Dekripsi Lokasi
A. Dekripsi Lokasi
a. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Boyolali Kondisi Geografis
Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah, terletak antara 110º 22' – 110º 50' Bujur Timur dan 7º 7' - 7º 36' Lintang Selatan dengan ketinggian antara 75 – 1500 m diatas permukan air laut. Posisi geografis wilayah Kabupaten Boyolali merupakan kekuatan yang dapat dijadikan sebagai modal pembagunan daerah karena berada pada segitiga wilayah Yogyakarta, Solo, dan Semarang yang merupakan tiga kota utama di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Jogjakarta.
1. Luas Wilayah
Kabupaten Boyolali dengan bentang barat timur sejauh 48 km dan bentang utara selatan sejauh 51 km mempunyai luas wilayah kurang lebih 101.510,1955 Ha dengan wilayah sebagai berikut :
· Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Grobogan dan
Kabupaten Semarang. · Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar,
Kabupaten Sragen, dan Kabupaten Sukoharjo.
commit to user
· Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Klaten dan
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. · Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Magelang dan
Kabupaten Semarang.
2. Topografi
Topografi wilayah Boyolali yang dibagi menjadi 19 kecamatan adalah sebagai berikut :
a. Antara 75 – 400 meter dari permukaan laut yaitu Kecamatan Teras, Banyudono, Sawit, Mojosongo, Ngemplak, Simo, Nogosari, Kemusu, Karanggede, dan sebagian Boyolali.
b. Antara 400 – 700 meter dari permukaan laut yaitu Kecamatan Boyolali, Musuk, Mojosongo, Cepogo, Ampel, dan Karanggede.
c. Antara 700 – 1.000 meter dari permukaan laut yaitu sebagian Kecamatan Musuk, Ampel, dan Cepogo.
d. Antara 1.000 – 1.300 meter dari permukaan laut yaitu sebagian Kecamatan Cepogo, Ampel, dan Selo.
e. Antara 1.300 – 1.500 meter dari permukaan laut yaitu Kecamatan Selo.
commit to user
Wilayah Kabupaten Boyolali termasuk beriklim tropis dengan rata-rata curah hujan sebatas 2.000 mm/tahun. Dari sisi hidrolog9 terdapat potensi atau kekayaan sumber daya air yang meliputi :
a. Sumber air dangkal / mata air / umbul yang terdapat di Tlatar (Kecamatan Boyolali), Nepen (Kecamatan Teras), Pengging (Kecamatan Banyudono), dan Pantaran (Kecamatan Ampel).
b. Waduk terdapat di Kedungombo (Kecamatan Kemusu), seluas 3.536 Ha, Kedungdowo (Kecamatan Andong) seluas 48 Ha, Waduk Cengklik (Kecamatan Ngemplak) seluas 240 Ha, Bade (Kecamatan Klego) seluas 80 Ha.
c. Terdapat 4 sungai sebagai penyedia air baku, yaitu Sungai Serang, Cemoro, Pepe, dan Gandul.
4. Penggunaan Lahan
Wilayah Kabupaten Boyolali dengan luas 101.510,1955 sebagian besar penduduk Kabupaten Boyolali bekerja di sektor agraris. Dengan demikian sebagian besar masyarakat menggunakan lahannya sebagai lahan pertanian, hal ini dapat dilihat dari potensi penggunaan tanah di Kabupaten Boyolali sesuai tabel IV.1 berikut :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
0,0000 4957000 56078000 2 AMPEL
1 SELO
9990920
4000
0,0000
35400
19266080
0,0000
0,0000
8000000
13506000
0,0000
0,0000 2311283 90391168 3 CEPOGO
21669316
284490
0,0000
5710139
48701613
0,0000
0,0000
0,0000
11714327
0,0000
0,0000 3581471 52998000 4 MUSUK
14505011
8204
0,0000
558000
31140314
0,0000
0,0000
555000
2650000
0,0000
0,0000 2957895 65041391 5 BOYOLALI
19918062
1350
0,0000
0,0000
38394269
0,0000
0,0000
1006315
2763500
0,0000
0,0000 1929240 26251000 6 MOJOSONGO
12216498
23276
0,0000
2943475
9018511
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
120000
0,0000 2113339 43411644 7 TERAS
13613915
53434
0,0000
9440864
18190092
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000 2076487 29936276 8 SAWIT
8312204
20575
0,0000
14251512
5090323
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000 357298 17231818 9 BANYUDONO
3785266
7222
0,0000
12757958
174074
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
150000
0,0000 1116844 25379400 10 SAMBI
7584672
79146
0,0000
15268307
1329531
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
900
0,0000 1706759 46494935 11 NGEMPLAK
16733934
2800
0,0000
22297922
5744654
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
86
0,0000 7501014 38527002 12 NOGOSARI
12201795
77388
0,0000
15456640
3257559
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
32606
0,0000 2780244 55534300 13 SIMO
17949510
70667
0,0000
24810704
9923175
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000 883160 48040275 14 KARANGGEDE
14628734
2897
0,0000
21164962
11360522
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000 1099293 41756060 15 KLEGO
13213235
66788
0,0000
16824079
8574665
0,0000
0,0000
0,0000
1978000
0,0000
0,0000 2636300 51877300 16 ANDONG
13055866
0,0000
0,0000
15672427
16001707
0,0000
0,0000
0,0000
4511000
0,0000
0,0000 1325310 54527790 17 KEMUSU
19078830
0,0000
0,0000
22329505
11794145
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
8751489
0,0000
0,0000
6524265
15347046
0,0000
0,0000
99084151
0,0000
43787000
7748004
0,0000 16926347
0,0000 4196933 92997945 19 JUWANGI
18 WONOSEGORO
13654624
0,0000
0,0000
18855109
41632148
0,0000
0,0000
71000
14588131
0,0000
10991000
0,0000
0,0000
3807000
10312000
0,0000
0,0000
201000
52857006
0,0000
0,0000 1825494 79993500
0,0000 62281711 1015551955 PROSENTASE
JUMLAH
251854881
887412
0,0000
229026868
305252428
0,0000
0,0000
9833315
148354964
8060376
24,80
100,00
0,09
0,00
22,56
30,06
0,00
0,00
0,97
14,61
0,80
0,00 6,14
55
commit to user
b. Profil Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali
1. Sejarah Berdirinya Badan Pertanahan Nasional
Penyelenggaraan pendaftaran tanah merupakan tugas negara yang dilaksanakan oleh pemerintah bagi kepentingan rakyat dalam memberikan jaminan hukum hak atas tanah. Sebelum berlakunya Undang-Undang Pokok Agraria, penanganan masalah pertanahan di daerah/kabupaten dilakukan oleh dua instansi pemerintah, yaitu :
1) Kantor Agraria Daerah yang menggabung pada Departemen Dalam
Negeri.
