Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri Kepercayaan Diri Remaja

27 Harter dalam Santrock 2003 mengungkapkan bahwa penampilan fisik berkorelasi paling kuat dengan rasa percaya diri pada remaja. Untuk mendapatkan penampilan fisik yang menarik, remaja membutuhkan produk kosmetika untuk menunjang kepercayaan diri mereka. Remaja merupakan konsumen yang potensial untuk produk- produk kosmetika, karena pada masa ini remaja selalu memandang segala hal mengenai dirinya dari segi fisik dan ingin mencapai penampilan fisik yang baik Jersild, 1965. Kepercayaan diri sangat menentukan perilaku penyesuaian diri. Remaja yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi biasanya menjadi populer di lingkungannya, baik di lingkungan keluarga maupun teman-temannya, segala tindakannya tidak tergantung dan tidak terpengaruh oleh orang lain. Mereka dapat menjadi dirinya sendiri dan merasa yakin akan hidupnya sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan baik dalam berinteraksi dengan orang lain. Sebaliknya remaja yang kurang percaya diri sering merasa dirinya rendah, merasa tidak mampu, dan tergantung orang lain. Mereka juga cenderung mengucilkan diri atau bahkan seolah-olah merasa dikucilkan oleh lingkungannya, menjadi kurang populer di lingkungannya, mengalami kesulitan untuk berperan di dalam lingkungannya, dan pada akhirnya dapat menjadi individu yang mudah mengalami frustasi Hakim, 2002. 28

D. Perbedaan Tingkat Kepercayaan Diri Pada Remaja Putri Dilihat Dari

Pemakaian Kosmetika Wajah Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang ditandai oleh adanya kematangan biologis, psikologis, dan sosial. Masa peralihan ini biasanya menimbulkan beban bagi individu dalam berinteraksi dengan masyarakat dan lingkungannya sehingga terkadang timbul rasa tidak percaya diri dalam diri individu. Rasa tidak percaya diri ini muncul karena remaja mengalami perubahan fisik dan juga psikis. Perubahan fisik tersebut dapat menimbulkan rasa kurang percaya diri pada remaja karena merasa bahwa dirinya kurang menarik. Untuk itu, remaja akan mencari jalan untuk memperbaiki penampilannya supaya terlihat lebih menarik. Penampilan fisik yang kurang menarik akan menjadi penghambat bagi remaja untuk bergaul dengan teman sebaya dan membina hubungan dekat dengan lawan jenis. Remaja putri yang kurang menarik akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan perhatian dan kurang diterima dalam pergaulan. Kondisi ini menyebabkan remaja putri menjadi semakin merasa tidak puas terhadap dirinya. Ketidakpuasan inilah yang menjadi salah satu sebab timbulnya krisis percaya diri pada mereka Hurlock, 1997. Sejumlah peneliti menemukan bahwa penampilan fisik merupakan suatu kontributor yang sangat berpengaruh pada rasa percaya diri remaja. Pada penelitian Harter, penampilan fisik secara konsisten berkorelasi 29 paling kuat dengan rasa percaya diri secara umum, yang baru diikuti oleh penerimaan sosial teman sebaya Santrock, 2003. Remaja putri umumnya sangat memperhatikan atau mementingkan penampilan diri. Remaja yang secara fisik menarik akan lebih populer dibandingkan dengan mereka yang tidak menarik Kennedy, 1990 dalam Santrock 2003. Oleh karena itu supaya terlihat lebih menarik dan untuk mendapatkan penampilan yang ideal, mereka yang merasa kurang menarik akan memperbaiki penampilan. Kebutuhan akan penampilan yang ideal terwujud salah satunya melalui cara mempercantik diri dengan alat-alat kosmetika Brit, 1967 dalam Mustika, 1983. Penggunakan kosmetika, dalam hal ini kosmetika wajah, merupakan salah satu cara bagi remaja putri untuk membentuk serta memelihara penampilan diri supaya dapat terlihat lebih baik dan menarik. Kosmetika wajah sering juga disebut dengan kosmetika dekoratif make-up. Kosmetika wajah terdiri dari berbagai jenis, yang memiliki fungsi untuk menambah kepercayaan diri. Dengan menggunakan berbagai jenis kosmetika wajah maka penampilan diri akan menjadi lebih baik sehingga akan meningkatkan kepercayaan diri individu http:www.pikiranrakyat.com. Maka remaja putri yang menggunakan jenis kosmetika wajah dengan jumlah lebih banyak akan memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi daripada yang menggunakan jenis kosmetika wajah lebih sedikit. 30

E. Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang dapat disusun dari penelitian ini adalah ada perbedaan yang signifikan pada tingkat kepercayaan diri remaja putri dilihat dari pemakaian kosmetika wajah.