Bimbingan dan Konseling Islam

B. Bimbingan dan Konseling Islam

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam

Pada seminar Bimbingan dan Konseling Islam yang diselenggarakan oleh UII di Yogyakarta pada tahun 1985 dirumuskan bahwa konseling islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar menyadari kembali eksistensinya sebagai makhluk Allah,

sehingga dapat mencapai kebahagiaan didunia dan akhirat. 37 M.D Dahlan mengemukakan bahwa konseling islam adalah

bimbingan kehidupan yang intiya tertuju kepada realisasi doi‟a rabbana atina fi ad-dunya hasanah wa fi al- akhirati hasanah wa qina‟azabaa-nar. Berisikan rintisan jalan kearah penyadaran kepribadian manusia sebagaimkhluk Allah, dengan menumbuhkan rasa tenteram dalam hidup karena selalu merasa dekat dengan Allah dan selalu ada dalam lindungan-

Nya. 38 Az-Zahrani mengemukakan, bahwa konseling Islam adalah

memberikan arahan dan petunjuk bagi orang yang tersesat, baik arahan tersebut berupa pemikiran, orientasi kejiwaan, maupun etikadan

37 Arif Fahruddin, Al- Qur‟an dan Tafsir Al-Hidayah, (Banten: Kalim), h. 296 38 Syaiful Akhyar, Konseling Islami dan Kesehatan, (Bandug: Media Perintis), h. 63 37 Arif Fahruddin, Al- Qur‟an dan Tafsir Al-Hidayah, (Banten: Kalim), h. 296 38 Syaiful Akhyar, Konseling Islami dan Kesehatan, (Bandug: Media Perintis), h. 63

Choliq mengemukakan bahwa konseling Islam didasarkan pada ajaran Islam yang terdapat dalam Al- Qur‟an dan Sunnah Rasul dengan landasan kerja pemberian layanan: (1) mengikuti bimbingan dan konseling konvensional yang dilaksankan secara Islami, dan (2) memberikan bimbingan dankonseling yang sepenuhnya bersumber dari ajaran Islam dalam Al- Qur‟an dan Sunnah Rasul.

Konseling Islam menurut Ahmad Mubarok memiliki ciri yakni menggunakan getar Iman (daya rohaniah) dalam mengatasi problem kejiwaan. Diperlukan dialog dan interaksi antara konsep perilaku horizontal dengan konsep orientasi vertikal.

Konseling Islam menurut Yusuf L.N yaitu konseling yang tujuan dan cara kerjanya berlandaskan agama Islam.konseling ini merupakan proses motivasional kepada individu (manusia) agar memiliki kesadaran untuk “come back to religion”. Konseling Islami dapat juga diartikan sebagai“ proses pemberi bantuan kepada individu agar mampu mengembangkan kesadaran dan komitmen beragamanya ( primordial kemakhlukannya yang fitrah = tauhidullah) sebagai hamba dan khalifah Allah yang bertanggung jawab untuk mewujudkan kesejahteraan bersama, baik secara fisik-jasmaniah maupun psikis-rohaniah, baik

kebahagiaan di dunia ini maupun di akhirat kelak. 39 Konseling islam menurut Dr. Mulyadi adalah suatu proses

pemberian bantuan terhadap individu agar mampu dan mempunyai kesadaran akan kehidupannya sebagai makhluk Allah SWT, sehingga hidup dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT serta mengembangkan potensi fitrah yang dimiliki demi mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Pengertian ini memberikan indikasi bahwa :

a) Bimbingan dan konseling islam merupakan suatu proses

kegiatan bimbingan, arahan terhadap individu.

b) Bimbingan dan konseling islam dilakukan secara komunikatif antara konselor dank lien.

c) Tujuan jangka pendek Bimbingan dan konseling islam adalah agar individu dapat hidup selaras dengan ketentuan dan

39 Fenti Hikmawati, Bimbingan dan Konseling, ( Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada), h. 154-155 39 Fenti Hikmawati, Bimbingan dan Konseling, ( Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada), h. 154-155

d) Tujuan jangka panjang Bimbingan dan konseling islam adalah agar individu memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.

e) Bimbingan dan konseling islam bersumber pada landasan Al- Qur‟an dan Hadits Rasulullah sebagai landasan utama. 40

Konseling Islam berupaya membantu sesama berdasarkan Al- Qur‟an, diarahkan pada pemungsian Qalbu wahdaniyyun yang terpancar dari nur Ilahiah. Cahaya Ilahiyah itu akan mewujudkan kepribadian yang mantap, istiqamah, halus budi, akhlak mulia, mengikuti petunjuk Ilahi

serta mengembangkan fitrah manusia. 41

2. Ciri-Ciri Bimbingan dan Konseling Islam

Ciri khas konseling islam yang sangat mendasar adalah sebagai berikut:

a. Berparadigma kepada wahyu dan keteladanan para Nabi, Rasul dan ahli warisnya

b. Hukum konselor memberikan konseling kepada klien, ketika klien yang meminta bimbingan adalah wajib dan suatu keharusan bahkan merupakan ibadah

c. Jika konselor menyimpang dari wahyu dapat berakibat fatal bagi dirinya sendiri maupun klien dan Allah menghukumi mereka sebagai orang yang mendustakan agama.

