Penerimaan Panen Perebusan TINJAUAN PUSTAKA

gilirannya diolah. Pengolahan pertama adalah perebusan. Ini bertujuan untuk mepersiapkan tandan supaya dapat diolah dengan efisien pada tahap – tahap perlakuan pengolahan selanjutnya, perebusan harus dilakukan dengan baik. Bagaimana akhir hasil pengolahan akan tergantung pada kesempurnaan tahap perebusan ini.

a. Penerimaan Panen

Langkah pertama adalah melakukan penimbangan panen yang diterima di pabrik. Penimbangan dilakukan di atas jembatan timbangan. Jika diangkkut dengan kendaraan truk atau traktor gandengan, penimbangan dilakukan sebelum pembongkaran dan pemuatannya kedalam keranjang perebusan. Sesudah itu ditimbang lagi dalam keadaan kosong. Jika pengangkutan dilakukan langsung dalam keranjang perebusan di atas lori, hasil dapat langsung ditimbang, sedangkan berat kosong ditentukan secara berkala saja. Pelantaran tersebut dilengkapi dengan sejumlah ruang timbun, masing – masing bermuatan sekitar 10 – 12 ton TBS. dengan cara ini pekerjaan bongkar muat bertambah sekali, berarti perlakuan kasar atau pelukaan buah bertambah. Selain itu sebagai ruanga lantai timbun dapat dibuat bercelah-celah sehingga sebagian besar pasir dan sampah yang terikut pada pengangkutan panen dari lapangan dapat terbuang disini.

b. Perebusan

TBS mengandung sejumlah zat yang harus dimusnahkan terlebih dahulu untuk mencapai pengolahan yang efisien. Suasana lembab dengan suhu yang tinggi dalam perebusan akan menonaktifkan enzim – enzim lipase dan lipoksidase yang Universitas Sumatera Utara terdapat dalam buah sehingga proses hidrolisis minyak menjadi asam lemak bebas dan proses oksidasi minyak dapat dihentikan. Oleh kerena itu tandan yang dipanen harus diusahakan dapat direbus sterilisasi secepatnya. Pada tangkai buah terdapat polisakarida pati,selulosa yang bersifat perekat. Polisakarida terhidrolisis menjadi monosakarida yang mudah larut sehingga buah mudah lepas dari tandannya. Proses hidrolisis sudah berlangsung sejak buah menjadi matang dan dipercepat sewaktu perlakuan dengan uap panas. Perebusan melunakkan buah sehingga daging buah mudah lepas dari biji sewaktu diaduk dalam bejana peremas. Pada perebusan terjadi pengeringan pendahuluan dari inti dan biji mulai lekang dari biji. Pelepsanan uap penurunan tekanan dengan cepat dari rebusan akan menguapkan flash evoaporation sebagian air buah, sehingga buah menjadi lemah dan minyak mudah diperas dari dalamnya tekanan tersebut kondensat terkumpul dilantai rebusan dibuang terlebih dahulu agar tidak mengurangi efek flashing. Rebusan berupa bejana silindris mendatar dengan pintu pada kedua atau salah satu ujungnya. TBS dimasukkan dalam rebusan dalam keranjang, yang dindingnya berforasi untuk penyaluran uap steam diantara buah, dan ditempatkan diatas lori yang rendah. Tiap rebusan memuat 9-10 lori dan tiap keranjang memuat ± 2,5 ton TBS. Siklus minimum pada perebusan ± 90 menit dapat diperpanjang tergantung pada kapasitas perebusan yang dikehendaki. Tetapi yang diperpanjang adalah waktu pengeluaran atau pemasukan lori saja. Interval antara masing-masing perebusan tergantung pada jumlah rebusan yang dipakai. Interval adalah siklus dibagi jumlah rebusan. Suhu maksimum selama 90 menit yang ditentukan adalah Universitas Sumatera Utara 130 C agar jumlah inti yang berubah warnanya karena suhu tinggi tersebut masih dapat diterima, yaitu tidak menghasilkan minyak inti sawit yang sukar dipucatkan. Selain itu waktu minimum pada suhu yang dipilih ditentukan oleh ukuran dan kematangan tandan. Makin besar dan makin mentah tandannya semakin panjang waktu perebusannya agar kehilangan buah dalam TBK sekecil-kecilnya.

4.3.3. Pemisahan

Setelah perebusan yang sempurna buah sudah dalam keadaan mudah dilepaskan dari tandannya. Daging buah juga sudah lunak dan lemah, dan zat-zat menganggu pada pengolahan selanjutnya sudah dimusnahkan atau dibuat nonaktif. Inti juga sudah mulai lekang dari tempurungnya cangkangnya. Tandan buah telah siap untuk pekerjaan pemisahan. Pemisahan yang dilakukan terdiri atas pemisahan buah dari TBK dengan penebahan, pemisahan minyak dari daging buah dengan pengempaan, pemisahan biji dari ampas kempa dengan penghembusan serabut, pemisahan minyak dari air dengan pengendapan dan pemisahan inti dari biji dengan pemecahan biji dan cangkang.

a. Penebahan

Dokumen yang terkait

Analisa Kehilangan Minyak Berdasarkan Perbedaan Tekanan Pada Ampas Screw Press Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi Di PKS Rambutan PTPN III Tebing Tinggi

10 57 49

Pengaruh Tekanan Hidrolik Terhadap Oil Losses Pada Fiber Di Unit Screw Press PKS PT.Multimas Nabati Asahan Kuala-Tanjung

29 98 48

Analisa Kehilangan Minyak (Oil Losses) Pada Fiber Hasil Pengepressan Dan Cangkang Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi

17 121 41

Pengaruh Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press Di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba

15 72 43

Efek Tekanan Terhadap Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Pada Fiber Press Di unit Screw Press Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi Di PT. PKS Multimas Nabati Asahan – Kuala Tanjung

0 0 1

Efek Tekanan Terhadap Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Pada Fiber Press Di unit Screw Press Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi Di PT. PKS Multimas Nabati Asahan – Kuala Tanjung

1 3 18

Efek Tekanan Terhadap Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Pada Fiber Press Di unit Screw Press Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi Di PT. PKS Multimas Nabati Asahan – Kuala Tanjung

6 11 3

Efek Tekanan Terhadap Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Pada Fiber Press Di unit Screw Press Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi Di PT. PKS Multimas Nabati Asahan – Kuala Tanjung

0 0 2

Efek Tekanan Terhadap Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Pada Fiber Press Di unit Screw Press Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi Di PT. PKS Multimas Nabati Asahan – Kuala Tanjung

0 1 12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Analisa Kehilangan Minyak ( Oil Losses ) Pada Fiber Dari Hasil Pengepresan Screw Press Dengan Menggunakan Metode Ekstraksi Sokletasi Di PT. Multimas Nabati Asahan

2 0 23