BAB II PINSIP-PRINSIP HUKUM ISLAM TERHADAP HUTAN
F. Pengertian Hukum Islam
Islam merupakan risalah atau ajaran yang disampaikan Allah kepada Nabi Muhammad Saw sebagai petunjuk seluruh manusia dalam menyelenggarakan
kehidupan di bumi dan mengatur hubungan serta tanggung-jawab secara vertical kepada Allah dan secara horizontal kepada dirinya, masyarakat serta alam
semesta.
23
Menurut Islam alam bukan hanya benda yang tidak berarti apa-apa selain dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Alam dalam pandangan Islam
adalah tanda kekuasaan Allah. Alam memberikan jalan bagi manusia untuk mengetahui keberadaan-Nya.
24
Allah berfirman;
+ , - .
? 012
4 5
1 6789
+ : 49 ;. =9
? ABC D
EF.G HI
9J 9K1L
M1N O
I5P Q 4R
ST7 5L U + V2W : 4
? V=
X H25
23
. Ahmad M. Saefuddin, Etos IslamTentang Alam dan Kehidupan, Jakarta: Makalah pada seminar tentang Islam untuk pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Lingkungan Hidup Dalam
Rangka pembinaan ketahanan nasional, Litbang Agama Depag – LP3ES, Tanggal 10-11Pebruari 1983, h. 40
24
. Ramly, Islam Ramah Lingkungan Konsep dan Strategi Islam Dalam Pengelolaan, dan Penyelamatan Lingkungan Hidup
, h. 25
;.Y 8
Z9[ \]A V
5LY _ 8
`HI V= WacdY
e1 f+1L
M1N O
I5P g0 4R
ST7 5L U +
?hL 4
Z .O
; P[=P?
- P
Artinya: “Dia-lah, yang Telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu,
sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya menyuburkan tumbuh- tumbuhan, yang pada tempat tumbuhnya kamu menggembalakan ternakmu.Dia
menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar ada tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang memikirkan.Dan dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. dan bintang-
bintang itu ditundukkan untukmu dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum
yang memahami nya. QS. An-Nahl16: 10-12
Para ulama mengelompokkan Jinayah dengan melihat kepada sanksinya
menjadi tiga bagian yaitu: 1.
Qishash dan diyat adalah tindak kejahatan yang sanksi hukumannya balasan setimpal dan denda diyat, kasusnya ada pada: pembunuhan, pelukaan, dan
penghilangan bagian anggota tubuh; 2.
Hudud adalah kejahatan atau jinayah yang sanksi hukumannya di tetapkan sendiri secara pasti oleh Allah dan Nabi SAW, kasusnya: Pencurian,
Perampokan, perzinaan, tuduhan zina tanpa bukti, minum-minuman keras, pemberontakan dan murtad,
3. Ta’zir adalah kejahatan lain yang tidak diancam dengan qisas-diyat dan
hudud. Sanksi dan hukuman ditetapkan oleh penguasa.
25
Dalam kontek ini maka sanksi bagi pelaku perusakan terhadap hutan tergantung pada pendapat imam atau qhadi, sedangkan ketetapan hukum atas
kesalahan-kesalahan besar, terutama yang berhubungan dengan hak-hak seorang hamba dan kemashlahatannya, yang kemudian masuk pula di dalamnya perihal
perlindungan terhadap lingkungan sebagai sesuatu yang diutamakan.
26
Sebagaimana umum diketahui, Ilmu Fikih adalah ilmu yang mengatur
hubungan manusia dengan Tuhannya, dengan dirinya, dengan keluarga dan masyarakat dan dengan alam sekitarnya, sesuai dengan lima hukum-hukum
syariat yang sudah dikenal luas, yaitu: wajib, sunnah, haram, makruh dan mubah.
27
V= X
5 9
M1N HI
M1N ij78BC
[ k5
l
9K1L M1N
O I5P
g0 4R ST7 5L U
+ W : 4
Z D
; \]=P
Artinya: “Dan dia Telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa
yang di bumi semuanya, sebagai rahmat daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum
yang berfikir ”. Q.S. Al-Jatsiyah45: 13
25
. Prof. Dr. Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, Bogor:Kencana, 2003, Cet. Ke I, h. 256-257
26
. Al-Qaradhawi, Islam Agama Ramah Lingkungan, h. 57
27
. Ibid, h. 51
Ayat inilah yang menjadi landasan teologis pembenaran pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan manusia. Meskipun
Islam tidak melarang memanfaatkan alam tetapi Islam menetapkan aturan mainnya. Agama Islam memerintahkan ummatnya untuk memanfaatkan alam
dengan cara yang baik dan menjadi manusia bertanggung-jawab dan melindungi alam dan lingkungannya serta larangan merusaknya.
28
Di antara metode-metode fikih yang amat terkenal, ada prinsip
ی :_
sesuatu yang berbahaya harus dihilangkan, yang diambil dari hadits Nabi Saw yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Darul al-Quthni, Al-Hakim dan lainnya
berbunyi
:B J :B J
tidak boleh berbuat bahaya kepada diri sendiri dan orang lain
29
, dan sudah dibenarkan oleh para alim ulama. Pada dasarnya, prinsip-prinsip itu diambil dari nash-nash Al-Qur’an yang semuanya mengacu
pada usaha meniadakan berbagai bentuk bahaya.
30
G. Pengertian Hutan