sama dengan kekuatan yang dicapai semen Portland tipe I pada umur 3 hari, dan dalam umur 7 hari semen Portland tipe III ini kekuatannya menyamai
beton dengan menggunakan semen portlan tipe I pada umur 28 hari.
d. Tipe IV Low Heat Of Hydration
Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan panas hidrasi rendah. Penggunaan semen ini banyak ditujukan untuk struktur concrete
beton yang massive dan dengan volume yang besar, seperti bendungan, dam, dan lapangan udara. Dimana kenaikan temperatur dari panas yang dihasilkan
selama periode pengerasan diusahakan seminimal mungkin sehingga tidak terjadi pengembangan volume beton yang bisa menimbulkan cracking retak.
Pengembangan kuat tekan strength dari semen jenis ini juga sangat lambat jika dibanding semen portland tipe I.
e. Tipe V Sulfat Resistance Cement
Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan tinggi terhadap sulfat. Semen jenis ini cocok digunakan untuk pembuatan
beton pada daerah yang tanah dan airnya mempunyai kandungan garam sulfat tinggi seperti: air laut, daerah tambang, air payau dan sebagainya.
2. Sulphate Resisting Portland Cement SRPC
Merupakan semen yang tahan terhadap sulfat.
3. Rapid Hardming Portland Cement RHPC
Merupakan jenis semen yang cepat mengeras dan biasanya digunakan untuk bangunan air.
4. White Cement
Semen ini biasanya disebut semen putih dan sering kali dipakai sebagai hiasan.
2.3.2.2. Agregat
Universitas Sumatera Utara
Agregat ialah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran beton. Kandungan agregat dalam campuran beton biasanya sangat
tinggi, yaitu berkisar 60 - 70 dari volume beton. Walaupun fungsinya hanya sebagai pengisi, tetapi karena komposisinya yang cukup besar sehingga karakteristik
dan sifat agregat memiliki pengaruh langsung terhadap sifat – sifat beton. Dalam SNI 03-2847-2002 agregat didefinisikan sebagai material granuler, misalnya pasir, kerikil,
batu pecah dan kerak tungku besi yang dipakai bersama – sama dengan media pengikat untuk membentuk semen hidrolik atau adukan. Agregat dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu agregat alam dan agregat buatan pecahan. Secara umum agregat dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu agregat
kasar dan agregat halus.
1. Agregat Halus
Agregat halus pasir adalah mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran beton yang memiliki ukuran butiran kurang dari 5
mm atau lolos saringan no.4 dan tertahan pada saringan no.200. Agregat halus berasal dari hasil disintegrasi alami dari batuan alam atau pasir buatan yang
dihasilkan dari alat pemecah batu stone crusher.
2. Agregat Kasar
Agregat kasar kerikilbatu pecah berasal dari disintegrasi alami dari batuan alam atau berupa batu pecah yang dihasilkan oleh alat pemecah batu
stone crusher, dengan ukuran butiran lebih dari 5 mm atau tertahan pada saringan no.4. Agregat yang digunakan dalam campuran beton biasanya
berukuran lebih kecil dari 40 mm. Agregat yang ukurannya lebih besar dari 40 mm digunakan untuk pekerjaan sipil lainnya, misalnya untuk pekerjaan jalan,
tanggul-tanggul penahan tanah, bronjong atau bendungan dan lainnya. Agregat
Universitas Sumatera Utara
halus biasanya dinamakan pasir dan agregat kasar dinamakan kerikil, kricak, batu pecah atau split.
2.3.2.3. Air
Air berguna untuk melarutkan semen sehingga akan menghasilkan senyawa hidrat arang yang dapat mengeras. Dalam konstruksi beton, air adalah bahan
campuran yang turut menentukan mutu dari suatu beton. Oleh sebab itu pemakaian air dalam campuran beton harus diteliti terlebih dahulu agar jangan mengurangi mutu
beton yang dihasilkan. Jumlah air yang dipakai untuk membuat adukan beton dapat ditentukan dengan ukuran isi atau ukuran berat dan harusdilakukan dengan tepat. Air
yang dipergunakan untuk pembuatan beton adalah air yang tidak mengandung minyak, asam, garam – garam alkali, bahan – bahan organik atau bahan – bahan yang
dapat merusak mutu beton atau baja dan juga mempunyai pH yang tidak boleh 6. Apabila terdapat keragu – raguan mengenai air maka dianjurkan untuk
mengirim contoh air yang akan dipakai ke lembaga pemeriksaan bahan – bahan yang diakui untuk diselidiki sampai berapa jauh air tersebut mengandung zat-zat yang
dapat merusak beton atau tulangan baja. Penelitian ini dilakukan di laboratorium kimia. Apabila pemeriksaan tersebut tidak dapat dilakukan maka diadakan percobaan
perbandingan antara kekuatan tekan mortar semen ditambah semen ditambah pasir ditambah air, dengan memakai air suling sebagai standard. Air tersebut dapat
dianggap memenuhi syarat dan dapat dipakai apabila kekuatan tekan mortar pada umur 7 dan 28 hari paling sedikit adalah 90 dari kekuatan tekan mortar dengan
menggunakan air suling pada umur yang sama.
Dalam pemakaian air untuk beton sebaiknya air memenuhi syarat sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
• Tidak mengandung lumpur benda melayang lainnya lebih dari 2 gramliter, • Tidak mengandung garam – garam yang dapat merusak beton asam, zat
organik, dan sebagainya lebih dari 15 gramliter, • Tidak mengandung klorida Cl lebih dari 0,5 gramliter,
• Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gramliter.
2.4. Kolom