41
UNIT 3 ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
A. Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, peserta bimbingan teknis dapat: 1.
menjelaskan pengertian dan langkah-langkah pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik;
2. menjelaskan pengertian dan langkah-langkah
Problem-based Learning;
3. menjelaskan pengertian dan langkah-langkah
Project-based Learning;
4. menjelaskan pengertian dan langkah-langkah
InquiryDiscovery Learning;
5. menerapkan pendekatan dan model-model pembelajaran sesuai dengan KD.
B. Uraian Materi
Proses pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah untuk pelaksanaan Kurikulum 2013 diatur melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
103 Tahun 2014 yang dipayungi dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses beserta lampirannya.
Dalam lampiran Peraturan Menteri tersebut dinyatakan tentang konsep dasar mengenai proses pembelajaran yaitu bahwa peserta didik dipandang sebagai subjek yang
memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Sejalan dengan pandangan tersebut, pembelajaran harus
berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya. Selanjutnya, agar benar-benar
memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya
keras mewujudkan ide-idenya. Atas dasar konsep dasar tersebut dirumuskan sejumlah prinsip pembelajaran sebagai
berikut:
a. dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
b. dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber
belajar; c.
dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah;
d. dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;
e. dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
f. dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan
jawaban yang kebenarannya multi dimensi; g.
dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif; h.
peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal hardskills dan keterampilan mental softskills;
i. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
sebagai pembelajar sepanjang hayat; j.
pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan ing ngarso sung tulodo, membangun kemauan ing madyo mangun karso, dan
42
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran tut wuri handayani;
k. pembelajaran yang berlangsung di rumah di sekolah, dan di masyarakat;
l. pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja
adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas; m.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran;
Sejalan dengan konsep dasar dan prinsip-prinsip pembelajaran tersebut, pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis
proses keilmuan. Dalam Permendikbud No.22 tahun 2016 disebutkan bahwa untuk memperkuat pendekatan saaintifik tersebut, perlu diterapkan pembelajaran berbasis
penyingkapanpenelitian
discoveryinquiry learning
. Di samping pendekatan saintifik, dapat diterapkan model-model pembelajaran lainnya, antara lain
discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning
.
1. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Matematika
Dalam Permendikbud No. 103 Tahun 2014 dinyatakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan saintifik terdiri atas lima langkah kegiatan belajar yakni mengamati
observing
, menanya
questioning
, mengumpulkan
informasimencoba
experimenting
, menalar atau mengasosiasi
associating
, mengomunikasikan
communicating
yang dapat dilanjutkan dengan mencipta. Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik tersebut mengikuti langkah-langkah pada
metode ilmiah. Berikut ini langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik.
a. Mengamati. Siswa menggunakan panca inderanya untuk mengamati fenomena
yang relevan dengan apa yang dipelajari. Fenomena yang diamati pada mata pelajaran satu dan lainnya berbeda. Misalnya, untuk mata pelajaran IPA, siswa
mengamati pelangi, untuk mata pelajaran Bahasa Inggris, siswa mendengarkan percakapan, untuk mata pelajaran bahasa Indonesia siswa membaca teks, untuk
prakarya siswa mencicipi iga bakar, dan untuk mata pelajaran IPS siswa mengamati banjir. Siwa dapat mengamati fenomena secara langsung maupun
melalui media audio visual. Hasil yang diharapkan dari langkah pembelajaran ini adalah siswa menemukan masalah, yaitu
gap of knowledge
– apapun yang belum
diketahui atau belum dapat lakukan terkait dengan fenomena yang diamati. Pada langkah ini guru dapat membantu siswa menginventarisasi segala sesuatu yang
belum diketahui
gap of knowledge
tersebut. Agar kegiatan mengamati dapat berlangsung dengan baik, sebelum pembelajaran dimulai guru perlu
menemukanmempersiapkan fenomena yang diamati siswa dan merancang kegiatan pengamatan untuk siswa menemukan masalah.
b. Menanya. Siswa merumuskan pertanyaan tentang apa saja yang tidak diketahui
atau belum dapat lakukan terkait dengan fenomena yang diamati. Pertanyaan- pertanyaan yang diajukan dapat mencakup pertanyaan-pertanyaan yang
menghendaki jawaban berupa pengetahuan faktual, konseptual, maupun prosedural, sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. Hasil kegiatan ini