Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas Dan Solvabilitas Bank Terhadap Opini Audit Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
SKRIPSI
PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS DAN SOLVABILITAS BANK TERHADAP OPINI AUDIT PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA
OLEH :
NAMA : NARWINDER SINGH
NIM : 040503117
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
MEDAN 2008
(2)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul :
Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas Dan Solvabilitas Bank Terhadap Opini Audit Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat,
dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi
level program S1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas,
benar apa adanya, dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya
bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas.
Medan, 13 Maret 2008 Yang Membuat Pernyataan,
(Narwinder Singh) NIM : 040503117
(3)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan kesehatan dan kemudahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Sepanjang proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak
bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan
ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar- besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, MSi, Ak, selaku Ketua Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, MAcc, Ak selaku Sekertaris
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. M. Zainul Bahri Torong, MSi, Ak, selaku Dosen
Pembimbing. Terima kasih dari lubuk hati yang terdalam, tidak hanya
untuk waktu dan jerih payah yang sudah dicurahkan, tetapi juga untuk
perhatian dan kasih sayang nya selama membimbing yang betul- betul
secara ikhlas diberikan selama proses penyusunan dan penyelesaian
(4)
5. Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak, selaku Dosen Pembanding I.
Terima kasih atas saran dan kritik yang diberikan untuk membangun
lebih sempurna skripsi ini.
6. Bapak Iskandar Muda, SE, MSi, Ak, selaku Dosen Pembanding I.
Terima kasih atas saran dan kritik yang diberikan untuk membangun
lebih sempurna skripsi ini.
7. Bapak- bapak dan Ibu- ibu dosen pengajar yang telah mencurahkan
ilmunya kepada penulis selama kuliah di Universitas Sumatera Utara.
8. Semua staf Jurusan Akuntansi, Kak Dame, Bang Chairil, Bang
Oyong. Terima kasih untuk menyiapkan segala administrasi dan
keperluan penulis di Jurusan Akuntansi USU.
9. Orang Tua penulis, Charan Singh dan Jasbir Kaur. Terima kasih atas
kasih sayang, dukungan, dan pengorbanan yang selama ini telah
diberikan, tumpuan utama semangat penulis untuk terus berprestasi.
10.Adik-adik penulis, Rossi dan Pawen, serta Manji Oci yang selalu
mendoakan agar skripsi cepat selesai.
11.Teman-teman Akuntansi Stambuk 2004: Hendra, Ivonne, Bembenk,
Maggie, Ruth, Khairul, Edhi, Andriyanto, Mangindang, Mouna,
Jansen, Juve, Rico, Edhu, Dedi, Fatma, Monika dan lain-lain yang
tidak dapat disebutkan satu per satu. Semua adalah pemberi semangat
(5)
Usaha terbaik sudah penulis berikan, namun skripsi ini masih jauh dari
sempurna dan masih banyak kelemahan- kelemahan yang semata- mata
merupakan keterbatasan penulis. Dengan segala kerendahan hati, penulis
menerima setiap saran dan kritik yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya
di bidang akuntansi.
Medan, 13 Maret 2008 Penulis,
(Narwinder Singh) NIM : 040503117
(6)
ABSTRAK
Penelitian ini ditujukan untuk menunjukkan pengaruh rasio likuiditas, profitabilitas dan solvabilitas bank terhadap opini audit pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Data yang diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory. Hasilnya terlihat pada laporan keuangan dan laporan audit yang diterbitkan oleh bank-bank yang menjadi sampel penelitian ini. Model analisis yang digunakan adalah regresi logistik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio likuiditas yang menggunakan alat ukur quick ratio dan banking ratio serta rasio solvabilitas yang menggunakan alat ukur capital adequacy ratio berpengaruh terhadap opini audit yang menyangkut going concern dalam tingkat yang signifikan. Peneliti juga menemukan pengaruh yang negatif antara rasio likuiditas dan solvabilitas terhadap penerimaan opini audit going concern. Penelitian ini juga menunjukka n bahwa rasio profitabilitas yang menggunakan alat ukur return on assets dan
interest margin of loans tidak berpengaruh dalam tingkat yang signifikan terhadap
opini audit yang menyangkut going concern.
Kata kunci : Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas, Opini Audit, Going
(7)
ABSTRACT
The objective of this study is to show the effect of banking liquidity, profitability and solvability ratios to the opinion audit on Banking Corporate which have been listed in Indonesia Stock Exchange.
Data are resulted from Indonesia Capital Market Directory. The results as seen on financial report and audit report that published by banks which act as sampling in this research. Analysis model that used is logistics regression.
This result shows that liquidity ratios which used quick ratio and banking ratio as indicators,and solvability ratios which used capital adequacy ratio as indicator partially effect the audit opinion in proxy of going concern in significant thing. This research also found that liquidity ratios and solvability ratios give negative effect to the going concern audit report. This research also show that profitability ratios which used return on assets and interest margin of loans as indicators, partially effect the audit opinion in proxy of going concern not in significantly.
Keywords :Liquidity, Profitability, Solvability, Audit Opinion, Going Concern,Logistic Regression.
(8)
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... v
ABSTRACT ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Perumusan Masalah... 6
C. Batasan Penelitian... 6
D. Tujuan Penelitian... 7
E. Manfaat Penelitian... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Audit... 9
B. Jenis Audit... 12
C. Opini Audit... 16
1. Opini Audit Wajar Tanpa Pengecualian... 17
2. Opini Audit Wajar Dengan Pengecualian... 19
(9)
4. Opini Audit Tidak Memberikan Pendapat... 21
D. Akuntansi Perbankan... 22
1. Pengertian Akuntansi Perbankan... 22
2. Fungsi,Catatan dan Proses Akuntansi Bank... 25
E. Pemeriksaan Perbankan... 26
1. Resiko Perbankan... 26
2. Tujuan Pemeriksaan Bank... 29
F. Going Concern... 31
G. Analisis Kinerja Perbankan... 32
H. Opini Audit Going Concern... 35
I. Tinjauan Penelitian Terdahulu... 36
J. Kerangka Konseptual... 41
K. Hipotesis Penelitian... 42
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian... 44
B. Populasi dan Sampel Penelitian... 44
C. Jenis Data dan Sumber Data... 46
D. Metode Pengumpulan Data... 47
E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 47
F. Metode Analisis Data... 50
1. Pengujian Asumsi Klasik... 51
2. Pengujian Hipotesis... 53
(10)
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Statistik Deskriptif... 56
B. Uji Asumsi Klasik... 60
C. Hasil Pengujian Hipotesis... 64
D. Pembahasan Hasil Analisis... 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 79
B. Keterbatasan Penelitian... 80
C. Saran... 80
DAFTAR PUSTAKA... 82 LAMPIRAN
(11)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Penelitian-Penelitian Terdahulu... 38
Tabel 3.1 Daftar Sampel Emiten... 45
Tabel 3.2 Indikator Pengukuran Variabel... 48
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian... 55
Tabel 4.1 Statisitik Deskriptif... 56
Tabel 4.2 Nilai –2 Log Likelihood (-2 LL Awal)... . 60
Tabel 4.3 Nilai –2 Log Likelihood (-2 LL Akhir)... 61
Tabel 4.4 Hosmer and Lemeshow Test... 62
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas... 64
Tabel 4.6 Ikhtisar Pengolahan Data... 65
Tabel 4.7 Model Summary... 66
(12)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Perbedaan Jenis Audit... 15
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual... 41
(13)
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul
Lampiran 1 Tabulasi Opini Audit Sampel
Lampiran 2 Tabulasi Hasil Quick Ratio Sampel
Lampiran 3 Tabulasi Hasil Banking Ratio Sampel
Lampiran 4 Tabulasi Hasil Return on Assets Sampel
Lampiran 5 Tabulasi Hasil Interest Margin of Loans Sampel
Lampiran 6 Tabulasi Hasil Capital Adequacy Ratio Sampel
(14)
ABSTRAK
Penelitian ini ditujukan untuk menunjukkan pengaruh rasio likuiditas, profitabilitas dan solvabilitas bank terhadap opini audit pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Data yang diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory. Hasilnya terlihat pada laporan keuangan dan laporan audit yang diterbitkan oleh bank-bank yang menjadi sampel penelitian ini. Model analisis yang digunakan adalah regresi logistik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio likuiditas yang menggunakan alat ukur quick ratio dan banking ratio serta rasio solvabilitas yang menggunakan alat ukur capital adequacy ratio berpengaruh terhadap opini audit yang menyangkut going concern dalam tingkat yang signifikan. Peneliti juga menemukan pengaruh yang negatif antara rasio likuiditas dan solvabilitas terhadap penerimaan opini audit going concern. Penelitian ini juga menunjukka n bahwa rasio profitabilitas yang menggunakan alat ukur return on assets dan
interest margin of loans tidak berpengaruh dalam tingkat yang signifikan terhadap
opini audit yang menyangkut going concern.
Kata kunci : Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas, Opini Audit, Going
(15)
ABSTRACT
The objective of this study is to show the effect of banking liquidity, profitability and solvability ratios to the opinion audit on Banking Corporate which have been listed in Indonesia Stock Exchange.
Data are resulted from Indonesia Capital Market Directory. The results as seen on financial report and audit report that published by banks which act as sampling in this research. Analysis model that used is logistics regression.
This result shows that liquidity ratios which used quick ratio and banking ratio as indicators,and solvability ratios which used capital adequacy ratio as indicator partially effect the audit opinion in proxy of going concern in significant thing. This research also found that liquidity ratios and solvability ratios give negative effect to the going concern audit report. This research also show that profitability ratios which used return on assets and interest margin of loans as indicators, partially effect the audit opinion in proxy of going concern not in significantly.
