Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas
Correlation Matrix
Constant QR
BR ROA
IML CAR
Step 1 Constant
1.000 -.574
-.830 .229
-.278 -.504
QR -.574
1.000 .222
.150 -.183
.184 BR
-.830 .222
1.000 -.286
.342 .269
ROA .229
.150 -.286
1.000 -.769
-.005 IML
-.278 -.183
.342 -.769
1.000 -.323
CAR -.504
.184 .269
-.005 -.323
1.000
Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS data diolah
Dari hasil pengujian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas antara variabel independen. Gejala multikolinearitas
terjadi apabila nilai korelasi antar variabel independen lebih besar dari 0,90. Matriks korelasi diatas memperlihatkan bahwa korelasi antar variabel independen
yang paling besar hanya 0,574, yang lebih kecil dari 0,90. Berdasarkan hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa variabel quick ratio, banking ratio,return on
assets, interest margin of loans serta capital adequacy ratio lolos uji gejala multikolinearitas.
C. Hasil Pengujian Hipotesis
Hasil pengujian hipotesis bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap opini audit. Pengujian dengan regresi logistik
ditunjukkan dalam tabel- tabel di bawah berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Ikhtisar Pengolahan Data
Case Processing Summary
Unweighted Cases
a
N Percent
Selected Cases Included in Analysis
42 100.0
Missing Cases .0
Total 42
100.0 Unselected Cases
.0 Total
42 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Dependent Variable Encoding
Original Value Internal Value
NGCAR GCAR
1
Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS data diolah
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, menunjukkan analisis statisik deskriptif sebagai berikut :
1. Jumlah sampel pengamatan sebanyak 42 sampel, dan seluruh sampel telah diperhitungkan ke dalam pengujian hipotesis.
2. Tidak ada variabel dependen yang dikeluarkan, dengan nilai dummy variabel untuk variabel dependen bernilai “0” untuk NGCAR, serta “1”
untuk GCAR. 3. Metode yang digunakan untuk memasukkan data yaitu metode enter.
Selanjutnya, variabilitas antara variabel dependen dengan variabel independen dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Model Summary
Model Summary
Step -2 Log likelihood
Cox Snell R Square
Nagelkerke R Square
1 40.528
a
.169 .247
a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.
Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS data diolah
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, maka dapat dilihat bahwa hasil analisis regresi logistik secara keseluruhan menunjukkan nilai Cox Snell R Square
sebesar 0,361. Cox and Snell R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R
2
pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari satu, sehingga sulit untuk
diintepretasikan. Menurut Ghozali 2005:219, “Nilai nagelkerke R
2
dapat dinterpretasikan seperti nilai R
2
pada multiple regression”. Nilai nagelkerke R Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox and Snell R Square, untuk memastikan bahwa
nilainya bervariasi dari nol hingga satu. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membagi nilai Cox and Snell R Square dengan nilai maksimumnya. Nilai
nagelkerke R Square pada penelitian ini sebesar 0,247, menyatakan bahwa variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel
independen sebesar 24,7, sedangkan sisanya sebesar 75,3 dapat dijelaskan
Universitas Sumatera Utara
oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini, kemungkinan seperti besarnya kantor akuntan publik, opini audit tahun sebelumnya, opinion
shopping, kegagalan pembayaran hutang debt default, financial distress, dan sebagainya.
Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis
Variables in the Equation
B S.E.
Wald df
Sig. ExpB
95 C.I.for EXPB Lower
Upper
Step 1
a
QR -.094
.082 1.317
1 .025
.910 .775
1.069 BR
-.076 .032
5.711 1
.017 .927
.870 .986
ROA .164
.547 .090
1 .764
1.178 .403
3.444 IML
-.089 .207
.185 1
.667 .915
.610 1.373
CAR -.119
.108 1.211
1 .027
.888 .719
1.097 Constant
7.991 3.761
4.514 1
.034 2954.067
a. Variables entered on step 1: QR, BR, ROA, IML, CAR.
Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS data diolah Tabel 4.8 di atas memperlihatkan hasil pengujian hipotesis regresi logistik
pada tingkat signifikansi 10 atau 0,1 sesuai dengan penelitian Hani,Cleary dan Mukhlasin 2003. Dari hasil pengujian hipotesis tersebut pada kolom B lower
maka diperoleh model persamaan regresi logistik sebagai berikut :
Y = 7,991 – 0,094 X1 – 0,076 X2 + 0,164 X3 - 0,089 X4 – 0,119 X5
Konstanta sebesar 7,991 menyatakan jika tidak memperhitungkan nilai Quick Ratio, Banking Ratio, Return on Assets, Interest Margin of Loans dan
Capital Adequacy Ratio, maka kemungkinan penerimaan opini audit dengan pernyataan tentang going concern adalah sebesar 7,991. Berdasarkan tabel 4.8 di
atas, dapat diperoleh hasil uji regresi logistik yang diperlukan untuk menguji
Universitas Sumatera Utara
signifikansi konstanta dan variabel independen. Maka, hasil pengujian hipotesis adalah :
H1 : Quick Ratio berpengaruh signifikan terhadap opini audit
Dalam pengujian hipotesis, dasar yang melandasi adalah nilai probabilitas dengan acuan sebagai berikut :
H0 : tidak terdapat pengaruh signifikan antara quick ratio dengan opini audit. H1: terdapat pengaruh signifikan antara quick ratio dengan opini audit.
