PERAN TKI DI BIDANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI MALAYSIA

36 penduduk dalam usia kerja berusia 15 tahun atau lebih yang potensial dapat memproduksi barang dan jasa. 61 Biaya transaksi industri dengan tenaga kerja cukup rumit secara ekonomi jika menggunakan hitungan angka, teetapi hal tersebut bisa ditarik ke dalam pola korelasi antara mata rantai industri dengan tenaga kerja lintas negara. Dalam hal ini Indonesia dan Malaysia. Tenaga kerja yang dibutuhkan pada sektor kelapa sawit meliputi, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, dan pengolahan. Apabila upah yang diperoleh pekerjaburuh tinggi, maka output yang dihasilkan oleh buruh tersebut juga akan tinggi karena produktivitas tenaga kerja mempengaruhi besar kecilnya produksi yang dihasilkan. 62

2.2.3.1 PERAN TKI DI BIDANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI MALAYSIA

Kelancaran dan keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit selain ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan, juga ditentukan oleh faktor kemampuan pengusaha atau negara dalam mengelola dan melaksanakan manajemen sumber daya manusianya. Dengan kata lain bahwa dalam memproduksi minyak sawit dan produk olahanya memerlukan dukungan tenaga kerja. Interaksi antara kekuatan permintaan dan penawaran dalam pasar tenaga kerja, cesara bersama-sama menentukan jumlah orang yang akan dipekerjakan dan tingkat upahnya karena permintaan tenaga kerja dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi dan tingkat upah. Keunikan suatu negara akan terlihat dari apa yang dimiliki oleh negara tersebut 61 Pengertian Tenaga Kerja. [online] dalam http:www.datstatistik-indonesia.com . Diakses pada 8 April 2014 62 Ibid Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 37 yang tidak dimiliki oleh negara lain. Hal tersebut akan membuat negara memiliki keungulan yang dapat diandalkan sebagai sumber pendapatan negaranya. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keunggulan tenaga kerja tersebut apabila dibandingkan dengan negara produsen kelapa sawit lainya, yaitu India, Kamerun, Zaire, Ghana, Thailand, Brazil, Malaysia, Kolombia, dan Papua New Guinea. 63 Sebagai negara produsen minyak sawit terbesar di duni, Indonesia memiliki tenaga kerja yang melimpah namun kemampuan SDM masih cukup atau terbatas, sedangkan Malaysia sebagai negara produsen kelapa sawit memiliki keterbatasan jumlah tenaga kerja namun memiliki SDM yang berkemampuan tinggi. 64 Berikut ini adalah tabel mengenai tingkat keunggulan komparatif tenaga kerja negara produsen kelapa sawit. 63 Iyung Pahan.2006. Kelapa Sawit : Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir [online] dalam http:books.google.co.idbooks?id=XSptqDdEIcOCpg diakses pada 29 April 2014. 64 Ibid. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 38 Tabel 2.6: Tingkat Keunggulan Komparatif Tenaga Kerja Negara Produsen Kelapa Sawit No Negara Tenaga Kerja Tingkat Keunggulan Jumlah Kemampuan Harga 1 India Banyak Tinggi Rendah 1 2 Indonesia Banyak Cukup Rendah 2 3 Kamerun Banyak Rendah Rendah 3 4 Zaire Banyak Rendah Rendah 3 5 Ghana Banyak Rendah Rendah 3 6 Thailand Banyak Tinggi Tinggi 4 7 Brazil Banyak Cukup Tinggi 5 8 Malaysia Cukup Tinggi Tinggi 6 9 Kolombia Cukup Cukup Tinggi 7 10 Papua New Guinea Sedikit Rendah Rendah 8 Sumber: FAO Dengan adanya ekspansi Malaysia terhadap lahan perkebunan kelapa sawit di Indonesia, maka membuka peluang bagi para migran terutama TKI untuk mencobamencari peruntungan di Malaysia sebagai buruh perkebunan. Dari situlah kemudian terjadi kerjasama antar dua negara, dimana Indonesia memiliki banyak tenaga kerja dan penganggauran sedangkan Malaysia yang mengalami pertumbuhan industrialisasi membutuhkan transfer tenaga kerja. Sumber daya manusia atau tenaga kerja merupakan salah sattu faktor produksi yang menyerap biaya cukup besar, sehingga memerlukan upaya untuk meningkatkan efisiensi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 39 Kebutuhan tenaga kerja di perkebunan kelapa sawit ini dipengaruhi oleh luas lahan, jenis pekerjaan, iklim, teknologi, serta komposisi tanaman. 65 Pada tahun 2006-2008 TKI menduduki jumlah pekerja terbesar di Malaysia, hampir 50 persen pekerja migran Malaysia berasal dari Indonesia. Sebagian bekerja di sektor rumah tangga dan bangunan sebanyak 20 persen dan sisanya bekerja di perkebunan dan kehutanan sebanyak 80 persen. Dari seluruh pekerja bangunan kelapa sawit di Malaysia m 70 persen merupakan pekerja asing dan 30 persen warga Malaysia sendiri. Dari 70 persen itu, sebesar 80 persen merupakan pekerja Indonesia yang jumlahnya sekitar 500 ribu orang. Meskipun jumlah TKI di Malaysia dari tahun ke tahun mengalami kenaikan, namun pada tahun 2009, Wakil Duta Besar Indonesia untukMalaysia menyatakan bahwa terdapat 1.170 kasus yang menimpa TKI di Malaysia. 66 Dikarenakan banyak TKI yang mengalami banyak kasus penganiayaan, dan kekerasan, pelecehan seksual, upah yang tidakbelum dibayarkan, TKI ilegal, di deportasi, dan lain-lain tersebut,maka pemerintah Indonesia memutuskan untuk melaksanakan memoratorium atau penghentian pengiriman TKI ke Malaysia sampai MoU tentang hak dan kewajiban serta perlindungan tenaga kerja Indonesia tahun 2006 direvisi. 67 Memoratorium itu diberlakukan untuk memberikan perlindungan kepada para TKI di Malaysia. Dengan adanya memoratorium ini, sebenarnya juga mengakibatkan berkurangnya devisa negara dan meningkatnya 65 Ibid 66 Ibid. 67 Ibid Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 40 angka pengangguran di Indonesia, sementara itu jumlah TKI di sektor perkebunan di perkebunan sawit juga berkurang. 68 Sektor perkebunan merupakan andalan perekonomian Malaysia yang hampir sepenuhnya ditopang oleh tenaga kerja asal Indonesia, sehingga TKI merupakan salah satu tulang punggung perkebunan sawit di Malaysia, karena tenaga manusia belum tergantikan oleh teknologi di bidang perkebunan. Hal itu menunjukkan ketergantungan Malaysia dalam masalah ekonomi terhadap Indonesia, terutama kebutuhan akan tenaga kerja TKI yang sangat tinggi sebagian besar bekerja di perkebunan. 69 Jika Malaysia kehilangan para TKI karena masalah politik yang terjadi di antara kedua negara, maka sektor perkebunan akan menurun, sektor industri dan konstruksi akan merosot tajam. Hal tersebut dikarenakan Malaysia merupakan produsen terbesar kedua di dunia untuk CPO dan terbesar ketiga untuk karet, sedangkan TKI merupakan tulang punggung perkebunan sawit dan karet di Malaysia. 70 2.2.4. DUKUNGAN PEMERINTAH MASING-MASING NEGARA 2.2.4.1. INDONESIA