2) Kantor Pendaftaran Tanah yang menggabung pada Departemen
Kehakiman.
Setelah berlakunya Undang-Undang Pokok Agraria, kedua kantor tersebur bernaung dibawah Departemen Dalam Negeri kemudian atas dasar Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 88 Tahun 1972 kedua kantor tersebut bergabung menjadi satu yang selanjutnya dinamakan Kantor Sub Direktorat Agraria Kabupaten/Kota. Kantor ini berkedudukan ditingkat Kaupaten/Kota. Sedangkan ditingkat pusat dinamakan Direktorat Jendral Agraria, dan di tingkat propinsi bernama Direktorat Agraria. Kantor Sub Direktorat Aagraria terdiri atas tiga seksi, yaitu :
1) Seksi Tata Guna Tanah.
2) Seksi Pengurusan Hak-Hak Atas Tanah.
commit to user
Dari ketiga seksi tersebut, Seksi Tata Guna Tanah merupakan seksi yang harus dibentuk. Sedangkan Seksi Pengurusan Hak-Hak Atas Tanah merupakan pengganti Kantor Agraria Daerah, dan Seksi Pendaftaran tanah berasal dari Kantor Pendaftaran Tanah.
Selanjutnya atas dasar Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 133 Tahun 1978, Kantor Sub Direktorat Agraria diubah lagi menjadi Kantor Agraria. Perubahan nama kantor ini mengakibatkan perubahab pada struktur orgaisasi. Kantor Sub Direktorat Agraria yang semula menjadi tiga seksi seperti tersebut diatas, setelah berganti nama menjadi Kantor Agraria ditambah satu seksi lagi dan berubah sebagai berikut :
1) Seksi Penatagunaan Tanah.
2) Seksi Hak-Hak Atas Tanah.
3) Seksi Pengukuran dan Pendaftaran Tanah,
4) Seksi Pengaturan dan Penguasaan Tanah.
Atas dasar Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 1988 tanggal 21 November 1988, Direktorat Agraria di tingkat pusat ditingkatkan menjadi sebuah lembaga atau badan yang menangani bidang pertanahan secara nasional. Peningkatan ini menimbang hal-hal sebagai berikut :
commit to user
kebutuhan dan penguasaan tanah pada umumnya termasuk untuk kepentingan pembangunan dirasakan semakin meningkat.
2) Bahwa dengan meningkatnya kebutuhan, penguasaan, dan penggunaan tanah, terutama untuk kepentingan pembangunan tersebut diatas berdampak meningkat pula permasalahan yang timbul di bidang pertanahan.
3) Sehubungan hal tersebut diatas, serta untuk dapat menyelesaikan permasalahan dibidang pertanahan secara tuntas maka dipandang perlu meninjau kembali kedudukan, tugas, dan fungsi Direktorat Jendral Agraria Departemen Dalam Negeri dan meningkatkannya menjadi suatu lembaga yang menangani bidang pertanahan secara nasional.
Untuk selanjutnya, lembaga yang baru dibentuk ini dinamakan Badan Pertanahan Nasional yang merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada Presiden. Badan ini bertugas membantu Presiden dalam mengelola dan mengembangkan administrasi pertanahan, baik berdasarkan Undang-Undang Pokok Agraria maupun peraturan perundang-undangan lainnya, yang meliputi pengaturan penggunaan, penguasaan, dan pemilikan tanah, pengurusan hak-hak atas tanah, pengukuran dan pendaftaran tanah, dan lain-lain yang berkaitan dengan masalah pertanahan.
commit to user
ditingkat pusat menjadi Badan Pertanahan Nasional, mengakibatkan adanya perubahan instansi vertikalnya yang berada ditingkat provinsi dan kabupaten, yaitu :
1) Kantor Agraria yang ada di Kabupaten/Kota menjadi kantor
Pertanahan.
2) Kantor Direktorat Agraria yang ada dipropinsi diganti menjadi
Kantor Wilayah Pertanahan.
2. Letak Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali
Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali merupakan lembaga pemerintah non departemen yang berkewenangan menangani masalah pertanahan di Kabupaten Boyolali. Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali mempunyai letak yang strategis karena terletak tidak jauh dari pusat kota, sehingga mudah dijangkau jalur transportasi serta dalam satu kawasan dengan kantor-kantor instasi pemerintah lainnya. Adapun kantor pertanahan ini berlokasi di Jalan Anggrek No. 1, Telepon (0276) 321035 – 321071, Fax. 321071 Boyolali. . Mengenai luas bangunan gedung Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali menempati tanah seluas 3.143 m² dengan luas bangunan 1.294 m² dan status tanahnya yang digunakan adalah hak pakai No 27.
commit to user
Sebagai sebuah organisasi, Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali mempunyai visi, misi, dan tujuan yang ingin dicapai. Visi Kantor Pertanahan Kabupatn Boyolali sama dengan visi BPN-RI, yaitu menjadi lembaga / kantor pertanahan yang mampu mewujudkan tanah dan pertanahan untuk sebesar – besarnya kemakmuran rakyat serta keadilan dan berkelanjutan sistem masyarakat, kebangsaan, dan kenegaraan Republik Indonesia.
Misi yang diemban oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali adalah mengembangkan dan menyelenggarakan politik dan kebijakan pertanahan untuk :
· Peningkatan kesejahteraan rakyat, penciptaan sumber-sumber baru kemakmuran rakyat, pengurangan kemiskinan, dan kesenjangan
pendapat, serta pemantapan ketahanan pangan. · Peningkatan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan
bermartabat dalam kaitannya dengan penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah ( P4T ).
