Kalimat Inversi Interogatif
4.3 Kalimat Inversi Interogatif
Kalimat interogatif, atau yang sering dikenal dengan istilah kalimat tanya, adalah kalimat yang secara semantis menanyakan sesuatu kepada lawan bicara. Kalimat interogatif itu berfungsi untuk menanyakan sesuatu atau seseorang (bandingkan Ramlan, 1987:33). Kalimat interogatif itu berciri (i) berintonasi akhir inte- Kalimat interogatif, atau yang sering dikenal dengan istilah kalimat tanya, adalah kalimat yang secara semantis menanyakan sesuatu kepada lawan bicara. Kalimat interogatif itu berfungsi untuk menanyakan sesuatu atau seseorang (bandingkan Ramlan, 1987:33). Kalimat interogatif itu berciri (i) berintonasi akhir inte-
(445) Wis sida maem, Tin? ‘Sudah jadi makan, Tin?’ (446) Apa anehe randha isih enom duwe anak siji? ‘Apa anehnya janda masih muda punya anak satu?’
Kalimat (445) dan (446) merupakan kalimat interogatif. Kali- mat (445) merupakan kalimat interogatif tanpa kata interogatif, sedangkan kalimat (446) merupakan kalimat interogatif dengan kata interogatif. Identitas keinterogatifan kalimat (445) hanya dapat diketahui lewat intonasi akhir interogatif yang dalam bahasa tulis dilambangkan dengan tanda interogatif (?), sedangkan keintero- gatifan kalimat (446) dapat diketahui lewat intonasi akhir intero- gatif yang dilambangkan dengan tanda interogatif (?) dan penanda interogatif yang berupa kata interogatif apa ‘apa’. Kalimat intero- gatif yang beridentitas seperti (445) disebut kalimat interogatif ya- tidak, sedangkan yang beridentitas seperti (446) disebut kalimat interogatif eksplanatif (bandingkan Ramlan, 1987:37; Alwi dkk., 1993:407).
Dalam bahasa Jawa kata-kata interogatif yang secara formal menandai kalimat interogatif eksplanatif adalah kata sapa ‘siapa’, apa ‘apa(kah)’, endi ‘mana’, sing (ng)endi ‘yang mana’, n(y)ang endi ‘ke mana’, neng endi ‘di mana’, saka (ng)endi ‘dari mana’, (ke)priye ‘bagai- mana’, kapan ‘kapan’, pira ‘berapa’, dan ngapa ‘mengapa’ (banding- kan Sudaryanto dkk., 1991:101). Kata interogatif sapa ‘siapa’ ber- fungsi sebagai penanda interogatif yang berkaitan dengan persona atau orang. Contohnya sebagai berikut.
(447) Bu Hindun iku sapa? ‘Bu Hindun itu siapa?’ (448) Sapa tamune? ‘Siapa(kah) tamunya?’
Kata interogatif apa ‘apa’ berfungsi untuk menanyakan sesuatu. Contohnya sebagai berikut.
(449) Kowe arep tuku apa, Mbak? ‘Kamu mau beli apa, Mbak?’ (450) Apa sliramu durung mireng pawarta iki? ‘Apa(kah) Anda belum mendengar kabar ini?’
Kata interogatif endi ‘mana’ digunakan untuk menanyakan sesuatu yang ditunjuk. Contoh kalimatnya sebagai berikut. (451) Endi bocahe? ‘Mana anaknya?’ (452) Endi bolpoinku? ‘Mana bolpoinku?’
Kata interogatif sing endi ‘yang mana’ dipakai untuk menanya- kan pilihan. Contoh kalimatnya sebagai berikut. (453) Bageanku sing endi? ‘Bagian saya yang mana?’ (454) Sing endi ta bocahe? ‘Yang mana ta anaknya?’
Kata interogatif n(y)ang endi ‘ke mana’, neng endi ‘di mana’, dan saka (ng)endi ‘dari mana’ digunakan untuk menanyakan tem- pat. Contoh kalimatnya sebagai berikut.
(455) Arep lunga n(y)ang endi ta Mas? ‘Mau pergi ke mana Mas?’ (456) Kunci motore neng endi ta? ‘Kunci motornya ada di mana?’ (457) Kowe ngerti saka (ng)endi? ‘Kamu tahu dari mana?’
Kata interogatif (ke)priye ‘bagaimana’ digunakan untuk me- nanyakan keadaan. Contoh kalimatnya sebagai berikut.