40 Mulyadi, Bimbingan dan Konseling Islam di Sekolah dan Madrasah, ((Jakarta: Prena media group) h,.82-83

41 Ibid 41 Ibid

e. Konselor islami adalah mereka yang dalam proses kehidupan selalu dibawah bimbingan Allah dan Al- 42 Qur‟an serta Sunnah Rasul-Nya.

3. Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam

Bimbingan dan Konseling Islam dapat dilaksanakan oleh pembimbing dan konselor Islam secara In clude sebagai pendidik. Sebagai pendidik, pembimbing dapat mengarahkan klien untuk membangkitkan semangat dan motivasi sehingga masalah dalam kehidupan, dalam hal ini problematika agamanya akan dapat teratasi dan klien akan memiliki semangat dalam menjalani kehidupan.

Menurut Drs. H.M. Arifin, M, Ed., tujuan konseling Islam adalah sebagai berikut. Bimbingan dan konseling Islam dimaksudkan untuk mengarahkan

klien supaya memiliki religious reference (sumber pegangan keagamaan) dalam memecahkan problem. Bimbingan dan penyuluhan Islam yang ditujukan kepada membantu klien agar dengan kesadaran serta kemampuannya bersedia mengamalkan ajaran agamanya. Secara garis besar atau secara umum, tujuan bimbingan dan konseling Islam membantu individu mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar

mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. 43

42 Ibid, h. 63 43 Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta:AMZAH, 2013), h. 68

Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam menurut Anwar Sutoyo dalam bukunya Bimbingan dan Konseling Islam adalah sebagai bertikut:

a. Agar orang yakin bahwa Allah adalah penolong utama dalam segala kesulitan

b. Agar orang sadar bahwa manusia tidak ada yang bebas dari masalah, oleh sebab itu manusia wajib beriktiar dan berdoa agar dapat memecahkan masalahnya sesuai tuntunan Allah.

c. Agar orang sadar bahwa akal dan budi serta seluruh yang dianugrahkan Tuhan Itu harus difungsikan sesuai ajaran Islam.

d. Memperlancar proses pencapaian tujuan pendidikan nasional( menurut GBHN) dan meningkatkan kesehteraan hidup lahir batin, serta

kebahagian dunia dan akhirat berdasarkan ajaran Islam 44 .

Menurut Aziiz Salleh tujuan konseling Islam adalah;

a. Menyelesaikan masalah yang dihadapi seseorang klien. Kita wajib bersimpati dan menolong orang lain yang ditimpa kesusahan. Kita sendiri memerlukan bantuan orang lain sekiranya kita menghadapi masalah dan buntu untuk mencari jalan penyelesaiannya. Oleh sebab itu kita dituntut oleh Allah agar menyayangi orang lain, seperti kita menyayangi diri kita sendiri. Seseorang yang membantu seseorang yang lain ketika mereka dalam kesusahan, akan mendapat ganjaran pahala yang besar dari pada Allah sebagai mana Firman Allah dalam surat Al-Zalzalah ayat 7-8.

Artinya :Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya.dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan

melihat (balasan)nya pula. 45

b. Membantu dan memberi kefahaman kepada klien menghadapi situasi sekitar atau cabran-cabaranya bagi membolehkan perubahan tingkah laku kearah matlamat yang dinginkan untuk mencapai sempurnaan diri.

c. Membimbing klien membuat keputusan yang bijaksana serta memahami dan bertanggung jawab secara sadar atas setiap keputusan yang dibuat.

44 Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami, (Semarang: CV Cipta Prima Nusantara, 2007) Hal. 21 45 Kementrian Agama RI,. Op.Cit. hal 599 44 Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami, (Semarang: CV Cipta Prima Nusantara, 2007) Hal. 21 45 Kementrian Agama RI,. Op.Cit. hal 599

e. Membantu klienmewujudkan hubungan yang baik, mesra, harmoni. Baik sangka dan iklas dengan ibu bapak, saudara, sahabat, tetangga, guru-guru dan masyarakat.

f. Membantu klien yang terlibat dalam perbuatan keji sepert terlibat dengan maksiat, penyalah gunaan narkoba, disiplin disekolah atau apa saja perkara yang dilarang oleh Allah. Orang yang terjerumus kedalam perbuata keji hendatlah ditegur, di bombing dan diberi peringatan, semoga orang yang menegur mendapat ganjaran pahala.

g. Membentuk tabiat diri agar senantiasa disiplin dengan siapa saja dan menjadikan klien Insan yang dihormati dan disuka. 46

Secara umum dan luas, Program bimbingan dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut:

a. Membantu individu dalam mencapai kebahagiaan hidup pribadi.

b. Membantu individu dalam mencapai kehidupan yang efektif dan produktuf dalam masyarakat.

c. Membantu individu dalam mencapai hidup bersama dengan individu-individu yang lain.

d. Membantu individu dalam mencapai harmonis antara cita-cita dan kemampuan yang dimilikinya. 47

Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu peserta didik agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, belajar (akademik), dan karir.

a. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan pribadi-sosial individu adalah sebagi berikut:

46 Aziz Salleh, Konseli Islam Asa, ( Kuala Lumpur: Cergas (M) Sdn. Bhd, 1996) Hal. 5 47 Op. Cit , Samsul Munir Amin. Hal 39

1) Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.