· Perwujudan tatanan kehidupan bersama yang harmonis dengan mengatasi berbagai sengketa, konflik, dan perkara pertanahan
diseluruh tanah air dan penataan perangkat hukum dan sistem pengelolan pertanahan sehingga tidak melahirkan sengketa, konflik, dan perkara dikemudian hari.
commit to user
· Keberlanjutan sistem masyarakat, kebangsaan dan kenegaraan Indonesia dengan memberikan akses seluas-luasnya pada generasi
yang akan dating terhadap tanah sebagai sumber kesejahteraan masyarakat.
· Menguatkan lembaga pertanahan sesuai jiwa, semangat, prinsip dan aturan yang tertuang dalam Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) dan aspirasi rakyat secara luas.
Tujuan BPN-RI adalah mengelola tanah seoptimal mungkin untuk mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Secara operasional tujuan yang ingin dicapai oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sebagai berikut : · Mewujudkan terselenggaranya survey dan pemetaan tanah secara
cepat, modern, dan lengkap serta tetap menjamin akurasi diseluruh wilayah, khususnya wilayah yang memiliki potensi ekonomi serta rawan masalah pertanahan.
· Melaksanakan percepatan pertanahan dan penguatan hak atas tanah melalui progarm LMPDP dan program pertanahan keliling
(PROPELING) dan tetap mendorong, menyediakan fasilitas serta infrastruktur bgi inisiatif, swadaya, dan partisipasi masyarakat.
· Menata, mengendalikan P4T dan mengokohkan keadilan agraria, mengurangi kemiskinan serta lapangan kerja melalui program
pembaharuan agraria nasional.
commit to user
· Mengurangi secara signifikan jumlah konflik, sengketa, dan perkara pertanahan serta mencagah tercipta konflik, sengketa dan perkara
pertanahan baru melalui pemeliharaan dan melalui data base, pembenahan pelayanan pertanahan, dan penigkatan penyuluh hukum.
· Memelihara dan menembangkan sarana prasarana kerja di Kantor
Pertanahan Kabupaten Boyolali. · Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan tugas pada semua unit kerja
di lingkungan kantor pertanahan. · Meningkatkan mutu pelayanan publik dibidang pertanahan agar
lebih berkualitas, cepat, akurat, tepat, transparan, dan akuntabel dengan tetap mejaga kepastian hukum.
· Meningkatkan koordinasi dan sinergisitas dengan Pemerintah Kabupaten Boyolali, DPRD, dan stakeholder di Kabupaten Boyolali.
4. Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali
Berdasarkan Peraturan Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2006 tentang Badan Pertanahan Nasional, dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Naional Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2006 tentang organisasi dan tata kerja kantor wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan.
commit to user
Antaranya adalah :
a. Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali merupakan instansi vertikal Badan Pertanahan Nasional yang berkedudukan di tingkat Kabupaten yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional melalui Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Propinsi.
b. Kantor pertanahan dipimpin oleh seorang kepala.
Selanjutnya Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pokok dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) di Kabupaten Boyolali. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali melaksanakan fungsi :
a. Penyusunan rencana program dan penganggaran dalam pelaksanaan tugas pertanahan.
b. Pelayanan perijinan dan rekomendasi dibidang pertanahan.
c. Pelaksanaan survey, pengukuran, dan pemetaan dasar, pengukuran dan pemetaan bidang, pembukuan tanah, pemetaan tematik, dan survey potensi tanah.
d. Pelaksanaan penetagunaan, landreform, konsolidasi tanah dan penataan tanah wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan, dan wilayat tertentu.
commit to user
data pertanahan, administrasi tanah aset pemerintah.
f. Pelaksanaan pengendalian tanah, pengelolaan tanah negara, tanah terlantar, dan tanah kritis, peningkatan partisipasi, dan pembardayaan masyarakat.
g. Penanganan konflik, sengketa, dan perkara pertanahan.
h. Pengkoordinasian pemangku kepentingan pengguna tanah.
i. Pengelolaan Sistem Informasi
Manajemen Pertanahan
(SIMTANAS). j. Pemberian penerangan dan informasi pertanahan kepada
masyarakat, pemerintah, dan swasta. k. Pengkoordinasian penelitian dan pengembangan. l. Pengkoordinasian sumberdaya manusia pertanahan. m. Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, sarana
dan prasarana, perundang-undangan serta pelayanan pertanahan.
5. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali
Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dipimpin oleh seorang kepala kantor yang mempunyai kedudukan sabagai pejabat struktural eselon IIIA, mempunyai susunan organisasi sebagai berikut :
1. Subbagian Tata Usaha, Terdiri atas:
a. Urusan Perencanaan dan Keuangan
commit to user
Mempunyai tugas dan fungsi:
1) Pengelolaan data dan informasi
2) Penyusunan rencana, program dan anggaran serta laporan
akuntabilitas kinerja pemerintah
3) Pelaksanaan urusan kepegawaian
4) Pelaksanaan urusan keuangan dan anggaran
5) Pelaksanaan urusan tata usaha, rumah tangga, sarana dan
prasarana
6) Penyiapan bahan evaluasi kegiatan dan penyusunan
program
7) Koordinasi pelayanan pertanahan
2. Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan, terdiri atas:
a. Subseksi Pengukuran dan Pemetaan
b. Subseksi Tematik dan Potensi Tanah mempunyai tugas dan fungsi:
1) Pelaksanaan survey, pengukuran dan pemetaan bidang tanah, ruang dan perairan, perapatan kerangka dasar, pengukuran batas kawasan/wilayah, pemetaan tematik dan survey potensi tanah, pembinaan surveyor berlisensi
2) Perapatan kerangka dasar orde 4 dan pengukuran batas
kawasan atau wilayah
commit to user
perairan
4) Survey, pemetaan, pemeliharaan dan pengembangan
pemetaan tematik dan potensi tanah
5) Pelaksanaan kerjasama teknis surveyor berlisensi dan
pejabat penilai tanah
6) Pemeliharaan peralatan teknis
3. Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah, terdiri atas:
a. Subseksi Penetapan Hak Tanah
b. Subseksi Pengaturan Tanah Pemerintah
c. Subseksi Pendaftaran Hak
d. Subseksi Peralihan, Pembebanan Hak dan Pejabat Pembuat Akta Tanah mempunyai tugas dan fungsi:
1) Pelaksanaan pengaturan dan penetapan di bidang hak tanah
2) Penyiapan rekomendasi pelepasan, penaksiran harga dan tukar-rnenukar, saran dan pertimbangan serta melakukan kegiatan perijinan, saran dan pertimbangan usulan penetapan hak pengelolaan tanah
3) Penyiapan telaahan
dan
pelaksanaan pemberian rekomendasi perpanjangan jangka waktu pembayaran uang pemasukan dan atau pendaftaran hak
commit to user
negara, daerah bekerjasama dengan pemerintah, termasuk tanah badan hukum pemerintah
5) Pendataan dan penertiban tanah bekas tanah hak
6) Pelaksanaan pendaftaran hak dan komputerisasi pelayanan
pertanahan
7) Pelaksanaan penegasan dan pengakuan hak
8) Pelaksanaan peralihan, pembebanan hak atas tanah dan
pembinaan PPAT
4. Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan, teridiri atas:
a. Subseksi Penatagunaan Tanah dan Kawasan Tertentu
b. Subseksi Landreform dan Konsolidasi Tanah mempunyai tugas dan fungsi:
1) Pelaksanaan penatagunaan tanah, landreform, konsolidasi tanah dan penataan pertanahan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu lainnya, penetapan kriteria kesesuaian penggunaan dan pemanfaatan tanah serta penguasaan dan pemilikan tanah dalam rangka perwujudan fungsi kawasan atau zoning, penyesuaian penggunaan dan pemanfaatan tanah, penerbitan ijin perubahan penggunaan tanah, penataan tanah bersama untuk peremajaan kota, daerah bencana dan daerah bekas konflik serta permukiman kembali
commit to user
dan pemeliharaan tanah, neraca penatagunaan tanah kabupaten atau kota dan kawasan lainnya
3) Pemeliharaan basis data penatagunaan tanah kabupaten/kota
dan kawasan
4) Pemantauan dan evaluasi pemeliharaan tanah, perubahan penggunaan dan pemanfaatan tanah pada setiap fungsi kawasan atau zoning dan redistribusi tanah, pelaksanaan konsolidasi tanah pemberian tanah obyek landreform dan pemanfaatan tanah bersama serta penertiban administrasi landreform
5) Pengusulan penetapan atau penegasan tanah menjadi obyek
landreform
6) Pengambilalihan dan atau penerimaan penyerahan tanah-
tanah yang terkena ketentuan landreform
7) Penguasaan tanah-tanah obyek landreform
8) Pemberian ijin peralihan hak atas tanah pertanian dan ijin
redistribusi tanah dengan luasan tertentu
9) Penyiapan usulan penetapan surat keputusan redistribusi tanah dan pengeluaran tanah dari obyek landreform
10) Penyiapan usulan ganti kerugian tanah obyek landreform dan penegasan obyek konsolidasi tanah
11) Penyediaan tanah untuk pembangunan
commit to user
13) Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan dokumentasi data landreform
5. Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan, terdiri atas :
a. Subseksi Pengendalian Pertanahan
b. Subseksi Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas dan fungsi:
1) Pelaksanaan pengendalian pertanahan, pengelolaan tanah negara, tanah terlantar dan tanah kritis serta pemberdayaan masyarakat
2) Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi pemenuhan hak dan kewajiban pemegang hak atas tanah, pemantauan dan evaluasi penerapan kebijakan dan program pertanahan dan program sektoral, pengelolaan tanah negara, tanah terlantar dan tanah kritis
3) Pengkoordinasian dalam rangka penyiapan rekomendasi, pembinaan, peringatan, harmonisasi dan pensinergian kebijakan dan program pertanahan dan sektoral dalam pengelolaan tanah negara, penanganan tanah terlantar dan tanah kritis
4) Penyiapan saran tindak dan langkah-langkah penanganan serta usulan rekomendasi, pembinaan, peringatan, harmonisasi dan pensinergian kebijakan dan program
commit to user
serta penanganan tanah terlantar dan tanah kritis
5) Inventarisasi potensi masyarakat marjinal, asistensi dan pembentukan kelompok masyarakat, fasilitasi dan peningkatan akses ke sumber produktif
6) Peningkatan partisipasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat dan mitra kerja teknis pertanahan dalam rangka pemberdayaan masyarakat
7) Pemanfaatan tanah negara, tanah terlantar dan tanah kritis untuk pembangunan
8) Pengelolaan basis data hak atas tanah, tanah negara, tanah terlantar, dan tanah kritis serta pemberdayaan masyarakat
9) Penyiapan usulan keputusan pembatalan dan penghentian hubungan hukum atas tanah terlantar
6. Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara, terdiri atas :
a. Subseksi Sengketa dan Konflik Pertanahan
b. Subseksi Perkara Pertanahan mempunyai tugas dan fungsi:
1) Pelaksanaan penanganan sengketa, konflik dan perkara pertanahan
2) Pengkajian masalah, sengketa dan konfiik pertanahan
3) Penyiapan bahan dan penanganan sengketa dan konflik pertanahan secara hukum dan non hukum penanganan dan
commit to user
sengketa dan konflik pertanahan melalui bentuk mediasi, fasilitasi dan lainnya, usulan dan rekomendasi pelaksanaan putusan-putusan lembaga peradilan serta usulan rekomendasi pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang, dan/atau badan hukum dengan tanah
4) Pengkoordinasian penanganan sengketa, konflik dan perkara pertanahan
5) Pelaporan penanganan dan penyelesaian konflik, sengketa dan perkara pertanahan.