Keywords :Liquidity, Profitability, Solvability, Audit Opinion, Going Concern,Logistic Regression.
(16)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam menentukan keputusan dalam berinvestasi terhadap suatu
perusahaan, sangat penting bagi calon investor untuk mengetahui kondisi
keuangan perusahaan, terutama yang menyangkut kelangsungan hidup atau going
concern perusahaan tersebut. Opini audit yang diberikan oleh auditor independen
merupakan salah satu pertimbangan yang sangat penting bagi calon investor
dalam menentukan keputusan berinvestasi. Dalam pemberian opini audit laporan
keuangan yang baik (unqualified opinion), auditor harus mengemukakan bahwa
laporan keuangan perusahaan telah diaudit sesuai dengan ketentuan Standar
Akuntansi Keuangan dan tidak ada penyimpangan dalam jumlah yang material
yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan pihak-pihak pengguna laporan
keuangan perusahaan.
Auditor dalam mengeluarkan opini auditnya juga perlu memberikan
pernyataan mengenai kemampuan perusahaan dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Apabila ada keraguan mengenai kelangsungan hidup
suatu bank, maka auditor perlu mengungkapkannya dalam laporan opini audit
(Going Concern Audit Report).
Bursa Efek termasuk salah satu institusi penting yang beroperasi
dalam memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya
(17)
dalam upaya mengembangkan pemodal lokal untuk menciptakan pasar modal
Indonesia yang stabil. Melihat perkembangan pasar modal yang dikaitkan dengan
pengaruh global, krisis yang melanda Indonesia pada saat ini, tantangan yang
yang semakin berat dan prospek perusahaan yang semakin tidak jelas, penilaian
kinerja suatu entitas bisnis di pasar modal mutlak untuk dilaksanakan.
Penilaian kinerja perusahaan penting dilakukan baik oleh
manajemen, pemegang saham, pemerintah dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan. Dengan mendeteksi kinerja keuangan perusahaan, maka dapat
diidentifikasi kondisi bank secara keseluruhan.
Saat Indonesia mengalami krisis ekonomi, banyak perusahaan yang
kinerjanya sangat tidak menggembirakan, termasuk perusahaan yang terdaftar di
BEI. Banyak perusahaan yang tidak mampu membiayai operasional
perusahaannya dan pailit. Peralihan kekuasaan pemerintah juga menghasilkan
beberapa kebijakan baru, terutama di bidang perekonomian, diantaranya adalah
kebijakan untuk melikuidasi sejumlah bank.
Kondisi tidak sehatnya kinerja keuangan perbankan di Indonesia
sangat mungkin sudah terjadi sebelum datangnya masa krisis moneter, namun hal
ini tidak terdeteksi secara nyata oleh masyarakat. Kebijakan yang dibuat oleh
pemerintahan Orde Baru yang memudahkan syarat-syarat pendirian suatu bank,
sehingga banyak bank-bank baru yang bermunculan. Mayoritas bank-bank
tersebut dimiliki oleh kalangan pengusaha, dan bukan bankir sehingga ketika
krisis moneter mengguncang Indonesia, banyak perbankan yang tidak siap
menanggung beban akibat tidak sehatnya kinerja keuangan bank. Imbasnya,
(18)
Dari sekitar 200-an bank yang ada di Indonesia pada saat itu,
terdapat 16 bank yang telah dilikuidasi oleh pemerintah per 1 November 1997, 38
bank yang dibekukan kegiatan kliringnya, serta 10 bank yang juga dibekukan
kegiatan operasinya pada Agustus 1998 lalu. Jika ditotal terdapat sekitar 64 bank
yang dlikuidasi atau dibekukan kegiatan operasinya. Jumlah ini sekitar 30% dari
200-an bank yang ada di Indonesia. Kondisi ini tentu sangat memukul perbankan
nasional pada waktu tersebut. Berkaca pada peristiwa tersebut maka,
kelangsungan hidup suatu bank juga merupakan faktor yang penting untuk bagi
kestabilan perekonomian Indonesia saat ini.
Going concern suatu bank dapat diamati dengan melakukan analisa
rasio laporan keuangan bank, yang berkaitan dengan likuiditas, profitabilitas
maupun solvabilitas bank tersebut. Sudah jelas sekali, perusahaan yang tidak
menguntungkan dalam jangka panjang adalah tidak solvabel, atau tidak likuid dan
kemungkinan harus direstrukturisasi, dan yang sering terjadi setelah
direstrukturisasi, perusahaan akan bangkrut. Maka, cara untuk menghindarinya
adalah dengan memprediksi bahaya keuangan, jauh sebelumnya agar tidak
menderita kerugian investasi.
Likuiditas suatu perusahaan perbankan menunjukkan bahwa suatu
perusahaan mampu membayar kewajiban jangka pendeknya dengan alat-alat
likuid yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Likuiditas perbankan juga
menunjukkan kemampuan sebuah bank untuk menyediakan alat-alat lancar guna
membayar kembali titipan yang jatuh tempo dan memberikan pinjaman kepada
nasabah yang membutuhkannya. Secara umum, syarat likuiditas untuk
(19)
untuk jangka waktu yang sekurang-kurangnya sama dengan waktu modal itu
dibutuhkan. Likuiditas perbankan dalam penelitian ini diproksikan oleh Quick
Ratio dan Banking Ratio. Apabila sebuah bank dinyatakan kurang likuid, yang
berarti nilai dari Quick Ratio dan Banking Ratio kecil, maka kemungkinan auditor
memberikan opini audit going concern tentunya akan semakin besar, karena ada
indikasi kegagalan bank tersebut dalam melunasi semua kewajibannya kepada
deposannya.
Profitabilitas perusahaan perbankan menunjukkan pendapatan yang
mampu dihasilkan oleh perusahaan perbankan dalam suatu periode tertentu.
Profitabilitas perbankan dalam penelitian ini digambarkan oleh Return on Assets
dan Interest Margin of Loans. Apabila suatu bank selalu mengalami kerugian
setiap tahunnya, yang artinya rasio ROA dan Interest Margin of Loans kecil,
maka tentunya akan meningkatkan kemungkinan auditor untuk memberikan opini
audit going concern, karena adanya kemungkinan bank tersebut pailit.
Solvabilitas perbankan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajibannya dalam jangka panjang ataupun ketika suatu entitas
perbankan dilikuidasi. Solvabilitas dalam penelitian ini diproksikan oleh Capital
Adequacy Ratio. Apabila rasio CAR suatu bank kecil, artinya besar kemungkinan
bank tersebut gagal menutup kerugiannya didalam kegiatan perkreditan maupun
perdagangan surat berharga dengan kemampuan modal yang dimiliki bank
tersebut. Hasil penelitian Chen dan Church (1992), yang mengkaji kemampuan
dari variabel kegagalan pembayaran hutang untuk menjelaskan opini audit,
menyatakan bahwa bank yang mempunyai nilai CAR yang rendah, maka akan
(20)
Penelitian-penelitian terdahulu dilakukan oleh Altman (1968) seperti
dikutip dari Hani,Cleary dan Mukhlasin (2003), yang melakukan studi perusahaan
perbankan, dan memberikan identifikasi terhadap perusahaan perbankan yang
rentan menghadapi kesulitan dan sebaliknya menentukan perusahaan perbankan
yang sehat. Dodd, dkk (1984) seperti yang dikutip dari Hani,Cleary dan
Mukhlasin (2003) menyatakan bahwa penelitian yang akan datang dalam
menyelidiki informasi yang berisi Going Concern harus menggunakan suatu
metode yang mengkontrol penerbitan informasi pada saat itu, seperti informasi
yang ada dalam laporan keuangan. Hani, Cleary dan Mukhlasin (2003)
menyelidiki pengaruh dari beberapa rasio perbankan terhadap pemberian opini
audit yang berkaitan dengan going concern. Mereka menemukan bahwa hanya
tiga variabel penelitian yang berpengaruh terhadap pemberian opini audit yang
berkaitan dengan going concern, yaitu Quick Ratio,Interest Margin of Loans dan
Return on Assets.
Dengan demikian dapat disimpulkan terjadinya beragam hasil
penelitian, sehingga penulis ingin menguji generalisasi hasil penelitian ini dengan
hasil penelitian sebelumnya dengan objek penelitian adalah
perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Penelitian ini berbentuk replikasi
dari penelitian yang dilakukan oleh Hani, Cleary dan Mukhlasin (2003) dan
memperhatikan aspek likuiditas, profitabilitas maupun solvabilitas perusahaan
perbankan sebagai proksi going concern suatu bank, yang akan mempengaruhi
pemberian opini audit oleh auditor, sebagai bentuk generalisasi dari replikasi yang
digunakan oleh penulis, serta untuk membuktikan apakah hasil penelitian
(21)
Sehubungan dengan penjelasan diatas, maka penulis tertarik untuk
menganalisis rasio-rasio keuangan bank yang diduga berpengaruh dalam
pemberian opini audit oleh auditor, khususnya yang menyangkut kelangsungan
hidup (going concern) suatu bank. Maka, peneliti akan menuangkannya di dalam
sebuah karya tulis ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul : “Pengaruh Rasio
Likuiditas, Profitabilitas dan Solvabilitas Bank Terhadap Opini Audit Pada
Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis membuat
perumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah Quick Ratio berpengaruh terhadap opini audit?
2. Apakah Banking Ratio berpengaruh terhadap opini audit?
3. Apakah Return on Assets berpengaruh terhadap opini audit?
4. Apakah Interest Margin of Loans berpengaruh terhadap opini audit?
5. Apakah Capital Adequacy Ratio berpengaruh terhadap opini audit?
C. Batasan Penelitian
Supaya penelitian ini terfokus pada topik yang dipilih, maka penulis
memberi batasan masalah sebagai berikut:
1. Faktor yang mempengaruhi opini audit adalah kemampuan entitas bisnis
dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern), yang
dalam penelitian ini diproksikan oleh rasio likuiditas, profitabilitas dan
(22)
Ratio, Return on Assets, Interest Margin of Loans dan Capital Adequacy
Ratio.