2) Memiliki torelansi terhadap umat beragama lain, saling menghormati dan memelihara hak dan kewajiban.

3) Memiliki Pemahaman tentang irama kehidupan antara yang menyenamgkan dan tidak menyenangkan, mampu merespon secara positif sesuai dengan ajaran yang dianut.

4) Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif.

5) Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.

6) Memiliki kemampuan melakukan pilihan secara sehat.

7) Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai

orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya.

8) Memiliki Rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas dan kewajibannya.

9) Memiliki Kemampuan berintegrasi sosial, yang diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan.

10) Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.

11) Memiliki Kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif. 48

b. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar) adalah sebagai berikut:

1) Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegitan belajar yang diprogramkan.

2) Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.

3) Memiliki keterampilan untuk dan teknik belajar yang efektif.

4) Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan.

5) Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.

6) Tujuan bimbingan dan konseling yang berkaitan dengan aspek karir adalah sebagai berikut:

7) Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karir adalahMemiliki pemahaman diri (kemampuan dan minat) yang terkait dengan pekerjaan.

8) Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja.

48 Syamsu Yusuf dan Juntika nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2008) Hal. 14

9) Memilki kemampuan untuk membentuk identitas karir seperti: ciri- ciri pekerjaan, kemampuan yang dituntut.

10) Memiliki kemampuan merencanakan masa depan.

11) Dapat membentuk pola-pola karir yaitu kecendrungan arah karir.

12) Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat.

Dari penjelasan di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa tujuan bimbingan dan konseling Islam juga menjadi tujuan dakwah Islam. Karena dakwah yang terarah adalah memberikan bimbingan kepada umat islam untuk betul-betul mencapai dan melaksanakan keseimbangan hidup di dunia dan akhirat. Dengan demikian, bimbingan dan konseling agama Islam adalah bagian dari dakwah Islam. Demikian pula tujuan dari bimbingan dan konseling juga merupakan tujuan dari dakwah Islam.

4. Jenis-Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling Islam

Adapun Layanan bimbingan konseling Islam Menurut prof. Yahya Jaya, dalam bukunya Bimbingan dan Konseling Agama Islam adalah sebagai berikut:

a. Layanan orientasi agama Yaitu layanan yang memungkinkan umat menganal dan memahami lingkungan keberagamaanya dari orang-orang yang dapat memberikan pengaruh agama untuk mempermudah orang berperan di lingkungan hidup keberagamaanya yang baru dimasukinya

b. Layana informasi keagamaan yaitu jenis layanan memungkinkan umat atau orang beragama menerima dan memahami informasi keberagamaannya dari sumber yang layak dipercaya untuk dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan amal-amal kagamaan dalam mengambil keputusan dan pertimbangan bagi penentuan sikap dan tingkah laku keberagamaan.

c. Layanan penempatan dan penyaluran bakat keberagamaan

Yaitu layanan yang memungkinkan umat beragama memperoleh penerapan dan penyaluran yang tepat dan benar dalam Yaitu layanan yang memungkinkan umat beragama memperoleh penerapan dan penyaluran yang tepat dan benar dalam

d. Layanan bimbingan pembelajaran / pengajian agama Yaitu layanan yang memungkinkan orang beragama mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar agama yang baik, materi pengajian agama yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajar agama lainnya yang berguna bagi kehidupan beragama.

e. Layanan konseling agama perorangan Layanan yang memungkinkan orang beragama mendapat layanan langsung tatap muka dari konselor agama dalam rangka mengentaskan permasalahan agama yang dihadapi klien. Permasalahan agama yang dapat dilayani melalui konseling agama perorangan ini meliputi semua aspek semua keagamaan

f. Layanan konseling agama kelompok Yaitu layanan yang memungkinkan sejumlah orang yang beragama memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah keberagamaan yang mereka alami masing-masing melalui suasana dan dinamika kelompok

g. Layanan bimbingan agama kelompok Yaitu layanan yang dimaksudkan untuk memungkinkan sejumlah orang yang beragama secara berjamaah memperoleh bahan dan informasi dari narasumber tertentu tentang masalah hidup keberagamaan mereka yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan sikap dan tingkah laku keberagamaan. Bahan yang dimaksud itu juga dapat dimanfaatkan sebagai acuan dalam mengambil keputusan yang menyangkut dengan permasalahan agama

yang mungkin tengah dialami 49 .