Untuk dapat melihat dengan jelas mengenai hubungan, mekanisme, kinerja antar bagian Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali diatas, dapat dilihat dari bagan strutur organisasi sebagai berikut :
NIP. 19540114 198203 1 001
KEPALA SUB BAGIAN
SUTARNA,SE
NIP. 19600312 198163 1 002
KEPALA USULAN
KEPALA URUSAN UMUM DAN
PERENCANAAN
KEPEGAWAIAN
Nurakhmi Suryandari,A.Ptah
KEPALA SEKSI SURVEY,
KEPALA SEKSI SENGKETA PENGUKURAN DAN
KEPALA SEKSI HAK TANAH
KEPALA SEKSI PENGATURAN KEPALA SEKSI PENGENDALIAN
KONFLIK DAN PERKARA PEMETAAN
DAN PENDAFTARAN TANAH
DAN PENATAAN
DAN PEMBERDAYAAN
PERTANAHAN
Purwi Hastuti,ST
Drs. Joko Triono
Ir. Indjit Nedjam Fauza
Soedjoko,SH
Samodra Yoga Lelana,SH
NIP. 19600530 198403 2 001
NIP. 19531126 198003 1 001
NIP. 19561217 195803 1 002 NIP. 010 150 675
NIP. 19590531 198703 1 001
KEPALA SUB SEKSI PENGUKURAN PEMETAAN
KEPALA SUB SEKSI
KEPALA SUB SEKSI
KEPALA SUB SEKSI
KEPALA SUB SEKSI
PENETAPAN HAK TANAH
PENGATURAN DAN PENGENDALIAN
KONFLIK PERTANAHAN
SENGKETA DAN
KAWASAN TERTENTU
Haryatmo,A.Hum Kurtandi,SH
Budi Sucrito,S.Si
Bambang Rukunto,SH
Hartadi, A.Dtnh
NIP. 750 008 439 NIP. 19541101 199203 1 003
KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI
KEPALA SEKSI SENGKETA SURVEY, PENGUKURAN
KEPALA SEKSI PENGATURAN
KEPALA SEKSI PENGENDALIAN
HAK TANAH DAN
DAN PENATAAN
DAN PEMETAAN DAN PEMBERDAYAAN
KONFLIK DAN PERKARA
PERTANAHAN
PENDAFTARAN TANAH
Purwi Hastuti,ST Drs. Joko Triono
Ir. Indjit Nedjam Fauza
Soedjoko,SH
Samodra Yoga Lelana,SH
NIP. 19591215 198103 1 005 NIP. 19690831 198903 2 003
KEPALA SUB SEKSI
KEPALA SUB SEKSI
PERALIHAN, PEMBEBANAN
PENDAFTARAN HAK
HAK DAN PPAT 72
Titien Indarwati Soebroto, SE.
Drs. Sugiyarto
NIP. 19610307 198503 1 005
NIP. 19680627 198903 2 001
commit to user
6. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur kunci dalam pelaksanaan tugas-tugas pertanahan. Sesuia tugas pokok dan fungsi kantor pertanahan yang merupakan ujung tombak di daerah yang melaksakan tugas-tugas Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia dalam rangka pelayanan bidang pertanahan, kompetensi dan kinerja para pegawai sangat mempengaruhi kualitas pelayanan dibidang pertanahan.
Pada hakekatnya semua komponen dalam organisasi mempunyai peranan yang sama pentingnya untuk mensinergikan kerja institusi. Suatu organisasi yang berjalan baik diibaratkan sebagai sebuah orkestra yang memerlukan keharmonisan irama kerja semua komponen agar diperoleh pencapaian standar kinerja pelayanan publik yang optimal. Gambaran lengkap profil sumber daya manusia Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut :
commit to user
Profil SDM Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali
Menurut Jabatan
No
Unit Organisasi
Jumlah Jabatan struktural Staf
III A IV A V A
1 Pimpinan kantor
2 Sub bagian tata usaha
21 -
1 2 19
3 Seksi survei penguuran dan pemetaan
24 -
1 2 21
4 Seksi hak tanah dan pendaftaran tanah
27 -
1 4 22
5 Seksi pengaturan dan penataan pertanahan
6 Seksi pengendalian dan Pemberdayaan
7 Seksi sengketa, konflik, dan perkara
Jumlah
92 1 5 14 72 Sumber : Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali Dari tabel dapat diketahui bahwa jabatan yang paling banyak diduduki pegawai adalah sebagai staf pelaksana. Hal ini dikarenakan tugas kantor pertanahan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas di lapangan yang harus sesuai dengan kualifikasi dan keahliannya.
Untuk melihat masa kerja dan kualifikasi pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali, identifikasi dapat juga dilihat berdasarkan golongannya. Berikut tabel diidentifikasi pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali berdasarkan golongannya.
commit to user
Profil SDM Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali
Menurut Golongan / Ruang
No
Unit Organisasi
Golongan / Ruang Jumlah
I II III IV
1 Pimpinan kantor
2 Sub bagian tata usaha
10 11 -
21
3 Seksi survei penguuran dan pemetaan
3 21 -
24
4 Seksi hak tanah dan pendaftaran tanah
6 21 -
27
5 Seksi pengaturan dan penataan pertanahan
6 Seksi pengendalian dan Pemberdayaan
7 Seksi sengketa, konflik, dan perkara
Jumlah
19 72 1 92 Sumber : Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pegawai di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sebanyak 72 orang (78%) memiliki golongan III. Hal ini berarti bahwa sebagian besar pegawai dapat dikatakan cukup berpengalan dan memiliki masa kerja yang lama. Sisanya berasa pada golongan II sebanyak 19 orang (21%) dan golongan IV sebanyak 1 orang (1%). Selanjutnya untuk melihat tingkat pendidikan pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dapat diperinci dalam tabel IV.4 berikut :
commit to user
Profil SDM Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali
Menurut Tingkat Pendidikan
Sumber : Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali mempunyai tingkat pendidikan SLTA sebanyak 47 orang (51%), kemudian sebanyak 23 orang (25%) berpendidikan S1. Sehingga dapat dikatakan bahwa kualitas sumber daya manusia Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali cukup berpendidikan dan baik.
7. Jenis Pelayanan Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia telah dan akan terus berusaha untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan menyusun kebijaksanaan yang memberi kemudahan dan
commit to user
baik dalam prosedur maupun pembiayaannya, dengan berpegang pada ketentuan yang berlaku, sebagaimana tersebut di atas.