2. Opini audit yang diamati adalah unqualified opinion atau wajar tanpa
pengecualian, baik dengan pernyataan tentang going concern maupun
sebaliknya.
3. Objek penelitian adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.
4. Periode penelitian yang diamati adalah tahun 2004-2006.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menguji dan memberikan bukti empiris pengaruh dari
Quick Ratio terhadap opini audit.
2. Untuk menguji dan memberikan bukti empiris pengaruh dari
Banking Ratio terhadap opini audit.
3. Untuk menguji dan memberikan bukti empiris pengaruh dari
Return on Assets terhadap opini audit.
4. Untuk menguji dan memberikan bukti empiris pengaruh dari
Interest Margin of Loans terhadap opini audit.
5. Untuk menguji dan memberikan bukti empiris pengaruh dari
(23)
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan:
1. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan peneliti sehubungan
dengan pengaruh dari informasi keuangan bank bagi kelangsungan
hidup suatu bank.
2. Bagi calon investor dan investor, hasil penelitian ini diharapkan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
investasi untuk perusahaan perbankan yang mempunyai kinerja
tertentu berdasarkan laporan audit.
3. Bagi manajemen bank, sebagai pertimbangan dalam menggunakan
laporan audit terhadap dampaknya terhadap kelangsungan hidup
perusahaan dan pengelolaan perusahaan yang dimilikinya di masa
yang akan datang.
4. Bagi akademisi, sebagai bahan referensi dan sumber informasi
(24)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Audit
Audit berasal dari bahasa latin “audire” yang berarti mendengarkan.
Mendengarkan dalam hal ini adalah memperhatikan dan mengamati
pertanggungjawaban keuangan yang disampaikan oleh penanggungjawab
keuangan yakni manajemen perusahaan. Fungsi ini perlahan-lahan berkembang
sesuai dengan tuntutan zaman yang semakin maju. Orang yang melaksanakan
audit tersebut dinamakan pemeriksa keuangan (auditor) dan tugas yang diemban
oleh auditor dinamakan dengan auditing.
Berdasarkan Committee on Basic Accounting Concept-a statement
of basic auditing concept (1991:2), menyatakan pengertian auditing sebagai
berikut:
Auditing is a systematic process of objectively obtaining and evaluation evidence regarding assertion about economic actions and events to as certain the degree of correspondance between this assertions and established criteria and communicating the result of interest users.
Pengertian auditing tersebut menyatakan bahwa audit merupakan
suatu proses sistematis yang secara objektif memperoleh dan mengevaluasi bukti
yang terkait dengan pernyataan mengenai tindakan atau kejadian ekonomi untuk
menilai tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang
(25)
Selanjutnya Arens dan Loebbecke (1994:1) menyatakan pengertian
auditing sebagai berikut:
Auditing is the process by which a competent, independent person accumulated and evaluates evidence about quantifiable information related to spesific economic entity for the purpose of determining and reporting on the degree of correspondence between the quantifiable information and established criteria.
Pengertian auditing tersebut maksudnya bahwa auditing adalah
proses yang ditempuh oleh seseorang yang kompeten dan independen agar dapat
menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti mengenai informasi yang terukur dari
suatu entitas (satuan) usaha untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat
kesesuaian informasi yang terukur tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Menurut beberapa defenisi diatas, terdapat unsur-unsur penting yang
mendasari istilah auditing, yaitu:
1. Proses sistematik. Auditing merupakan suatu proses sistematik,
yaitu berupa suatu rangkaian langkah atau prosedur yang logis,
terstruktur dan jelas tujuannya bagi pengambilan keputusan dan
audit bukan merupakan proses yag tidak terancang dan asal jadi.
2. Pengumpulan dan pengevaluasian bukti secara objektif.
Audit berkaitan dengan pengumpulan bukti-bukti tentang
informasi yang akan mempengaruhi proses keputusan auditor.
Bukti diartikan sebagai semua informasi yang digunakan auditor
dalam menentukan kesesuaian informasi yang sedang diaudit
dengan kriteria yang telah ditetapkan. Bukti audit dapat
diperoleh dalam berbagai bentuk, seperti pernyataan lisan dari
(26)
ketiga dan hasil pengamatan auditor. Demi tercapainya sasaran
dari kegiatan auditing ini diperlukan bukti-bukti dengan jumlah
dan mutu yang memadai. Proses penentuan jumlah bahan bukti
yang diperlukan dan penilaian kelayakan informasi sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan, yang merupakan bagian
penting dari audit.
3. Pernyataan mengenai kejadian atau kegiatan ekonomi. Yang
dimaksud dengan pernyataan mengenai kejadian atau kegiatan
ekonomi adalah hasil proses akuntansi. Akuntansi merupakan
proses pengidentifikasian, pengukuran dan penyampaian
informasi ekonomi yang dinyatakan dalam satuan uang dalam
bentuk yang teratur dan logis dengan tujuan menyajikan
informasi keuangan yang dibutuhkan dalam pengambilan
keputusan. Setiap kali audit dilakukan ruang lingkup
pertanggungjawaban auditor harus dinyatakan dengan jelas.
Yang terutama harus dilakukan adalah menegaskan entitas atau
satuan usaha yang dimaksud dengan periode waktunya.
4. Tingkat kesesuaian antara pernyataan dengan kriteria yang
telah ditetapkan. Ketika melakukan proses audit, tujuan auditor
adalah menentukan apakah pernyataan pihak yang diaudit sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria atau standar yang
dipakai sebagai dasar untuk menilai pernyataan (yang berupa
proses akuntansi) dapat berupa:
(27)
b. Anggaran atau ukuran prestasi pemilik satuan usaha
c. Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
Pada umumnya auditor yang bekerja di instansi pajak, di Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPPK), dan Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) menggunakan kriteria
undang-undang, prinsip akuntansi yang berlaku umum dan
peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah, perusahaan swasta,
Badan Usaha Milik Negara,Badan Uasaha Milik Swasta, serta
instansi pajak yang terkait. Jadi, kriteria yang dipakai dalam
suatu audit tergantung kepada tujuan audit yang bersangkutan.
5. Penyampaian hasil kepada pihak yang berkepentingan.
Penyampaian hasil ini dilakukan dengan secara tertulis dalam
bentuk laporan audit (audit report) yang merupakan
penyampaian hasil-hasil temuan kepada para pemakai laporan.
Laporan yang satu dapat berbeda dengan laporan lainnya, tetapi
pada dasarnya semuanya harus mampu menyampaikan kepada
pihak yang berkepentingan seberapa jauh tingkat kesesuian dari
informasi yang sedang mereka periksa dengan kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya.
B. Jenis Audit
Menurut Arthur W. Holmes seperti yang dikutip dari Karni
(28)
special audit. General audit adalah pemeriksaan terhadap laporan keuangan, dan
audit yang lain termasuk dalam special audit”.
Audit yang dilakukan auditor atau profesi akuntan sangat banyak
macamnya, antara lain audit operasional, audit manajemen, audit kinerja, financial
audit, fraud and forensic audit, quality audit, tax audit, compliance audit, banking audit dan internal control system audit.
Berdasarkan tujuan atau objektif, audit dapat dikelompokan menjadi
beberapa macam audit, antara lain:
1. Compliance Audit, antara lain financial audit, legal audit, fraud and
forensic audit.
2. Recommendation, antara lain operational audit, management audit,
internal control system audit.
3. Quality Assurance, antara lain evaluated audit dan quality audit.
Menurut Agoes (1999:25), ditinjau dari luasnya pemeriksaan, audit
bisa dibedakan atas pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus.
1. General Audit (Pemeriksaan Umum)
Suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh
kantor akuntan publik yang independen, dengan tujuan untuk bisa
memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan secara
keseluruhan. Pemeriksaan tersebut harus dilakukan sesuai dengan Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP), dan memperhatikan kode etik
akuntan Indonesia yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
(29)
Suatu pemeriksaan khusus atau terbatas (sesuai dengan permintaan
auditor), yang dilakukan oleh kantor akuntan publik yang independen dan
pada akhir pemeriksaannya auditor tidak perlu memberikan pendapat
terhadap kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Pendapat yang
diberikan terbatas pada pos atau masalah tertentu yang diperiksa, karena
prosedur audit yang dilakukannya terbatas.
Menurut Mulyadi (2002:10), audit dapat dikelompokan menjadi tiga
jenis yaitu audit laporan keuangan, audit kepatuhan dan audit operasional.
1. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)
Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor
independen terhadap laporam keuangan yang disajikan oleh kliennya
untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan
tersebut. Dalam audit laporan keuangan ini, auditor independen menilai
kewajaran laporan keuangan atas dasar kesesuaiannya dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Hasil pemeriksaan dalam laporan
keuangan tersebut disajikan dalam bentuk tertulis berupa laporan audit.
Laporan ini dibagikan kepada para pemakai informasi keuangan seperti
pemegang saham, kreditur dan pihak lain yang berkepentingan.
2. Audit Kepatuhan (Compliance Audit)
Audit kepatuhan adalah audit yang tujuannya untuk menentukan apakah
yang diaudit sesuai dengan kondisi atau peraturan tersebut. Hasil audit
kepatuhan biasanya dilaporkan kepada pihak yang berwenang membuat
kriteria. Audit kepatuhan banyak dijumpai dalam pemerintahan.
