Faktor Fundamental Tinjauan Teoritis .1 Pengertian Saham

26 Sebelum investor memutuskan untuk membeli atau menjual saham, nilai buku saham yang bersangkutan harus terlebih dahulu diperhatikan dan daibandingkan dengan harga yang ditawarkan. Karena nilai buku saham sangat mempengaruhi harga pasar saham yang bersangkutan. Nilai buu saham mencerminkan nilai perusahaan, dan nilai perusahaan tercermin dalam nilai kekayaan bersih ekonomis yang dimilikinya. Nilai buku perlembar saham biasa adalah nilai kekayaan bersih ekonomis dibagi dengan jumlah lembar saham biasa yang beredar. Kekayaan bersih ekonomis adalah selisih total aktiva dengan total kewajiban. Sedangkan harga pasar adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli saham. Sementara itu nilai intrinsik adalah nilai saham yang seharusnya terjadi Halim, 2005. Apabila suatu saham mengalami kenaikan permintaan, maka harga saham tersebut akan naik juga, demikian pula sebaliknya jika terjadi penurunan permintaan akan cenderung menurun.

2.1.4 Faktor Fundamental

Faktor fundamental adalah faktor yang berkaitan langsung dengan kinerja emiten itu sendiri. Semakin baik ninerja emiten maka semakin besar pengaruhnya terhadap keanaikan harga saham, begitu pula sebaliknya. Untuk memastikan apakah kondisi emiten dalam posisi baik atau buruk kita bisaa melakukan pendekatan analisis rasio keuangan Arifin, 2004. Adapun faktor – faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham adalah: Universitas Sumatera Utara 27 1. Earnings Per Share EPS Earnings Per Share EPSadalah jumlah laba yang menjadi hak untuk setiap pemegang satu lembar saham biasa. Earnings Per Share EPS hanya dihitung untuk saham biasa. Earnings Per Share EPS dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut Ang, 1997: EPS menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa sehingga investor sering memusatkan perhatiannya terhadap Earnings Per Share EPS dalam melakukan analisis. Para calon investor tertarik dengan EPS yang besar karena ini merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan. EPS yang besar menunjukkan kemampuan perusahaan yang lebih besar dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham. EPS menandakan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan kemakmuran para investor, dan dari hasil tersebut akan mendorong investor untuk menambah jumlah modal yang ditanamkan pada perusahaan dan itu akan mengakibatkan kenaikan laba yang pada akhirnya ada kecenderungan kenaikan harga saham, begitu juga sebaliknya Sitompul, 2011. 2. Price Earnings Ratio PER Universitas Sumatera Utara 28 Price Earnings Ratio PER merupakan rasio harga dengan penghasilan atau sering digunakan untuk mebandingkan peluang investasi. Suatu rasio harga dan penghasilan saham dihitung dengan membagi harga pasar per lembar saham market price share dengan penghasilan per lembar saham Rahardjo, 2003. Price Earnings Ratio PER ini menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima. Formula yang digunakan untuk menghitung PER adalah Harahap, 2002 : 3. Debt to Equity Ratio DER Debt to Equity Ratio DER adalah rasio yang menunjukkan persentase penyedia dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka panjangnya Darsono, 2005. Secara matematis, Debt to Equity Ratio DER dapat dirumuskan sebagai berikut Toto Prihadi, 2010: Universitas Sumatera Utara 29 Debt to Equity Ratio DER digunakan untuk menguur kemampuan perusahaan dalam menutup sebagian atau seluruh hutang – hutangnya baik jangka panjang maupun jangka pendek dengan dana yang berasal dari total modal dibandingkan besarnya hutang. Oleh karena itu, semakin rendah Der akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar seuruh kewajibannya. Semakin besar proporsi hutang yang digunakan untuk struktur modal suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula jumlah kewajibannya Prihantoro, 2003. 4. Net Profit Margin NPM Net Profit Margin NPM merupakan rasio keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan Net Income dari kegiatan operasional. Net Profit Margin NPM berfungsi untuk mengukur tingkat kembalian keuntungan berih terhadap penjualan bersihnya Putri, 2012. Secara sistematis, Net Profit Margin NPM dirumuskan sebagai berikut Soedijono, 1993 : Net Profit Margin NPMmenunjukkan perbandingan antara laba bersih dengan penjualan Halim, 2005. Rasio ini digunakan untuk menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan yang bersangkutan dalam menghasilkan laba bersih ditinjau dari total penjualannya.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu