berbagai kegiatan manajemen bank yang bersangkutan antara lain Bank Environment Analysis maupun Variance Analysis.
c. Memberikan rekomendasi kepada pihak manajemen bank untuk mempertahankan kekuatan-kekuatan yang telah dimiliki dari para pesaingnya
dan menghadapi ancaman yang mungkin muncul di masa yang akan datang. d. Berbagai saran tertentu yang tentunya akan memberikan dampak positif yaitu
untuk meningkatkan profitabilitas dan efektivitas dari usaha bank yang bersangkutan.
F. Going Concern
Going Concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha. Dengan adanya going concern maka suatu badan usaha dianggap mampu mempertahankan
kegiatan usahanya dalam jangka waktu panjang dan tidak akan dilikuidasi dalam jangka waktu pendek pada bank. Ketika auditor memeriksa kondisi keuangan
suatu perusahaan dalam audit tahunan, auditor harus menyediakan laporan audit untuk digabungkan dengan laporan keuangan perusahaan.
PSAK 30 menyatakan bahwa going concern dipakai sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan
hal yang berlawanan. Biasanya informasi yang secara signifikan dianggap berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup suatu satuan usaha adalah
berhubungan dengan ketidakmampuan satuan usaha dalam memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar
aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa, restrukturisasi utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar atau kegiatan serupa lainnya.
G. Analisis Kinerja Perbankan
Wild, Subramanyam dan Halsey 2005:16 mengatakan bahwa analisis keuangan financial analysis merupakan penggunaan laporan keuangan untuk
menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan dan untuk menilai kinerja keuangan di masa depan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Bergevin 2002:2: “ Financial statement analysis is the art and science of examining the components of a company’s monetary disclosures, called
financial statements. People form opinions about a firm’s past, present, and future operations based on their analysis.”
Menurut Djarwanto 2004:143, “ Yang dimaksud dengan “rasio” dalam analisa laporan keuangan adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara
suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis
sederhana”. Gallagher dan Andrew 2003:97 menyatakan rasio keuangan adalah: “ A
financial ratio is a number that expresses the value of one financial variable relative to another.” Menurut Bastian dan Suharjono 2006:284, analisis laporan
keuangan perbankan bertujuan untuk antara lain: Untuk mengetahui tingkat pencapaian kinerja perusahaan bank, untuk mengetahui perkembangan perbankan
dari suatu periode ke periode berikutnya, sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasional dan penyusunan rencana
kerja anggaran bank, untuk memonitor pelaksanaan dari suatu kebijakan perusahaan yang telah diterapkan, sehingga dapat diadakan perbaikan
penyempurnaan di masa akan datang, dan sebagainya. Bastian dan Suharjono 2006:284 juga menyatakan sebagai berikut: “
Metode analisis laporan keuangan yang lazim dipergunakan dalam praktik perbankan, diantaranya adalah analisis rasio ratio analysis. Analisis rasio adalah
metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan pos-pos tertentu dalam neraca maupun laba rugi”.
Quick Ratio atau rasio cepat digunakan untuk mengetahui kemampuan bank untuk membayar kembali kewajibannya kepada para deposannya dengan
aset tunai yang dimilikinya. Rendahnya nilai rasio ini mengindikasikan bahwa suatu perusahaan perbankan atau bank mengalami kesulitan kas, sehingga suatu
waktu dapat menimbulkan rush atau kegagalan pembayaran kepada nasabah, apabila terjadi penarikan besar-besaran oleh nasabah.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Dendrawijaya
2005:114, quick ratio menunjukkan,
“kemampuan bank yang bersangkutan untuk melunasi kembali dana yang disimpan oleh para nasabahnya pada bank yang bersangkutan dengan
menggunakan cash assets yang tersedia. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan tingkat likuiditas yang semakin tinggi”.
Menurut Teguh Pudjo Mulyono1999:431,Banking Ratio atau rasio perbankan digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar
kembali kewajiban kepada deposannya dengan menarik kembali kredit-kredit yang telah diberikan kepada debiturnya. Rendahnya nilai rasio ini
mengindikasikan banyaknya kredit macet yang dimiliki oleh bank tersebut. Simorangkir 2004:147 menyatakan banking ratio atau loan to deposit
ratio adalah: Perbandingan antara kredit yang diberikan dan dana pihak ketiga, termasuk pinjaman yang diterima, tidak termasuk pinjaman subordinasi. Rasio ini
menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber
likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini, semakin tinggi kemampuan likuiditas bank.
Menurut Bergevin 2002:274: “ The rate of return on assets ROA reports the percentage of income earned for each dollar invested in an entity’s
resources. This measure provides financial statement users with the rate of return produced by the business’s assets.” Rasio ini menggambarkan kemampuan
manajemen bank dalam memperoleh laba dan manajerial efisiensi secara keseluruhan. Maka semakin tinggi nilai rasio ini, semakin efektif pula
pengelolaaan aktiva perusahaan. Interest margin of loans juga merupakan salah satu rasio rentabilitas atau
profitabilitas. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perkreditan yang dimiliki oleh bank untuk menghasilkan pendapatan. Selain itu, rasio ini juga dapat
digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengendalikan beban bunga bank.
Menurut Sawir 2005:33, interest margin of loans digunakan untuk “Mengukur kemampuan perkreditan yang dimiliki oleh suatu bank untuk
Universitas Sumatera Utara
menghasilkan pendapatannya. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan hasil yang semakin baik”.
Menurut Abdullah 2005:60, Capital Adequacy Ratio merupakan rasio keuangan bank yang berguna untuk: Rasio yang membandingkan antara jumlah
modal bank dengan seluruh aktiva yang dimiliki. Melalui rasio ini akan diketahui kemampuan menyanggah aktiva bank terutama kredit yang disalurkan dengan
sejumlah modal bank. Semakin tinggi rasio ini semakin besar daya tahan bank dalam menghadapi penyusutan nilai harta bank yang timbul karena adanya harta
yang bermasalah. Dari pernyataan diatas,Capital Adequacy Ratio CAR merupakan salah
satu rasio perbankan yang digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan yang ada di suatu bank untuk menutup kemungkinan kerugian didalam kegiatan
perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga.
H. Opini Audit Going Concern