Analisis Pemeriksaan Operasional Dalam Menunjang Efektivitas Kinerja Operasi Daan Pensiun Pada PT. Kereta Api (Persero) Bandung

(1)

DANA PENSIUN PADA PT. KERETA API (Persero) BANDUNG

ANALYSIS OF OPERATIONAL CHECKS TO SUPPORT THE

EFECTIVENESS OF PENSION FUNDS OPERATING

PERFORMANCE AT PT. KERETA API (Persero) BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi

Jenjang Studi Strata I Program Studi Akuntansi

Disusun Oleh :

NINA NURMALASARI 21105822

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

JUDUL : ANALISIS PEMERIKSAAN OPERASIONAL

DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS

KINERJA OPERASI DANA PENSIUN PADA PT. KERETA API (Persero) BANDUNG

NAMA : NINA NURMALASARI

NIM : 21105822

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

JENJANG : STRATA 1

FAKULTAS : EKONOMI

Bandung, Juli 2010 Menyetujui, Pembimbing

Ely Suhayati, SE., M.Si., Ak NIP : 4127.34.03.006

Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi

Prof.Dr.Umi Narimawati, Dra.,M.Si NIP : 4127.34.02.015

Ketua Program Studi Akuntansi

Sri Dewi Anggadini, SE.,M.Si NIP : 4127.34.03.003


(3)

Allah itu Maha Adil dan Maha Penerima Taubat

Allah tidak pernah & tidak akan pernah berlaku dzalim,

dan Juga Bukan Pendendam”

”Allah senang kepada hambaNya

yang tidak pernah putus asa

untuk memperoleh Rahmat dan HidayahNya”

”Syukur Bagi Saya, Kupersembahkan

Sebuah Karya Kecil Ini Sebagai Wujud

Baktiku Untuk Kedua Orangtuaku

Tersayang. Terimakasih atas Doa, Kasih

sayang, Kebahagiaan dan Pengorbanan


(4)

i

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis pemeriksaan operasional pada PT. Kereta Api (Persero) Bandung dan bermaksud untuk mengetahui pengaruh pemeriksaan operasional dalam menunjang efektivitas operasi dana pensiun pada PT. Kereta Api (Persero) Bandung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Untuk mengetahui analisis pemeriksaan operasional terhadap efektivitas kinerja operasi dana pensiun digunakan pengujian statistik. Pengujian statistik yang digunakan adalah perhitungan koefisien korelasi pearson product moment, koefisien determinasi, uji hipotesis dan juga menggunakan aplikasi SPSS 15.0 for windows untuk memperkuat perhitungan secara manual.

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan serta pengujian hipotesis sebesar 50,6% yang dilakukan oleh penulis, dapat disimpulkan bahwa analisis pemeriksaan operasional berpengaruh terhadap efektivitas kinerja operasi dana pensiun pada PT. Kereta Api (Persero) Bandung.

Kesimpulan yang didapat adalah bahwa pemeriksaan operasional dalam menunjang efektivitas operasi dana pensiun pada PT. Kereta Api (Persero) Bandung sudah dilaksanakan dengan baik. Saran dari penulis agar kepada para tim manajemen perusahaan untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan pemeriksaan operasional dalam kinerja operasi dana pensiun.

(Kata kunci : Pemeriksaan Operasional, Efektivitas Kinerja Operasi Dana Pensiun)


(5)

ii

In this research for knowing Analysis of Operational Checks at PT. Kereta Api (Persero) in Bandung’s City, The Purpose of this research is to identified influence Analysis Of Operational Checks at PT. Kereta Api (Persero) in Bandung’s City.

The method that using in this research is the method of descriptive quantitive approacgment. For knowing the influence Analysis of Operational Checks of the Efectiveness of Pension Funds Operating, it is used testing statistic which be ussed are Pearson Product Moment Coefficient Correlation, Coefficient Determination, Hypothesis testing, and also using the application of SPSS 15.0 of windows for strengthening a calculation manually.

Baseon the result of study and discussion as well as hypothesis examination as much as 50,6% that carried out author can be concluded that Operational Checks analysis influence througt Efectiveness of Pension Funds Operating at PT. Kereta Api (Persero) Bandung.

In this research could be said that the Operational Checks to Support the Efectiveness of Pension Funds at PT. Kereta Api (Persero) Bandung’s City was good. Suggestion which writer give is for the tim Manajemen to make a abode keep Operational Checks’s in Performance Operating Pension Funds.


(6)

iii

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya berupa pikiran, tenaga dan segala sesuatu yang dianugerahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skipsi ini.

Skripsi ini berjudul “Analisis Pemeriksaan Operasional Dalam Menunjang Efektivitas Kinerja Operasi Dana Pensiun Pada PT. Kereta Api (Persero) Bandung”, yang disusun sebagai syarat dalam menempuh ujian sidang kesarjanaan Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia, Bandung.

Penulis menyadari betul bahwa penulisan Skripsi ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan yang jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan penulis dalam hal ilmu pengetahuan, pengalaman dan kemampuan yang penulis miliki. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan.

Dalam mempersiapkan dan menyelesaikan usulan penelitian ini penulis telah banyak memperoleh bantuan baik berupa moril maupum materil dan bimbingan pengarahan serta dorongan dari berbagai pihak, yang sangat membantu kelancaran dalam penyusunan skipsi ini sehingga pada akhirnya memberikan semangat pada penulis untuk menyelesaikan usulan penelitian ini.


(7)

iv

1 Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia, Bandung.

2 Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra.,M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas Komputer Indonesia.

3 Sri Dewi Anggadini, SE.,M.Si., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4 Ely Suhayati, SE., M.Si., Ak., selaku Dosen Pembimbing yang selalu sabar dan baik yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan masukan dan arahan kepada penulis.

5 Dian Dwinita K, SE., M.Si, selaku Dosen Wali sekaligus sebagai Dosen Penguji II penulis yang selalu sabar dan baik memberikan pengarahan kepada penulis.

6 Wati Aris Astuti, SE., M.Si., selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan masukan yang sangat berarti kepada penulis.

7 Seluruh staff Dosen Fakultas Ekonomi dan Sekretariat Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.

8 Drs. Rahmat Suhendar Selaku KW Pendayagunaan dan Keuangan yang telah memberikan izin untuk penelitian ini.

9 Bapak Latman yang telah membimbing dan memberikan pengarahan pada saat penelitian, terima kasih atas bantuanya.


(8)

v penulis menyusun skripsi ini.

11 Kakak, adik serta keponakanku tersayang, a’ Opik, Teh Yofa, Dani, Oki, Meisya dan Naira terima kasih untuk semua kebahagiaan yang kalian berikan. 12 Saudara-saudara penulis yang telah memberikan semangat serta doanya. 13 Rasa terima kasih sebanyak-banyaknya penulis sampaikan juga kepada Ali

yang selalu memberikan kasih sayang, doa dan motivasi kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

14 Sahabat-sahabat penulis Indri, Irma, Ristya, Lasti, John, Lala terima kasih atas bantuannya saat penulis menyusun skripsi.

15 Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas semua bantuan dan motivasinya.

Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak dan semoga seluruh amal baik yang telah diberikan kepada penulis, mendapat ridho dari Allah SWT, Amin.

Bandung, Juli 2010

Nina Nurmalasari 21105822


(9)

vi LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN KEASLIAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang penelitian ...1

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ...6

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ...7

1.4 Kegunaan Penelitian ...7

1.4.1 Kegunaan Praktis ...7

1.4.2 Kegunaan Akademis...8


(10)

vii

2.1 Kajian Pustaka...10

2.1.1 Pemeriksaan Operasional ...10

2.1.1.1 Pengertian Pemeriksaan Operasional ...10

2.1.1.2 Jenis-Jenis Pemeriksaan ...11

2.1.1.3 Karakteristik Pemeriksaan Operasional ...13

2.1.1.4 Tujuan Pemeriksaan Operasional ...15

2.1.1.5 Tahap-Tahap Dalam Pemeriksaan Operasional ...16

2.1.2 Efektivitas Kinerja Operasi Dana Pensiun ...18

2.1.2.1 Pengertian Efektivitas...18

2.1.2.2 Pengertian Kinerja ...19

2.1.2.3 Penilaian Kinerja ...18

2.1.2.4 Karakteristik Kinerja ...21

2.1.2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja...23

2.1.2.6 Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja...24

2.1.2.7 Tahap Penilaian Kinerja ...25

2.1.2.8 Pengertian Operasi ...27

2.1.2.9 Dana Pensiun ...28

2.1.3 Hubungan Pemeriksaan Operasional dengan Efektivitas Kinerja Operasi Dana Pensiun...29

2.2 Kerangka Pemikiran...30


(11)

viii

3.2 Metode Penelitian...39

3.2.1 Desain Penelitian...42

3.2.2 Operasionalisasi Variabel...44

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ...48

3.2.3.1 Sumber Data...48

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ...49

3.2.3.2.1 Populasi ...49

3.2.3.2.2 Sampel...50

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data...51

3.2.4.1 Uji Validitas ...53

3.2.4.2 Uji Reabilitas...54

3.2.4.3 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas…………..…55

3.2.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis ...57

3.2.5.1 Rancangan Analisis...57

3.2.5.1.1 Metode Analisis Kualitatif ...57

3.2.5.1.2 Metode Analisis Kuantitatif ...61


(12)

ix

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan...68

4.1.2 Struktur Organisasi ...75

4.1.3 Uraian Tugas ...77

4.1.4 Kegiatan Perusahaan ...86

4.1.5 Karakteristik Responden ...93

4.2 Pembahasan...98

4.2.1 Analisis Kuantitatif ...98

4.2.1.1 Analisis Pemeriksaan Operasional pada PT. Kereta Api (Persero) Bandung...98

4.2.1.2 Analisis Efektivitas Kinerja Operasi Dana Pensiun pada PT. Kereta Api (Persero) Bandung...110

4.2.1.3 Analisis Pemeriksaan Operasional Dalam Menunjang Efektivitas Kinerja Operasi Dana Pensiun ...121

4.2.2 Analisis Kuantitatif ...122

4.2.2.1 Analisis Korelasi ...124

4.2.2.2 Koefisien Determinasi...126

4.2.2.3 Analisis Regresi ...127

4.2.2.4 Uji Hipotesis ...130


(13)

x

5.2 Saran...135

DAFTAR PUSTAKA ...137

KUESIONER...139

LAMPIRAN...150


(14)

1 1.1 Latar Belakang Penelitian

Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional yang pada hakekatnya merupakan pembangunan manusia Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka upaya untuk mewujudkan kehidupan yang layak bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan kewajiban yang harus dilakukan secara berencana dan berkesinambungan.

