SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA KOPERASI SWADHARMA MEDAN.

b Daftar Observasi Observation Guide Yaitu studi yang dilakukan dengan pengamatan langsung atas kegiatan yang dilakukan dalam pencatatan terhadap setiap kejadian yang menjadi objek penelitian. c Daftar Dokumentasi Optional Guide Dalam metode ini penulis meminta dokumen yang berhubungan dengan hal - hal yang berkaitan dengan penelitian.

F. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bagian ini penulis menguraikan tentang penegasan latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri, tujuan dan manfaat, ruang lingkup, metode praktek kerja lapangan mandiri, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan laporan. BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI Gambaran umum terdiri dari mengenai data tentang Koperasi Swadharma Medan, sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi dan personalia serta bidang kegiatan perusahaan. Universitas Sumatera Utara BAB III : GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI Berisi tentang ketentuan-ketentuan yang ada dalam Peraturan Perundang - undangan Perpajakan pada penyampaian Surat Pemberitahuan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Pasal 21.

BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI DATA

Dalam bab ini penulis membahas tentang mekanisme proses pengisian dan penyampaian Surat Pemberitahuan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Pasal 21 di Koperasi Swadharma Medan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran berdasarkan uraian yang akan dikemukakan dalam bab sebelumnya yang dapat bermanfaat bagi perkembangan perusahaan di masa yang akan datang. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN

A. SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA KOPERASI SWADHARMA MEDAN.

Bank Negara Indonesia mulai diresmikan pada tanggal 17 Agustus 1946 oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Mohammad Hatta di bekas gedung De Javasche Bank Yogyakarta. Pada waktu itu gedung tersebut berfungsi sebagai Bank Sentral atau Bank Sirkulasi dan Bank Umum. Pembentukannya berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2 Tahun 1946. Jumlah modal Bank Negara Indonesia BNI sewaktu itu ditetapkan sebesar Rp 10.000.000,-. Dengan diresmikannya BNI, maka semua urusan Pusat Bank Indonesia dilanjutkan BNI sehingga cabang-cabang di Jakarta, Solo, Malang, dan Kediri diresmikan sebagai cabang-cabang BNI. Selanjutnya, dipersiapkan pula cabang- cabang baru di Garut, Cirebon, Pontianak, dan Jember. Sebagai bank pertama milik Pemerintah RI, pimpinan dan para pegawai BNI harus bekerja keras menyukseskan program perekonomian pemerintah, mencetak dan mengedarkan uang Republik Indonesia, menarik uang Jepang dari peredaran, serta memberikan kredit dan transaksi perbankan lainnya. Selama menjalankan tugas, direksi dan segenap pegawai BNI merasakan pahit getirnya mengelola dan menjalankan aktivitas usaha BNI. Kondisi dan sistem perbankan mengalami perubahan pada tahun 1965, dengan Penetapan Presiden No. 17 Tahun 1965 tentang pengintegrasian sejumlah bank pemerintah dalam Bank Tunggal yang menggunakan sebutan Bank Negara Indonesia. Universitas Sumatera Utara Bank Indonesia menjadi BNI Unit I dan BNI menjadi BNI Unit III. Pola Bank Tunggal ternyata tidak berjalan mulus dan pada zaman Orde Baru pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan. Berdasarkan UU No. 17 Tahun 1968 BNI Unit III diganti dengan Bank Negara Indonesia 1946 dan berhasil masuk dalam lima kelompok bank terbesar dengan total asset sekitar Rp 1 Triliyun dan laba mencapai Rp 11 Miliar. Perubahan struktur organisasi dan budaya kerja perusahaan semasa pimpinan H. Somala Wiria, mendorong BNI merancang suatu rencana kerja yang lebih terarah dan terpadu yang melahirkan Corporate Plan, yaitu rencana kerja jangka panjang selama lima tahun. Kemudian diikuti dengan pelaksanaan Corporate Cultur. Budaya kerja BNI bersumber dan dilandasi “Swadharma Bhakti Negara”. Guna melengkapi citra baru berupa BNI, diciptakan citra baru berupa logo “bahtera berlayar” dan motto “Terpercaya, Kokoh, dan Bersahabat”. Tahun 1992 di lingkungan BNI terdapat banyak unit usaha koperasi yang berada di Jakarta serta wilayah dan cabang-cabang BNI yang tersebar di seluruh wilayah RI. Sehingga timbul gagasan untuk mempersatukan unit-unit Koperasi tersebut menjadi satu sebagai “KOPERASI TUNGGAL” dengan tujuan untuk lebih mempermudah pengembangan usaha. Bahwa dalam gagasan tersebut unit koperasi yang ada di Jakarta diarahkan menjadi KOPERASI PUSAT, sedangkan unit-unit Koperasi yang ada di Wilayah dan Cabang-Cabang BNI yang tersebar di seluruh Wilayah RI menjadi KOPERASI CABANG dan pelaksanaannya dengan cara amalgamasi sebagaimana dimaksud Universitas Sumatera Utara dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 Pasal 14. Bahwa pada waktu itu di Jakarta telah ada unit Koperasi yang didirikan pada tanggal 30 Juli 1968 dengan nama KOPERASI SERBA USAHA disingkat KOSERU dan telah memperoleh status Badan Hukum yang tercatat dalam Daftar Umum No. 763B.HI tanggal 10 Desember 1968. Koperasi ini berkedudukan di Jakarta dengan wilayah kerja Jakarta Raya dan sekitarnya, sedang yang menjadi anggota adalah karyawan pegawai BNI yang bertempat tinggal di Wilayah Jakarta Raya dan sekitarnya. Untuk mewujudkan gagasan membentuk koperasi tunggal tersebut, maka pada tanggal 12 Juli 1994 diadakan Rapat Anggota Tahunan untuk mengubah Anggaran Dasar Koperasi Pegawai PT. Bank Negara Indonesia Persero Swadharama Koperasi Swadharma dh Koperasi Serba Usaha KOSERU yang materi perubahannya sebagai berikut : 1. Wilayah kerja Koperasi Swadharma mencakup seluruh wilayah RI. 2. Koperasi Swadharma dh KOSERU menjadi Koperasi Swadharma Pusat, sedangkan unit-unit Koperasi yang ada di wilayah dan cabang BNI menjadi Koperasi Swadharma Cabang. 3. Anggota koperasi terdiri dari pegawai dan pensiunan BNI serta pegawai dari lembaga-lembaga dan perusahaan anak di lingkungan BNI. Sehingga terhitung tanggal 12 Juli 1994 secara formal di lingkungan BNI telah terbentuk Koperasi Tunggal dengan tingkatan organisasi Koperasi Pusat dan Koperasi Cabang. Universitas Sumatera Utara Namun berhubung banyaknya jumlah Koperasi yang ada di lingkungan BNI di seluruh Indonesia maka rencana amalgamasi tersebut menghadapi kendala antara lain; struktur organisasi, hak dan kewajiban, kepegawaian, administrasi, keuangan, perpajakan dan lainnya sehingga rencana amalgamasi tersebut sampai sekarang belum dapat terlaksana sebagaimana yang diharapkan. Sehubungan dengan hal itu banyak usul dan saran agar rencana amalgamasi tidak diteruskan dan kembali seperti semula, yaitu baik Koperasi yang di Jakarta maupun di daerah-daerah berdiri sendiri-sendiri sebagai Koperasi Mandiri. Sebagai tanggapan atas usul dan saran tersebut maka diselenggarakan Rapat Anggota Tahunan Koperasi Pegawai Swadharma Tahun Buku 2004 yang diselenggarakan pada tanggal 12 Mei 2005 di Jakarta memutuskan antara lain : 1. Rencana amalgamasi dibatalkan dan semua unit Koperasi yang ada kembali seperti semula sebagai Koperasi Mandiri. 2. Wilayah kerja disesuaikan dengan lingkungan unit Koperasi masing-masing. 3. Anggota Koperasi adalah pegawai dan pensiunan BNI di unitnya masing- masing. Bahwa sebagai akibat dari keputusan tersebut diatas maka Koperasi Swadharma Cabang Medan harus berdiri sendiri sebagai Koperasi Mandiri dan mempunyai Anggaran Dasar sendiri yang terletak di lokasi BNI di Jalan Pemuda No. 12. Ruangan antara kantor dan toko pada Koperasi Swadharma ini berada dalam satu ruangan yang terletak di lantai 1 gedung PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk. Universitas Sumatera Utara Kantor Wilayah 01cabang Medan. Koperasi Swadharma ini telah memiliki kelengkapan izin usaha antara lain SIUP, TDP, NPWP, dan SKITU.