Jenis pelayanan bidang pertanahan sesuai ketentuan yang berlaku, maka Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali telah mengimplementasikan jenis pelayanan kedalam 2 kelompok besar, yaitu : Front Office dan Back Office.
1. Front Office
Front Office merupakan suatu area kerja bagi petugas kantor pertanahan bagian depan yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Front Office ini terdiri dari loket-loket. Pembagian loket dibuat semudah dan seefisien mungkin memadukan antara sistem seri dan paralel dengan maksud agar masyarakat tidak merasa sulit atau bingung. Karena itu sistem loket di kantor pertanahan dibagi menjadi 4 buah loket , yaitu:
1. Loket I : Loket Informasi Pelayanan Loket I memberikan informasi, arahan serta gambaran tentang bentuk layanan Kantor Pertanahan terhadap publik. Pada loket ini pemohon/pendaftar dapat mengakses informasi tentang Tata Usaha Layanan Kantor Pertanahan.
2. Loket II : Loket Penerimaan Dokumen Permohonan
commit to user
hak atas tanah melalui loket ini. Dengan mengisi blanko formulir pendaftaran tanah yang berisi tentang :
a. Identitas diri atau surat kuasa pemohon.
b. Jenis layanan dari Kantor Pertanahan.
c. Data fisik letak tanah yang dimohon.
d. Lampiran kelengkapan administrasi, sesuai dengan bentuk layanan yang dimohon.
3. Loket III : Loket Pembayaran Setelah menerima Surat Tanda Terima berkas Permohonan dan perincian biaya yang harus dibayar, maka selanjutya pemohon dapat melakukan pembayaran diloket III dan pemohon akan menerima Tanda Bukti Pendaftaran yang nantinya akan dipergunakan oleh pemohon untuk mengambil sertifikat bukti kepemilikan hak atas tanah yang didaftarkan.
4. Loket IV : Loket Penyerahan Produk Setelah kelengkapan administrasi telah dibukukan maka Kantor Pertanahan akan menerbitkan sertifikat bukti kepemiikan hak atas tanah (surat tanah), yang selanjutnya diberikan kepada pemohon melalui loket IV.
Adapun uraian tugas pada Front Office, adalah :
1. Petugas Informasi (INF) / Manager Pelayanan
commit to user
masyarakat mengenai sesuatu hal yang berhubungan dengan pertanahan. Uraian tugasnya adalah sebagai berikut :
a. Menerima pertanyaan dari masyarakat.
b. Mencari tahu informasi yang benar dan baik dari komputer atau pejabat yang berwenang.
c. Memberikan jawaban atau informasi tersebut kepada masyarakat.
d. Sekaligus penanggung jawab harian pada Loket Pelayanan.
2. Petugas Penerimaan dan Pemeriksaan Berkas Permohonan
(PPB) Adalah petugas yang menerima dan memeriksa dokumen- dokumen suatu berkas pemohonan.
3. Petugas Entry Data Permohonan (EDP)
Adalah petugas yang memasukkan data permohonan ke dalam data base aplikasi sistem komputerisasi pertanahan. Uraian tugasnya adalah sebagai berikut :
Ø Petugas Penerimaan dan Pemeriksaan Berkas Permohonan
(PPB), mempunyai tugas :
a. Menerima berkas permohonan.
b. Memeriksa kelengkapan dokumen (jika tidak lengkap
buat catatan).
commit to user
permohonan.
d. Memeriksa kebenaran materi dokumen.
e. Memberikan kupon nomor tunggu kepada pemohon.
f. Menempelkan kupon nomor tunggu pada sampul berkas permohonan.
g. Menyerahkan berkas permohonan kepada tugas Entry
Data. Ø Petugas Entry Data Permohonan (EDP), mempunyai
tugas :
a. Memasukan Data berdasarkan dokumen yang ada di
dalam berkas permohonan.
b. Menulis Nomor berkas yang dihasilkan dari komputer
pada sampul berkas.
c. Permohonan.
d. Mencetak Tanda Terima Dokumen dan Surat Perintah
Setor.
e. Meletakkan berkas pada meja yang telah ditentukan.
4. Petugas Penanggung Jawab Berkas (PJB)
Adalah petugas yang bertanggung jawab terhadap berkas- berkas permohonan yang diterima di bagian front office. Uraian tugasnya adalah sebagai berikut :
a. Menerima dokumen dari Petugas Entry Data Permohonan.
commit to user
Dokumen dari Printer.
c. Memanggil Pemohon berdasarkan Surat Perintah Setor.
d. Menyerahkan Surat Perintah Setor dan Tanda Terima Dokumen kepada Pemohon.
e. Mendistribusikan berkas permohonan kebagian Back Office setelah loket penerimaan dan pemeriksaan berkas ditutup.
5. Petugas Kotlap / Penunjuk Petugas Ukur
Adalah petugas Koordinator Pengukuran dan Pemetaan yang bertugas di loket pelayanan, sehingga pada saat berkas siap di bayar oleh pemohon/masyarakat maka sekaligus kepastian pelaksananaan pengukuran dapat di jadwalkan.
6. Petugas Bendaharawan Khusus Penerimaan (BKP) Adalah petugas yang mengelola uang pembayaran biaya permohonan dari masyarakat.
7. Petugas Penyerahan Produk
Adalah petugas yang bertanggung jawab menyerahkan hasil- hasil pekerjaan permohonan pendaftaran.
2. Back Office
Back Office merupakan area kerja petugas pelaksana dan eksekutif Kantor Pertanahan melaksanakan tugas. Petugas di bagian Back Office terdiri dari:
1. Petugas Pelaksana (PEL)
commit to user
permohonan. Uraian tugasnya adalah sebagai berikut :
a. Memeriksa data-data permohonan pada Inbox komputer.
b. Meminta berkas permohonan pada kepala Sub Seksi.
c. Memindahkan data dari Inbox Current. Periksa data pada Database, jika tidak ada data, lewat komputer. Maka minta PETUGAS DATA ENTRY BUKU TANAH dan PETUGAS DATA ENTRY SU/GS untuk input data tersebut.
d. Menerima Buku Tanah.
e. Melakukan Anotasi.
f. Menyerahkan Dokumen pada KASUBSI.
g. Mengambil Dokumen yang sudah diperiksa oleh KASUBSI.
h. Mencetak Dokumen, jika telah disetujui oleh KASUBSI.
i. Menyerahkan Dokumen pada KASI. j. Menyerahkan Dokumen dari KASI kepada KAKAN.