Umur dan produktivitas manusia pada akhirnya ada batasnya, tidak selamanya seseorang dapat terus bekerja dan menghasilkan suatu karya. Pada suatu saat seseorang harus berhenti dari pekerjaannya dan menikmati masa tuanya. Tentu saja hal ini mutlak memerlukan dukungan prasarana yang memadai, seperti Jaminan Hari Tua atau Pensiun. Jaminan Hari Tua pada hakekatnya adalah santunan berupa uang yang dibayarkan secara sekaligus atau berkala atau sebagian dan berkala kepada tenaga kerja. Sedangkan wujud dari jaminan hari tua adalah dana pensiun. Jadi tidak dapat disangsikan lagi bahwa melaksanakan program pensiun secara terpadu kita telah mengamankan proses pergeseran nilai-nilai kehidupan.

Dengan disyahkannya UU No.11 Tahun 1992 Tentang Dana Pensiun, hari tua sudah terjamin. Sehingga karyawan dapat bekerja lebih tenang, dan di harapkan produktivitas karyawan akan meningkat. Selain itu, loyalitas terhadap perusahaan akan meningkat pula. Jika loyalitas tinggi, maka pengembangan dan


(15)

pembinaan karir bagi karyawan yang bersangkutan juga akan lebih baik Bagi perusahaan yang tidak terlalu besar, sulit bagi mereka untuk memikirkan kesejahteraan hari tua bagi karyawannya, karena dengan penyelenggaraan program dana pensiun berarti akan menambah biaya.

Menurut berita yang dikutip dalam sebuah situs internet dalam beberapa tahun ke depan, biaya dana pensiun akan menjadi permasalahan utama di banyak perusahaan atau pemberi kerja maupun pemerintah untuk menyediakan manfaat (benefit) berupa pembayaran pensiun setiap bulan bagi karyawan perusahaan selama menjalani masa pensiun. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara mengungkapkan data mencolok tentang besarnya dana pensiun pejabat yang harus di pikul negara. Jumlahnya luar biasa, yaitu pada 2012 mencapai Rp. 6 triliun per bulan. Demikian besar dana anggaran Negara untuk pejabat pensiunan itu sehingga mentri mengusulkan agar dana itu di kurangi, lebih baik bila anggaran Rp. 6 triliun per bulan itu digunakan untuk anggaran pendidikan dan kesehatan sehingga tidak ada lagi anak bangsa ini yang buta huruf dan menderita folio karena tidak di imunisasi. Oleh karena itu, sangat pantas untuk di pertimbangkan untuk mengurangi jumlah pemberian dana pensiun itu dan mengalihkannya untuk kepentingan rakyat.

Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun. Menurut Dahlan Siamat pengertian berdasarkan Undang-Undang No. 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun dapat disimpulkan bahwa Dana Pensiun merupakan suatu lembaga atau badan hukum


(16)

yang mengelola program pensiun yang dimaksudkan untuk memberikan kesejahteraan pada karyawan suatu perusahaan yang telah pensiun.

Bagi perusahaan yang akan atau sudah menyelenggarakan Program dana pensiun, harus memperhitungkan laju inflasi. Dengan terjadinya inflasi berarti biaya hidup meningkat, dan jika tidak ada kenaikan pendapatan maka pendapatan secara riil akan menurun. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka dana pensiun harus di kelola sedemikian rupa sehingga dapat meminimalkan dampak inflasi.

Salah satu cara untuk menilai efektivitas dan efisiensi suatu organisasi/perusahaan adalah dengan menerapkan pemeriksaan operasional. Pemeriksaaan operasional dilakukan untuk mengetahui gejala atau defisiensi dalam operasi perusahaan yang mungkin menyebar sehingga perlu mengidentifikasikan unit-unit, fungsi-fungsi atau area yang perlu perbaikan, mengembangkan rekomendasi untuk implementasi yang segera, dan menspesifikasikasi area-area yang memerlukan pengkajian lebih rinci. Audit operasional adalah pemeriksaan yang dapat dilakukan oleh auditor internal terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, yang tujuannya adalah untuk menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang diterapkan oleh manajemen puncak telah di patuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.

Audit operasional dilakukan dengan cara melakukan beberapa tahapan, diantaranya dengan melakukan survei pendahuluan dan melakukan konfirmasi


(17)

kepada bagian dari perusahaan yang akan di audit, kemudian auditor internal akan meminta data yang dibutuhkan dalam menunjang pelaksanaan audit operasional, dalam hal ini data yang di minta berupa laporan kinerja suatu fungsi dalam perusahaan. Auditor internal melakukan pengujian terinci terhadap pengendalian manajemen pada fungsi tersebut, kemudian melakukan pengembangan terhadap laporan audit yang telah dilaksanakan terhadap suatu fungsi di dalam perusahaan.

Objek dari audit operasional adalah mengungkapkan kekurangan dan ketidakberesan dalam setiap unsur yang diuji oleh auditor operasional/internal dan untuk menunjukkan perbaikan apa yang dimungkinkan untuk memperoleh hasil yang terbaik dari operasi yang bersangkutan. Sedangkan permasalahan yang berhubungan dengan pemeriksaan operasional di perusahaan adalah masalah adanya bukti-bukti yang tidak kompeten dalam melakukan audit yang dilakukan auditor di perusahaan, seperti memalsukan catatan-catatan keuangan.

Dana pensiun ini akan menjadi sebuah permasalahan yang cukup menarik bagi perusahaan dalam mengatur dana pensiunnya. Salah satu perusahaan yang mengadakan Program dana pensiun adalah PT. Kereta Api (Persero). Menurut salah satu pegawai yang memberi bimbingan dari Bagian Pendayagunaan Keuangan Bapak Latman, masalah ketidakcukupan dana pada Dana Pensiun PT. Kereta Api (Persero) dikarenakan dana pensiun yang di investasikan tidak memberikan hasil yang optimal karena kurangnya pemeriksaan operasional pada perusahaan sehingga kebutuhan untuk pembayaran kewajiban yang telah di tetapkan manfaatnya, perusahaan harus menanggung sendiri jika terjadi ketidak


(18)

cukupan dana seperti perusahaan menginvestasikan kas perusahaannya kepada suatu Bank.

Salah satu contoh dari pemanfaatan sumber dana pensiun yang belum optimal adalah pensiunan yang tidak mendapatkan pembayaran pensiun sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan perusahaan yang diambil setiap bulannya sehingga mengalami keterlambatan pada saat pensiunan mengambil uang pensiunnya. Hal ini disebabkan karena proses waktu penyetoran dan pengerjaan kepada pensiunan di pihak Taspen. Disini dapat terlihat adanya resiko manajemen dalam mengelola dana pensiun dengan efektif dan efisien.

Untuk dapat mengelola kegiatan perusahaannya secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka manajemen perlu melakukan audit terhadap fungsi-fungsi organisasi yang ada pada perusahaan untuk mengevaluasi kinerja setiap fungsi. Dengan pemeriksaan operasional manajemen puncak dapat mengetahui efektivitas dan efisiensi suatu unit atau fungsi di dalam organisasi atau perusahaan.

Berdasarkan fenomena di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai peranan pemeriksaan operasional dalam menunjang efektivitas operasi pada suatu perusahaan dalam penyelenggaraan program dana pensiun dengan judul :

“Analisis Pemeriksaan Operasional Dalam Menunjang Efektivitas Kinerja Operasi Dana Pensiun Pada PT. Kereta Api (Persero) Bandung”.


(19)

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah penulis sampaikan di atas mengenai Peranan Pemeriksaan operasional dalam menunjang efektivitas kinerja operasi dana pensiun. Maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Diindikasikan pelaksanaan operasi dana pensiun yang di investasikan tidak memberikan hasil yang optimal.

2. Diindikasikan efektivitas kinerja operasi dana pensiun belum optimal bagi pekerja/karyawan di perusahaan.

3. Diindikasikan kurangnya pemeriksaan operasional dalam membantu perusahaan memperbaiki efektivitas kinerja operasi dana pensiun.

1.2.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pemeriksaan operasional pada PT. Kereta Api (Persero).

2. Bagaimana efektivitas kinerja operasi dana pensiun pada PT. Kereta Api (Persero).

3. Seberapa jauh peranan pemeriksaan operasional dalam menunjang efektivitas kinerja operasi dana pensiun pada PT. Kereta Api (Persero).


(20)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian adalah menjelaskan sejauh mana pemeriksaan operasional dalam menunjang efektivitas kinerja operasi dana pensiun pada PT. Kereta Api (Persero) Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pemeriksaan operasional pada PT. Kereta Api (Persero). 2. Untuk mengetahui efektivitas kinerja operasi dana pensiun pada PT. Kereta

Api (Persero).

3. Untuk mengetahui peranan pemeriksaan operasional dalam menunjang efektivitas kinerja operasi dana pensiun pada PT. Kereta Api (Persero).

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis

1. Bagi PT. Kereta Api (Persero) Bandung

Diharapkan dapat menjadi masukan dan informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan efisiensi operasi dana pensiun dalam perusahaan melalui pemeriksaan operasional sehingga dapat memberikan hasil yang optimal bagi pihak manajemen perusahaan.


(21)

2. Bagi Staff dan Pegawai PT. Kereta Api (Persero) Bandung

Diharapkan dapat memberikan informasi tentang proses pemeriksaan operasional terhadap efisiensi operasi dana pensiun dan memberikan manfaaat kepada semua staff dan pegawai.

1.4.2 Kegunaan Akademis

1. Bagi Pengembangan Ilmu Akuntansi

Memberikan informasi tentang keterkaitan antara pemeriksaaan operasional dalam menunjang efektivitas kinerja operasi dana pensiun.

2. Bagi Peneliti

Sebagai uji kemampuan dalam menerapkan teori yang diperoleh di perkuliahan terkait dengan pelaksanaan pemeriksaan operasional dan efektivitas kinerja operasi dana pensiun, serta menyelesaikan program studi Strata 1 program Studi Akuntansi.

3. Bagi Peneliti lain

Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin mengkaji dalam bidang pemeriksaan auditing, yaitu keterkaitan antara pemeriksaan operasional dengan efektivitas kinerja operasi dana pensiun.


