0.92 0.91 Kedua arah STUDI PUSTAKA

FC SP = faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisahan arah FC SF = faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping FC CS = faktor penyesuaian kapasitas untuk ukuran kota. A. Kapasitas Dasar Besarnya kapasitas dasar jalan kota yang dijadikan acuan adalah sebagai berikut : Tabel 2.5. Kapasitas Dasar C O Tipe jalan Kapasitas dasar Smpjam Keterangan 4 lajur dipisah atau jalan satu arah 4 lajur tidak dipisah 2 lajur tidak dipisah 1650 1500 2900 per lajur per lajur Kedua arah Sumber :Manual Kapasitas Jalan lndonesia, 1997 B. Faktor penyesuaian lebar jalur FCw Faktor penyesuaian lebar jalan seperti ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 2.6. Faktor Penyesuaian Lebar Jalan Tipe jalan Lebar jalan efektif CW Keterangan 4 lajur dipisah atau jalan satu arah 3.00 3.25 3.50 3.75

4.00 0.92

0.96 1.00 1.04 1.08 per lajur 4 lajur tidak dipisah 3.00 3.25 3.50 3.75

4.00 0.91

0.95 1.00 1.05 1.09 per lajur 2 lajur tidak dipisah 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00 0.56 0.87 1.00 1.14 1.25 1.29