2. Petugas Entry Data Buku Tanah (EDB) Adalah petugas bagian belakang yang melakukan pengisian data buku tanah. Uraian tugasnya adalah sebagai berikut :
commit to user
Current Box.
b. Mencari Buku Tanah.
c. Memasukkan data Buku Tanah ke dalam Database.
d. Mengirim Buku Tanah kepada Petugas Pelaksana.
3. Petugas Entry Data SU/GS (EDS) Adalah Petugas Bagian Belakang yang melakukan pengisian data SU/GS. Uraian tugasnya adalah sebagai berikut :
a. Memeriksa pada Inbox, jika ada data, masukkan pada Current Box.
b. Mencari Buku SU/GS.
c. Memasukkan data dari buku SU/GS ke dalam Database Textual.
4. Kepala Subseksi (KASUBSI)/ Kepala Urusan (KAUR) Adalah Kepala dari suatu Sub Seksi yang melakukan pemeriksaan dan mengotorisasikan berkas permohonan. Uraian tugasnya adalah sebagai berikut :
a. Menerima dokumen dari Petugas Penanggung Jawab Berkas.
b. Membandingkan jumlah dokumen yang diterima dengan yang ada di Inbox.
commit to user
dokumen dan menyelesaikannya.
d. Menerima dokumen yang sudah diselesaikan oleh Petugas Pelaksana.
e. Memeriksa pada Inbox sesuai dengan berkas yang diterima dan pindahkan pada Current Box.
f. Memeriksa kebenaran dokumen di berkas dan dilayar monitor, jika benar otorisasikan berkas permohonan pada layar sehingga pindah pada proses berikutnya.
g. Menyerahkan dokumen kepada KASI.
5. Kepala Seksi (KASI)/ Kepala Sub Bagian (KASUBAG) Adalah Kepala dari suatu Seksi yang melakukan pemeriksaan dan mengotorisasikan berkas permohonan. Uraian tugasnya adalah sebagai berikut :
a. Menerima Dokumen dari KASUBSI / KAUR
b. Memeriksa pada Inbox sesuai dengan berkas yang diterima dan pindahkan pada Current Box.
c. Memeriksa kebenaran dokumen di berkas dan layar monitor, jika benar otorisasikan berkas permohonan pada layar sehingga pindah pada proses berikutnya.
d. Menyerahkan dokumen kepada Petugas Pelaksana untuk dicetak.
6. Kepala Kantor (KAKAN)
commit to user
menandatangani dokumen dan mengotorisasikan berkas permohonan. Uraian tugasnya adalah sebagai berikut :
a. Menerima dokumen dari Petugas Pelaksana.
b. Memeriksa pada Inbox sesuai dengan berkas yang diterima dan pindahkan pada Current Box.
c. Menandatangani Dokumen.
d. Mengotorisasikan berkas permohonan di layar monitor.
8. Prosedur Pelayanan Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali
Prosedur pengurusan sertifikasi tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali untuk pengajuan permohonan sertifikat tanah dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu :
1. Permohonan yang diajukan langsung oleh pemohon.
2. Permohonan yang diajukan melalui Pejabat Pembuat Akta Tanah. Cara pertama dapat dilakukan pada bidang-bidang tanah hak milik warga yang belum bersertifikat yang pada prosesnya tidak membutuhkan akta dari Pejabat Pembuat Akta Tanah, sedangkan cara kedua merupakan cara yang dilakukan untuk bidang tanah yang membutuhkan Akta dari Pejabat Pembuat Akta Tanah, misalnya pada sertifikat tanah warisan maupun jual beli, dengan melalui dua cara tersebut, sertifikat tanah yang telah selesai dapat dipertanggung jawabkan secara hukum.
commit to user
pembuatan sertifikat ini akan dijelaskan secara rinci oleh penulis pada bagan berikut:
Bagan IV.1
Prosedur Permohonan Sertifikat Tanah
Keterangan :
1. Pemohon bersiap mengajukan permohonan sertifikat tanah dengan mengajukan desa data tanah ke melalui notaris, kemudian notaris mengurus permohonan sertifikat ke Kantor Pertanahan.
2. PPAT (Notaris/Camat) menerima desa data tanah dari pemohon kemudian mengurus permohonan sertifikat di Kantor Pertanahan.
3. Kantor Pertanahan lalu memproses pembuatan sertifikat tersebut dan mengeluarkan sertifikat tanah yang diberikan oleh Notaris atau PPAT yang nantinya akan diserahkan kepada pemohon.
Untuk memberikan kemudahan kepada pemohon, setiap jenis pelayanan baik permohonan maupun penyerahan telah tertulis pada loket-loket yang tersedia seperti pada bagan alur pelayanan pertanahan seperti berikut :
Pemohon
Desa Data
Tanah
Kantor Pertanahan
PPAT Notaris/Camat
commit to user
Alur Pelayanan Sertifikasian Tanah Di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali
PEMOHON
LOKET 1 Informasi
1. Pengukuran dan pendaftaran tanah.
2. Hak Atas Tanah. 3. Penatagunaan
Tanah. 4. Penagturan dan Penguasaan Tanah.
LOKET 2 Penerimaan dan
Pemohonan
1. PPT. 2. PGT. 3. HAT.
LOKET 3 Pembayaran Biaya
LOKET 4 Penyerahan produk
1. Sertifikat tanah. 2. Surat keterangan
pendaftaran tanah. 3. Roya. 4. Gambar situasi.
commit to user
Prosedur Sertifikasi Tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali
Sumber : Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali
Pengurusan surat dan berkas persyaratan di kelurahan dan
kecamatan, meliputi: 1. Surat Permohonan.
2. Identitas para pemohon (Fotocopy KTP). 3. Bukti-bukti tertulis: 1. Pethuk, Letter-C, Girik, Pipil. 2. Segel (Surat bukti jual beli tanah adat). 3. Putusan pengadilan.
