Uji Hipotesis Uji Asumsi Data Penelitian
57 kategori rendah 17,75 , kategori sedang 52,33 , kategori tinggi
25,23 , dan kategori sangat tinggi 2,80 . Data prosentase ini menunjukkan pula bahwa mayoritas subjek secara dominan berada pada
kategori sedang. Sebanyak 52,33 subjek memiliki kepercayaan diri kategori sedang, hal ini menunjang penjelasan mengenai tidak adanya
perbedaan yang signifikan pada tingkat kepercayaan diri remaja putri dilihat dari pemakaian kosmetika wajah.
Teori yang telah dikemukakan sebelumnya menjelaskan bahwa penampilan fisik dapat berpengaruh terhadap kepercayaan diri. Pemakaian
kosmetika wajah sendiri merupakan salah satu bentuk penunjang penampilan fisik pada bagian wajah. Namun data hasil penelitian
mengungkapkan bahwa tidak ada perbedaan kepercayaan diri ditinjau dari pemakaian kosmetika wajah. Apabila ditelaah lebih lanjut dapat kita lihat
bahwa penampilan fisik tidak hanya meliputi bagian wajah saja. Penampilan fisik dapat dilihat dari berbagai sisi, antara lain model atau
gaya rambut, keharuman tubuh, cara berpakaian, dan lain-lain. Survei mengatakan bahwa remaja mudah termakan trend, mereka suka gonta-
ganti gaya rambut, fashion pakaian, dan gemar tampil keren majalah GADIS, 2000. Beberapa hal yang dikemukakan di atas menunjukkan
bahwa remaja sebenarnya memperhatikan penampilan fisik bukan hanya dari segi bagian wajah saja, tetapi lebih menyeluruh. Jadi pemakaian
kosmetika wajah, sebagai salah satu upaya untuk menampilkan kondisi wajah yang lebih baik, hanya merupakan salah satu bagian yang
58 menunjang penampilan fisik. Hal tersebut sangat memungkinkan
munculnya prosentase yang sangat kecil dari pemakaian kosmetika wajah dalam menyumbang pengaruh pada kepercayaan diri.
Selain hal itu kepercayaan diri juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan sosial-ekonomi. Walgito mengemukakan bahwa remaja
memiliki keterkaitan erat dengan salah satu bentuk sosialisasi yaitu konformitas, hal ini dikarenakan mereka lebih banyak menghabiskan
waktu dengan teman sebayanya dalam Kusumastuti, 2004. Perilaku konformis akan membawa seseorang pada proses penyesuaian diri dengan
kelompoknya, dalam hal ini lingkungan tempat ia hidup dan berkembang. Hal tersebut kemudian menjadi salah satu hal yang menjelaskan
kepercayaan diri pada remaja yang cenderung sama. Pada penelitian ini tampak dari skor kepercayaan diri yang secara dominan muncul pada
kategori sedang 52,33 . Faktor lingkungan juga dapat menyebabkan timbulnya perbedaan
kepercayaan diri. Lingkungan sosial memiliki pengaruh yang besar terhadap kepercayaan diri, penerimaan dari lingkungan sosial akan
membentuk rasa percaya diri, sedangkan penolakan dari lingkungan sosial akan membentuk atau menimbulkan perasaan cemas dan tidak percaya diri
Kusumastuti, 2004. Selain itu, lingkungan sosial juga dapat menimbulkan pengaruh yang baik atau positif dan juga pengaruh buruk
atau negatif. Lingkungan sosial yang memberikan pengaruh positif dapat memberi efek yang membangun, dalam hal ini dapat meningkatkan