(30)
Audit operasional merupakan suatu review secara sistematik terhadap
kegiatan organisasi, atau bagian dari organisasi dalam hubungannya
dengan tujuan tertentu. Tujuan audit operasional adalah mengevaluasi
kinerja, mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan serta membuat
rekomendasi untuk tindakan lebih lanjut.
Perbedaan dari masing-masing jenis audit tersebut dapat dilihat
pada gambar berikut ini:
Gambar 2.1 : Perbedaan Jenis Audit Sumber: Mulyadi,2002:10 JENIS AUDIT Audit Laporan Keuangan Audit Kepatuhan Audit Operasional Kriteria yang digunakan adalah prinsip akuntansi berlaku umum
Laporan audit berisi pendapat auditor atas
kesesuaian laporan keuangan dengan prinsip akuntansi berlaku umum Kriteria yang digunakan adalah kebijakan, peraturan dan perundangan Kriteria yang digunakan adalah tujuan tertentu organisasi
Laporan audit berisi pendapat auditor atas kepatuhan perorangan atau organisasi terhadap
kebijakan perundangan dan peraturan
Laporan audit berisi rekomendasi atas perbaikan aktivitas operasional organisasi
(31)
C. Opini Audit
Laporan penting sekali dalam suatu audit karena laporan
menginformasikan pemakai informasi mengenai apa yang dilakukan auditor dan
kesimpulan yang diperolehnya. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
mengharuskan dibuatnya laporan setiap kali kantor akuntan publik dikaitkan
dengan laporan keuangan. Auditor mempunyai tanggung jawab untuk menilai
apakah terdapat kesangsian besar terhadap suatu entitas bisnis dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu pantas.
Pada saat auditor menetapkan bahwa ada keraguan yang pasti
terhadap kemampuan klien untuk melanjutkan usahanya sebagai going concern,
auditor diijinkan untuk memilih apakah akan mengeluarkan pendapat wajar tanpa
pengecualian atau opini disclaimer.
Pada PSAK 29 paragraf 11 huruf d, menyatakan bahwa keraguan
yang besar tentang kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya merupakan keadaan yang mengharuskan auditor
menambah paragraf penjelasan dalam laporan audit, meskipun tidak
mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian, yang dinyatakan oleh auditor.
Kieso, Weygandt,dan Warfield (2001:479) menyatakan sebagai
berikut ini: “Profesi akuntansi juga mengharuskan auditor untuk mengevaluasi
apakah terdapat keraguan yang substansial tentang kemampuan entitas untuk tetap
beroperasi selama periode waktu yang layak atau tidak melebihi satu tahun dari
(32)
Berdasarkan pernyataan diatas, maka dapat diketahui secara nyata
bahwa auditor mempunyai tanggung jawab untuk mengevaluasi kemampuan
ekonomi suatu entitas bisnis, khususnya bank dalam penelitian ini, selain untuk
memberikan opininya atas kesimpulan yang didapatkan oleh auditor selama
periode pemeriksaan. Keraguan substansial yang diperoleh oleh auditor, juga
merupakan salah satu pertimbangan dalam pemberian opini audit, meskipun tidak
mengubah opini yang telah diberikannya sebelumnya.
Arens, Elder dan Beasley (2003:68) menyatakan bahwa opini atau
pendapat audit menyajikan kesimpulan auditor berdasarkan hasil dari proses audit
yang telah dilakukan. Secara umum, ada empat jenis pendapat atau opini audit
yang diberikan oleh auditor yaitu: wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion),
wajar dengan pengecualian (qualified opinion), pendapat tidak wajar (adverse
opinion) serta tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion). Namun, pendapat
wajar tanpa pengecualian, terdiri dari dua jenis laporan audit, yaitu laporan audit
wajar tanpa pengecualian tanpa paragraf penjelasan (standard unqualified
opinion) dan laporan audit wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan
atau modifikasi kalimat (unqualified opinion with explanatory paragraph).
1. Opini Audit Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)
Laporan audit dengan opini ini dapat dibagi dalam dua jenis yaitu:
a. Opini audit wajar tanpa pengecualian tanpa paragraf penjelasan
(standard unqualified opinion). Arens, Elder dan Beasley (2003:70)
(33)
memenuhi beberapa kondisi-kondisi tertentu. Kondisi tersebut antara
lain:
• Seluruh laporan keuangan, baik neraca maupun laporan laba rugi, laporan laba ditahan dan laporan arus kas telah lengkap.
• Semua aspek dari standar umum yang digunakan oleh auditor yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK) maupun Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP), telah dipatuhi dalam penugasan audit itu.
• Bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul, dan auditor yang melakukan pemeriksaan telah melaksanakan prosedur audit
dengan sedemikian rupa sehingga membuatnya mampu
menyimpulkan bahwa semua standar pekerjaan lapangan telah
terpenuhi.
• Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Hal ini berarti pula bahwa pengungkapan
informasi yang cukup telah tercantum dalam catatan atas laporan
keuangan serta bagian-bagian lainnya dari laporan keuangan.
• Tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa perlu untuk menambahkan sebuah paragraf penjelasan atau memodifikasi
kalimat dalam laporan audit.
b. Opini audit wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau
modifikasi kalimat (unqualified opinion with explanatory paragraph).
Arens, Elder dan Beasley (2003:71) memberikan beberapa
(34)
paragraf penjelasan dalam laporan auditnya. Penyebab-penyebab
tersebut antara lain:
• Tidak adanya konsistensi yang dilakukan oleh entitas atau satuan usaha dalam penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
• Adanya keraguan auditor atas kemungkinan ketidakpastian atas kemampuan suatu entitas usaha dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya (going concern).
• Auditor menyetujui terjadinya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum.
• Penekanan pada suatu masalah tertentu yang dihadapi oleh entitas usaha seperti kemungkinan adanya kewajiban kontigensi.
• Laporan audit sebelumnya yang melibatkan auditor lainnya.
Untuk keempat penyebab pertama dibutuhkan suatu paragraf
penjelasan. Pada masing-masing kasus, tiga paragraf standar yang
biasa diberikan oleh auditor dalam laporan auditnya tetap disertakan
tanpa dibubuhi modifikasi apapun, kemudian ditambahkan sebuah
paragraf penjelasan dan baru diikuti dengan paragraf pendapat. Hanya
pembuatan laporan yang melibatkan auditor lain sebelumnya, yang
memerlukan suatu modifikasi kalimat. Laporan ini berisi tiga buah
paragraf dan keseluruhan paragraf tersebut mengalami modifikasi.
2. Opini Audit Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion)
Arens, Elder dan Beasley (2003:77) menyatakan sebagai berikut:
(35)
pembatasan ruang lingkup audit atau kegagalan dalam mematuhi prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Laporan wajar dengan pengecualian hanya
dapat diterbitkan pada saat auditor menyimpulkan bahwa keseluruhan
laporan keuangan disajikan dengan wajar”.
Laporan wajar dengan pengecualian dapat berbentuk pengecualian
baik atas lingkup dan pendapat audit, maupun pengecualian atas pendapat
saja. Suatu pengecualian atas lingkup dan pendapat audit dinyatakan
hanya pada saat auditor merasa tidak mampu mengumpulkan semua bukti
audit yang diwajibkan didalam Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP), disebabkan oleh pembatasan ruang lingkup audit oleh klien
maupun kondisi-kondisi lain yang ada. Sementara itu, penggunaan suatu
pengecualian atas pendapat saja terbatas pada situasi-situasi tertentu
dimana laporan keuangan yang disajikan oleh klien, tidak disajikan sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
Ketika auditor menerbitkan pendapat wajar dengan pengecualian,
maka auditor harus menggunakan istilah kecuali dalam paragraf opini.
Artinya, auditor merasa puas bahwa laporan keuangan telah disajikan
dengan benar, “kecuali” pada beberapa aspek tertentu saja dari laporan
keuangan yang disusun oleh klien.
3. Opini Audit Tidak Wajar (Adverse Opinion)
Arens, Elder dan Beasley (2003:78), menyatakan bahwa : “
Pendapat tidak wajar digunakan saat auditor percaya bahwa secara
(36)
sehingga laporan keuangan tersebut tidak menyajikan posisi keuangan
atau hasil usaha dan arus kas yang wajar sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum”.
Dari pernyataan diatas, maka laporan audit tidak wajar
mengindikasikan bahwa hasil kajian mendalam auditor dalam proses
pemeriksaan, menemukan bahwa terdapat banyak ketidaksesuaian antara
laporan keuangan yang disusun klien dengan Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) dalam jumlah yang sangat material, yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
laporan keuangan tersebut.
4. Opini Audit Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer Opinion)
Menurut Arens, Elder dan Beasley (2003:78), “ Laporan audit
tidak memberikan pendapat diterbitkan pada saat auditor tidak dapat
meyakinkan dirinya sendiri bahwa laporan keuangan yang diauditnya
telah disajikan dengan wajar”.
Kewajiban auditor untuk menolak memberikan pendapat akan
timbul apabila terdapat pembatasan ruang lingkup audit atau terdapat
hubungan yang tidak independen menurut kode etik profesional antara
auditor dengan kliennya.Kedua situsi ini tentunya mencegah auditor untuk
mengeluarkan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan.
Auditor pun memiliki pilihan untuk menolak memberikan pendapat pada
(37)
Penolakan pemberian pendapat ini berbeda dengan pendapat tidak
wajar, sebab penolakan pemberian pendapat terjadi pada saat auditor
kurang memiliki pengetahuan atas penyajian laporan keuangan, sementara
untuk menyatakan pendapat tidak wajar, seorang auditor harus memiliki
pengetahuan bahwa laporan keuangan tidak disajikan secara wajar.
