71
Model data raster ini menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matriks
atau piksel-piksel yang membentuk grid. Setiap piksel atau sel ini memiliki atribut tersendiri, termasuk koordinatnya yang unik. Akurasi
model data ini sangat bergantung pada resolusi atau ukuran pikselnya sel grid di permukaan bumi.
Data raster memberikan informasi spasial apa yang terjadi di mana saja
dalam bentuk gambaran yang di- generalisasi. Dengan data ini, dunia
nyata disajikan sebagai elemen matriks atau sel-sel grid yang homogen.
Dengan model data raster, data geografi ditandai oleh nilai bilangan elemen matriks
persegi panjang dari suatu objek. Dengan demikian, secara konseptual,
model data raster merupa-kan model data spasial yang paling sederhana.
2. Data Vektor
Model data vektor menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data
spasial dengan menggunakan titik, garis- garis atau kurva atau poligon beserta
atribut-atributnya. Bentuk-bentuk dasar representasi data spasial ini, di dalam
sistem model data vektor, didefinisikan oleh sistem koordinat kartesian dua
dimensi x, y. Dalam model data spasial vektor, garis-garis atau kurva busur atau
area merupakan sekumpulan titik-titik terurut yang dihubungkan. Sedangkan
luas atau poligon juga disimpan sebagai sekumpulan lis titik-titik. Tetapi dengan
catatan bahwa titik awal dan titik akhir poligon memiliki nilai kordinat yang sama
poligon tertutup sempurna.
Gambar 2.16 Format data raster
Gambar 2.17 Model data vektor Sumber: www.balarpalembang.go.id
Di unduh dari : Bukupaket.com
72
Kelebihan Kelemahan
• Memiliki struktur data yang sederhana.
• Mudah dimanipulasi dengan meng-
gunakan fungsi-fungsi matematis sederhana karena strukturnya
sederhana seperti matrik bilangan- bilangan biasa.
• Compatible dengan citra-citra satelit
pengindraan jauh dan semua image hasil scanning data spasial.
• Overlay dan kombinasi data spasial ras-
ter dengan data indraja mudah dilakukan.
• Memiliki kemampuan-kemampuan
pemodelan dan analisis spasial tingkat lanjut.
• Metode untuk mendapatkan citra ras-
ter lebih mudah baik melalui scanning dengan scanner segala ukuran yang
sudah beredar luas, maupun dengan menggunakan citra satelit atau konversi
dari format vektor.
• Gambaran permukaan bumi dalam bentuk
citra raster yang didapat dari radar atau satelit pengindraan jauh landsat, spot,
ikonos, dan lain-lain selalu lebih aktual daripada bentuk vektornya.
• Secara umum memerlukan ruang
atau tempat penyimpanan disk yang besar di komputer, banyak
terjadi redundancy, data baik untuk setiap layernya maupun secara
keseluruhan.
• Pengguna sel atau ukuran grid yang
lebih besar untuk menghemat ruang penyimpanan akan menyebabkan
kehilangan informasi dan ketelitian.
• Sebuah citra raster hanya me-
ngandung satu tematik saja––sulit digabungkan dengan atribut-atribut
lainnya dalam satu layer. Dengan demikian, untuk mempresentasikan
atribut-atribut tambahan, juga diperlukan layer baru––timbul lagi re-
dundancy data secara keseluruhan.
• Tampilan atau representatif dan
akurasi posisinya sangat bergantung pada ukuran pikselnya resolusi
spasial.
• Sering mengalami kesalahan-
kesalahan dalam menggambarkan bentuk dari garis-garis batas-batas
suatu objek karena itu jarang digunakan untuk penentuan batas-
batas administrasi dan tanah milik– sangat bergantung pada resolusi
spasialnya dan toleransi yang diberikan.
• Transformasi koordinat dan proyeksi
lebih sulit dilakukan. •
Sangat sulit untuk mempresentasikan hubungan topologi juga network.
Tabel 2.3 Perbandingan Data Raster dan Data Vektor
Model Data
D a t a Raster
Di unduh dari : Bukupaket.com
73
Kelebihan Kelemahan
Model Data
• Prosedur untuk memperoleh data dalam
bentuk raster atau citra lebih mudah, sederhana, dan murah.
• Memerlukan ruang atau tempat
penyimpanan disk yang lebih sedikit di komputer.
• Satu layer dapat dikaitkan dengan atau
mengandung banyak atribut sehingga dapat menghemat ruang penyimpanan
secara keseluruhan.
• Dengan banyak atribut yang dapat
dikandung oleh satu layer, banyak peta tematik lain layer yang dapat di-
hasilkan sebagai peta turunannya.
• Hubungan topologi dan network dapat
dilakukan dengan mudah. •
Memiliki resolusi spasial yang tinggi. •
Representatif gratis data spasialnya sangat mirip dengan peta garis buatan
tangan manusia.
• Memiliki batas-batas yang teliti, tegas,
dan jelas sehingga sangat baik untuk pembuatan peta-peta administrasi dan
persil tanah milik.
• Transformasi koordinat dan proyeksi
tidak sulit dilakukan. •
Metode untuk mendapatkan format data vektor melalui proses yang
lama, cukup melelahkan baik proses digitasi pada instrumen in-
strument fotogrametri digital on screen digitizing langsung di layer
monitor komputer, maupun proses digitasi di meja digitizer, dan relatif
mahal.
• Memiliki struktur data yang
kompleks. •
Datanya tidak mudah untuk dimanipulasi.
• Pengguna tidak mudah berkreasi
membuat programnya sendiri untuk memenuhi kebutuhan aplikasinya.
Hal ini disebabkan oleh stuktur data vektor yang lebih kompleks dan
prosedur-prosedur fungsi dan analisisnya memerlukan kemampu-
an yang tinggi karena lebih sulit
Sumber: Sistem Informasi Geografis, 2002 D a t a
Vektor
Di unduh dari : Bukupaket.com
74
Sistem informasi geografi merupakan langkah selanjutnya setelah proses pengindraan jauh dalam rangkaian pengolahan
informasi geografi. Citra yang diperoleh melalui pengindraan jauh merupakan data dasar atau input yang selanjutnya diolah dan
disajikan oleh sistem informasi geografi. Posisi data dalam citra pengindraan jauh dapat dikoreksi kembali dalam sistem informasi
geografi. Dengan demikian, integrasi antara data pengindraan jauh dengan sistem informasi geografi akan memperoleh informasi yang
optimal sebagai data pemanfaatan wilayah.
D. Hubungan antara Teknologi Pengindraan Jauh dengan SIG