Uji Asumsi Klasik Metode Analisis Data

41 Earnings Ratio PER antara harga saham di pasar atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima. lembar saham dan penghasilan per lembar saham. Debt to Equity Ratio DER Merupakan rasio yang menunjukkan persentase penyedia dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Total kewajiban dan persentase penyedia dana. Rasio Net Profit Margin NPM Merupakan rasio keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasional. Laba bersih setelah pajak dan penjuaan bersih. Rasio Harga Saham Merupakan harga yang dibentuk oleh penjual dan pembeli saham ketika mereka memperdagangkan saham di pasar bursa. Hara pasar per lembar saham pada periode tertentu. Rasio

3.6 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan pada peelitian ini adalah metode analisisis statistik dengan menggunakan SPSS, namun terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.

3.6.1 Uji Asumsi Klasik

Salah satu syarat yang mendasari penggunaan model regresi adalah dipenuhinya semua asumsi klasik, agar pengujian tidak bersifat bias dan efisien Best Linear Unbiased Estimator BLUE. Asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah Ghozali, 2005 : Universitas Sumatera Utara 42 a. Berdistribusi normal. b. Non-Multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna. c. Non-Autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi tidak saling berkorelasi. d. Homokedastisitas, artinya varians variabel independen dari satu pengamatan ke pengamatan lain adalah konstan atau sama.

3.6.1.1 Uji Normalitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal Ghozali, 2005. Uji ini ditujukan untuk mendapatkan kepastian terpenuhinya syarat normalitas yang akan mejamin dapat dipertanggungjawabkannya langkah – langkah analisis statistik sehingga kesimpulan yang diambil dapat dipertanggung jawabkan. Pedoman tentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal dapat didasarkan pada analisis grafik dan analisis statistik. Analisis grafik dilakukan dengan melihat grafik histogram yang membandingkan data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal atau mengikuti kurva membentuk lonceng dan grafik normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Dasar pengambilan keputusan normal probability plot tersebut adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 43 a. Jika data menyebar sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafis histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, b. Jika menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafis histogramnya tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Analisis statistik dilakukan dengan uji statisti nonparametik Kolmogrov Smirnov K-S. Bila nilai signifikan 0.05 berarti distribusi data tidak normal, sebaliknya bila nilai signifikan 0.05 berarti distribusi data normal Ghozali, 2005. Distribusi yang melanggar asumsi normalitas dapat dijadikan menjadi bentuk yang normal dengan beberapa cara sebagai berikut : 1. Transformasi Data Transformasi data dapat dilakukan dengan logaritma natural Ln, Log 10, maupun akar kuadrat. Jika ada data yang bernilai negatif, transformasi data dengan logaritma akan menghilangkannya sehingga jumlah sampel n akan berkurang. 2. Trimming Trimming adalah memangkas atau membuang observasi yang bersifat outlier. 3. Winzorising Universitas Sumatera Utara 44 Winzorising mengubah nilai – nilai outlier menjasi nilai – nilai minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusinya menjadi normal.

3.6.1.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas Ghozali, 2005. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi ini adalah dengan menganalisis matrik korelasi variabel – variabel bebas dan apabila korelasinya signifikan antar variabel bebas tersebut maka terjadi multikolinieritas.

3.6.1.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam satu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1atau sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual atau kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini paling sering ditemukan pada data runtut waktu atau time series karena “gangguan” pada seorang individukelompok yang sama pada periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mengetahui adanya autokorelasi Universitas Sumatera Utara 45 dapat dideteksi dengan menggunakan Durbin Watson statistik. Apabila nilai DW lebih besar dari pada batas atas d u maka tidak terdapat auto korelasi pada model regresi Ghozali, 2005.

3.6.1.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedatisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Deteksi heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik Scatterplot antara nilai predikdi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika ada pola tertentu seperti titik – titik yang ada membenuk pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas serta titik - titik yang menyebar maka tidak tejadi heteroskedastisitas Ghozali, 2005. Tindakan perbaikan yang dapat dilakukan jika terjadi heteroskedastisitas yaitu : 1. Transformasi dalam bentuk model regresi dengan membagi model regresi dengan salah satu variabel independen yang digunakan dalam model tersebut, 2. Transformasi logaritma.

3.6.2 Pengujian Hipotesis