B. STRUKTUR ORGANISASI KOPERASI SWADHARMA MEDAN

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Pengawasan Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

1 59 110

Tatacara Penerbitan Surat Tagihan Pajak (STP) Sanksi Administrasi Denda Terlambat Atau Tidak Menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Penghasilan (PPH) Pasal 21 Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

9 116 58

Prosedur Pengisian Dan Penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pada PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja

0 52 66

Pelaksanaan Pengawasan Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

1 56 66

Pelaksanaan Pemeriksaan Surat Pemberitahuan (Spt) Tahunan Pada Seksi Pph Badan Di Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota

1 45 64

Mekanisme Administrasi Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan Orang Pribadi (SPT PPH OP) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Medan Barat

0 48 61

Tinjauan Atas Pemeriksaan Pajak Penghasilan (PPh)dalam Kaitannya dengan Surat Pemberitahuan Tahunan PPh Badan pada PT. Deltamas Surya Indah Mulia

1 26 96

Analisis Determinan Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi Di Provinsi Sumatera Utara

5 46 82

Analisa Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan (SPT PPh) Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

0 57 56

BAB II KEPATUHAN NOTARISPPAT BANDA ACEH TERHADAP KEWAJIBAN MEMUNGUT PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 TERHADAP KARYAWAN A. Pajak Penghasilan dan PPh Pasal 21 - Kepatuhan Hukum Notaris/Ppat Di Kota Banda Aceh Terhadap Kewajiban Menyampaikan Spt Pph Pasal 21

0 1 44