(22)

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada PT. Kereta Api (Persero) Bandung yang menjadi observasi penelitian pada bagian keuangan yang berlokasi di Jalan Perintis Kemerdekaan No. 1 Bandung. Adapun waktu yang dilakukan dalam penelitian ini dimulai pada bulan Maret 2010 sampai dengan bulan Juni 2010. Jadwal kegiatannya adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 Waktu Penelitian No Kegiatan Maret 2010 April 2010 Mei 2010 Juni 2010 Juli 2010 Agustus 2010

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan UP 2 Penyusunan UP 3 Pencarian Data 4 Bimbingan UP 5 Pendaftaran

Seminar UP 6 Seminar UP 7 Revisi UP 8 Bimbingan

Skripsi 9 Analisis Data 10 Penyusunan

Laporan 11 Pendaftaran

Sidang 12 Sidang Skripsi 13 Revisi Skripsi


(23)

10 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pemeriksaan Operasional

2.1.1.1 Pengertian Pemeriksaan Operasional

Pengertian auditing menurut Arens A. Alvin, yang telah dialihbahasakan oleh Amir Abadi Jusuf adalah:

Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti, tentang informasi yang dapat di ukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seseorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi di maksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan”.

(2006:15) Sedangkan menurut Sunarto pengertianauditingadalah:

Auditing adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara objektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan”.

(2003:16)

Dari definisi di atas memberikan pernyataan bahwa dalam melakukan kegiatan auditing dilakukan tindakan-tindakan mengumpulkan, mengevaluasi, menentukan dan melaporkan. Tindakan ini harus dilakukan oleh seseorang (auditor) yang kompeten dan independen.


(24)

Pengertian audit operasional menurut menurut Louwer et al. adalah:

Operational auditing refers to the study of business operations for the purpose of making recommendations about the efficient use of resources, effective achievement of business objectives, and compliance with company policies”.

(2005:17) Yang berarti:

“Audit operasional (operational auditing) adalah review operasi yang dilakukan dari sudut pandang manajemen untuk mengevaluasi keekonomisan, efisiensi, dan efektivitas dari semua atau beberapa kegiatan operasi seperti yang diharapkan oleh manajemen”.

Sedangkan pengertian audit operasional menurut Willy Susilo adalah:

“Audit operasional adalah audit internal yang secara lebih khusus dan mendalam menyoroti aspek pengendalian pada kegiatan operasional dengan cara mengkaji, mengevaluasi kegiatan operasional dalam organisasi sebagai upaya meningkatkan efisiensi, dan efektivitas serta kesesuaian terhadap kebijakan setiap operasi yang dilakukan”.

(2003:53) Dari berbagai definisi tersebut, penulis menyimpulkan bahwa pemeriksaan operasional secara garis besar bertujuan mengevaluasi efisiensi, efektivitas, dan keekonomisan dari kegiatan operasi perusahaan. Ini berarti pemeriksaan operasional memfokuskan pada masa yang akan datang.

2.1.1.2 Jenis-Jenis Pemeriksaan

Menurut Arens A. Alvin yang dialih bahasakan oleh Amir Abadi Jusuf mengelompokan operational audit atas tiga jenis, yaitu:

"OperationalAudit ada tiga jenis: 1. Functional audits

2. Organizational audits 3. Special assignments”.


(25)

Adapun uraian lebih lanjut adalah sebagai berikut: 1. Audit fungsional (Functional audits)

Audit fungsional berkaitan dengan fungsi-fungsi organisasi, misalnya berkaitan dengan efisiensi dan keefektifan pada fungsi penggajian pada divisi atau perusahaan secara keseluruhan.

2. Audit organisasional (Organizational audits)

Audit Organisasional berkenaan dengan keseluruhan unit organisasi, seperti departemen, cabang, atau anak perusahaan dengan menekankan bagaimana fungsi-fungsi efisiensi dan efektivitas berinteraksi.

3. Penugasan khusus (Special assignments)

Penugaasan khusus timbul sebagai akibat permintaan manajemen untuk berbagai audit, seperti menentukan penyebab keefektifan sistem teknologi informasi, investigasi kemungkinan kecurangan yang timbul dalam divisi, dan membuat rekomendasi untuk mengurangi biaya produksi manufaktur.

Sedangkan menurut Mulyadi, menggolongkan audit menjadi tiga golongan, yaitu:

Auditingumumnya digolongkan menjadi tiga golongan: 1. Audit laporan keuangan

2. Audit kepatuhan, dan 3. Audit operasional”.


(26)

Dari uraian diatas, dapat dijelaskan ketiga golongan audit tersebut sebagai berikut:

1. Audit Laporan Keuangan

Audit atas laporan keuangan dilaksanakan untuk menentukan apakah seluruh laporan keuangan telah dinyatakan sesuai dengan pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Hasil auditing terhadap laporan keuangan tersebut disajikan dalam bentuk tertulis berupa laporan audit yang selanjutnya dibagikan kepada para pengguna informasi keuangan, seperti pemegang saham, kreditur, dan Kantor Pelayanan Pajak.

2. Audit Kepatuhan

Tujuan audit kepatuhan adalah untuk menentukan apakah yang diaudit sesuai dengan kondisi atau peraturan yang berlaku. Hasil audit kepatuhan umumnya dilaporkan kepada pihak yang berwenang yang membuat kriteria.

3. Audit Operasional

Tujuan dari audit ini adalah untuk menilai kinerja, efisiensi dan efektivitas suatu bagian, fungsi ataupun divisi suatu perusahaan. Hasil audit operasional diserahkan kepada pihak yang meminta dilaksanakan audit tersebut.

2.1.1.3 Karakteristik Pemeriksaan Operasional

Menurut Amin Wijaya Tunggal menjelaskan tentang karakteristik dari pemeriksaan operasional pada umumnya adalah:

“Karakteristik Audit Operasional:

1. Audit operasional adalah prosedur yang bersifat investigasi. 2. Mencakup semua aspek perusahaan atau fungsi.


(27)

3. Pengukuran operasional dapat di arahkan ke keseluruhan atau salah satu dari departemen dari suatu perusahaan.

4. Mencari tingkat ekonomisasi, efektivitas dan efisiensi diseluruh operasi yang dilakukan oleh perusahaan.

5. Obyek dari pemeriksaan operasional adalah meliputi semua aspek operasi perusahaan, diantaranya:

- Pemasaran

- Rancangan dan rekayasa pabrik - Pengendalian produksi dan persediaan - Pembelian

- Sumber daya manusia - Keuangan

- Anggaran

- Administrasi dan hukum - Operasi Internasiional - Pelaporan keuangan

- Pengelolaan data elektronik

6. Hasil pemeriksaannya berupa rekomendasi/usul-usul untuk perbaikan operasi sebelumnya.

7. Tujuan utama audit operasional dalah memberikan informasi kepada pimpinan tentang efektif tidaknya perusahaan, suatu unit, atau suatu fungsi. Diagnosis tentang permasalahan dan sebab-sebabnya dan rekomendasi tentang langka-langkah korektifnya.

(2008:5) Sehingga dapat ditarik kesimpulan, bahwa dengan adanya pelaksanaan pemeriksaan operasional diharapkan dapat membantu pihak manajemen dalam mewujudkan efisiensi operasi dana pensiun sesuai dengan yang direncanakan.

Sifat pokok lain dari pemeriksaan operasional bahwa pemeriksaan operasional di dasarkan bukti-bukti suatu penilaian berdasarkan pendapat orang pribadi yang tidak di dukung oleh bukti-bukti yang nyata bukanlah pemeriksaan operasional.

Sifat dasar dari pemeriksaan operasional lainnya adalah mengukur dengan membandingkan terhadap standar. Standar merupakan landasan yang dapat diterima untuk membandingkan unit dan jangka waktu. Tanpa menggunakan


(28)

standar, suatu pemeriksaan hanya merupakan kumpulan pendapat yang berbeda tergantung dari masing-masing auditor.

2.1.1.4 Tujuan Pemeriksaan Operasional

Pemeriksaan operasional memiliki tujuan untuk menilai sasaran dan rencana, serta menilai struktur organisasi. Hal tersebut dilakukan dengan cara menilai efektivitas, efisiensi dan ketaatan objek yang di periksa dalam mengelola dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan aktivitas atau program.

Tujuan umum pemeriksaan operasional menurut Sukrisno Agoes adalah: 1. Untuk menilai kinerja (performance) dari manajemen dan berbagai

fungsi dalam perusahaan.

2. Untuk menilai apakah berbagai sumber daya (manusia, mesin, dana, harta lainnya) yang dimiliki perusahaan telah digunakan secara efisien dan ekonomis.

3. Untuk menilai efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuan (Objective) yang telah ditetapkan olehtop management.

4. Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada top management untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam penerapan pengendalian intern, sistem pengendalian manajemen, serta prosedur operasional perusahaan dalam rangka meningkatkan efisiensi, keekonomisan, dan efektivitas dari kegiatan operasi perusahaan.

(2004:1) Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan operasional bertujuan menghasilkan perbaikan dalam pengelolaan aktivitas objek yang diterima dengan membuat rekomendasi tentang cara-cara pelaksanaan yang lebih efektif dan efisien. hal tersebut dilakukan dengan menilai ketaatan pada ketentuan yang berlaku, efisiensi dan efektivitas objek yang diperiksa dalam mengelola serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan aktivitas atau program.


(29)

2.1.1.5 Tahap-Tahap dalam Pemeriksaan Operasional

Pemeriksaan operasional merupakan suatu pekerjaan yang besar bagi pelaksananya. Pemeriksaan operasional perlu memiliki suatu kerangka kerja yang jelas agar dapat dilaksanakan dengan memadai, tanpa kerangka kerja yang baik pemeriksa akan menghadapi kesulitan dalam pelaksanaan tugasnya. Maka dalam pemeriksaan operasional diperlukan tahap-tahap untuk mempermudah pelaksanaannya.