‘Bagaimana kabarnya?’ (459) (Ke)priye carane tekan omahmu? ’Bagaimana caranya sampai rumahmu?’
Kata interogatif kapan ‘kapan’ digunakan untuk menanyakan waktu. Contoh kalimatnya sebagai berikut. (460) Kapan rawuhmu? ‘Kapan datangmu?’ (461) Lho, jare tindak Bali, kapan kondur? ‘Katanya pergi ke Bali, kapan pulang?’
Kata interogatif pira ‘berapa’ digunakan untuk menanyakan jumlah dan bilangan. Contoh kalimatnya sebagai berikut. (462) Putrane pira, Dhik? ‘Anaknya berapa, Dik?’ (463) Njaluk dipethuk jam pira,Tin? ‘Minta dijemput pukul berapa, Tin?’
Kata interogatif ngapa ‘mengapa’ dipakai untuk menanyakan perbuatan. Contoh kalimatnya sebagai berikut. (464) Kowe iki ngapa ta? ‘Kamu ini mengapa?’ (465) Ngapa kowe teka mrene? ‘Mengapa kamu datang kemari?’
Kalimat interogatif dalam bahasa Jawa dapat diinversikan. Kemungkinan penginversian itu bergantung pada fungsi yang diduduki oleh kata interogatifnya dan struktur fungsional kalimat- nya. Apabila kata interogatif itu hadir mengisi fungsi P di dalam kalimat berstruktur fungsional S-P, strukturnya dapat diubah men- jadi P-S. Perhatikanlah contoh (466) dan (467) berikut ini.
(466) Kuwi sapa? ‘Itu siapa?’ (467) Iki apa? ‘Ini apa?’
Contoh (466) dan (467) merupakan kalimat interogatif ber- struktur fungsional S-P dengan kata demonstratif kuwi ‘itu’ dan iki ‘ini’ sebagai pengisi fungsi S dan kata interogatif sapa ‘siapa’ dan apa ‘siapa’ sebagai pengisi fungsi P. Kedua kalimat itu dapat Contoh (466) dan (467) merupakan kalimat interogatif ber- struktur fungsional S-P dengan kata demonstratif kuwi ‘itu’ dan iki ‘ini’ sebagai pengisi fungsi S dan kata interogatif sapa ‘siapa’ dan apa ‘siapa’ sebagai pengisi fungsi P. Kedua kalimat itu dapat
Kata interogatif sebagai pengisi fungsi P terdapat pula dalam kalimat berklausa relatif. Contohnya sebagai berikut. (468) Sing nggawa bukuku sapa? ‘Yang membawa bukuku siapa?’ (469) Sing mati apane? ‘Yang mati apanya?’
Kalimat (468) dan (469) tersebut berstruktur fungsional S-P dengan fungsi S diisi klausa relatif sing nggawa bukuku ‘yang mem- bawa bukuku’ dan sing mati ‘yang mati’ dan fungsi P diisi oleh kata interogatif sapa ‘siapa’ dan apane ‘apanya’. Struktur kalimat (468) dan (469) dapat diinversikan menjadi P-S seperti berikut.
(468a) Sapa sing nggawa bukuku? ‘Siapa yang membawa bukuku?’ (469a) Apane sing mati? ‘Apanya yang mati?’
Kehadiran kata interogatif dalam kalimat dapat mengisi fung- si O. Coba perhatikan contoh yang berikut. (470) Kowe nggawa apa? ‘Kamu membawa apa?’ (471) Sliramu iki arep niliki sapa? ‘Anda ini akan menengok siapa?’
Contoh (470) dan (471) itu merupakan kalimat interogatif ber- struktur S-P-O dengan fungsi S diisi oleh kata kowe ‘kamu’ dan sliramu ‘Anda’, fungsi P diisi oleh kata nggawa ‘membawa’ dan niliki ‘menengok’, dan fungsi O diisi oleh kata interogatif apa ‘apa’ dan sapa ‘siapa’. Dalam struktur seperti itu, kata interogatif tidak dapat dipindahkan ke mana-mana, tetapi sebagai pengisi O, harus lekat Contoh (470) dan (471) itu merupakan kalimat interogatif ber- struktur S-P-O dengan fungsi S diisi oleh kata kowe ‘kamu’ dan sliramu ‘Anda’, fungsi P diisi oleh kata nggawa ‘membawa’ dan niliki ‘menengok’, dan fungsi O diisi oleh kata interogatif apa ‘apa’ dan sapa ‘siapa’. Dalam struktur seperti itu, kata interogatif tidak dapat dipindahkan ke mana-mana, tetapi sebagai pengisi O, harus lekat
(470a) *Apa kowe nggawa? (470b) *Kowe apa nggawa? (471a) *Sapa sliramu niliki? (471b) *Sliramu sapa niliki?