Penolakan pemberian pendapat maupun pendapat tidak wajar hanya
diberikan pada kondisi yang menyebabkan dikeluarkannya salah satu dari
kedua jenis pendapat tersebut, sangat material jumlah penyimpangannya.
D. Akuntansi Perbankan
1. Pengertian Akuntansi Perbankan
Sebelum penulis membahas mengenai akuntansi perbankan, maka
penulis terlebih dahulu menjelaskan pengertian akuntansi. Menurut Ahmed
Belkoui (2000:34),”Akuntansi adalah aktivitas jasa, fungsinya adalah untuk
menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, tentang
entitas (satuan) usaha yang dipandang akan bermanfaat dalam pengambilan
keputusan ekonomi dalam menetapkan pilihan yang tepat diantara berbagai
alternatif tindakan yang ada”.
Sehingga dengan demikian dapat dikatakan bahwa akuntansi
merupakan suatu kegiatan yang penting bagi manajemen dimana akuntansi
memberikan informasi yang akurat, relevan dan dapat dipercaya, serta akan
membantu manajemen dalam mencapai sejumlah tujuan organisasi yang telah
(38)
Sedangkan menurut Bodnar dan Hopwood (2003:1),
mengemukakan,” Akuntansi sebagai suatu sistem informasi, mengidentifikasi,
mengumpulkan dan mengkomunikasikan informasi ekonomis mengenai suatu
badan usaha kepada berbagai pihak”.
Dari defenisi ini dikatakan bahwa orang-orang yang terlibat dalam
kegiatan akuntansi adalah orang-orang yang cukup kompeten dalam
bidangnya, agar informasi yang disajikan benar-benar mampu mencerminkan
kinerja suatu perusahaan.
Dari kedua defenisi diatas tersebut menyatakan bahwa akuntansi
menghasilkan informasi dan merupakan serangkaian usaha dan prosedur
untuk menghasilkan informasi yang berupa laporan dan akan digunakan oleh
pihak intern dan ekstern perusahaan. Selain itu, ada sedikit perbedaan dari
kedua pengertian diatas, yaitu perbedaan penekanan. Menurut Belkoui,
ditekankan informasi yang bermanfaat dalam menetapkan pilihan yang tepat
diantara beberapa alternatif, sedangkan menurut Bodnar dan Hopwood,
informasi yang disajikan dapat benar-benar mencerminkan kinerja suatu
perusahaan.
Menurut Arens dan Loebbecke (1994:3), mengemukakan bahwa
akuntansi merupakan prosedur pencatatan, pengelompokkan dan
pengikhtisaran kejadian-kejadian ekonomi dalam bentuk yang teratur dan
logis dengan tujuan untuk menyajikan informasi keuangan yang dibutuhkan
(39)
Banyak pengertian akuntansi yang diberikan oleh para ahli yang
saling berbeda satu sama lain. Perbedaan tersebut diakibatkan pengertian
akuntansi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu:
a. Akuntansi sebagai alat pengambilan keputusan, yaitu suatu sistem
informasi berdasarkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan
yang mengambil keputusan.
b. Akuntansi sebagai alat bantu dalam proses manajemen, yaitu ilmu yang
menyangkut perancangan manajemen dan evaluasi sistem-sistem
informasi dalam hubungannya dengan proses pengambilan keputusan
selaras dengan sasaran-sasaran perusahaan dalam kemasyarakatan.
c. Akuntansi sebagai suatu proses, yaitu kegiatan yang meliputi tahap
pencatatan, klasifikasi, penyusunan laporan keuangan dan tahap
penyusunan interpretasi.
Sedangkan secara umum, bank dapat diartikan sebagai suatu
lembaga keuangan, yaitu suatu badan usaha yang berfungsi sebagai financial
intermediary, atau perantara keuangann dari dua pihak, yakni pihak yang
kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana. Peranan bank dalam
masyarakat adalah sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan kredit dan jasa-jasa lainnya serta menghimpun dana dalam
bentuk simpanan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Maka menurut Affif, et.al (1996:195), “Akuntansi perbankan
dapat didefenisikan seni yang secara secara sistematis mencatat, menyajikan
(40)
memberikan kredit, memindahkan dana-dana dan jasa lainnya yang berlaku
dalam bisnis bank”. Dengan kata lain, akuntansi perbankan dapat diartikan
sebagai akuntansi yang diaplikasikan pada perusahaan bank.
2. Fungsi, Catatan dan Proses Akuntansi Bank
Akuntansi perbankan mempunyai beberapa fungsi antara lain:
a. Catatan untuk memberikan data bagi laporan pendapatan, laporan pajak
serta laporan deviden. Disamping itu, catatan akuntansi harus memberikan
informasi untuk laporan bagi manajemen, pemegang rekening dan
memberikan informasi kepada masyarakat luas. Fungsi pencatatan ini
dikenal dengan istilah pembukuan.
b. Penyajian, yaitu kumpulan data mentah yang diolah menjadi suatu laporan
yang informatif, akseptabel dan mudah dimengerti oleh mereka yang
berkepentingan, yang lazim disebut dengan laporan keuangan.
c. Penafsiran, yaitu menyangkut penjelasan tentang laporan keuangan untuk
suatu jangka waktu tertentu. Fungsi penafsiran ini sangat penting untuk
pemanfaatan laporan sepenuhnya.
Catatan akuntansi pada bank dapat dibagi dalam tiga golongan
pencatatan yaitu:
a. Catatan sementara, yaitu catatan yang berguna dalam operasi bank
sehari-hari, khususnya pada saat penyeimbangan transaksi-transaksi keuangan.
b. Catatan setengah sementara, yaitu catatan yang berupa ikhtisar ikhtisar
(41)
yang asli. Catatan ini ditahan untuk sementara untuk keperluan referensi
atau dokumentasi transaksi-transaksi tertentu.
c. Catatan permanen, yaitu catatan yang berupa jurnal dan buku besar. Jurnal
adalah catatan ayat asli atau merupakan catatan dari setiap transaksi secara
kronologis. Buku besar adalah catatan ayat akhir yang mencatat satu akun.
Proses akuntansi perbankan merupakan tahap-tahap kegiatan yang
dilakukan seorang akuntan atau bagian pembukuan dalam menyusun laporan
keuangan bank. Kegiatan itu meliputi:
a. Pencatatan transaksi ke dalam buku jurnal atau buku harian.
b. Pencatatan ayat jurnal yang telah diklasifikasikan kedalam buku besar.
c. Penyusunan neraca lajur.
d. Penyusunan laporan keuangan.
e. Penutupan buku besar dan pemindahan saldo-saldo ke buku besar baru.
f. Penyusunan neraca awal untuk periode akuntansi berikutnya.
Dalam perusahaan bank, sistem pencatatan transaksi-transaksi
keuangan yang dianut adalah sistem tata buku berpasangan (double entry
system). Prinsip dalam tata buku berpasangan adalah keseimbangan yang pada
umumnya disebut dengan persamaan akuntansi.
E. Pemeriksaan Perbankan 1. Resiko Perbankan
Sehubungan dengan sifat industri perbankan, dan banyaknya
(42)
melaksanakan kegiatan audit adalah suatu keharusan. Audit pada perusahaan
perbankan berguna untuk membantu bank menekan resiko yang dihadapinya.
Resiko-resiko yang dihadapi bank dapat dibagi dalam beberapa jenis yaitu:
a.Resiko Ekstern
Resiko ini antara lain disebabkan oleh adanya perubahan dalam keadaan
ekonomi baik karena adanya perubahan dalam negeri, termasuk kebijakan
pemerintah atau sebagai akibat adanya pengaruh perekonomian internasional.
b.Resiko Intern
Resiko ini antara lain desebabkan oleh adanya misjudgement,
penyelewengan-penyelewengan, pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku, dan praktik
perbankan yang tidak sehat.
c.Resiko Kredit
Sebagian besar aktiva bank pada umumnya adalah dalam bentuk “kredit yang
diberikan”, sehingga kemungkinan resiko yang ditanggung bank sebagian
besar berasal dari penanaman tersebut. Menurut Tawaf (1999:11), ada
beberapa penyebab timbulnya resiko kredit pada bank, anta lain disebabkan
oleh:
a. Prosedur pemberian kredit yang tidak sehat.
b. Perubahan keadaan ekonomi pada umumnya atau pada sektor
industri tertentu.
c. Konsentrasi pemberian kredit kepada debitur, grup debitur atau
sektor ekonomi tertentu.
(43)
Untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul diatas, maka bank membentuk
penyisihan penghapusan kredit. Faktor utama yang harus diperhatikan oleh
auditor ketika mempertimbangkan kecukupan penyisihan penghapusan kredit
yang dibentuk adalah mutu atau kualitas dari kredit tersebut.
d.Resiko Likuiditas
Bank juga biasanya menghadapi resiko likuiditas apabila terlalu besar
memberikan kredit yang dibiayai dengan pinjaman jangka pendek atau
penyebaran kredit yang tidak merata. Apabila bank mengalami kekurangan
likuiditas, dan auditor menemukan bukti bahwa bank menjual aktiva tertentu
untuk memenuhi kebutuhan likuiditas tersebut, maka auditor harus
mempertimbangkan kewajaran dasar akuntansi aktiva yang akan dijual oleh
bank.
e.Resiko Bawaan/Inheren
Resiko ini adalah resiko yang dihadapi resiko yang mungkin dihadapi oleh
bank disebabkan terjadinya kekeliruan dan ketidakberesan atau unsur
pelanggaran hukum lainnya oleh auditee.