Menurut Amin Wijaya Tunggal ada empat tahap dalam pemeriksaan operasional, yaitu:

“Empat tahap dalam pemeriksaan operasional: 1. MemilihAuditee

2. Merencanakan Audit Operasional 3. Melaksanakan Audit

4. Pelaporan dan Tindak lanjut.”

(2004:28) Adapun uraian lebih lanjut adalah sebagai berikut:

1. MemilihAuditee

Memilih auditee dimulai dengan studi atau survey pendahuluan dari auditee potensial dalam suatu entitas untuk mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang mempunyai potensial paling tinggi dalam arti memperbaiki efektivitas, efisiensi dan ekonomi operasi. Studi pendahuluan merupakan suatu proses penyaringan yang menghasilkan suatu peringkat dari auditee potensial. Tujuan dari tahap ini adalah mengumpulkan informasi tentang bidang operasi, mengidentifikasi kemungkinan adanya masalah dalam bidang operasi tersebut, serta


(30)

sebagai titik awal untuk mengembangkan dasar program kerja pemeriksaan operasional.

2. Merencanakan Pemeriksaan Operasional

Auditor intern menyiapkan dan mendokumentasi yang ditetapkan. Penaksiran resiko (risk assessment) merupakan bagian utama dari proses perencanaan. Penaksiran resiko bertujuan untuk menetapkan bidang-bidang untuk ditekan dalam audit operasional. Bidang-bidang yang mempunyai resiko tinggi harus di identifikasi untuk penekanan audit.

3. Melaksanakan Audit

Dengan cara yang sama seperti audit keuangan, auditor operasional harus mengumpulkan bukti yang cukup kompeten agar dapat menjadi dasar yang layak guna menarik suatu kesimpulan mengenai tujuan yang sedang di uji.

4. Pelaporan dan tindak lanjut

Dalam audit operasional, laporan biasanya di buat hanya untuk pihak manajemen, dan satu salinan untuk unit yang diperiksa. Tidak adanya pemakai pihak ketiga, mengurangi kebutuhan akan pembakuan kata-kata dalam laporan audit operasional. Keragaman audit operasional memerlukan penyusunan laporan secara khusus untuk menyajikan ruang lingkup audit temuan dan rekomendasi. Tindak lanjut merupakan hal yang biasa dalam audit operasional jika rekomendasi-rekomendasi disampaikan kepada manajemen. Tujuannya adalah


(31)

memastikan apakah perubahan-perubahan yang di rekomendasikan telah dilakukan.

2.1.2 Efektivitas Kinerja Operasi Dana Pensiun 2.1.2.1 Pengertian Efektivitas

Menurut Hans Kartikahadi pengertian efektivitas adalah:

“Efektivitas dimaksud bahwa produk akhir suatu kegiatan operasi telah mencapai tujuannya baik ditinjau dari segi kualitas hasil kerja, kuantitas hasil kerja, maupun batas waktu yang ditargetkan.”

(2004:9) Sedangkan menurut Arens A. Alvin yang dialih bahasakan oleh Amir Abadi Jusuf pengertian efektivitas adalah:

Effectivenessberarti pencapaian hasil atau manfaat organisasi yang didasarkan pada sasaran dan tujuan atau beberapa kriteria lain yang dapat diukur.”

(2006:824) Maka dari beberapa pengertian di atas, penulis menyimpulkan kegiatan-kegiatan dalam organisasi, orientasi pemikirannya dan pelaksanaannya selalu dikaitkan dengan efektivitas, artinya bagaimana agar kegiatan organisasi dalam mencapai tujuannya itu dapat berhasil baik tanpa terjadi pemborosan sesuai yang dikehendaki.

Secara umum, dapat dikatakan bahwa efektivitas mengacu pada sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan. Jadi, pengertian efektivitas


(32)

berhubungan dengan kinerja operasi. Jika kita ingin menilai apakah aktivitas operasi dana pensiun di PT. Kereta Api (Persero) telah dijalankan secara efektif, maka kita dapat menilai apakah perencanaan operasi dana tersebut dilaksanakan dengan cara yang terbaik tanpa memerlukan biaya tambahan.

2.1.2.2 Pengertian Kinerja

Ketetapan, ketelitian dalam belanja sangat penting agar apa yang diinginkan harus sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Manajer diberi wewenang untuk mengendalikan dan merealisasikan apa yang telah menjadi tanggung jawabnya.

Menurut Payaman Simanjuntak, pengertian kinerja adalah sebagai berikut: “Kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu, kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan”.

(2007:1) Sedangkan pengertian kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara adalah:

“Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggungjawab yang diberikan kepadanya”.

(2005:9) Berdasarkan definisi-definisi di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa kinerja perusahaan adalah organisasi atau akumulasi kinerja semua unit-unit


(33)

organisasi, yang sama dengan penjumlahan kinerja semua orang atau individu yang bekerja di perusahaan, dimaksud dari kegiatan atau program yang hendak dicapai dengan penggunaan anggaran yang telah ditetapkan dengan kualitas dan kuantitas terukur dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan. Dengan demikian kinerja perusahaan sangat dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu dukungan organisasi, kemampuan manajemen, dan kinerja setiap orang yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.

2.1.2.3 Penilaian Kinerja

Pada dasarnya kinerja dilakukan untuk menilai perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang dimainkannya dalam mencapai tujuan organisasi. Penilaian kinerja perlu dilakukan perusahaan untuk menilai apakah pekerjaan yang dilakukan oleh setiap anggota perusahaan telah sesuai dengan tujuan perusahaan.

Menurut Mardiasmo, pengertian penilaian kinerja adalah sebagai berikut: “Penilaian kinerja adalah kegiatan mengukur/menilai untuk menetapkan seorang pegawai sukses atau gagal dalam melaksanakan pekerjaannya dengan mempergunakan standar pekerjaan tolak ukurnya”.


(34)

Sedangkan menurut Edy Sukarno, pengertian penilaian kinerja adalah: “Gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi”.

(2002:11) Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan, penilaian kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan kegiatan atau program kebijakan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan misi dan visi perusahaan.

2.1.2.4 Karakteristik Kinerja

Menurut Henry Simamora karakteristik kinerja adalah sebagai berikut: 1. Kriteria yang baik harus mampu diukur dengan cara-cara yang dapat

dipercaya.

2. Kriteria yang baik harus mampu membedakan individu-individu sesuai dengan kinerja mereka.

3. Kriteria yang baik haruslah sensitif terhadap masukan dan tindakan pemegang jabatan.

4. Kriteria yang baik harus dapat diterima oleh individu yang mengetahui kinerjanya sedang dinilai.


(35)

Adapun uraian lebih lanjut dari karakterisik kinerja diatas adalah sebagai berikut:

1. Kriteria yang baik harus mampu diukur dengan cara-cara yang dapat dipercaya.

Konsep keandalan pengukuran mempunyai dua komponen: stabilitas dan konsistensi. Stabilitas menyiratkan bahwa pengukuran kriteria yang dilaksanakan pada waktu yang berbeda haruslah mencapai hasil yang kira-kira serupa. Konsistensi menunjukkan bahwa pengukuran kriteria yang dilakukan dengan metode yang berbeda atau orang yang berbeda harus mencapai hasil yang kira-kira sama.

2. Kriteria yang baik harus mampu membedakan individu-individu sesuai dengan kinerja mereka.

Salah satu tujuan penilaian kinerja adalah evaluasi kinerja anggota organisasi. Jikalau kriteria semacam itu memberikan skor yang identik kepada semua orang, maka kriteria tersebut tidak berguna untuk mendistribusikan kompensasi atas kinerja, merekomendasikan kandidat untuk promosi, ataupun menilai kebutuhan-kebutuhan pelatihan dan pengembangan.

3. Kriteria yang baik haruslah sensitif terhadap masukan dan tindakan pemegang jabatan.

Karena tujuan penilaian kinerja adalah untuk menilai efektivitas individu anggota organisasi, kriteria efektivitas yang dipakai dalam sistem itu


(36)

haruslah terutama di bawah kebijakan pengendalian orang yang sedang dinilai.

4. Kriteria yang baik harus dapat diterima oleh individu yang mengetahui kinerjanya sedang dinilai.

Adalah penting agar orang-orang yang kinerjanya sedang diukur merasa bahwa kinerja yang sedang digunakan memberikan petunjuk yang adil dan benar tentang kinerja mereka.

Dari pernyataan di atas mengenai karakteristik kinerja, maka penulis menyimpulkan meskipun mustahil mengidentifikasi setiap kriteria kinerja yang universal yang dapat diterapkan pada semua pekerjaan, adalah mungkin menentukan beberapa karakteristik yang harus dimiliki oleh kriteria apabila kriteria itu diharapkan bermanfaat bagi penilaian kinerja.

2.1.2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut:

1. ”Faktor individu 2. Faktor organisasi”.

(2006:16) Uraian lebih lengkapnya adalah sebagai berikut:

1. Faktor Individu

Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang memiliki integritas yang tinggi antara fungsi psikis (rohani) dan


(37)

fisiknya (jasmaniah). Dengan adanya integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisik maka indivisu tersebut memiliki konsentrasi diri yang baik. Konsentrasi yang baik ini merupakan modal utama individu manusia untuk mampu mengelola dan mendayagunakan potensi dirinya secara optimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan organisasi.

2. Faktor Lingkungan Organisasi.

Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu dalam mencapai kinerja. Faktor lingkungan organisasi yang dimaksud antara lain uraian jabatan yang jelas, otoritas yang memadai, target kerja yang menantang, pola komunikasi yang efektif, hubungan kerja yang harmonis, iklim kerja yang respek dan dinamis, peluang berkarir dan fasilitas kerja yang relatif memadai. Dari pengertian di atas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja sangat dipengaruhi oleh faktor individu didalam perusahaan itu sendiri dan faktor lingkungan organisasi dalam mencapai kinerjanya.

2.1.2.6 Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja

Menurut Mulyadi, secara umum perusahaan mengadakan evaluasi kerja adalah sebagai berikut:

1. ”Menetapkan kontribusi masing-masing divisi atas perusahaan secara keseluruhan atau atas kontribusi masing-masing sub-sub suatu divisi (evaluasi ekonomis atau evaluasi segmen)


(38)

2. Memberikan dasar untuk mengevaluasi kualitas kerja masing-masing manajer divisi (evaluasi manajerial)

3. Memotivasi para manajer divisi supaya konsisten mengoperasi divisinya sehingga sesuai dengan tujuan pokok perusahaan (evaluasi operasi)”.

(2001:416) Disamping tujuan-tujuan di atas, menurut Mulyadi penilaian kinerja mempunyai manfaat bagi manajemen untuk:

1. “Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimum

2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan dan seperti promosi, transfer dan pemberhentian

3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan

4. Mengadakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka, menilai kinerja mereka

5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan”.

