14
1. Terminal Penumpang adalah Prasarana Transportasi jalan untuk
keperluan menurunkan dan menaikan penumpang, perpindahan intraatau moda transportasi serta mengatur kedatangan pemberangkatan kendaraan
angkutan penumpang umum; Terminal penumpang dapat dikelompokan atas dasar tingkat penggunaan terminal kedalam tiga tipe sebagai berikut :
a. Terminal penumpang tipe A berfungsi melayani kendaraan umum untuk
angkutan antar kota antar propinsi danatau angkutan lintas batas negara, angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan.
b. Terminal penumpang tipe B berfungsi melayani kendaraan umum untuk
angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota danatau angkutan pedesaan.
c. Terminal penumpang tipe C berfungsi melayani kendaraan umum untuk
angkutan pedesaan. Unsur penting bagi eksistensi sebuah terminal penumpang adalah adanya
angkutan umum dan penumpang, tanpa keduanya terminal tidak bermakna apapun hanya sebatas sebuah bangunan. Angkutan umum merupakan salah satu media
transportasi yang digunakan masyarakat secara bersama-sama dengan membayar tarif. Angkutan umum yang biasa beroperasi dalam terminal meliputi : angkot,
bis, ojek, bajaj, taksi dan metromini. Penumpang adalah masyarakat yang menaiki atau menggunakan jasa
angkutan bus. Jadi ruang transit penumpang adalah bangunan peneduh terbuka besar yang berfungsi sebagai tempat istirahat sementara atau duduk-duduk,
Universitas Sumatera Utara
15
menunggu bus, menunggu teman, membaca koran serta mengobrol santai yang berada dalam terminal.
2. Terminal Barang adalah Prasarana Transportasi jalan untuk keperluan
membongkar dan memuat barang serta perpindahan intraatau moda transportasi angkutan barang;
3. Terminal Peti Kemas adalah terminal dimana dilakukan pengumpulan
peti kemas dari hinterland ataupun pelabuhan lainnya untuk selanjutnya diangkut ke tempat tujuan ataupun terminal peti kemas yang lebih besar
lagi. Terminal peti kemas yang berkembang dengan pesat dalam beberapa tahun belakangan ini adalah Terminal peti kemas JICT, KOJA di Jakarta,
TPS di Surabaya, TPK Semarang, TPK Belawan.
2.2.3.1.Persyaratan Lokasi Terminal Penumpang
Penentuan lokasi terminal penumpang dilakukan dengan memperhatikan rencana kebutuhan lokasi simpul yang merupakan bagian dari rencana umum
jaringan transportasi jalan. Lokasi terminal penumpang tipe A, tipe B dan tipe C, ditetapkan dengan
memperhatikan: 1.
Rencana umum tata ruang; 2.
Kepadatan lalu lintas dan kapasitas jalan di sekitar terminal; 3.
Keterpaduan moda transportasi baik intra maupun antar moda; 4.
Kondisi topografi lokasi terminal; 5.
Kelestarian lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
16
Penetapan lokasi terminal penumpang tipe A harus memenuhi persyaratan: 1.
Terletak dalam jaringan trayek antar kota antar propinsi danatau angkutan lalu lintas batas negara;
2. Terletak di jalan arteri dengan kelas jalan sekurang-kurangnya kelas IIIA;
3. Jarak antara dua terminal penumpang tipe A, sekurang-kurangnya 20 km
di Pulau Jawa, 30 km di Pulau Sumatera dan 50 km di pulau lainnya; 4.
Luas lahan yang tersedia sekurang-kurangnya 5 ha untuk terminal di Pulau Jawa dan Sumatera, dan 3 ha di pulau lainnya;
5. Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal
dengan jarak sekurang-kurangnya 100 m di Pulau Jawa dan 50 m di pulau lainnya, dihitung dari jalan ke pintu keluar atau masuk terminal.
Penetapan lokasi terminal penumpang tipe B harus memenuhi persyaratan: 1.
Terletak dalam jaringan trayek antar kota dalam propinsi; 2.
Terletak di jalan arteri atau kolektor dengan kelas jalan sekurang- kurangnya kelas IIIB;
3. Jarak antara dua terminal penumpang tipe B atau dengan terminal
penumpang tipe A, sekurang-kurangnya 15 km di Pulau Jawa dan 30 km di Pulau lainnya;
4. Tersedia lahan sekurang-kurangnya 3 ha untuk terminal di Pulau Jawa dan
Sumatera, dan 2 ha untuk terminal di pulau lainnya; 5.
Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal dengan jarak sekurang-kurangnya 50 m di Pulau Jawa dan 30 m di pulau
lainnya, dihitung dari jalan ke pintu keluar atau masuk terminal.
Universitas Sumatera Utara
17
Penetapan lokasi terminal penumpang tipe C harus memenuhi persyaratan: 1.
Terletak di dalam wilayah Kabupaten daerah Tingkat II dan dalam jaringan trayek pedesaan;
2. Terletak di jalan kolektor atau lokal dengan kelas jalan paling tinggi kelas
IIIA; 3.
Tersedia lahan sesuai dengan permintaan angkutan; 4.
Mempunyai akses jalan masuk atau keluar ke dan dari terminal, sesuai kebutuhan untuk kelancaran lalu lintas di sekitar terminal.
2.2.3.2 Kriteria Pembangunan Terminal Penumpang
Pembangunan terminal penumpang harus dilengkapi dengan: 1.
Rancang bangun terminal; 2.
Analisis dampak lalu lintas; 3.
Analisis mengenai dampak lingkungan. Pembuatan rancang bangun harus memperhatikan:
1. Fasilitas penumpang yang disyaratkan.
2. Pembatasan yang jelas antara lingkungan kerja terminal dengan lokasi
peruntukkan lainnya, misalnya pertokoan, perkantoran, sekolah dan sebagainya.
3. Pemisahan antara lalu lintas kendaraan dan pergerakan orang di dalam
terminal. 4.
Pemisahan yang jelas antara jalur angkutan antar kota antar propinsi, angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan.
Universitas Sumatera Utara
18
Manajemen lalu lintas di dalam terminal dan di daerah pengawasan terminal.
2.2.3.3 Kriteria Perencanaan Terminal
Kriteria perencanaa terminal terdiri dari :
1. Sirkulasi lalu lintas
Jalan masuk dan keluar kendaraan harus lancar, dan dapat bergerak dengan mudah. Jalan masuk dan keluar calon penumpang kendaraan umum harus
terpisah dengan keluar masuk kendaraan. Kendaraan di dalam terminal harus dapat bergerak tanpa halangan yang
tidak perlu. Sistem sirkulasi kendaraan di dalam terminal ditentukan berdasarkan: a.
Jumlah arah perjalanan b.
Frekuensi perjalanan c.
Waktu yang diperlukan untuk turunnaik penumpang Sistem sirkulasi ini juga harus ditata dengan memisahkan jalur buskendaraan dalam kota
dengan jalur bus angkutan antar kota.
2. Fasilitas utama