGUNA SISTEM (Studi terhadap Pengguna Listrik Sistem Token / Meter Prabayar di Kecamatan Buduran Sidoarjo).

0 2 109

Persepsi Kemanfaatan dan Persepsi Kemudahan dengan Minat Penggunaan Sebagai Variabel Intervening Terhadap Perilaku Penggunaan Sistem Electronic Data Capture (EDC) (Studi Kasus pada Pengguna Mesin EDC PT. Indonesia Union Pay).

2 4 44

View of PENGARUH PERSEPSI MANFAAT, KEMUDAHAN, KERUMITAN, DAN SIKAP PENGGUNAAN TERHADAP MINAT UNTUK MENGGUNAKAN ERP

0 3 15

PENGARUH PERSEPSI KEMUDAHAN PENGGUNAAN TERHADAP INTENSI PERILAKU MELALUI PERSEPSI MANFAAT DAN SIKAP PADA SISTEM INFORMASI E-BANKING ARTIKEL IL MIAH

0 0 15

PENGARUH PERSEPSI KEMUDAHAN PENGGUNAAN TERHADAP INTENSI PERILAKU MELALUI PERSEPSI MANFAAT DAN SIKAP PADA SISTEM INFORMASI E-BANKING - Perbanas Institutional Repository

0 0 14

PENGARUH PERSEPSI KEMUDAHAN PENGGUNAAN TERHADAP INTENSI PERILAKU MELALUI PERSEPSI MANFAAT DAN SIKAP PADA SISTEM INFORMASI E-BANKING - Perbanas Institutional Repository

0 0 8

Pengaruh pengetahuan, sikap, dan kemudahan menggunakan, terhadap perilaku pengguna dan keberhasilan implementasi sistem (Studi pada penggunaan Microsft Axapta PT. Bambang Djaja, Surabaya).

0 0 17