Pengambilan keputusan didasarkan kepada: P Probabilitas signifikansi taraf signifikansi 0,1 maka H0 ditolak, H1 diterima.
P Probabilitas signifikansi taraf signifikansi 0,1 maka H0 diterima, H1 ditolak. Berdasarkan tabel 4.8, maka pada kolom signifikansi, variabel independen
Quick Ratio mempunyai tingkat probabilitas signifikansi diatas 0,1, yaitu sebesar 0,025 dengan koefisien bertanda negatif sebesar 0,094. Artinya, dapat dinyatakan
bahwa H1 di dukung diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa quick ratio berpengaruh signifikan terhadap opini audit. Tanda negatif pada koefisien
regresi, menyatakan hubungan berlawanan. Artinya, semakin besar nilai quick ratio sebuah bank, maka kemungkinannya menerima opini audit dengan going
concern semakin kecil. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Hani,
Cleary dan Mukhlasin 2003, yang menyatakan bahwa semakin kecil nilai quick ratio sebuah bank, maka perusahaan kurang likuid sehingga tidak dapat
membayar deposannya, maka opini audit harus dapat memberikan keterangan
Universitas Sumatera Utara
mengenai going concern, karena ada kemungkinan perusahaan bangkrut. Penelitian ini juga konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Carlson,
Glezen dan Benefield 1998, yang menyatakan bahwa analisis rasio likuiditasdengan quick ratio mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
penerimaan opini audit dengan going concern.
H2 : Banking Ratio berpengaruh signifikan terhadap opini audit
Dalam pengujian hipotesis, dasar yang melandasi adalah nilai probabilitas dengan acuan sebagai berikut :
H0 : tidak terdapat pengaruh signifikan antara banking ratio dengan opini audit. H2: terdapat pengaruh signifikan antara banking ratio dengan opini audit.
Pengambilan keputusan didasarkan kepada : P Probabilitas signifikansi taraf signifikansi 0,1 maka H0 ditolak, H2 diterima.
P Probabilitas signifikansi taraf signifikansi 0,1 maka H0 diterima, H2 ditolak. Berdasarkan tabel 4.8, maka pada kolom signifikansi, variabel independen
Banking Ratio mempunyai tingkat probabilitas signifikansi jauh dibawah 0,1, yaitu sebesar 0,017 dengan koefisien bertanda negatif sebesar 0,076. Artinya,
dapat dinyatakan bahwa H2 berhasil didukung diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa banking ratio berpengaruh signifikan terhadap opini audit.
Tanda negatif pada koefisien regresi, menyatakan hubungan berlawanan. Artinya, semakin besar nilai banking ratio sebuah bank, maka kemungkinannya menerima
opini audit dengan going concern semakin kecil.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hani, Cleary dan Mukhlasin 2003, yang menyatakan bahwa banking ratio
berpengaruh tidak signifikan terhadap penerimaan opini audit dengan going concern. Namun, hubungan negatif koefisien regresi antara banking ratio
denganpenerimaan opini audit dengan going concern konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Hani, Cleary dan Mukhlasin 2003, yang menyatakan bahwa
semakin kecil nilai banking ratio maka perusahaan kurang likuid karena banyaknya kredit macet sehingga opini audit going concern perlu diterbitkan.
H3 : Return on Assets berpengaruh signifikan terhadap opini audit
Dalam pengujian hipotesis, dasar yang melandasi adalah nilai probabilitas dengan acuan sebagai berikut :
H0 : tidak terdapat pengaruh signifikan antara return on assets dengan opini audit. H3: terdapat pengaruh signifikan antara return on assets dengan opini audit.
Pengambilan keputusan didasarkan kepada : P Probabilitas signifikansi taraf signifikansi 0,1 maka H0 ditolak, H3 diterima.
P Probabilitas signifikansi taraf signifikansi 0,1 maka H0 diterima, H3 ditolak. Berdasarkan tabel 4.8, maka pada kolom signifikansi, variabel independen
Return on Assets mempunyai tingkat probabilitas signifikansi diatas 0,1, yaitu sebesar 0,764, dengan koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,164. Artinya
dapat dinyatakan bahwa H3 tidak berhasil didukung ditolak, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa return on assets berpengaruh tidak signifikan terhadap
opini audit. Tanda negatif pada koefisien regresi menyatakan hubungan
Universitas Sumatera Utara
berlawanan. Artinya semakin besar nilai return on assets sebuah bank ,maka kemungkinan penerimaan opini audit dengan going concern semakin kecil.
Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Hani, Cleary dan Mukhlasin 2003, yang menyatakan bahwa return on
assetsberpengaruh signifikan terhadap opini audit. Namun, tanda koefisien regresi negatif, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hani, Cleary dan Mukhlasin
2003, yang menyatakan bahwa semakin kecil ROA maka kemampuan perusahaan menghasilkan laba menurun, sehingga ada keraguan mengenai going
concern perusahaan. Namun, penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan Herdiningtyas 2005, yang menyatakan bahwa ROA
tidak berpengaruh signifikan dalam penilaian tingkat kesehatan bank, sedangkan hubungan koefisien regresi bertanda negatif, juga konsisten dengan penelitian ini.
Penelitian ini juga konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Fanny dan Saputra 2005, seperti yang dikutip dari Eko, Indira dan Faisal 2006, yang
menyatakan bahwa rata-rata nilai ROA dari 295 sampel auditee menunjukkan menunjukkan hubungan negatif, dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
penerimaan opini audit.
H4 : Interest margin of loans berpengaruh signifikan terhadap opini audit
Dalam pengujian hipotesis, dasar yang melandasi adalah nilai probabilitas dengan acuan sebagai berikut :
H0 : tidak terdapat pengaruh signifikan antara interest margin of loans dengan opini audit.
Universitas Sumatera Utara
H4 : terdapat pengaruh signifikan antara interest margin of loans dengan opini audit.
Pengambilan keputusan didasarkan kepada : P Probabilitas signifikansi taraf signifikansi 0,1 maka H0 ditolak, H4 diterima.
P Probabilitas signifikansi taraf signifikansi 0,1 maka H0 diterima, H4 ditolak. Berdasarkan tabel 4.8, maka pada kolom signifikansi, variabel independen
Interest margin of loans mempunyai tingkat probabilitas signifikansi diatas 0,1, yaitu sebesar 0,667 dengan koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0,089.
Artinya dapat dinyatakan bahwa H4 berhasil tidak didukung ditolak, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa interest margin of loans tidak berpengaruh
signifikan terhadap opini audit. Koefisien regresi penelitian ini bertanda positif, yang berarti semakin tinggi IML maka kemungkinan penerimaan opini audit
semakin besar. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hani,
Cleary dan Mukhlasin 2003, yang menyatakan bahwa IML berpengaruh secara tidak signifikan terhadap penerimaan opini audit dengan going concern. Namun
,koefisien regresi bertanda positif, konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Hani, Cleary dan Mukhlasin 2003, yang menyatakan bahwa semakin kecil
IML, maka kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan bunga semakin kecil, sehingga kemampuan bank untuk membayar beban bunganya
semakin kecil. Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan
Herdiningtyas 2005, yang menyatakan bahwa interest margin of loans, tidak
Universitas Sumatera Utara
berpengaruh signifikan terhadap penentuan tingkat kesehatan bank. Namun koefisien regresi positif, tidak konsisten dengan penelitian ini, karena Almilia dan
Herdiningtyas menyatakan bahwa semakin kecil nilai IML, maka tingkat kesehatan bank semakin buruk.
H5 : Capital Adequacy Ratio berpengaruh signifikan terhadap opini audit
Dalam pengujian hipotesis, dasar yang melandasi adalah nilai probabilitas dengan acuan sebagai berikut :
H0 : tidak terdapat pengaruh signifikan antara capital adequacy ratio dengan opini audit.
H5 : terdapat pengaruh signifikan antara capital adequacy ratio dengan opini audit.
Pengambilan keputusan didasarkan kepada : P Probabilitas signifikansi taraf signifikansi 0,1 maka H0 ditolak, H5 diterima.
P Probabilitas signifikansi taraf signifikansi 0,1 maka H0 diterima, H5 ditolak. Berdasarkan tabel 4.8, maka pada kolom signifikansi, variabel independen
Capital Adequacy Ratio CAR mempunyai tingkat probabilitas signifikansi diatas 0,1, yaitu sebesar 0,027 dengan koefisien bertanda negatif sebesar 0,119. Artinya,
dapat disimpulkan bahwa H5 berhasil didukung diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa CAR berpengaruh signifikan terhadap opini audit.
Tanda negatif pada koefisien regresi, menyatakan hubungan berlawanan. Artinya, semakin besar nilai CAR sebuah bank, maka kemungkinannya menerima opini
audit dengan going concern semakin kecil.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Hani,Cleary dan Mukhlasin 2003, yang menyatakan bahwa CAR berpengaruh
tidak signifikan terhadap penerimaan opini audit. Tanda negatif pada koefisien regresi juga tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Hani, Cleary
dan Mukhlasin 2003, yang menyatakan bahwa semakin kecil nilai CAR, maka kemungkinan bank tidak mampu membayar kembali dana yang disimpan
deposannya semakin rendah. Namun, penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Almilia dan Herdiningtyas 2005, yang menyatakan bahwa rasio CAR berpengaruh signifikan terhadap penentuan tingkat kesehatan bank, demikian juga
untuk koefisien regresi bertanda negatif, konsisten dengan penelitian ini, artinya semakin rendah CAR, maka kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah
semakin besar.
D. Pembahasan Hasil Analisis