sekitar 4 srp dan terdapat parkir di badan jalan sejumlah 7 srp, Pasar Inpres Halat pelataran parkir masih kosong sekitar 18 srp dan terdapat parkir di badan jalan
sejumlah 5 srp, Pasar Inpres Sei Sikambing pelataran parkir masih kosong sekitar 3 srp dan terdapat parkir di badan jalan sejumlah 8 srp.
Keberadaan parkir di badan jalan di lokasi sekitar pasar merupakan pertanda bahwa ketersediaan pelataran parkir tidak memadai atau ketersediaan pelataran parkir
telah memadai tetapi penempatan parkir tidak diatur sebagaimana mestinya. Pelataran parkir dikatakan memadai, bila ketersediaan pelataran parkir lebih besar apabila
dibandingkan dengan pelataran parkir yang dibutuhkan. Secara teoritis, setiap pembangunan suatu pasar telah direncanakan pelataran
parkir yang memadai, demikian juga untuk Pasar Inpres di kota Medan. Untuk mengetahui apakah ketersediaan pelataran parkir mecukupi atau tidak,
perlu dilakukan analisis terhadap ketersediaan dan kebutuhan pelataran parkir.
1.9 Permasalahan
Pengamatan pendahuluan terhadap parkir di Pasar Inpres Bhakti, Pasar Inpres Halat, Pasar Inpres Sei Sikambing diperoleh informasi bahwa ketiga pasar telah
tersedia pelataran parkir dan kondisi pelataran parkir belum terisi penuh tetapi di badan jalan sekitar lokasi pasar tersebut terdapat kendaraan parkir.
Secara teoritis, apabila pasar telah tersedia pelataran parkir dan kondisi pelataran parkir masih kosong, maka tidak terjadi luapan parkir atau parkir di badan jalan.
Parkir di badan jalan akan mempersempit jalur jalan.
Universitas Sumatera Utara
Dengan sempitnya jalur jalan, maka kelancaran arus lalu lintas akan terganggu dan pada batas tertentu arus lalu lintas akan macet.
1.3 Pembatasan Masalah
Masalah yang diteliti dibatasi sebagai berikut: 1 Pasar sebagai obyek penelitian dibatasi sebagai berikut:
a. Pasar Inpres yang berada pada sisi jalan besar,
b. persentase pengunjung pasar membutuhkan parkir lebih besar dari
50 dari jumlah pengunjung pasar total. 2 Masalah yang dievaluasi dibatasi sebagai berikut:
a. kebutuhan parkir dengan ketersediaan pelataran parkir,
b. ketersediaan pelataran dengan ketersediaan parkir sesuai peraturan,
c. luapan parkir dengan parkir di badan jalan.
3 Model matematis sebagai variabel dibatasi sebagai berikut:
a. variabel terikat adalah kebutuhan parkir,
b. variabel bebas adalah prasarana phisik pasar dan kelompok jenis
barang dagangan serta jumlah rumah tangga pada Kecamatan dimana pasar diteliti.
1.4 Rumusan Masalah
Masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1
Bagaimana perbandingan antara: a.
Kebutuhan dengan ketersediaan pelataran parkir,
Universitas Sumatera Utara
b. ketersediaan dengan ketersediaan pelataran parkir sesuai peraturan,
c. luapan parkir dengan parkir di badan jalan.
2 Bagaimana model matematis hubungan antara:
a. kebutuhan parkir dengan prasarana phisik pasar,
b. kebutuhan parkir dengan kelompok jenis barang dagangan dan jumlah
rumah tangga pada Kecamatan dimana pasar diteliti.
1.5 Tujuan Penelitian