(2001:416) Dari pernyataan di atas, tujuan dan manfaat penilaian kinerja dapat disimpulkan untuk mengevaluasi keseluruhan sub-sub dan divisi, dan manfaat bagi manajemen membantu pengambilan keputusan, menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program.

2.1.2.7 Tahap Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja dilakukan untuk menekan prilaku yang tidak semstinya dan menegakkan perilaku yang semestinya diingikan melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta penghargaan, baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik.


(39)

Tahap penilaian kinerja menurut Mulyadi adalah:

1. ”Pembandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya

2. Penentuan penyebab tumbuhnya penyimpangan kinerja sesungguhnya dari yang telah ditetapkan dalam standar

3. Penegakan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk mencegah perilaku yang tidak di inginkan.”

(2001:291) Adapun uraian lebih lanjut dari tahap penilaian kinerja adalah sebagai berikut:

1. Pembandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dengan evaluasi kinerja, hasil pengukuran kinerja secara periodik kemudian dibandingkan dengan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Informasi penyimpangan kinerja sesungguhnya dari sasaran yang telah ditetapkan diumpanbalikkan dalam laporan kinerja kepada manajer yang bertanggung jawab untuk efisiensi dan efektivitas kinerjanya.

2. Penentuan penyebab tumbuhnya penyimpangan kinerja sesungguhnya dari yang telah ditetapkan dalam standar.

Penyimpangan kinerja sesungguhnya dari sasaran yang ditetapkan perlu di analisis untuk menentukan penyebab terjadinya penyimpangan tersebut, dan dapat direncanakan tindakan untuk mengatasinya, baik penyimpangan yang merugikan maupun yang menguntungkan memerlukan perhatian, analisis dan penaksiran dari manajemen. Masalah yang kemungkinan timbul dalam menentukan penyebab penyimpangan adalah manajer dan bawahannya tidak bekerja sama dalam penyelidikan.


(40)

Untuk membentuk perilaku yang fungsional dalam proses penentuan penyebab terjadinya penyimpangan, harus diselenggarakan rapat untuk berbagai jenjang manajer. Rapat tersebut harus merupakan forum pembicaraan pemecahan bersama masalah-masalah yang timbul akibat penyimpangan dan mendorong partisipasi aktif setiap peserta yang hadir untuk memecahkan masalah.

3. Penegakan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk mencegah perilaku yang tidak di inginkan.

Tahap akhir penilaian kinerja adalah tindakan koreksi untuk menegakkan perilaku yang diinginkan dan mencegah terulangnya perilaku yang tidak diinginkan. Penilaian kinerja ditujukan untuk menegakkan perilaku tertentu di dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. Sasaran yang dicapai dengan menggunakan perilaku tidak seperti yang diinginkan bukan merupakan tujuan penilaian kinerja. Perilaku merupakan tindakan orang untuk memproduksi hasil. Hasil merupakan efektivitas kinerja. Organisasi harus melakukan evaluasi atas keduanya, perilaku dan hasil yang dicapai dari perilaku tersebut.

2.1.2.8 Pengertian Operasi

Setiap organisasi yang berdiri sudah pasti melakukan suatu aktivitas di dalam suatu organisasi. Terdapat banyak jenisnya, misalnya aktivitas produksi penjualan, pemasaran, pembelian dan lainnya.


(41)

Menurut Barry Render dan Jay Heizer yang dialihbahasakan oleh Kresnohadi Ariyoto pengertian operasi menyatakan:

“Tanpa memperlihatkan hasil akhirnya, barang atau jasa, aktivitas yang terjadi pada suatu perusahaan disebut operasi.”

(2006:3) Jadi, operasi merupakan proses yang mengubah masukan-masukan menjadi barang-barang dan jasa-jasa. masukan-masukan yang dimaksud adalah bahan mentah, tenaga kerja, modal, energi, dan informasi. Masukan-masukan ini di ubah menjadi barang-barang/jasa-jasa oleh proses yang merupakan metoda atau cara tertentu yang digunakan untuk proses transformasi.

2.1.2.9 Dana Pensiun

Dana pensiun adalah sekumpulan aset yang dikelola dan dijalankan oleh suatu lembaga untuk menghasilkan suatu manfaat pensiun yaitu suatu pembayaran berkala yang dibayarkan kepada peserta pada saat dan dengan cara yang ditetapkan dalam ketentuan yang menjadi dasar penyelenggaraan program pensiun, dimana pembayaran manfaat tersebut dikaitkan dengan pencapaian usia tertentu.

Pengertian Dana Pensiun menurut PSAK 2002 No.18 menyatakan:

“Badan Hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun, adapun dana pensiun terdiri dari DPPK (Dana Pensiun Pemberi Kerja) dan DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan).”


(42)

“Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) yaitu dana pensiun yang dibentuk oleh orang atau badan yang memperkerjakan karyawan, selaku pendiri, untuk menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti atau Program Pensiun Iuran Pasti, sebagai peserta, dan yang menimbulkan kewajiban bagi pemberi kerja.”

“Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) adalah yaitu dana pensiun yang dibentuk oleh Bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan program pensiun bagi perorangan, baik karyawan maupun pekerjaan mandiri yang terpisah dari dana pensiun pemberi kerja bagi karyawan Bank atau perusahaan asuransi yang bersangkutan.”

Berdasarkan pengertian para ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa pengertian Efektivitas Kinerja Operasi Dana Pensiun adalah rencana yang telah ditetapkan manajemen dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan untuk mengefisienkan dan mengefektifkan output atau hasil dari kegiatan operasi dana pensiun dengan pemanfaatan sumber daya serendah mungkin.

2.1.3 Hubungan Pemeriksaan Operasional dengan Efektivitas Kinerja Operasi Dana Pensiun

Pemeriksaan operasional memiliki peranan sangat penting bagi suatu organisasi, yaitu untuk mengetahui sejak awal bila terjadi gejala defisiensi dan aktivitas-aktivitas yang menyebabkan pemborosan di dalam penggunaan sumber daya. Dengan adanya laporan atas gejala defisiensi dan pemborosan di dalam penggunaan sumber daya tersebut, maka manajemen dapat dengan segera mengambil tindakan untuk menanggulangi masalah tersebut. Sebelum audit operasional dapat bermakna harus ada kriteria tertentu mengenai standar dari efisiensi.


(43)

Pengertian audit operasional menurut Sukrisno Agoes adalah:

“Audit operasional adalah suatu pemeriksaan terhadap kegiatan atau operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi, dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis.”

(2004:1) Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan operasional merupakan kegiatan yang penting bagi suatu organisasi. Pemeriksaan operasional bertujuan menghasilkan perbaikan dalam pengelolaan aktivitas objek yang diterima dengan membuat rekomendasi tentang cara-cara pelaksanaan yang lebih efektif dan efisien. Hal tersebut dilakukan dengan menilai ketaatan pada ketentuan yang berlaku, efisiensi dan efektivitas objek yang diperiksa dalam mengelola serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan aktivitas atau operasi.

Pemeriksaan operasional menekankan keefektifan dan efisiensi, serta memfokuskan pada peningkatan kinerja mendatang. Dengan pemeriksaan operasional, manajemen suatu organisasi akan mendapatkan laporan mengenai efektif atau tidaknya operasi didalam organisasi yang dipimpinnya, termasuk juga dalam hal menilai efektivitas kinerja operasi dana pensiun.

2.2 Kerangka Pemikiran

Penyelenggaraan program dana pensiun ditinjau secara makro maupun mikro merupakan suatu hal yang penting. Secara makro, dalam masa pembangunan dewasa ini, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dalam menghimpun dana bagi pembiayaan proyek program pembangunan tersebut, Indonesia menganut prinsip kemandirian. Ini berarti bahwa peranan


(44)

penerimaan dalam negeri menjadi sangat vital. Dana pensiun merupakan salah satu sumber dana dalam negeri yang cukup potensial dan belum digunakan secara optimal. Secara mikro program dana pensiun juga dapat dimanfaatkan untuk pembangunan sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan. Dengan adanya program dana pensiun, kesejahteraan karyawan di hari tua sudah terjamin sehingga karyawan bisa bekerja lebih tenang, dan diharapkan produktivitas karyawan akan meningkat. Selain itu loyalitas terhadap perusahaan diharapkan akan meningkat. Bagi perusahaan sendiri hal tersebut menguntungkan karena dengan loyalitas yang tinggi akan dapat menekan tingkat perputaran (turn over) karyawan.

Perlunya pemeriksaan operasional untuk mencapai tujuan organisasi/perusahaan dengan menggunakan sumber daya yang sebaik-baiknya adalah untuk menilai efisiensi dan efektivitas operasi organisasi, serta adanya rekomendasi berupa saran kepada manajemen untuk membenahi atau memperbaiki jalannya operasi organisasi/perusahaan.

Pengertian audit operasional menurut Mulyadi adalah:

“Pemeriksaaan operasional merupakan review secara sistematis dari suatu kegiatan organisasi atau bagian dari padanya, dalam hubungannya dengan tujuan tertentu”.


(45)

Sedangkan pengertian audit operasional menurut Sunarto adalah:

“Audit operasional adalah pengkajian atas setiap bagian dari prosedur dan metode yang diterapkan suatu organisasi dengan tujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas”.

(2003:53) Pemeriksaaan operasional pada dasarnya merupakan pengembangan dari pemeriksaan sebelumnya, yang dimaksudkan untuk menilai suatu kegiatan (baik prestasi atau kinerja), mengidentifikasikan berbagai kelemahan sistem pengendalian manajemen untuk perbaikan, dan mengembangkan rekomendasi (saran-saran) untuk perbaikan tindak lanjutnya.

