Pengertian Produksi Program Televisi
Tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan sudah selesai. Tahap pra produksi
meliputi tiga bagian, sebagai berikut:
18
a Penemuan Ide
Tahap ini dimulai ketika produser menemukan idea tau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah
sesudah riset. b
Perencanaan Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja, penyempurnaan naskah, pemilihan
narasumber, lokasi, dan crew. Selain estimasi biaya, penyediaan biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara hati-hati dan teliti.
c Persiapan
Tahap ini meliputi pemberesan semuan kontrak, perizinan, dan surat menyurat. Latihan para kru dan pembuat setting, meneliti, dan melengkapi peralatan yang diperlukan.
Semua persiapan ini paling baik diselesaikan jangka waktu kerja yang sudah ditetapkan. Kunci keberhasilan produksi program televisi sangat ditentukan oleh kesiapan tahap
perencanaan dan persiapan itu. Orang yang begitu poercaya pada kemampuan teknis
18
Richard B. Chase dan Nicholas J. Aquilano, production and Operation Management, Edisi ketiga, Richard D. Homewood, Illionis: Irwin, Inc, 1981, h. 4-5
mengabaikan hal-hal yang sifatniya pemikiran di luar kertas. Dalam produksi program televisi hal itu dapat berakibat kegagalan.
19
2. Produksi
Tahap produksi adalah seluruh seluruh kegiatan pengambilan gambar baik di studio maupun di luar studio. Proses ini disebut juga dengan tapping. Sesudah perencanaan dan
persiapan selesai dilakukan, pelaksanaan produksi dimulai. Sutradara bekerjasama dengan para artis dan crew mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan
shooting script menjadi susunan gambar yang dapat bercerita.
20
Dalam pelaksanaan produksi ini, sutradara menentukan jenis shoot yang akan diambil dalam adegan scene. Biasanya sutradara mempersiapkan suatu daftar shoot shoot
list dari setiap adegan. Semua shoot yang dibuat akan dicatat oleh bagian pencatatan dengan mencatat kode waktu time code dengan nomor pada pita. Nomor itu berputar
keitika kamera dihidupkan dan terekam dalam gambar. Catatan kode waktu ini nanti akan berguna pada proses editing.
Biasanya gambar hasil shooting dikontrol setiap malam di akhir shooting hari itu untuk mengetahui apakah hasil pengambilan gambar baik atau tidak. Apabila tidak, maka
adegan itu perlu diulang untuk pengambilan gambarnya. Semua adegan di dalam naskah
19
Fred Wibowo, Dasar-dasar Produksi Program Televisi, Yogyakarta, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Cet. Ke-1, h. 20
20
Minarsih Fitriasari,
telah selesai diambil, maka hasil gambar asli original material row footage dibuat catatannya logging untuk kemudian masuk dalam proses post production yaitu editing.
3. Pasca Produksi
Pada tahap terakhir atau tahap post production, dimaksudkan merupakan tahap penyelesaian atau tahap penyempurnaan dari bahan baik yang berupa pita auditif maupun
pita audio visual. Demikian pula untuk televisi apakah digunakan satu atau lebih kameranya.
Tahap penyelesaian meliputi: a.
Melakukan editing baik suara maupun gambar. b.
Pengisiang grafik pemangku gelar atau berupa insert visualisasinya. c.
Pengisian narasi. d.
Pengisian sound efek dan ilustrasi. e.
Melakukan evaluasi terhadap hasil produksinya, tetapi dapat pula masih diberikan beberapa catatan, misalnya, masalah ilustrasi, sound efek, editing
gambar, dan sebagainya, sehingga masih masih harus dilakukan perbaikan. Menciptakan tayangan program yang unik dan menarik perhatian khalayak,
langkah-langkah yang telah dijelaskan di atas menjadi sesuatu yang sangat penting, karena menjadi bagian-bagian yang tidak terpisahkan dari suatu produksi.
4. Evaluasi Produksi
Evaluasi di sini mempunyai dua maksud. Maksud yang pertama adalah evaluasi program yang bertujuan untuk menilai sebarapa jauh program-program ini bisa dianggap
baik menurut sasaran. Kedua adalah evaluasi instruksional. Dibicarakan mengenai kemampuan dan kelemahan program, tetapi yang diutamakan adalah audiens dalam
memahami isi program instruksional yang diselenggrakan.
21
Mengenai penelitian terhadap respond an khalayak, maka pokok-pokok yang dinilai atau dievaluasikan adalah:
1 Bagaimana sifat respon itu, lunak, menyenagkan, atau berupa kritik.
2 Apakah respon itu menguntungkan atau tidak, disampaikan secara resmi atau tidak.
3 Apakah respon itu menunjukan bahwa publik atau khalayak menaruh perhatian atau
masalah yang dikemukakan dalam pesan. Adapun evaluasi mengenai berhasil atau tidaknya suatu pesan yang telah
dilancarkan oleh suatu organisasi instansi adalah dengan mengadakan Reader Interest Study dan Readibility Test. Kemungkinan lain untuk mengukur efektifitas suatu pesan adalah
dengan Audience Research seta Programme Analysist Test.
21
Pawit. M. Yusuf, Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990, h. 54
31