Sehubungan dengan banyaknya resiko yang dihadapi oleh bank,
maka menurut Tawaf (1999:12), “Bank wajib memelihara modal yang cukup,
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ketentuan tersebut memperkuat
perlunya struktur pengendalian intern yang dapat memberikan keyakinan yang
memadai (reasonable assurance) atas kewajaran pemupukan modal dan
(44)
Sehubungan dengan penjelasan diatas, maka fungsi pemeriksaan
bank sangat penting karena peranan yang diharapkan dari fungsi tersebut
adalah untuk membantu semua tingkatan manajemen pada bank dalam
mengamankan kegiatan operasional bank yang melibatkan dana masyarakat
yang luas. Dalam struktur bank, terlihat bahwa modal yang disetor oleh
pemilik bank tidak sebanding dengan dana yang ditanamkan masyarakat pada
bank tersebut. Dari sisi ini, tampak bahwa peran dan pengamanan dana
masyarakat merupakan prioritas utama terhadap pemeriksaan bank oleh
auditor.
2. Tujuan Pemeriksaan Bank
Pada awalnya maksud dan tujuan audit bank, yaitu untuk
mengetahui kekayaan yang diinvestasikan oleh para pemilik modal. Namun,
sejalan dengan perkembangan zaman, konsepsi dari audit itu sendiri
mengalami perkembangan. Menurut Mulyono (1999:6), tujuan audit bank
yang paling pokok adalah untuk memberikan jasa kepada pihak manajemen
bank yang bersifat konstruktif dan protektif.
Sifat protektif dari kegiatan pemeriksaan bank, dapat berupa
antara lain (Mulyono,1999:6):
a. Pengamanan atas harta kekayaan bank, dalam pengertian disini termasuk
pula dalam pengamanan atas asset, pendapatan, biaya-biaya yang
dikeluarkan bank, serta unsur ketepatan waktu dari pendapatan dan biaya
(45)
bank, maka akan rugi bunganya, selama jangka waktu tersebut dikalikan
dengan nominalnya.
b. Dipatuhinya kebijakan (policies) manajemen bank yang telah ditetapkan
untuk menghindarkan penyimpangan-penyimpangan, baik yang dilakukan
oleh pihak intern maupun ekstern bank.
c. Menjaga kebenaran dan ketepatan data administrasi. Data administrasi
yang tepat mempunyai arti yang sangat penting bagi bank, mengingat
semua kegiatan perbankan berupa kegiatan administrasi, sedangkan
kegiatan yang bersifat fisik sangat kecil.
d. Menilai apakah internal kontrol yang telah ditetapkan di bank yang
bersangkutan telah memadai atau tidak.
Sifat dan tujuan audit bank yang lain yaitu dalam bentuk
penyampaian jasa-jasa yang konstruktif kepada manajemen bank, antara lain
berupa (Mulyono,1999:7):
a. Penyampaian umpan balik untuk corrective action atas
penyimpangan-penyimpangan yang ditemukan selama pelaksanaan audit tersebut.
b. Mendorong tercapainya target yang telah ditetapkan. Hal ini dapat
terlaksana karena dalam audit bank, auditor akan memeriksa dan membuat
evaluasi atas berbagai kegiatan manajemen bank yang bersangkutan antara
lain Bank Environment Analysis maupun Variance Analysis.
c. Memberikan rekomendasi kepada pihak manajemen bank untuk
(46)
pesaingnya dan menghadapi ancaman yang mungkin muncul di masa yang
akan datang.
d. Berbagai saran tertentu yang tentunya akan memberikan dampak positif
yaitu untuk meningkatkan profitabilitas dan efektivitas dari usaha bank
yang bersangkutan.
F. Going Concern
Going Concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha.
Dengan adanya going concern maka suatu badan usaha dianggap mampu
mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka waktu panjang dan tidak akan
dilikuidasi dalam jangka waktu pendek pada bank. Ketika auditor memeriksa
kondisi keuangan suatu perusahaan dalam audit tahunan, auditor harus
menyediakan laporan audit untuk digabungkan dengan laporan keuangan
perusahaan.
PSAK 30 menyatakan bahwa going concern dipakai sebagai
asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang
menunjukkan hal yang berlawanan. Biasanya informasi yang secara signifikan
dianggap berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup suatu satuan usaha
adalah berhubungan dengan ketidakmampuan satuan usaha dalam memenuhi
kewajibannya pada saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar
aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa, restrukturisasi utang, perbaikan
(47)
G. Analisis Kinerja Perbankan
Wild, Subramanyam dan Halsey (2005:16) mengatakan bahwa
analisis keuangan (financial analysis) merupakan penggunaan laporan keuangan
untuk menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan dan untuk menilai
kinerja keuangan di masa depan.
Menurut Bergevin (2002:2): “ Financial statement analysis is the
art and science of examining the components of a company’s monetary disclosures, called financial statements. People form opinions about a firm’s past, present, and future operations based on their analysis.”
Menurut Djarwanto (2004:143), “ Yang dimaksud dengan “rasio”
dalam analisa laporan keuangan adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan
antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan
antara unsur-unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis
sederhana”.
Gallagher dan Andrew (2003:97) menyatakan rasio keuangan
adalah: “ A financial ratio is a number that expresses the value of one financial
variable relative to another.”
Menurut Bastian dan Suharjono (2006:284), analisis laporan
keuangan perbankan bertujuan untuk antara lain:
Untuk mengetahui tingkat pencapaian kinerja perusahaan bank, untuk mengetahui perkembangan perbankan dari suatu periode ke periode berikutnya, sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasional dan penyusunan rencana kerja anggaran bank, untuk memonitor pelaksanaan dari suatu kebijakan perusahaan yang telah diterapkan, sehingga dapat diadakan perbaikan penyempurnaan di masa akan datang, dan sebagainya.
(48)
Bastian dan Suharjono (2006:284) juga menyatakan sebagai
berikut: “ Metode analisis laporan keuangan yang lazim dipergunakan dalam
praktik perbankan, diantaranya adalah analisis rasio (ratio analysis). Analisis rasio
adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan pos-pos
tertentu dalam neraca maupun laba rugi”.
Quick Ratio atau rasio cepat digunakan untuk mengetahui
kemampuan bank untuk membayar kembali kewajibannya kepada para
deposannya dengan aset tunai yang dimilikinya. Rendahnya nilai rasio ini
mengindikasikan bahwa suatu perusahaan perbankan atau bank mengalami
kesulitan kas, sehingga suatu waktu dapat menimbulkan rush atau kegagalan
pembayaran kepada nasabah, apabila terjadi penarikan besar-besaran oleh
nasabah.
Menurut Dendrawijaya (2005:114), quick ratio menunjukkan,
“kemampuan bank yang bersangkutan untuk melunasi kembali dana yang
disimpan oleh para nasabahnya pada bank yang bersangkutan dengan
menggunakan cash assets yang tersedia. Semakin tinggi rasio ini menunjukka n
tingkat likuiditas yang semakin tinggi”.
Menurut Teguh Pudjo Mulyono(1999:431),Banking Ratio atau
rasio perbankan digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar
kembali kewajiban kepada deposannya dengan menarik kembali kredit-kredit
yang telah diberikan kepada debiturnya. Rendahnya nilai rasio ini
(49)
Simorangkir (2004:147) menyatakan banking ratio atau loan to
deposit ratio adalah:
Perbandingan antara kredit yang diberikan dan dana pihak ketiga, termasuk pinjaman yang diterima, tidak termasuk pinjaman subordinasi. Rasio ini menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini, semakin tinggi kemampuan likuiditas bank.
Menurut Bergevin (2002:274): “ The rate of return on assets
(ROA) reports the percentage of income earned for each dollar invested in an entity’s resources. This measure provides financial statement users with the rate of return produced by the business’s assets.” Rasio ini menggambarkan
kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba dan manajerial efisiensi
secara keseluruhan. Maka semakin tinggi nilai rasio ini, semakin efektif pula
pengelolaaan aktiva perusahaan
Interest margin of loans juga merupakan salah satu rasio
rentabilitas atau profitabilitas. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan
perkreditan yang dimiliki oleh bank untuk menghasilkan pendapatan. Selain itu,
rasio ini juga dapat digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam
mengendalikan beban bunga bank.
Menurut Sawir (2005:33), interest margin of loans digunakan
untuk “Mengukur kemampuan perkreditan yang dimiliki oleh suatu bank untuk
menghasilkan pendapatannya. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan hasil yang
(50)
Menurut Abdullah (2005:60), Capital Adequacy Ratio merupakan
rasio keuangan bank yang berguna untuk:
Rasio yang membandingkan antara jumlah modal bank dengan seluruh aktiva yang dimiliki. Melalui rasio ini akan diketahui kemampuan menyanggah aktiva bank terutama kredit yang disalurkan dengan sejumlah modal bank. Semakin tinggi rasio ini semakin besar daya tahan bank dalam menghadapi penyusutan nilai harta bank yang timbul karena adanya harta yang bermasalah.
Dari pernyataan diatas,Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan
salah satu rasio perbankan yang digunakan untuk mengukur kemampuan
permodalan yang ada di suatu bank untuk menutup kemungkinan kerugian
didalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga.