5. Fungsi Bimbingan dan Konseling Islam

Fungsi utama bimbingan dan koseling dalam Islam yang hubungannya dengan kejiwaan tidak dapat terpisahkan dengan masalah spiritual (keyakinan). Islam memberikan bimbingan kepada individu agar dapat kembali kepada bimbingan Al- Qur‟an dan As-Sunnah. Seperti individu yang memiliki sifat selalu berprasangka buruk kepada Tuhan- nya dan menganggap Tuhan-nya tidak adil, sehingga ia merasa susah dan

49 Yahya Jaya, Bimbingan dan konseling Agama Islam, (Padang: Angkasa Raya, 2004),. Hal 118 49 Yahya Jaya, Bimbingan dan konseling Agama Islam, (Padang: Angkasa Raya, 2004),. Hal 118

Fokus bimbingan dan konseling Islam selain memberikan perbaikan dan penyembuhan pada tahap mental, spiritual atau kejiwaan, dan emosional, seperti ungkapan dalam Firman Allah wayuzakkihim (dan mensucikan mereka), kemudian melanjutkan kualitas dari materi bimbingan dan konseling kepada pendidikan dan pengembangan dengan menanamkan nilai-nilai dan wahyu sebagai pedoman hidup maka individu akan memperolah wacana-wacana Ilahiah tentang bagaimana mengatasi berbagai masalah, kecemasan dan kegelisahan, melakukan hubungan komunikasi yang baikdan indah, baik secara vertikal maupun horizontal. Dan sekaligus individu akan mempunyai kemampuan Al- Hikmah, yaitu metode atau cara untuk menghayati rahasia di balik berbagai peristiwa dalam kehidupan secara nurani, empirik dan transendental.

Adapun jika kegiatan bimbingan dan konseling itu di kaitkan dengan kehidupan keagamaan individu, maka tugas guidance-counselor tidak akan pernah diketahui kapan berakhir, karena bimbingan dan konseling dalam kehidupan keagamaan akan selalu dibutuhkan oleh masyarakat. Seorang tokoh agama, kiai atau ulama, dapat berfungsi sebagai konselor Adapun jika kegiatan bimbingan dan konseling itu di kaitkan dengan kehidupan keagamaan individu, maka tugas guidance-counselor tidak akan pernah diketahui kapan berakhir, karena bimbingan dan konseling dalam kehidupan keagamaan akan selalu dibutuhkan oleh masyarakat. Seorang tokoh agama, kiai atau ulama, dapat berfungsi sebagai konselor

berada di dekatnya. 50 Pelayanan bimbingan dan konseling mengemban sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi melalui pelaksanaan kegiatan

binbingan dan konseling . Fungsi-fungsi tersebut adalah;

a. Fungsi pemahaman Pemahaman yaitu bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihat-pihat tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik. Pemahaman itu meliputi:

1) Pemahan tentang diri peserta didik, terutama oleh peserta didik sendiri, orang tua, guru pada umumnya dan guru pembimbing (Konselor)

2) Pemahaman tentang lingkungan peserta didik ( termasuk di dalam lingkungan keluarga dan sekolah) terutama oleh peserta didik sendiri, orang tua dan guru pada umumnya (Konselor)

3) Pemahaman ligkungan “yang lebih luas” ( termasuk di dalamnya informasi pendidikan, informasi jabatan/ pekerjaan, dan informasi sosial dan budaya, terutama oleh peserta didik

b. Fungsi pencegahan

50 Ibid., h. 50-52

Fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan tercerahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalah yang mungkin timbul, yang akan dapat mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian-kerugian tertentu dalam proses perkembangannya

c. Fungsi pengentasan Fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik. Istilah fungsi pengetasan di pakai untuk mengganti istilah “ fungsi kuratif atau fungsi terapeutik” dengan arti “pengobatan atau penyembuhan” yang beorientasi bahwa peserta didik yang di bimbing itu atau klien adalah orang yang “sakik” serta untuk mengganti istilah “fungsi perbaikan “ yang berkonotasi bahwa peserta didik yang di bi mbing atau klien adalah “orang yang tidak baik” atau “rusak”. Dalam pelayanan bimbingan dan konseling pemberian label atau berasumsi bahwa peserta didik atau klien adalah orang yang “sakik” atau ” tidak baik” atau “rusak” sama sekali tidak boleh dilakukan.

d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan. Fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terpeliharanya dan terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan. Fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terpeliharanya dan terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi

Fungsi utama bimbingan dan konseling dalam Islam yang hubungannya dengan kejiwaan tidak dapat terpisahkan dengan masalah-masalah spiritual (keyakinan).Islam memberikan bimbingan individu agar dapat kembali pada bimbingan Al-Quran dan As-sunah. Seperti terhadap individu yang memiliki sikap selalu berprasangka buru kepada Tuhannya dan menganggap bahwa Tuhannya tidak adil, sehingga ia merasa susah dan menderita dalam kehidupanya. Sehingga dia cendrung menjadi pemarah dan akhirnya akan merugikan dirinya sendiri dan lingkungannya. Bukanlah perkara yang mudah untuk menyembuhkan perkara individu yang telah memiliki pemikiran seperti itu, disinilah fungsi bimbingan kepada penyembuhan terhadap gangguan mental berupa sikap dan cara berpikir yang salah dalam menghadapi problem hidupnya. Islam mengharapkan individu agar dapat mengerti apa itu ujian dan musibah dalam hidup. Kegelisahan, ketakutan, dan kecemasan merupakan bunga kehidupan yang harus dapat ditanggulangi oleh setiap individu dengan memohon pertolongan-Nya melalui orang-orang yang ahli di

bidangnya. 52

51 Dewa Kentut Sukardi dan Nila Kusmawati, Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah , (Jakarta: Rineka Cipta, 2008) Hal. 8

52 Op. Cit . Samsul Munir Amin. Hal 50

6. Azaz-Azaz Bimbingan dan Konseling Islam

Azas yang menjadi landasan filosofis dan operasional dari layanan bimbingan dan konseling islam berdasar seminar dan lokakarya nasional bimbingan dan konseling islam II yang diselengarakan di Universitas Islam Indonesia Yogyakarta tanggal 15-17 Oktober 1987 antara lain:

a. Azas tauhid rububiyyah dan uluhiyyah Konselor dalam membantu konseli hendaknya mampu membangkitkan potensi “iman” konseli, dan harus dihindari mendorong konseli kearah “kemusyrikan”.

b. Azas penyerahan diri, tunduk dan tawakal kepada Allah SWT.