Adapun manfaat yang dapat diperoleh perusahaan dengan dilaksanakannya audit operasional menurut Amin Widjaja Tunggal, adalah sebagai berikut:

“Suatu audit operasional yang dilakukan secara tepat harus memberikan manajemen sejumlah manfaat, mencakup :

1. Kemampulabaan yang meningkat 2. Alokasi sumber daya yang efisien

3. Identifikasi masalah pada tahap awal, dan 4. Komunikasi yang lebih baik”.

(2008:24) Menurut Amin Wijaya Tunggal tujuan audit operasional adalah:

“Tujuan audit operasional:

1. Objek dari audit operasional adalah mengungkapkan kekurangan dan ketidakberesan dalam setiap unsur yang diuji oleh auditor operasional dan untuk menunjukkan perbaikan apa yang dimungkinkan untuk memperoleh hasil yang terbaik dari operasi yang bersangkutan

2. Untuk membantu manajemen mencapai administrasi operasi yang paling efisien

3. Untuk mengusulkan kepada manajemen cara-cara dan alat-alat untuk mencapai cara-cara dan alat-alat untuk mencapai tujuan apabila manajemen organisasi sendiri kurang pengetahuan tentang pengelolaan yang efisien


(46)

5. Untuk membantu manajemen, auditor operasional berhubungan dengan setiap fase dari aktivitas usaha yang dapat merupakan dasar pelayanan manajemen.

6. Untuk membantu manajemen pada setiap tingkat dalam pelaksanaan yang efektif dan tingkat dalam pelaksanaan yang efektif dan efisien dari tujuan dan tanggung jawab mereka”.

(2008:40) Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan operasional bertujuan menghasilkan perbaikan dalam pengelolaan aktivitas objek yang diterima dengan membuat rekomendasi tentang cara-cara pelaksanaan yang lebih efektif dan efisien. hal tersebut dilakukan dengan menilai ketaatan pada ketentuan yang berlaku, efisiensi dan efektivitas objek yang diperiksa dalam mengelola serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan aktivitas atau program.

Pengertian efektivitas menurut Sukrisno Agoes adalah:

“Efektivitas diartikan sebagai perbandingan masukan-masukan dalam berbagai kegiatan, sampai dengan pencapaian tujuan yang ditetapkan, baik ditinjau dari kuantitas (volume) hasil kerja, kualitas hasil kerja, maupun batas waktu yang ditergetkan”.

(2004:9) Sedangkan efektivitas menurut Mardiasmo adalah sebagai berikut:

“Kontribusi output terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Secara sederhana efektivitas menggambarkan jangkauan akibat dan dampak (outcome) dari keluaran (output) program dalam mencapai tujuan program”.

(2004:211) Pengukuran efektivitas kinerja operasi dapat dikembangkan dengan cara membandingkan antara kenyataan dengan biaya yang digunakan dengan standar pembiayaan yang telah ditetapkan, yaitu gambaran tentang tingkat biaya tertentu yang dapat mengekspresikan berapa besar biaya yang diperlukan untuk mendapatkan sejumlah keluaran tertentu.


(47)

Pengertian kinerja menurut Veithzal Rivai adalah:

“Kinerja merupakan hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standard hasil kerja, target/sasaran atau kriteria yang telah disepakati bersama”.

(2005:14) Sedangkan pengertian kinerja menurut Barry Cushway yang dialihbahasakan oleh Tyas Rahadjeng adalah:

“Kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.

(2004:56) Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku seseorang dalam melaksanakan tugasnya dalam suatu organisasi.

Pengertian operasi menurut Barry Render dan Jay Heizer dialihbahasakan oleh Kresnohadi Ariyoto adalah:

“Aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubahinputmenjadioutputdi sebut operasi”.

(2006:3) Pengertian audit operasional menurut Amin Widjaya Tunggal adalah sebagai berikut:

“Audit operasional (sering juga disebut audit manajemen) merupakan pemeriksaan atas operasi yang dilaksanakan dari sudut pandang manajemen untuk menilai ekonomi, efisiensi dan efektivitas dari setiap dan seluruh operasi, terbatas hanya pada keinginan manajemen.”


(48)

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan, bahwa pemeriksaan operasional merupakan kegiatan yang penting bagi suatu organisasi. Pemeriksaan operasional mempunyai peranan sebagai alat penilaian prestasi atau keefektivan dari perusahaan, unit atau fungsi yang di audit. Dengan pemeriksaan operasional manajemen suatu organisasi akan mendapatkan laporan mengenai efisien atau tidaknya operasi didalam organisasi yang dipimpinnya, termasuk juga dalam hal menilai efisiensi operasi dana pensiun.


(49)

Tabel 2.1

Penelitian yang berkaitan dengan peranan pemeriksaan operasional dalam menunjang efektivitas kinerja operasi dana pensiun

No. Penulis Judul

Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan Ayu Indah Lestari 2005 Pengaruh Audit Operasional Terhadap Efektivitas Struktur Pengendalian Intern Kas Audit operasional berpengaruh dalam meningkatkan efektifitas struktur pengendalian intern kas. Variabel Y Efektivitas Struktur Pengendalian Intern Kas, Terdapat variabel X pemeriksaan operasional

Maulana Malik 2006

Peranan Pemeriksaan Operasional Terhadap Efisiensi Operasi Program Dana Bergulir Karangsong Pemeriksaan operasional mempunyai peranan dalam menunjang efisiensi operasi

Variabel Y nya Eisiensi Operasi Dana Bergulir Karangsong Terdapat kesamaan variabel X mengenai pemeriksaan operasional Aman Santoso 2004 Audit operasional atas proses produksi dalam usaha menekan tingkat kecatatan produk Audit operasional proses produksi yang dilaksanakan sangat berperan dalam menekan tingkat kecatatan produk dalam proses produksi Variabel Y nya dalam usaha menekan tingkat kecacatan produk.

Variabel X nya sama mengenai pemeriksaan operasional


(50)

Berdasarkan uraian kerangka pemikiran diatas, maka disusun suatu kerangka pemikiran yang dapat disajikan dalam gambar 2.1

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir Analisis Pemeriksaan Operasional

Dalam Menunjang Efektivitas Kinerja Operasi Dana Pensiun

PT. KAI (Persero)

Bagian Pendayagunaan

Keuangan dan Anggaran

Pemeriksaan Operasional

Efektivitas Kinerja Operasi Dana Pensiun

Sub Variabel X 1. MemilihAuditee. 2. Merencanakan Audit . 3. Melakukan Audit.

4. Pelaporan dan tindak lanjut.

Sub Variabel Y

1. Pembandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Penentuan penyebab tumbuhnya penyimpangan kinerja sesungguhnya dari yang telah ditetapkan dalam standar.

3. Penegakkan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk mencegah perilaku yang tidak diinginkan.


(51)

2.3 Hipotesis

Hipotesis penelitian merupakan dugaan sementara yang digunakan sebelum dilakukannya penelitian dalam hal pendugaannya menggunakan statistika untuk menganalisisnya. Menurut Sugiyono pengertian hipotesis adalah:

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.”

(2009:64) Tidak semua penelitian memerlukan hipotesis seperti penelitian eksploratif dan deskriptif tidak memerlukan hipotesis. Tetapi melalui penelitian eksploratif dan deskriptif justru akan menemukan hipotesis. Hipotesis dari penelitian ini adalah “Terdapat Analisis Pemeriksaan Operasional Dalam Menunjang Efektivitas Kinerja Operasi Dana Pensiun”.


(52)

39 3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.

Menurut Husein Umar menjelaskan pengertian objek penelitian adalah: “Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.

(2003:303) Objek penelitian dalam penelitian ini adalah pemeriksaan operasional dan efektivitas kinerja operasi dana pensiun.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu teknis atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan atau mencatat data, baik yang berupa data primer maupun data sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga akan terdapat suatu kebenaran data-data yang akan diperoleh.


(53)

Pengertian metode penelitian menurut Sugiyono adalah:

“Metode penelitian pada dasanya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegiatan tertentu”.

(2009:2) Pada penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif. Pengertian metode penelitian deskriptif menurut Kuncoro adalah:

“Penelitian deskriptif meliputi kegiatan pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subyek penelitian. Tipe yang paling umum dari penelitian deskriptif meliputi penilaian terhadap individu, organisasi atau keadaan tertentu”.

(2003:8) Sedangkan pengertian metode deskriptif menurut Sugiyono adalah:

“Metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku secara umum atau generalisasi”.

(2009:147) Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif merupakan metode yang bertujuan untuk mengetahui sifat serta hubungan yang lebih mendalam antara dua variabel dengan cara mengamati aspek-aspek tertentu secara lebih spesifik untuk memperoleh data yang sesuai dengan masalah yang ada tujuan penelitian, dimana data tersebut diolah, dianalisis, dan diproses lebih lanjut dengan dasar teori-teori yang telah dipelajari sehingga data tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan.


(54)

Menurut Rosgandika Mulyana pengertian analisis kuantitatif adalah:

“Analisis kuantitatif merupakan metode ilmiah untuk pencapaian validitas yang tinggi reabilitasnya dan mempunyai peluang kebenaran ilmiah yang tinggi, sifat kuantitatif memberi bobot (rating), peringkat (rangking), atau skor(scoring)”.

(2005:8) Sedangkan menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo pengertian penelitian kuantitatif adalah:

“Penelitian kuantitatif yaitu mempunyai tujuan untuk menguji atau verifikasi teori, meletakkan teori secara deduktif menjadi landasan dalam penentuan dan pemecahan masalah penelitian”.

(2002:71) Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa analisis kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan untuk menguji kebenaran data dalam penentuan dan pemecahan masalah. Jadi, penelitian dengan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya. Dengan menggunakan metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.


(55)

3.2.1 Desain Penelitian

Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, pengertian desain penelitian adalah:

“Desain Penelitian merupakan rancangan utama penelitian yang menyatakan metode dan prosedur-prosedur yang digunakan oeh peneliti dalam pemilihan, pengumpulan dan analisis data”.

(2002:249) Dari pemaparan di atas, maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu. Dalam penelitian ini, penulis menerapkan desain penelitian yang lebih luas, yang mencakup proses-proses berikut ini:

1) Penelitian itu dimulai dengan adanya masalah. Masalah tersebut selanjutnya ingin dipecahkan oleh peneliti melalui penelitian. Kemudian peneliti menetapkan judul yang diteliti, sehingga dapat diketahui apa yang akan diteliti. Dalam penelitian ini penulis mengambil judul “Analisis Pemeriksaan Operasional Dalam Menunjang efektivitas Kinerja Operasi Dana Pensiun Pada PT. Kereta Api (Persero) Bandung”, dimana peranan Pemeriksaan Operasional (Variabel X) sebagai variabel bebas dan Efektivitas Kinerja Operasi Dana Pensiun (Variabel Y) sebagai variabel terikat.