4. Pernyataan Pemohon. 5. Nilai Jual Obyek Pajak.
Pendaftaran Di Kantor Pertanahan, meliputi:
1. Pendaftaran di Loket 2. Pengisian daftar-daftar isian.
3. Pemeriksaan ulang oleh petugas pelaksana.
Pengumpulan Data Fisik dan Data Yuridis, meliputi:
1. Pengukuran Letak tanah. 2. Penetapan Batas tanah. 3. Pengukuran Luas tanah. 4. Pengukuran Luas bangunan.
Pengumuman Data Fisik dan Data Yuridis,
melalui: Media Massa seperti:
Media Elektronik, Media Internet.
Pengesahan Data Fisik dan Data Yuridis, melalui:
1. Berita Acara Pengesahan 2. Adanya
gugatan
pengadilan
Pembukuan Hak, meliputi: 1. Cek ulang perlengkapan
persyaratan. 2. Pengajuan sengketa ke Pengadilan.
Penerbitan Sertifikat Tanah
commit to user
Sertifikat Tanah dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengurusan berkas-berkas dan syarat-syarat di Kantor Kelurahan dan Kecamatan, meliputi:
a. Surat Permohonan
b. Identitas para pihak (fotocopy KTP) dengan menunjukkan aslinya
c. Bukti-bukti tertulis antara lain:
1) Pethuk, Letter C, Girik/Pipil.
2) Segel (Surat Bukti Jual Beli Tanah Adat), atau akta PPAT.
3) Putusan Pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.
4) Bukti lain dengan disertai pernyataan yang bersangkutan dengan kesaksian dua orang penduduk setempat. Apabila surat bukti tidak ada dilampiri dengan:
a. Pernyataan pemohon § Bahwa pengakuan pernyataan batas dan luas tanah
yang bermaterai. § Bahwa penguasaan tanah telah dilakukan dengan
itikad baik. § Bahwa penguasaan itu tidak pernah diganggu gugat dan karena itu diakui dan dibenarkan oleh masyarakat desa yang bersangkutan.
§ Bahwa tanah tersebut sekarang tidak dalam
sengketa.
commit to user
§ Bahwa pernyataan yang dibuat adalah sesuai kenyataan, karenanya bersedia dituntut atas keterangan-keterangan yang tidak benar.
b. Keterangan Kades atau Lurah dengan saksi dua orang penduduk setempat yang membenarkan penguasaan tanah tersebut.
d. Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) atau Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) tahun terakhir.
2. Pendaftaran di Kantor Pertanahan, meliputi:
a. Penerimaan Pendaftaran Setelah berkas-berkas terkumpulkan maka diserahkan ke Kantor Pertanahan melalui loket 2. Petugas Entry Data Permohonan (petugas EDP) loket 2 menerima dokumen permohonan kemudian melakukan input data. Petugas EDP lalu memeriksa kelengkapan dan kebenaran data atau berkas persyaratan yang dibawa pemohon. Jika data atau berkas permohonan sudah benar dan lengkap, dilanjutkan dengan pencetakan Surat Tanda Terima Dokumen (STTD) dan Surat Perintah Setor (SPS) jika data belum benar atau lengkap dilakukan pencetakan surat penolakan dan menyerahkan semua dokumen ke pemohon.
b. Pengisian daftar-daftar isian
1) Daftar isian 1 yang merupakan daftar permohonan pekerjaan pendaftaran tanah. Daftar ini berkas permohonan yang masuk
commit to user
sertfikat.
2) Daftar isian 92 yang merupakan daftar permohonan pekerjaan
pengukur tanah.
3) Pemeriksaan ulang oleh petugas pelaksana subseksi dan
pemeriksaan data dalam data base.
3. Pengumpulan Data Fisik dan Data Yuridis.
a. Pengukuran letak tanah
b. Pengukuran batas tanah.
c. Pengukuran luas tanah.
d. Pengukuran luas bangunan. Dalam hal ini proses pengukurannya dilakukan oleh petugas pelaksana dari Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali.
4. Pengumuman Data Fisik dan Data Yuridis Pengumuman dilakukan melalui media massa yang antara lain meliputi media elektronik, media internet,dll. Hal ini bertujuan apabila ada pihak yang berkeberatan dengan diterbitkannya sertifikat tanah, dan waktu pengumumannya adalah 60 hari.
5. Pengesahan Data Fisik dan Data Yuridis. Setelah waktu pengumuman selesai, data fisik dan data yuridis disahkan oleh Kepala Kantor dengan menggunakan Berita Acara Pengesahan, sedangkan apabila muncul adanya gugatan, maka
commit to user
ada putusan dari Pengadilan.
6. Pembukuan Hak. Didalam tahap ini dilakukan pengecekan ulang secara menyeluruh mulai dari perlengkapan persyaratan dan berkas-berkas pendaftaran sampai masalah-masalah yang ditimbulkan. Sertifikat tanah tidak akan diterbitkan apabila masih menemui adanya kendala-kendala yang meliputi antara lain sengketa tanah, jual beli tanah dan kekeliruan pengukuran.
7. Penerbitan Sertifikat Tanah. Setelah semua prosedur kerja selesai, hasil terakhir adalah penerbitan sertifikat tanah. Sertifikat tanah merupakan surat tanda bukti hak diterbitkan untuk kepentingan pemegang hak yang bersangkutan sesuai dengan data fisik yang ada dalam surat ukur dan data yuridis yang telah terdaftar dalam buku tanah. Selain itu sertifikat tanah merupakan salinan buku tanah dan surat ukur yang dijilid menjadi satu dengan sampul khusus yang diatur perundang-undangan. Dalam hal ini surat ukur dari hasil pengukuran yang memuat data fisik dijilid menjadi satu dengan salinan buku tanah kemudian diajukan ke kepala kantor untuk dilakukan penandatanganan. Apabila kepala kantor berhalangan atau dalam rangka melayani permohonan pendaftaran tanah yang bersifat massal, penandatanganan buku tanah
commit to user
Seksi Pengukuran dan Pendaftaran Tanah.