Layanan bimbingan hendaknya menyadarkan konseli bahwa disamping berusaha maksimal disertai dengan doa, juga harus menyerahkan hasil sepenuhnya kepada Allah SWT.

c. Azas syukur Layanan bimbingan hendaknya diingatkan bahwa kesuksesan usaha adalah atas pertolongan dan izin Allah, oleh sebab itu masing- masing pihak (koseli dan konselor) harus bersyukur atas sukses yang dicapai.

d. Azas sabar Pembimbing bersama-sama konseli dalam melaksanakan upaya perbaikan dan atau pengembangan diri harus sabar dalam d. Azas sabar Pembimbing bersama-sama konseli dalam melaksanakan upaya perbaikan dan atau pengembangan diri harus sabar dalam

e. Azas hidayah Allah Kesuksesan dalam membimbing pada dasarnya tidak sepenuhnya hasil upaya pembimbing bersama konseli, tetapi ada sebagian yang masih tergantung pada hidayah Allah.

f. Azas dzikrullah Guna memelihara hasil bimbingan agar lebih istiqamah, seyogianya konseli banyak mengingat Allah baik dalam hati,

dalam bentuk ucapan dan perbuatan. 53

Dalam pelaksanaan konseling Islam, konselor membantu klien itu berdasarkan beberapa prinsip atau asas. Berdasarkan al- Qur‟an dan Sunnah Nabi di tambah berbagai landasan filosofis dan landasan keimanan, di antaranya yaitu :

(1) Asas kebahagiaan dunia dan akhirat. Bimbingan dan Konseling Islam membantu orang itu tujuannya adalah agar klien mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat yang senantiasa didambakan oleh setiap muslim. Seperti Firman Allah dalam QS. Al-Baqarah:201 dan QS. Ar- Ra‟d:26.

53 Anwar Sutoyo, Op.Cit., Hal. 21

Artinya: Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa

neraka. 54 QS. Al-Baqarah:201

Artinya: Allah meluaskan rezki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, Padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah

kesenangan (yang sedikit). 55 QS. Ar- Ra‟d:26.

(2) Asas fitrah. Bimbingan dan konseling Islam merupakan bantuan kepada klien yang mengenal, memahami, dan menghayati fitrahnya, sehingga segala gerak dan tingkah laku serta tindakkannya berjalan dengan fitrah tersebut. Manusia menurut

54 Kementrian Agama RI,. Op.Cit. hal 31 55 Ibit . hal 157

Islam dilahirkan dalam keadaan fitrah, yaitu berbagai kemampuan potensi bawaan dan kecenderungan sebagai muslim atau beragama Islam. Firman Allah dalam QS. Ar- Ruum:30.

Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui

(QS. Ar-Ruum:30). 56

(3) Asas “lillahi Ta‟ala”. Bimbingan dan konseling Islam ini dilaksanakan semata-mata karena Allah SWT. Konsekuensi dari asas ini berarti pembimbing melakukan tugas dengan penuh keikhlasan. Klienpun menerima, meminta bimbingan dan konseling dengan ikhlas dan rela pula karena semua pihak merasa bahwa semua yang dilakukan karena untuk pengabdian kepada Allah SWT semata, sesuai dengan fungsi dan tugasnya sebagai makhluk

56 Ibit . hal 157

Allah yang harus senantiasa mengabdi kepada-Nya. Firman Allah surat al-Bayinah ayat 5.

Artinya : Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama

yang lurus 57 . (QS al-Bayinah ayat 5)

(4) Asas bimbingan seumur hidup. Bimbingan dan konseling merupakan bagian dari komponen pendidikan. Oleh karena itu, pemberian layanan bimbingan dan konseling dilakukan sepanjang hidup manusia. Manusia yang hidup di dunia tidak ada yang selalu bahagia kadang kala dalam kehidupan ini akan menjumpai berbagai kesulitan dan kesusahan. Untuk itu di perlukan bimbingan dan konseling Islam yang diharapkan bisa mengatasi semua permasalahan hidup sepanjang hayat.

(5) Asas kesatuan jasmani-rohani.

57 Ibit . hal 598

Bimbingan dan konseling Islam memandang manusia sebagai makhluk jasmaniah-rohaniah tidak memandang sebagai makhuk jasmaniah semata. Untuk itu bimbingan dan konseling Islam membantu individu untuk hidup seimbang jasmaniah dan rohaniah. Firman Allah QS. Al- Baqarah: 187.