Kehadiran kata interogatif di dalam kalimat dapat pula meng- isi fungsi Pel. Contohnya sebagai berikut. (472) Kowe ketemu sapa? ‘Kamu bertemu siapa?’ (473) Kowe ketiban apa? ‘Kamu kejatuhan apa?
Kalimat (472) dan (473) itu berstruktur S-P-Pel dengan fungsi S diisi oleh kowe ‘kamu’ dan kowe ‘kamu’, fungsi P diisi oleh ketemu ‘bertemu’ dan ketiban ‘kejatuhan’, dan fungsi Pel diisi oleh kata inte- rogatif sapa ‘siapa’ dan apa ’apa’. Dalam fungsinya sebagai Pel itu, kata interogatif tidak dapat dipindahkan ke mana-mana sehingga perubahan kalimat (472) dan (473) menjadi sebagai berikut tidak berterima.
(472a) *Sapa kowe kepingin ketemu? (472b) *Kowe sapa kepingin ketemu? (473b) *Apa kowe ketiban? (473b) *Kowe apa ketiban?
Kehadiran kata interogatif di dalam kalimat dimungkinkan pula mengisi fungsi K. Perhatikanlah contoh yang berikut. (474) Bapak sare ing ngendi? ‘Bapak tidur di mana?’ (475) Ibu tindak nyang endi? ‘Ibu pergi ke mana?’
Kalimat (474) dan (475) itu berstruktur S-P-K dengan fungsi S diisi oleh bapak ‘bapak’ dan ibu ‘ibu’, fungsi P diisi oleh verba sare ‘tidur’ dan tindak ‘pergi’, dan fungsi K diisi oleh frasa preposisional Kalimat (474) dan (475) itu berstruktur S-P-K dengan fungsi S diisi oleh bapak ‘bapak’ dan ibu ‘ibu’, fungsi P diisi oleh verba sare ‘tidur’ dan tindak ‘pergi’, dan fungsi K diisi oleh frasa preposisional
(474a) Sare ing ngendi bapak? ‘Tidur di mana bapak?’ (475a) Tindak nyang ngendi ibu? ‘Pergi ke mana ibu?’
Uraian di atas menunjukkan bahwa kalimat interogatif me- miliki dua kemungkinan struktur, yaitu struktur biasa dan struktur inversi. Dalam penelitian ini fokus perhatian hanya diarahkan pada yang berstruktur inversi. Dengan fokus perhatian itu dapat ditun- jukkan bahwa kalimat inversi interogatif dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan isi semantis yang dikandungnya, yaitu kali- mat inversi interogatif informatif dan kalimat inversi interogatif konfirmatif.
4.3.1 Aspek Semantis Kalimat Inversi Interogatif Informatif
Isi semantis yang terkandung di dalam kalimat inversi intero- gatif dapat berupa permintaan informasi tentang sesuatu atau se- seorang. Kalimat seperti itu disebut kalimat inversi interogatif infor- matif. Perhatikanlah contoh yang berikut.
( 476) Sapa sing kepingin melu aku? ‘Siapa yang ingin ikut saya?’
Kalimat (476) itu secara semantis berisi informasi tentang siapa yang ingin mengikuti aku ‘saya’. Sebagai kalimat pertanyaan yang informatif, kalimat (476) akan mendapat jawaban seperti berikut.
(476a) Aku (sing kepingin melu kowe). ‘Saya (yang ingin ikut kamu).’ (476b) Ora ana (sing melu). ‘Tidak ada (yang ikut).’
4.3.2 Aspek Semantis Kalimat Inversi Interogatif Konfirmatif
Kalimat inversi interogatif konfirmatif adalah kalimat inversi interogatif yang isinya berupa permintaan konfirmasi. Contohnya sebagai berikut.
(477) Tindak nyang endi ta Bapak? ‘Pergi ke mana Bapak?’
Kalimat (477) itu berisi permintaan konfirmasi tentang keper- gian seseorang yang disebut bapak ‘bapak’. Jawaban yang diharap- kan tentu saja berupa penjelasan. Penjelasan yang dimaksud dapat berbentuk berikut.
(477a) Tindak nyang sawah. ‘Pergi ke sawah.’ (477b) Ora ngerti aku. ‘Tidak tahu saya.’