H. Opini Audit Going Concern
PSAK 30 memberikan pedoman kepada auditor tentang dampak
kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
terhadap opini auditor sebagai berikut:
1. Jika auditor yakin bahwa terdapat keraguan mengenai kemampuan
satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam
jangka waktu yang pantas, maka auditor harus:
a. Memperoleh informasi mengenai rencana manajemen yang
ditujukan untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa
tersebut.
b. Menetapkan kemungkinan bahwa rencana tersebut secara efektif
(51)
2. Jika manajemen tidak memiliki rencana untuk mengurangi dampak
kondisi dan peristiwa terhadap kemampuan satuan usaha dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya, maka auditor
mempertimbangkan untuk memberikan peryataan tidak memberikan
pendapat (disclaimer opinion)
3. Jika manajemen memiliki rencana untuk mengurangi dampak
kondisi dan peristiwa tersebut diatas, maka auditor menyimpulkan
(berdasarkan pertimbangannya) atas efektivitas rencana tersebut,dan:
a. Jika auditor berkesimpulan bahwa rencana tersebut tidak efektif,
maka auditor menyatakan tidak memberikan pendapat (disclaimer
opinion).
b. Jika auditor berkesimpulan bahwa rencana tersebut efektif dan
klien mengungkapkan keadaan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan, maka auditor menyatakan pendapat wajar tanpa
pengecualian (unqualified opinion).
c. Jika auditor berkesimpulan bahwa rencana tersebut efektif , tetapi
klien tidak mengungkapkan keadaan tersebut dalam catatan atas
laporan keuangan, maka auditor menyatakan pendapat tidak wajar
(adverse opinion).
I. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Seperti yang telah dikemukan pada latar belakang, penelitian ini
(52)
Mukhlasin, seperti yang dimuat dalam Simposium Nasional Akuntansi VI di
Surabaya 16-17 Oktober 2003. Pada penelitian yang berjudul Going Concern dan
Opini Audit: Suatu Studi Pada Perusahaan Perbankan; Hani Cleary dan Mukhlasin
menggunakan 6 rasio keuangan sebagai proksi going concern sebuah perusahaan
perbankan, serta menggunakan opini audit sebagai dummy variabel. Sampel yang
digunakan adalah bank-bank yang terdaftar di BEJ pada periode 1995-1997. Hasil
penelitian Hani,Cleary dan Mukhlasin, menemukan bahwa hanya 3 variabel yang
berpengaruh terhadap opini audit, yaitu Quick Ratio,Interest Margin of Loans dan
Return on Assets, sedangkan 3 variabel lagi yaitu Banking Ratio,Capital Ratio
serta CAR tidak berpengaruh terhadap opini audit. Kesimpulan yang didapatkan
dari penelitian Hani, Cleary dan Mukhlasin adalah rasio keuangan tidak dapat
dijadikan alat ukur yang pasti untuk kelangsungan hidup suatu perusahaan,
melainkan hanya dapat menjadi alat bantu dalam pengukuran kesehatan
perusahaan, khususnya perusahaan perbankan dalam penelitian tersebut.
Peneliti tertarik untuk melakukan replikasi terhadap penelitian
tersebut untuk membuktikan apakah penelitian sebelumnya tersebut masih relevan
dengan kondisi pada saat ini. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada tahun
1998,perubahan peraturan BI, inflasi, penggabungan BEJ dan BES mungkin saja
mempengaruhi perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada saat ini,
sehingga hasil penelitian ini dapat berbeda dari penelitian yang dilakukan oleh
(53)
Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan opini audit
seperti yang dirangkum dari penelitian Eko,Indira dan Faisal, yang dimuat dalam
Simposium Nasional Akuntansi 9 di Padang, antara lain:
Tabel 2.1 :
Penelitian-Penelitian Terdahulu No Peneliti Sampel Variabel Alat
Analisis Hasil Penelitian 1 Mutchler
(1985) 119 perusahaan manufaktur 6 rasio keuangan Diskriminan Berganda LTDTA,NWTL dan TLTA berpengaruh signifikan terhadap GCAR 2 Chen dan Church (1992) 127 perusahaan 6 rasio keuangan dan
status default
hutang Regresi Logistik Variabel keuangan merupakan indikator penting untuk memprediksi GCAR 3 Manao dan Nursetyo (2002) 55 perusahaan 6 rasio keuangan Paired Sampled t-test Rasio keuangan auditee yang diaudit oleh KAP Big 5 lebih
baik daripada yang diaudit oleh non Big 5 4 Petronela
(2004) 141 perusahaan 2 rasio keuangan Diskriminan Berganda
Return on Assets
berpengaruh signifikan terhadap
GCAR
5 Ramadhany (2004) 86 perusahaan manufaktur 1 variabel keuangan dan 5 variabel non keuangan Regresi Logistik
Status default hutang, kondisi keuangan dan
opini audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap
GCAR
6 Setyarno (2006) 59 perusahaan manufaktur 5 rasio keuangan dan 3 variabel non keuangan Regresi Logistik
Rasio Likuiditas dan opini audit tahun
sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap GCAR 7 Eko, Indira dan Faisal (2006) 295 perusahaan 2 rasio keuangan dan 2 variabel non keuangan Regresi Logistik Kondisi keuangan perusahaan dan opini
audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap
GCAR Sumber: Eko, Indira dan Faisal,SNA IX,Padang
(54)
Penelitian lain dilakukan oleh Iskak (1998) menjelaskan bahwa
penelitian yang dilakukannya mengetengahkan krisis ekonomi sebagai latar
belakang pembahasan dan tanggung jawab auditor independen dalam menilai
kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kemampuan hidupnya. Lenard,
Alam dan Booth (2000) dalam Journal Decision Sciences (DSI),Vol.31,Iss.4
menyatakan bahwa penelitian yang dilakukannya memberikan gambaran dan
pengujian dari fuzzy clustering dan model hybrid yang akan mendukung
keputusan yang dibuat oleh auditor pada saat menyelesaikan evaluasi tentang
kelangsungan hidup suatu entitas. Suatu ramalan dimana suatu perusahaan akan
bangkrut atau tidak, termasuk dalam salah satu komponen atas keputusan tentang
going concern. Sebagai akibatnya, jika suatu perusahaan dinyatakan dalam
kategori bangkrut oleh model keputusan tersebut, hal ini akan membantu auditor
dalam memberikan kepastian opini auditnya tentang kelangsungan hidup
perusahaan itu.
Constantinides (2002) dalam jurnalnya seperti yang dikutip dari
Hani, Cleary dan Mukhlasin (2003) dari menyatakan bahwa penelitian yang
dilakukannya menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan opini
audit going concern dari auditor dan bankir untuk menjelaskan tekanan-tekanan
keuangan yang dihadapi oleh perusahaan klien. Menggunakan data yang
didapatkannya, model regresi logistik dikembangkan dengan klasifikasi yang
benar secara keseluruhan sebesar 81,11%. Model ini digunakan sebagai indikator
ketidakpastian going concern dan kejadian yang menunjukkan invaliditas status
(55)
Hall (2002) dalam Journal of Financial Service
Professionals,page 13-15 menyatakan bahwa analisa keuangan perusahaan dapat
digunakan untuk mendeteksi kegagalan keuangan yang dapat digambarkan
dengan variabel-variabel temuan untuk memisahkan perusahaan yang bangkrut
dengan yang tidak bangkrut.
Kleinman dan Anandarajan (1999) dalam Accounting
Horizons,Vol.10,Iss.2,page 51-72, menyatakan bahwa informasi kualitatif yang
terbatas sebagai pedoman dalam informasi non-keuangan yang digunakan untuk
memahami keputusan auditor dalam mengeluarkan keputusan audit yang
berkaitan dengan going concern maupun yang tidak berkaitan dengan going
concern.
Carlson, Glezen dan Benefield (1998) dalam Journal of Business
and Economics,Vol.37,No.3 , menggunakan variabel dummy untuk variabel
dependennya yang mewakili ketiadaan informasi audit yang berkaitan dengan
going concern, serta variabel-variabel unexpected earnings, market returns dan 5
rasio keuangan sebagai variabel independen menemukan bahwa pengguna laporan
keuangan menemukan kegunaan opini audit dengan going concern untuk tujuan
penilaian perusahaan, karena selama periode penelitian perbedaan penyesuaian
untuk laporan audit dengan going concern dengan non going concern adalah
(56)
J. Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian yang
telah dikemukakan di atas, maka dibuat kerangka konseptual dan hipotesis sebagai
berikut.
H1
H2
H3
H4
H5
Gambar 2.2 :
Kerangka Konseptual
Sumber : Penulis, 2008
Banking Ratio dan Quick Ratio sebagai proksi rasio likuiditas
bank,menunjukkan kemampuan bank untuk membayar deposannya. Oleh sebab
itu, makin kecil nilai rasio-rasio ini, maka bank tersebut dinyatakan kurang likuid
sehingga tidak dapat membayar deposannya dan jumlah kredit macet yang
dimiliki bank tersebut semakin besar, maka kemungkinan auditor akan
memberikan opini audit dengan going concern semakin besar.
Return on Assets dan Interest margin of loans sebagai proksi rasio
profitabilitas bank,menunjukkan kemampuan bank untuk mengelola entitasnya
Banking Ratio (x2) Return on Assets (x3)
Interest margin of loans (x4) CAR (x5)
Opini Audit
(Y)
Quick Ratio (x1)
(57)
secara efisien sehingga mampu memberikan laba kepada bank. Altman (1968)
seperti yang diungkapkan oleh Hani, Cleary dan Mukhlasin (2003)
mengemukakan bahwa perusahaan yang selalu mendapatkan laba tidak akan
mengalami kebangkrutan. Kebangkrutan merupakan salah satu alasan bagi auditor
untuk memberikan opini audit dengan going concern.
Capital Adequacy Ratio sebagai proksi rasio solvabilitas bank,
juga menunjukkan kemampuan permodalan perusahaan untuk menunjang
perkreditan atas kemungkinan resiko yang terjadi karena tidak dikembalikannya
kredit tersebut. Altman (1968) seperti yang diungkapkan oleh Hani, Cleary dan
Mukhlasin (2003) juga mengungkapkan bahwa perusahaan dengan nilai aset yang
lebih kecil daripada kewajibannya akan mengalami bahaya kebangkrutan. Maka
kegagalan pembayaran hutang akan mempengaruhi kelangsungan hidup suatu
perusahaan serta akan menyebabkan pemberian opini audit dengan going concern
oleh auditor.