Artinya: Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah Artinya: Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah

fajar. kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang

hitam,

Yaitu

kamu beri'tikaf. 58 (QS. Al- Baqarah: 187)

(6) Asas keseimbangan rohani. Allah telah memuliakan manusia dengan kelebihan- kelebihan atau keutamaan-keutamaan yang tidak diberikan kepada makhuk lain selain manusia.

(7) Asas kemaujudan individu. Bimbingan dan konseling Islam melihat kepada citra manusia menurut Islam. Seseorang melihat eksistensi tersendiri. Individu mempunyai hak, mempunyai perbedaan kemerdekaan pribadi

(8) Asas sosialitas manusia. Manusia merupakan makhluk sosial. Hal ini di akui dan diperhatikan dalam Bimbingan dan konseling Islam. Pergaulan, cinta kasih, rasa aman, penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain, rasa memiliki dan dimiliki, merupakan aspek-aspek

58 Ibit . hal 29 58 Ibit . hal 29

tanggung jawab sosial. 59

(9) Asas kekhalifahan manusia. Manusia menurut pandangan Islam diberikan kedudukan yang tinggi sekaligus tanggung jawab yang besar, yakni mengelola alam, semesta dengan kata lain, manusia di pandang makhluk yang berbudaya yang mengelola alam sekitar sebaik-baiknya. Firman Allah surat Fathir ayat 39 Artinya : “Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. barangsiapa yang kafir, Maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka”.

(10) Asas keselarasan dan keadilan. Islam menghendaki keharmonisan, keselarasan, keseimbangan, keserasian, dalam segala segi. Dengan kata lain,

59 Fenti Hikmawati, Op. Cit., h. 149-151

Allah menginginkan manusia berlaku adil terhadap diri sendiri, alam semesta, dan juga kepada Allah SWT

(11) Asas pembinaan akhlakul karimah. Bimbingan dan konseling Islam membantu klien atau yang dibimbing memelihara, mengembangkan sifat-sifat yang baik sejalan dengan tugas dan fungsi Rasulullah di utus oleh Allah SWT.

(12) Asas kasih sayang. Setiap manusia memerlukan cinta, kasih sayang dan rasa sayang dari orang lain. Rasa kasih sayang ini dapat mengalahkan dan menundukkan banyak hal. Bimbingan dan konseling Islam dilakukan dengan berlandasan kasih sayang, sebab dengan kasih sayang pemberian bimbingan dan konseling akan menyentuh hati dan tujuan akan cepat tercapai.

(13) Asas musyawarah. Bimbingan dan konseling Islam dilakukan dengan asas musyawarah artinya antara pembimbing dengan yang di bimbing terjadi dialog yang baik, satu sama lain tidak mendiktekan, tidak ada rasa tertekan dan terbuka dalam berpendapat.

(14) Asas keahlian.

Bimbingan dan konseling Islam dilakukan oleh orang- orang yang memang memiliki kemampuan dan keahlian di bidang tersebut, baik keahlian dalam metodologi maupun

keahlian dalam teknik-teknik bimbingan dan konseling. 60

7. Konselor Islami yang ideal

a. Pengertian Konselor Islami Konselor Islami dalam tugasnya membantu klien menyelesaikan

masalah kehidupan, haruslah memperhatikan nilai – nilai dan moralitas islami. Apalagi yang ditangani adalah membantu mengatasi masalah kehidupan yang dialami oleh klien, maka sudah sewajarnyalah konselor harus menjadi teladan yang baik, agar klien merasa termotivasi dalam menyelesaikan masalah kehidupannya.

Konselor adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk melakukan konsultasi berdasarkan standar profesi. Konselor pada dasarnya tidak dapat melepaskan diri dari kelemahan-kelemahan yang dimilikinya. Konselor selalu terikat dengan keadaan dirinya. dengan kata lain, faktor kepribadian konselor menentukan corak pelayanan konseling yang dilakukannya. Kepribadian konselor dapat menentukan bentuk hubungan antara konselor dan klien, bentuk kualitas penanganan masalah dan pemilihan arternatif pemecahan masalah.

60 Thohari Mustamar, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan Dan Konseling Islam (Yogyakarta: Uii Press), Hal. 21

Jadi konselor islami yaitunya seseorang yang memiliki kemampuan untuk melakukan konsultasi berdasarkan standar profesi yang dalam tugasnya ia membantu klien dengan memperhatikan nilai – nilai dan moralitas islami serta ia mampu menjadi teladan yang baik bagi kliennya

b. Karakteristik/ Ciri-Ciri Konselor Islami Sebagai pedoman bagaimana kepribadian konselor yang islami (yang tentunya konselor muslim), dibawah ini akan dijelaskan ciri-cirinya;

a) Seorang konselor harus menjadi cermin bagi klien. Konselor dalam tugas bimbingannya haruslah

merupakan teladan yang baik bagi anak bimbingan (Klien). Klien secara psikologis datang kepada konselor karena beberapa alasan diantaranya: keyakinan bahwa diri konselor lebih arif, lebih bijaksana, lebih mengetahui permasalahan, dan dapat dijadikan rujukan bagi penyelesaian masalah.