1.34 Kedua arah

Sumber :Manual Kapasitas Jalan lndonesia, 1997 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. C. Faktor penyesuaian pemisahan arah lalu-lintas FC SP Besarnya faktor penyesuaian pada jalan tanpa menggunakan pemisah tergantung kepada besarnya split kedua arah seperti tabel berikut : Tabel 2.7. Penyesuaian Pemisahan Arah Lalu-Lintas Split arah - 50 -50 55 - 45 60 – 40 65 - 35 70 - 30 FC SP 22 1,00 0,97 0,94 0,91 0,88 42 tidak dipisah 1,00 0,985 0,97 0,955 0,94 Sumber :Manual Kapasitas Jalan lndonesia, 1997 D. Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Hambatan Samping FC SF Faktor penyesuaian kapasitas jalan antar kota terhadap lebar jalan dihitung dengan menggunakan tabel berikut : Tabel 2.8. Penyesuaian Jalan Dengan Bahu Tipe jalan Hambatan Samping Faktor penyesuaian hambatan samping dan lebar bahu jalan FC SF Lebar efektif bahu jalan WS ≤ 0,5 1,0 1,5 ≥ 2,0 42 dipisah median VL L M H VH 0,96 0,94 0,92 0,88 0,84 0,98 0,97 0,95 0,92 0,88 1,01 1,00 0,98 0,95 0,92 1,03 1,02 1,00 0,98 0,96 42 tidak dipisah VL L M H VH 0,96 0,94 0,92 0,87 0,80 0,99 0,97 0,95 0,91 0,86 1,01 1,00 0,98 0,94 0,90 1,03 1,02 1,00 0,98 0,95 22 tidak dipisah atau jalan satu arah VL L M H VH 0,94 0,92 0,89 0,82 0,73 0,96 0,94 0,92 0,86 0,79 0,99 0,97 0,95 0,90 0,85 1,01 1,00 0,98 0,95 0,91 Sumber :Manual Kapasitas Jalan lndonesia, 1997 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Catatan : - Tabel tersebut di atas menganggap bahwa lebar bahu di kiri dan kanan jalan sama, bila lebar bahu kiri dan kanan berbeda maka digunakan nilai rata- ratanya. - Lebar efektif bahu adalah lebar yang bebas dari segala rintangan, bila di tengah terdapat pohon, maka lebar efektifnya adalah setengahnya. Tabel 2.9. Penyesuaian Jalan Dengan Kereb Tipe Jalan Kelas Hambatan Samping Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Hambatan Samping dan jarak kereb-penghalang FCsf Jarak Kereb–penghalang W g 0,5 1,0 1,5 2,0 42 D VL L M H VH 0,95 0,94 0,91 0,86 0,81 0,97 0,96 0,93 0,89 0,85 0,99 0,98 0,95 0,92 0,88 1,01 1,00 0,98 0,95 0,92 42 UD VL L M H VH 0,95 0,93 0,90 0,84 0,77 0,97 0,95 0,92 0,87 0,81 0,99 0,97 0,95 0,90 0,85 1,01 1,00 0,97 0,93 0,90 22 UD atau jalan Stu arah VL L M H VH 0,93 0,90 0,86 0,78 0,68 0,95 0,92 0,88 0,81 0,72 0,97 0,95 0,91 0,84 0,77 0,99 0,97 0,94 0,88 0,82 Sumber :Manual Kapasitas Jalan lndonesia, 1997 Faktor penyesuaian kapasitas untuk jalan 6 lajur dapat ditentukan dengan menggumakan nilai FCsf untuk jalan empat lajuryang diberikan pada tabel 2.8 atau 2.9, sebagaimana ditunjukkan di bawah ini : FC 6 , SF = 1 – 0,8 1 – FC 4 , SF 2.7 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dimana : FC 6 , SF = Faktor penyesuaian kapasitas untuk jalan 6 lajur FC 4 , SF = Faktor penyesuaian kapasitas untuk jalan 4 lajur E. Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Ukuran Kota FC CS Berdasarkan hasil penelitian ternyata ukuran kota mempengaruhi kapasitas seperti ditunjukkan dalam tabel berikut : Tabel 2.10. Faktor Penyesuaian Ukuran Kota Ukuran Kota Juta Orang Faktor ukuran kota FC CS 0.1 0.1 – 0.5 0.5 – 1.0 1.0 – 3.0 ≥ 3.0 0.86 0.90 0.94 1.00 1.04 Sumber :Manual Kapasitas Jalan lndonesia, 1997 F. Ekivalen mobil Penumpang Tabel 2.11. Emp Untuk Jalan Perkotaan Tak Terbagi Tipe jalan : Jalan tak terbagi Arus lalu-lintas Total dua arah kendjam emp HV MC Lebar jalur lalu-lintas 6 6 Dua lajur tak terbagi 22 UD 1800 1,3 1,2 0,5 0,35 0,4 0,25 Empat lajur tak terbagi 42 UD 3700 1,3 1,2 0,4 0,25 Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 3. Derajat Kejenuhan Derajat kejenuhan didefinisikan sebagai rasio arus lalu-lintas Q smpjam terhadap kapasitas C smpjam digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja segmen jalan. Nilai DS menunjukan apakah segmen jalan tersebut mempunyai masalah kapasitas atau tidak. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Derajat kejenuhan dirumuskan sebagai DS = QC 2.8 Tabel 2.12. Tingkat Pelayanan Jalan TINGKAT PELAYANAN KARAKTERISTIK LALU-LINTAS BATAS LINGKUP VC A Kondisi arus lalu-lintas bebas dengan kecepatan tinggi dan volume lalu-lintas rendah. 0,00 -- 0,20 B Arus stabil, tetapi kecepatan operasi mulai dibatasi oleh kondisi lalu-lintas. 0,20 - 0,44 C Arus stabil, tetapi kecepatan dan gerak kendaraan dikendalikan. 0,45 _ 0,74 D Arus mendekati tidak stabil, kecepatan masih dapat dikendalikan, VC masih dapat ditolerir. 0,75 - 0,84 E Arus tidak stabil kecepatan terkadang terhenti, permintaan sudah mendekati kapasitas. 0,85 - 1,00 F Arus dipaksakan, kecepatan rendah, volume di atas kapasitas, antrian panjang macet ≥1,00 Sumber: Traffic Planning and Engineering, 2 nd Edition Pergamon Press Oxword, 1979

2.9 Jaringan Jalan