K. Hipotesis Penelitian
Hipotesis menurut Erlina (2007:41), menyatakan hubungan yang
diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang
dapat diuji secara empiris.
Dari kerangka konseptual dan uraian teoritis tersebut, maka
peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H1: Quick Ratio berpengaruh signifikan terhadap opini audit
(58)
H3: Return on Assets berpengaruh signifikan terhadap opini audit
H4: Interest margin of loans berpengaruh signifikan terhadap opini audit
(59)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Peneliti menggunakan desain kausal. Desain ini berguna untuk
menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau
bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2003:30).
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quick Ratio, Banking Ratio,
Interest Margin of Loans, Return on Assets dan Capital Adequacy Ratio sebagai
variabel independen, serta opini audit sebagai variabel dependen.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2004:72).
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan terdaftar (listing) di BEI
tahun 2007 sejumlah 342 perusahaan.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono,2004:73). Sampel yang digunakan oleh penulis
dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling,
yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,2004:78).
(60)
1. Perusahaan tersebut terdaftar di BEI pada tahun 2004 hingga
tahun 2006 dan tidak sedang berada dalam proses delisting
pada periode tersebut.
2. Sampel yang diambil adalah bank-bank yang telah listing di
BEJ sebelum periode pengamatan.
3. Mempunyai laporan auditor independen yang dipublikasikan
bersamaan dengan periode pengamatan, dan opini yang
diterima adalah unqualified opinion, baik dengan going
concern maupun non going concern.
Setelah dilakukan uji purposive sampling, maka emiten yang lolos
uji ini adalah:
Tabel 3.1 : Daftar Sampel Emiten
NO NAMA EMITEN
1 Bank Artha Niaga Kencana Tbk 2 Bank Bumiputera Indonesia Tbk 3 Bank Central Asia Tbk
4 Bank Century Tbk
5 Bank Danamon Tbk
6 Bank Eksekutif Internasional Tbk 7 Bank Internasional Indonesia Tbk
8 Bank Kesawan Tbk
9 Bank Lippo Tbk
10 Bank Mandiri Tbk
11 Bank Mayapada Internasional Tbk
12 Bank Mega Tbk
13 Bank Negara Indonesia Tbk
14 Bank Niaga Tbk
15 Bank NISP Tbk
16 Bank Nusantara Parahyangan Tbk 17 Bank Pan Indonesia Tbk
18 Bank Permata Tbk
(61)
20 Bank Swadesi Tbk
Sumber: Indonesia Capital Market Directory
C. Jenis Data dan Sumber Data
Peneliti menggunakan data sekunder dalam penelitian ini. Data
sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik
oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain (Umar,2001:69). Data
yang diperoleh adalah kombinasi antara data time series dengan data cross
section (Pooled Data). Data time series merupakan sekumpulan data dari suatu
fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu misalnya
dalam waktu mingguan, bulanan atau tahunan. Sedangkan data cross section
adalah sekumpulan data untuk meneliti suatu fenomena tertentu dalam satu kurun
waktu (Umar,2001:70). Data penelitian ini, juga mencakup data yang berbentuk
rasio untuk variabel independen yang diamati, serta berbentuk nominal untuk data
variabel dependen.
Jenis data yang digunakan berupa:
1. Laporan keuangan tahunan dari setiap perusahaan yang merupakan
sampel penelitian.
2. Laporan auditor independen dari bank yang diamati.
3. Informasi keuangan lainnya yang berkaitan dengan variabel
(1)
Lampiran 6
Tabulasi Hasil
Capital Adequacy Ratio
Sampel
No
Nama Emiten
Tahun 2004
Tahun 2005
Tahun 2006
1
Bank Artha Niaga
Kencana Tbk
20,99
18,58
21,03
2
Bank Bumiputera
Indonesia Tbk
9,98
10,37
12,91
3
Bank Central Asia Tbk
23,95
21,53
22,09
4
Bank Century Tbk
9,44
8,07
11,45
5
Bank Danamon Indonesia
Tbk
25,64
22,68
20,39
6
Bank Eksekutif
Internasional Tbk
14,69
11,30
9,37
7
Bank Internasional
Indonesia Tbk
20,24
21,74
23,30
8
Bank Kesawan Tbk
12,67
14,07
9,37
9
Bank Lippo Tbk
19,89
20,79
23,51
10
Bank Mandiri Tbk
24,48
23,21
24,62
11
Bank Mayapada
Internasional Tbk
14,43
14,24
13,82
12
Bank Mega Tbk
13,50
11,12
15,73
13
Bank Negara Indonesia
Tbk
17,09
15,99
15,30
14
Bank Niaga Tbk
10,29
17,24
16,65
15
Bank NISP Tbk
15,11
19,71
17,07
16
Bank Nusantara
Parahyangan Tbk
12,86
10,78
16,64
17
Bank Pan Indonesia Tbk
37,43
28,72
29,47
18
Bank Permata Tbk
11,39
9,80
13,50
19
Bank Rakyat Indonesia
Tbk
16,19
15,29
18,82
(2)
Lampiran 7
Output SPSS
Descriptive Statistics
N Range Minimum
Maximu
m Mean
Std.
Deviation Variance Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic
Std.
Error Statistic Statistic QR 60 47.60 7.96 55.56 20.8652 1.10240 8.53914 72.917 BR 60 67.26 20.16 87.42 60.3187 2.32240 17.98925 323.613 ROA 60 14.58 -8.84 5.74 1.5795 .27316 1.11589 4.477 IML 60 22.69 -2.91 19.78 9.7387 .60281 4.66933 21.803 CAR 60 29.36 8.07 37.43 17.6183 .78784 6.10259 37.242 Valid N
(listwise) 60
Case Processing Summary
60 100.0
0 .0
60 100.0
0 .0
60 100.0 Unweighted Casesa
Included in Analysis Mis sing Cases Total
Selected Cases
Unselected Cas es Total
N Percent
If weight is in effect, s ee class ification table for the total number of cases.
a.
Dependent Variable Encoding Original Value Internal Value
NGCAR 0
(3)
Block 0: Beginning Block
Iteration History(a,b,c)
Iteration
-2 Log
likelihood Coefficients
Constant Constant
Step 0 1 73.332 -.800
2 73.304 -.847
3 73.304 -.847
a Constant is included in the model. b Initial -2 Log Likelihood: 73.304
c Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than .001.
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Lower Upper Lower Upper Lower Upper
Step 0 Constant -.847 .282 9.046 1 .003 .429
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step 0 Variables QR .955 1 .329
BR 7.285 1 .007
ROA 6.413 1 .011
IML .621 1 .431
CAR 7.056 1 .008
(4)
Block 1: Method = Enter
Iteration History(a,b,c,d)
Iteration
-2 Log
likelihood Coefficients
Constant QR BR ROA IML CAR Constant
Step 1
1 52.152 5.992 -.059 -.056 -.147 .028 -.126
2 47.155 9.417 -.088 -.084 -.290 .067 -.221
3 46.472 10.905 -.099 -.096 -.398 .097 -.266
4 46.450 11.171 -.101 -.099 -.428 .105 -.275
5 46.450 11.181 -.101 -.099 -.429 .105 -.276
6 46.450 11.181 -.101 -.099 -.429 .105 -.276
a Method: Enter
b Constant is included in the model. c Initial -2 Log Likelihood: 73.304
d Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 26.854 5 .000
Block 26.854 5 .000
Model 26.854 5 .000
Model Summary
Step
-2 Log likelihood
Cox & Snell R Square
Nagelkerke R Square
1 46.450(a) .361 .512
a Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.
Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig.
(5)
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test
OPINI = NGCAR OPINI = GCAR Total Observed Expected Observed Expected Observed
Step 1 1 6 5.952 0 .048 6
2 6 5.746 0 .254 6
3 5 5.594 1 .406 6
4 6 5.499 0 .501 6
5 5 5.185 1 .815 6
6 4 4.640 2 1.360 6
7 4 3.961 2 2.039 6
8 4 3.223 2 2.777 6
9 1 1.572 5 4.428 6
10 1 .629 5 5.371 6
Classification Table(a)
Observed Predicted
OPINI
Percentage Correct
NGCAR GCAR NGCAR
Step 1 OPINI NGCAR 39 3 92.9
GCAR 7 11 61.1
Overall Percentage 83.3
a The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
90.0% C.I.for EXP(B) Lower Upper Lower Upper Lower Upper Lower Upper Step
1(a)
QR -.101 .056 3.244 1 .072 .904 .824 .991
BR -.099 .032 9.688 1 .002 .906 .860 .954
ROA -.429 .341 1.586 1 .208 .651 .372 1.140
IML .105 .119 .786 1 .375 1.111 .914 1.350
CAR -.276 .104 7.067 1 .008 .759 .640 .900
Constan
t 11.181 3.898 8.229 1 .004
71741.4
37
(6)
Correlation Matrix
Constant QR BR ROA IML CAR
Step 1 Constant 1.000 -.834 -.801 .072 -.215 -.603
QR -.834 1.000 .698 -.076 .222 .322
BR -.801 .698 1.000 .055 .109 .420
ROA .072 -.076 .055 1.000 -.498 -.120
IML -.215 .222 .109 -.498 1.000 -.338
CAR -.603 .322 .420 -.120 -.338 1.000
Casewise List(b)
Case
Selected
Status(a) Observed Predicted
Predicted
Group Temporary Variable
OPINI Resid ZResid OPINI Resid ZResid
27 S G** .079 N .921 3.415
32 S N** .845 G -.845 -2.339
52 S N** .824 G -.824 -2.165
a S = Selected, U = Unselected cases, and ** = Misclassified cases. b Cases with studentized residuals greater than 2.000 are listed.