Konselor merupakan teladan bagi klien, meskipun demikian tidak berarti konselor tanpa cacat. Sebagai manusia yang memiliki berbagai keterbatasan dan kelemahan perilaku yang dapat dilihat atau dijadikan ukuran kualitas oleh klien. pada derajat kedekatan tertentu klien sangat memperhatikan prilaku konselor.

Seringkali konselor menghadapi seorang klien yang tidak dikenal, kondisi ini tidak menuntut konselor tidak berkepribadian baik atau tidak, karena pertemuan konselor dengan klien berlangsung hanya dalam setting konseling. Akan tetapi, sering pula klien adalah seseorang yang mengenal konselor dalam setting sosial lebih luas. Pada konteks ini kualitas kepribadian konselor tidak cukup harus baik pada saat setting konseling, melainkan harus lebih luas dan permanen. Konselor harus bisa menjadi contoh dan suri teladan dimanapun dan kapanpun berada.

b) Kemampuan bersimpati dan berempati yang melampaui

dimensi duniawi

Seorang konselor adalah seseorang yang tanggap terhadap persoalan klien. ia dapat bersimpati pada apa yang terjadi dalam diri klen serta berempati terhadap apa yang dirasakan oleh klien. Konselor melalui profesinya berusaha membantu klien sebatas hubungan profesi (setting konseling), sedangkan diluar konteks konseling dapat dikatakan hubungan tersebut tidak ada.

Bagi konselor muslim tentu memiiki sisi yang berbeda dari konselor pada umumnya. Perbedaan tersebut terletak pada sisi sprit dan motivasi memberikan bantuan lebih berdimensi, tidak sekedar membantu meringankan Bagi konselor muslim tentu memiiki sisi yang berbeda dari konselor pada umumnya. Perbedaan tersebut terletak pada sisi sprit dan motivasi memberikan bantuan lebih berdimensi, tidak sekedar membantu meringankan

1) Sebagai bukti iman karena berhasil mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri (apabila klien sama-sama muslim).

2) Sebagai bukti iman karena berhasil mencintai manusia secara umum sebagai wujud rahmatan lil‟alamin

(apabila konseli/ klien berbeda agama).

c) Sikap penghormatan: sopan santun, menghargai eksistensi Konselor berkewajiban untuk menjawab salam sesuai

dengan salam sapaan yang diajukan klien. Konselor boleh saja menjawab sapaan lebih baik dari klien.

Konselor akan selalu berhadapan dengan kenyataan bahwa klien cendrung tergantung, hormat, kagum, ataupun jatuh hati pada konselor. Dalam kondisi tersebut konselor harus memberikan suatu respons yang lebih baik serta bertanggung jawab terhadap kenyataan bahwa hubungan klien dan konselor adalah hubungan manusia. Hubungan tersebut dapat Konselor akan selalu berhadapan dengan kenyataan bahwa klien cendrung tergantung, hormat, kagum, ataupun jatuh hati pada konselor. Dalam kondisi tersebut konselor harus memberikan suatu respons yang lebih baik serta bertanggung jawab terhadap kenyataan bahwa hubungan klien dan konselor adalah hubungan manusia. Hubungan tersebut dapat

d) Keberhasilan konseling adalah sesuatu yang baru

dikehendaki

Setiap konselor menghendaki kesuksesan dan keberhasilan. Sebagai profesi, keberhasilan konesling diukur berdasarkan beberapa banyak klien yang merasakan kepuasan pelayanan. Konselor yang kurang tanggap terhadap keberhasilannya dalam membantu klien termasuk konselor yang hanya berprofesi konselor, tetapi teledor. Dalam praktiknya banyak konselor yang hanya sekedar bekerja sebagai konselor hanya sebatas alasan ekonomis tanpa memilki idealisme dalam pekerjaannya itu.

Konselor muslim dapat menyikapi profesinya dengan keyakinan bahwa keberhasilan konseling adalah sesuatu yang belum pasti (baru diharapkan). Dengan demikian, ia akan bekerja keras dan bekerja sesuai dengan idealisme. Apabila berhasil membantu, tidak merasa dirinya yang berhasil, melainkan diyakini sebagai kebaikan Allah Konselor muslim dapat menyikapi profesinya dengan keyakinan bahwa keberhasilan konseling adalah sesuatu yang belum pasti (baru diharapkan). Dengan demikian, ia akan bekerja keras dan bekerja sesuai dengan idealisme. Apabila berhasil membantu, tidak merasa dirinya yang berhasil, melainkan diyakini sebagai kebaikan Allah

e) Motivasi konselor: Konseling adalah suatu bentuk ibadah Konselor hendaknya memulai segala perbuatan

adalah bagian dari kebijakan hidup, bagian dari ibadah. Konseling adalah suatu upaya tausiyah menghilangkan penderitaan adalah suatu upaya pembebasan manusia dari kekufuran, memperbaiki sifat-sifat negatif klien adalah upaya menjadikan klien manusia yang sempurna. semua fungsi konseling pada dasarnya meletakkan segala sesuatu pada posisinya (adil) sebagaimana fitrah kemanusiaan.

f) Konselor harus menempati moralitas islam, kode etik,

sumpah jabatan, dan janji

Konselor adalah seorang psikolog yang ahli dibidangnya dan terikat dengan sumpah, kode etik, dan juga sumpah jabatan apabila posisi tersebut diperoleh melalui suatu posisi tertentu. Sikap teguh terhadap kode etik ini perlu agar integritas profesi dan klien terlindungi dalam jangka waktu tertentu. Seperti melindungi identitas klien, mengungkapkan kasus secara samar, dan anonim untuk kepentingan ilmiah.