(56)

2) Menetapkan masalah-masalah yang akan dianalisis terhadap suatu instansi. Dalam penelitian ini yang menjadi identifikasi masalah adalah sebagai berikut:

a. Diindikasikan pelaksanaan operasi dana pensiun yang di investasikan tidak memberikan hasil yang optimal.

b. Diindikasikan efektivitas kinerja operasi dana pensiun belum optimal bagi pekerja/karyawan di perusahaan.

c. Diindikasikan kurangnya pemeriksaan operasional dalam membantu perusahaan memperbaiki efektivitas kinerja operasi dana pensiun.

3) Setelah masalah diidentifikasikan, maka selanjutnya masalah tersebut oleh peneliti dirumuskan sebagai berikut:

a. Bagaimana pemeriksaan operasional pada PT. Kereta Api (Persero). b. Bagaimana efektivitas kinerja operasi dana pensiun pada PT. Kereta Api

(Persero).

c. Seberapa jauh peranan pemeriksaan operasional dalam menunjang efektivitas kinerja operasi dana pensiun pada PT. Kereta Api (Persero). 4) Berdasarkan rumusan masalah peneliti membuat jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian yang disebut hipotesis. Hipotesis dari penelitian ini adalah “Terdapat Analisis Pemeriksaan Operasional Dalam Menunjang Efektivitas Kinerja Operasi Dana Pensiun”.

5) Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis kualitatif dan kuantitatif.


(57)

6) Menggunakan teknik pengambilan sampel melalui pendekatan Non Probability Samplingdengan metodeSamplingJenuh.

7) Menetapkan teknik pengumpulan data yaitu melaui wawancara, angket dan observasi. Sedangkan alat pengumpul data dalam penelitian ini dengan menggunakan angket atau kuesioner tertutup.

8) Kuesioner yang digunakan dalam mendukung penelitian ini yaitu kuesioner analisis pemeriksaan operasional dalam menunjang efektivitas kinerja operasi dana pensiun, nantinya akan dilakukan uji validitas, uji realibilitas, uji hipotesis dengan menggunakan statistika hitung korelasi Pearson Product Moment.

9) Pelaporan hasil penelitian termasuk hasil penelitian dan interprestasi data.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Sebelum mengadakan penilaian dalam penelitian, penulis harus menentukan operasional variabel, hal ini dimaksudkan agar dapat mempermudah dalam melakukan penelitian. Menurut Sugiyono pengertian variabel penelitian adalah sebagai berikut:

“Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.

(2009:38) Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai


(58)

dengan judul penelitian mengenai Analisis Pemeriksaan Operasional Dalam Menunjang Efektivitas Kinerja Operasi Dana Pensiun pada PT. Kereta Api (Persero) Bandung, maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah:

1) Variabel Independen (X)

Variabel independen atau variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Variabel independen disini adalah pemeriksaan operasional. Indikator yang digunakan untuk mengukur pemeriksaan operasional antara adalah tahap-tahap dari audit operasional itu sendiri. Adapun tahap-tahap pemeriksaan operasional terdiri dari:

1. Tahapan Pemeriksaan Operasional a. MemilihAuditee

1. Survei pendahuluan.

2. Memperoleh suatu pemahaman yang menyeluruh dari struktur organisasi.

3. Memperoleh pengetahuan mengenai aktivitas operasi organisasi yang di audit.

4. Pemahaman atasauditeeyang potensial. b. Merencanakan Audit

1. Penarikan resiko.

2. Melakukan penilaian mengenai masalah yang mempengaruhi efektivitas, efisiensi dan kinerja operasi.


(59)

3. Melakukan tanya jawab.

4. Penelaahan laporan manajemen. c. Melakukan Audit

Mengumpulkan bukti yang cukup kompeten guna menarik kesimpulan.

d. Pelaporan dan tindak lanjut 1. Penulisan laporan.

2. Tindak lanjut atas rekomendasi. 3. Rapat penutupan.

2) Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen disini adalah efektivitas kinerja.Indikator yang digunakan untuk mengukur efektivitas kinerja operasi dana pensiun antara lain :

1. Pembandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah ditetapkan.

2. Penentuan penyebab timbulnya penyimpangan kinerja sesungguhnya dari yang telah ditetapkan dalam standar.

3. Penegakkan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk mencegah perilaku yang tidak diinginkan.


(60)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala Nomor

kuesioner Pemeriksaan Operasional (X) Variabel Independen “Audit operasional (sering juga disebut audit manajemen) merupakan pemeriksaan atas operasi yang dilaksanakan dari sudut pandang manajemen untuk menilai ekonomi, efisiensi dan efektivitas dari setiap dan seluruh operasi, terbatas

hanya pada

keinginan manajemen.” (2001:7

( Sumber : Amin Wijaya Tunggal , 2004:7)

1. MemilihAuditee.

Ordinal 1-4

2. Merencanakan Audit Operasional.

Ordinal 5-8

3. Melaksanakan Audit. Ordinal 9-12

4. Pelaporan dan Tindak Lanjut.

(Sumber : Amin Wijaya Tunggal, 2004:28) Ordinal 13-16 Efektivitas Kinerja Operasi Dana Pensiun (Y) Variabel Dependen “Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya.

1. Pembandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah ditetapkan.

Ordinal 17-20

2. Penentuan penyebab timbulnya

penyimpangan kinerja sesungguhnya dari yang telah ditetapkan dalam standar.


(61)

Dalam operasionalisasi variabel ini semua variabel menggunakan skala pengukuran ordinal. Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo pengertian skala pengukuran ordinal adalah:

“Skala pengukuran yang tidak hanya menyatakan kategori, tetapi juga menyatakan peringkatconstructyang diukur”.

(2002:98) Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa skala ordinal memberikan informasi tentang jumlah relatif karakteristik berbeda yang dimiliki oleh obyek atau individu tertentu. Tingkat pengukuran ini mempunyai informasi skala nominal ditambah dengan sarana peringkat relatif tertentu yang memberikan informasi apakah suatu obyek memiliki karakteristik yang lebih atau kurang bukan banyak kekurangan dan kelebihannya.

(Sumber : Mulyadi,

2001:270) 3. Penegakkan perilaku

yang diinginkan dan

tindakan yang

digunakan untuk mencegah perilaku yang tidak diinginkan

(Sumber : Mulyadi, 2001:291)


(62)

3.2.3 Sumber Data dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data

Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini dibagi dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut:

1) Data Primer

Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti baik dari pribadi (responden) maupun dari suatu instansi yang mengolah data untuk keperluan penelitian, seperti dengan cara melakukan observasi, wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, dan pemberian pertanyaan berupa kuesioner. 2) Data Sekunder

Merupakan data yang sudah ada, data tersebut sudah dikumpulkan sebelumnya untuk tujuan-tujuan yang tidak mendesak. Data sekunder dapat diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku, serta catatan-catatan kuliah yang menunjang penelitian ini.

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data 3.2.3.2.1 Populasi

Pengertian populasi menurut Sugiyono adalah sebagai berikut:

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.


(63)

Berdasarkan pengertian di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah Direktorat Keuangan PT. Kereta Api (Persero) Bandung Bagian Pendayaguna Keuangan dan bagian Anggaran. Populasi pada penelitian ini adalah 30 orang yang terdiri dari 18 orang Bagian Pendayagunaan Keuangan, 1 Kepala Bagian (Finance Ditku Financial) dan 17 staff serta 12 orang Bagian Anggaran, 1 Kepala Bagian (Finance Buget Program) dan 11 staff.

3.2.3.2.2 Sampel

Pengertian Sampel menurut Sugiyono adalah:

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

(2009: 73) Teknik sampling (teknik pengambilan sampel) dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatannon probability sampling.

Pengertian non probability sampling menurut Sugiyono adalah sebagai berikut:

Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi, samplingsistematis, kuota,aksidental, purposive, jenuh, snowball”.

(2009: 84) Karena teknik sampling atau penarikan sampel yang digunakan adalahnon probability sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak


(64)

memberikan peluang sama untuk dipilih menjadi sampel, untuk itu pengambilan sampel ini penulis menggunakan metodesamplingjenuh.

Pengertiansamplingjenuh menurut Sugiyono adalah:

Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”.

(2006:78) Berdasarkan teknik pengambilan sampel di atas dengan menggunakan teknik sampling Jenuh dari jumlah populasi sebanyak 30 orang, maka yang diambil sebagai sampel adalah sebanyak 30 orang.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara untuk memperoleh data dan keterangan yang diperlukan dalam penelitian. Sehubungan dengan tingkat pengukuran untuk variabel X (Pemeriksaan Operasional) dalam penelitian ini menggunakan skala ordinal dan variabel Y (Efektivitas Kinerja Operasi Dana Pensiun).

Selanjutnya untuk menunjang hasil penelitian, maka penulis melakukan pengumpulan data yang diperlukan dengan cara sebagai berikut:

a. Penelitian Lapangan (Field Research)

Untuk melihat kenyataan yang sebenarnya dari masalah lapangan untuk memperoleh data primer secara langsung dari bagian terkait dan di lokasi tempat dana pensiun dari PT. Kereta Api (Persero). Adapun langkah-langkah di dalam pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:


(65)

1. Pengamatan (Observation)

Merupakan teknik yang menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap objek penelitiannya. Hasil dari observasi dapat dijadikan data pendukung dalam menganalisis dan mengambil kesimpulan.

2. Kuesioner

Merupakan teknik pengumpulan data melalui formulir yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban, tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti.

3. Wawancara (Interview)

Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab langsung secara lisan dengan pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan khususnya yang menyangkut peranan pemeriksaan operasional dalam menunjang efektivitas kinerja operasi dana pensiun.

4. Dokumentasi

Merupakan proses pengumpulan data dengan mempelajari dokumen yang ada pada perusahaan berkaitan dengan peranan pemeriksaan operasional dalam menunjang efisiensi operasi dana pensiun.

b. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Teknik yang dilakukan dengan maksud untuk memperoleh data sekunder atau pendukung yang berfungsi sebagai landasan teori guna mendukung data


(66)

primer yang telah diterapkan dari penelitian lapangan. Data sekunder ini adalah merupakan informasi yang telah di kemukakan oleh para ahli yang kompeten dalam bidangya masing-masing sehingga relevan dengan pembahasan yang telah diteliti.

3.2.4.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk memenuhi taraf kesesuaian dan kecepatan alat ukur (instrumen) dalam menilai suatu objek penelitian. Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur dan diinginkan dengan tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.

Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pernyataan mana yangvalid dengan mengacu pada tingkat signifikan sebesar 0,3 (rskritis). Jika r korelasi < 0,3 maka pernyataan tidak valid, sedangkan jika rs

korelasi > 0,3 maka pernyataan valid (Sugiyono:2009). Dalam penelitian ini metode yang digunakan dalam uji validitas adalah korelasiRank Spearman.

Pengertian KorelasiRank Spearmanmenurut Jonathan Sarwono adalah: “Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antara dua variabel berskala ordinal, yaitu variabel bebas dan variabel tergantung”.


(67)

Untuk mempercepat dan mempermudah dalam penelitian ini pengujian validitas instrumen dilakukan dengan bantuan komputer dengan menggunakan Software SPSS 15.0 For Windows dengan metode korelasi Rank Spearman dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

r = Koefisien validitas item yang dicari

∑bi2= Total jumlah kuadrat data rank x dan y dalam bi

N = Total jumlah rank N2 = Total kuadrat rank

3.2.4.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk menunjukan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten, apabila pengukuran diulang dua kali atau lebih. Jadi dengan kata lain reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah split half method (Spearman Brown Correlation) teknik belah dua. Metode ini menghitung reliabilitas dengan cara memberikan tes pada sejumlah subyek dan kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama besar (berdasarkan pemilihan ganjil atau genap). Cara kerjanya adalah sebagai berikut:

a. Itemdibagi menjadi dua secara acak (misalnyaitemganjil dan genap).

-

1

bi

6

-1

r

2

2 s

n

n


(68)

b. Skor untuk masing-masing kelompok dijumlah sehingga dapat skor total untuk setiap kelompok.

c. Korelasikan skor total kelompok I dan skor kelompok II.

d. Hitung angka reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

ri = reliabilitas internal seluruhitem

rb= koefisien korelasi antara belahan pertama (genap) dan kedua (ganjil)

Tabel 3.2

Standar Penilaian Koefisien Validitas dan Reliabilitas criteria Reliability Validity

Good 0,80 0,50

Acceptable 0,70 0,30

Marginal 0,60 0,20

Poor 0,50 0,10

Sumber: Barker et al, 2002

3.2.4.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan program SPSS 15 diperoleh hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner kedua variabel seperti dirangkum pada tabel berikut.

b b i

r

1

r

2

r


(69)

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Kuesioner Pemeriksaan Operasional Butir Pertanyaan Indek validitas Nilai Kritis Keterangan

Item_1 0,571 0,30 Valid

Item_2 0,759 0,30 Valid

Item_3 0,851 0,30 Valid

Item_4 0,822 0,30 Valid

Item_5 0,558 0,30 Valid

Item_6 0,419 0,30 Valid

Item_7 0,601 0,30 Valid

Item_8 0,447 0,30 Valid

Item_9 0,430 0,30 Valid

Item_10 0,577 0,30 Valid

Item_11 0,739 0,30 Valid

Item_12 0,489 0,30 Valid

Item_13 0,535 0,30 Valid

Item_14 0,511 0,30 Valid

Item_15 0,515 0,30 Valid

Item_16 0,853 0,30 Valid

Koefisien Reliabilitas (Split-half) = 0,931 Sumber: Lampiran 8

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Kuesioner Efektivitas Kinerja Operasi Butir Pertanyaan Indek validitas Nilai Kritis Keterangan

Item_1 0,704 0,30 Valid

Item_2 0,439 0,30 Valid

Item_3 0,751 0,30 Valid

Item_4 0,484 0,30 Valid

Item_5 0,815 0,30 Valid

Item_6 0,601 0,30 Valid

Item_7 0,601 0,30 Valid

Item_8 0,632 0,30 Valid

Item_9 0,544 0,30 Valid

Item_10 0,513 0,30 Valid

Item_11 0,732 0,30 Valid

Item_12 0,618 0,30 Valid

Koefisien Reliabilitas (Split-half) = 0,902 Sumber: Lampiran 10


(1)

134 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis

pemeriksaan operasional dalam menunjang efektivitas kinerja operasi dana

pensiun pada bagian pendayagunaan keuangan dan bagian anggaran Direktorat

Keuangan PT. Kereta Api (Persero) Bandung, maka pada bagian akhir dari

penelitian ini, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pemeriksaan operasional pada bagian pendayagunaan keuangan dan bagian

anggaran Direktorat Keuangan PT. Kereta Api (Persero) Bandung sudah

dilaksanakan dengan baik. Hal ini dikarenakan pemilihan auditee sudah

dilakukan dengan baik dan perencanaan audit operasional juga sudah

dilakukan dengan baik. Selain itu pelaksanaan audit pada bagian

pendayagunaan keuangan dan bagian anggaran Direktorat Keuangan PT.

Kereta Api (Persero) Bandung sudah baik yang didukung dengan pelaporan

dan tindak lanjut.

2. Kinerja operasi dana pensiun pada bagian pendayagunaan keuangan dan

bagian anggaran Direktorat Keuangan PT. Kereta Api (Persero) Bandung

sudah efektif. Perbandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang

telah ditetapkan sudah diterapkan dengan baik dan penentuan penyebab

timbulnya penyimpangan kinerja sesungguhnya dari yang telah ditetapkan


(2)

Bab V Kesimpulan dan Saran 135

yang diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk mencegah perilaku

yang tidak diinginkan.

3. Pemeriksaan operasional memberikan peranan dalam menunjang efektivitas

kinerja operasi dana pensiun pada bagian pendayagunaan keuangan dan

bagian anggaran Direktorat Keuangan PT. Kereta Api (Persero) Bandung

sebesar 50,6 persen. Artinya pemeriksaan operasional di PT. Kereta Api

(Persero) sudah dilaksanakan dengan baik.

5.2 Saran

Setelah penulis memberikan kesimpulan dari hasil penelitian tentang

Analisis Pemeriksaan Operasional Dalam Menunjang Efektivitas Kinerja Operasi

Dana Pensiun, maka penulis akan mencoba mengajukan beberapa saran yang

dapat digunakan oleh PT. Kereta Api (Persero) Bandung sebagai dasar

pertimbangan atau masukan bagi perusahaan yaitu:

1. Pelaksanaan audit operasional dalam menunjang efektivitas kinerja operasi

dana pensiun di PT. Kereta Api sudah baik dan diharapkan lebih

ditingkatkan lagi karena tanpa adanya audit operasional yang baik, maka

kinerja operasi tidak akan berjalan dengan efektif. Jika hal ini terjadi maka

akan merugikan pada perusahaan.

2. Untuk tim manajemen bagian pendayagunaan keuangan dan bagian

anggaran Direktorat Keuangan PT. Kereta Api (Persero) Bandung, untuk


(3)

Bab V Kesimpulan dan Saran 136

Dalam pelaksanaan perbandingan kinerja sesungguhnya telah sesuai dengan

sasaran yang ditetapkan oleh perusahaan.

3. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi sisanya sebesar 49,4%

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar analisis pemeriksaan operasional,

seperti menilai ekonomi dengan adanya prosedur dan administrasi internal

yang baik yang ditunjukkan oleh catatan (bukti) yang layak dan sistem

informasi yang dapat dipercaya, efisiensi seperti : standar, kebijakan, dan

prosedur baik dalam lingkup fungsional maupun operasional kegiatan

perusahaan dan sistem pengawasan manajemen yang efektif, seperti

pengawasan, sistem informasi yang memadai, pengendalian internal

akuntansi maupun administrasi yang baik, sehingga disini penulis berharap

untuk peneliti selanjutnya dapat meneliti lebih jauh mengenai faktor lain

yang berpengaruh dalam kinerja operasi dana pensiun pada PT. Kereta Api


(4)

137

DAFTAR PUSTAKA

Anwar Prabu Mangkunegara. 2005. Sumber Daya Manusia perusahaan. Remaja Rosdakarya: Bandung

Amin Wijaya Tunggal. 2004. Management Audit Suatu Pengantar. Rineka Cipta: Jakarta

Amin Wijaya Tunggal. 2008. Dasar-dasar Audit Operasional. Harvarindo: Jakarta

Andi Supangat. 2006.Statistika: Untuk Ekonomi dan Bisnis. Pustaka: Bandung

Arens, A. Alvin. 2006.Auditing dan Pelayanan Verifikasi. Indeks: Jakarta

Barry Cuhway. 2004. Human Resource Management. PT. Elex Media Komputindo: Jakarta

Barry Render. 2006.Operations Management. Salemba Empat: Jakarta

Ceacilia Srimindarti. Balanced Scorecard sebagai Alternatif untuk Mengukur Kinerja. http://www.duniaesai.com/ekonomi/Eko32html

Edy Sukarno. Sistem Pengendalian Manajemen. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

Hadari Nawawi. 2003. Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan. Gajah Mada University Press: Yogyakarta

Husein Umar. 2005.Strategic Management in Action. Gramedia: Jakarta

Henry Simamora. 2002.Auditing1. UPP AMP-YKPN: Yogyakarta

John Dearden. 2007.Sistem Pengendalian Manajemen. Binarupa Aksara: Jakarta

Jonathan Sarwono. 2005.Riset Pemasaran dengan SPSS. Graha Ilmu: Yogyakarta

Mardiasmo.Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Andi Offset: Yogyakarta

Mulyadi. 2004.Sistem Informasi. Salemba Empat: Jakarta.

Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Salemba Empat: Jakarta


(5)

138

Payaman Simanjuntak. 2005. Manajemen Kinerja. http://www.nakertrans.go.idmajalah_buletininfo_hukumvol1_2005manaj emen_kinerja.php

Rosgandika Mulyana. 2005. Metodologi Penelitian. Universitas Komputer Indonesia: Bandung

Sondang Siagian. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara: Jakarta

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung

Sukrisno Agoes. 2009.Bunga Rampai Auditing. Salemba Empat: Jakarta

Sunarto. 2003.Auditing. Panduan: Yogyakarta

Umi Narimawati. 2008. Riset Manajemen SDM: Aplikasi contoh dan Perhitungannya. Agung Media: Jakarta


(6)

169

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Data Pribadi:

Nama : Nina Nurmalasari

NIM : 21105822

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 27 Oktober 1987

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Sambisari IV Blok Q7 No. 9 Parmindo

2. Data Pendidikan:

1993-1999 : SD YWKA IV Bandung

1999-2002 : SLTP Negeri 40 Bandung

2002-2005 : SMA Pasundan 2 Bandung