Konselor muslimpun demikian, bahkan ia harus berpegang teguh pada moralitas islam, sebagai seorang muslim ia pada hakikatnya telah bersumpah kepada Allah sebagi manusia terbaik dan harus menjadi yang terbaik. Ia harus teguh memegang janji yang dibuat bersama klien. Ia juga memiliki komitmen yang kuat untuk membantu masyarakat yang luas demi kesejahteraan manusia didunia maupun di akhirat

g) Memiliki pikiran positif (positifis-moralis)

memiliki aliaran yang mewarnainya. Setiap konselor bertindak dan berfikir serta memberikan solusi sebagian besar dipengaruhi oleh cara berfikir dan nilai-nilai yang ada didalam dirinya, serta motivasi melakukan konseling.

Konselor

selalu

Konselor muslimpun mengalami hal yang sama, karena itu tidaklah naif atau salah apabila konselor muslim memilih aliran yang diyakini kebenarannya. Keyakinan ini penting karena akan mendorongnya untuk menjadi optimis terhadap setiap kebaikan dan perbaikan. kenyataan menunjukkan bahwa penyelesaian setiap kasus klinis hanyalah masalah mengubah kesulitan menjadi kemudahan, perubahan tersebut bagi seseorang konselor muslim harus dalam rangka ibadah dan kemanusiaan (lintas dimensi).

Sebagai bagian dari masyarakat manusia, konselor muslim tidak harus menghindari memberiakan bantuan kepada klien hanya karena perbedaan agama, suku, ataupun pengelompokkan lainnya. Dengan demikian, konselor muslim bukanlah sesuatu prediket baru melainkan suatu kepribadian yang inherent dalam diri konselor muslim. Karena islam adalah rahmatan lil‟alamin maka kecemasan akan munculnya pengkotak-kotakan konselor islami dan bukan islami oleh sebagian pihak adalah salah sasaran. Mungkin mereka tidak mengenal apa itu rahmatan lil‟ alamin

h) Menjadikan konselor sebagi awal keinginan bertaubat yang

melegakan

Banyak kasus yang yang dihadapi oleh konselor (sekitar 60%) adalah kasus yang ada kaitannya dengan perlanggaran klien terhadap kehidupan beragamanya, atau ada kecenderungan mereka yang melangggar norma agama atau setidaknya lalai terhadap norma agama. bagi konselor muslim tentu akan memberika bimbingan berdasarkan fikrah islamiah yang paling mungkin sesuai dengan derajat kasus dan derajat halal, mandub, mubah, makruh, maupun haram dalam konteks yang dihadapi klien. Sering dilupakan bahwa konselor pada umumnya, dosa atau kesalahan cukup Banyak kasus yang yang dihadapi oleh konselor (sekitar 60%) adalah kasus yang ada kaitannya dengan perlanggaran klien terhadap kehidupan beragamanya, atau ada kecenderungan mereka yang melangggar norma agama atau setidaknya lalai terhadap norma agama. bagi konselor muslim tentu akan memberika bimbingan berdasarkan fikrah islamiah yang paling mungkin sesuai dengan derajat kasus dan derajat halal, mandub, mubah, makruh, maupun haram dalam konteks yang dihadapi klien. Sering dilupakan bahwa konselor pada umumnya, dosa atau kesalahan cukup

Bagi konselor muslim sebaiknya beranggapan bahwa dosa harus ditaubati sesuai derajat kesalahan klien, klien tetap harus bertanggung jawab, tetapi sebaiknya konselor muslim benar-benar turut mendoakan klien (muslim) segera setelah klien keluar dari ruang konseling. harus diingat bahwa prosedur ini bukanlah semacam ruang pertaubatan didalam gereja.

Sedangkan kriteria – kriteria dari konselor islami ini diantaranya:

a. Konselor islami hendaklah orang yang menguasai materi khususnya dalam masalah keilmuan agama islam, sehingga pengetahuannya mencukupi dalam hal – hal yang berkaitan dengan masalah keagamaan.

b. Konselor islami hendaklah orang yang mengamalkan nilai – nilai agama islam dengan baik dan konsekuen, tercermin melalui keimanan, ketakwaan, dan pengamalan keagamaan dalam kehidupan sehari – harinya.

c. Konselor islami sedapat mungkin mampu mentransfer kaidah – kaidah agam islam secara garis besar yang relevan dengan masala yang dihadapi klien.

d. Konselor islami hendaklah menguasai metode dan strategi yang tepat.

e. Konselor islami memiliki pribadi yang terpuji sebagai teladan dalam perilaku.

f. Konselor islami hendaknya menguasai bidang psikologi secara integral. 61

61 Samsul Munir Amir: Op. Cit ., hal, 259-271