50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan – perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI selama tahun 2009 sampai dengan
tahun 2011. Dan diperoleh 20 perusahaan Property dan Real Estate yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.
Tabel 4.1 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian
NO NAMA PERUSAHAAN
KODE EMITEN 1.
Alam Surya Realty Tbk ASRI
2. Bakrieland Development Tbk
ELTY 3.
Bekasi Asri pemula Tbk BAPA
4. Bumi Citra Permai Tbk
BCIP 5.
Bumi Serpong Damai Tbk BSDE
6 Ciputra Development Tbk
CTRA 7.
Ciputra PropertyTbk CTRP
8. Cowell Development Tbk
COWL 9.
Danayasa Arthatama Tbk SCBD
10. Duta Anggada Realty Tbk DART
11. Duta Pertiwi Tbk DUTI
12. Gowa Makassar Tourism Dev. Tbk GMTD
13. Intiland Development Tbk DILD
14. Jaya real Property Tbk JRPT
15. Lamicitra Nusantara Tbk. LAMI
16. Lippo Cikarang Tbk. LPCK
17. Lippo Karawaci Tbk. LPKR
Universitas Sumatera Utara
51
18. Perdana Gapura Prima Tbk GPRA
19. Ristia Bintang Mahkota S.Tbk RBMS
20. Summarecon Agung Tbk SMRA
4.2 Analisis Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
Deskripsi variabel ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata – rata, serta standar deviasi data yang digunakan
dalam penelitian. Deskripsi variabel dari hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minim
um Maxim
um Mean
Std. Deviation EPS
60 .36
483.00 53.3622
87.55221 PER
60 .61
371.05 32.0070
65.51868 DER
60 .05
3.83 1.0015
.71921 NPM
60 .01
3.58 .2637
.46605 CLOSE
PRICE 60
67.00 2200.00
515.083 3
493.17719 Valid N
listwise 60
Sumber : Output SPSS. Diolah peneliti, 2013. Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dijelaskan bahwa :
Universitas Sumatera Utara
52
a. Variabel EPS X
1
memiliki sampel N sebanyak 60, dengan nilai minimum 0.36 nilai maksimum 483.00 dan mean nilai rata-rata
53.3622. Standar deviation variabel ini adalah 87.55221. b.
Variabel PER X
2
memiliki sampel N sebanyak 60, dengan nilai minimum 0,61 nilai maksimum 371.05 dan mean nilai rata-rata
32.0070. Standar deviation variabel ini adalah 65.51868. c.
Variabel DER X
3
memiliki sampel N sebanyak 60, dengan nilai minimum 0,05 nilai maksimum 3.83 dan mean nilai rata-rata
1.0015. Standar deviation variabel ini adalah 0.71921. d.
Variabel NPM X
4
memiliki sampel N sebanyak 60, dengan nilai minimum 0.01 nilai maksimum 3.58 dan mean nilai rata-rata
0.2637. Standar deviation variabel ini adalah 0.46605. e.
Varibel Harga Saham Y memiliki sampel N sebanyak 60, dengan nilai minimum 67.00 dan nilai maksimum 2200.00 serta
mean nilai rata – rata515.0833. Standar Deviation variabel ini adalah 493.17719.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas akan dideteksi melalui dua cara, yaitu analisis grafik histogram dan Normal P-Plots dan analisis statisik Non-Parametrik
Kolmogorov-Smirnov. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas, keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
Universitas Sumatera Utara
53
adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mengetahui normalitas adalah dengan menggunakan metode sebagai
berikut : 1.
Analisis Grafik Analisis grafik dilakukan dengan melihat grafik histogram
dan grafik normal probability plot Normal P-Plots berikut ini :
Sumber : Output SPSS, diolah peneliti, 2013
Grafik 4.1 Hasil Uji Normalitas melalui Hitogram
Bila dilihat dari tampilan grafik histogram, distribusi data membentuk lonceng bell-shaped, tidak condong ke kiri maupun
Universitas Sumatera Utara
54
condong ke kanan, sehingga data dengan pola seperti ini memiliki distribusi normal. Akan tetapi jika kesimpulan normal atau
tidaknya data hanya dilihat dari grafik histogram, maka hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil.
Metode lain yang digunakan dalam analisis grafik adalah dengan melihat normal probability plot. Jika distribusi data residual
normal, maka garis yang akan menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Uji normalitas dengan melihat
Normal Probability Plot dapat dilihat pada gambar berikut :
Sumber : Output SPSS, diolah peneliti, 2013
Grafik 4.2 Hasil Uji Normalitas melalui Normal P-Plots
Universitas Sumatera Utara
55
Grafik probabilitas pada gambar di atas menunjukkan data terdistribusi secara normal karena distribusi data residualnya
terlihat mendekati garis normalnya. Tampilan grafik Normal P-Plot menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti garis arah diagonal, maka persyaratan normalitas telah terpenuhi.
2. Analisis Statistik
Pengujian normalitas data secara analisis statistik dapat dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorov – Smirnov. Data
yang berdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai signifikansi di atas 0.05 Ghozali, 2006. Analisis statistik dilakukan dengan uji
Non-Parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S sebagai berikut:
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas melalui Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N
60 Normal Parameters
a,,b
Mean .0000000
Std. Deviation 7.29539028
Most Extreme Differences
Absolute .149
Positive .110
Negative -.149
Kolmogorov-Smirnov Z 1.154
Asymp. Sig. 2-tailed .139
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Output SPSS. Diolah peneliti, 2013.
Universitas Sumatera Utara
56
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa data sudah terdistribusi secara normal. Hal ini ditunjukan nilai Kolmogorov-
SmirnovZ sebesar 1.154 dengan nilai Asymp. Sig 2-tailed sebesar 0.139 atau probabilitas di atas 0.05, maka dapat dinyatakan bahwa
data berdistribusi normal.
4.2.2.2 Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali 2005, pengujian ini dapat dilihat melalui nilai Tolerans dan Varians Inflation Factor VIF. Apabila nilai VIF 10
dan nilai Tolerance 0.1 maka terjadi multikolinearitas dan apabila nilai VIF 10 dan nilai Tolerance 0.1 maka tidak terjadi
multikolineraritas. Hasil uji mutikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1
Constant 12.241
4.810 2.545
.014 SQRT EPS
1.712 .279
.767 6.135
.000 .688
1.453 SQRT PER
.833 .354
.290 2.355
.022 .711
1.406 SQRT DER
-3.010 3.090
-.116 -.974
.334 .764
1.309 SQRT NPM
-6.291 4.348
-.165 -1.447
.154 .831
1.204
Universitas Sumatera Utara
57
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1
Constant 12.241
4.810 2.545
.014 SQRT EPS
1.712 .279
.767 6.135
.000 .688
1.453 SQRT PER
.833 .354
.290 2.355
.022 .711
1.406 SQRT DER
-3.010 3.090
-.116 -.974
.334 .764
1.309 SQRT NPM
-6.291 4.348
-.165 -1.447
.154 .831
1.204 a.
Dependent Variable: SQRT CLOSE PRICE
Sumber : Output SPSS, diolah peneliti, 2013
Dari hasil analisis dan pengujian terhadap keempat variabel bebas tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala
multikolinearitas. Hal ini dijelaskan oleh hasil perhitungan nilai tolerance tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai kurang dari
0,10. Begitu juga dengan hasil perhitungan nilai VIF, diketahui bahwa keempat variabel tersebut memiliki nilai VIF 10, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi ini.
4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini digunakan untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual dalam rangkaian
suatu pengamatan ke pengamatan lain. Cara pengujian ini dilakukan dengan melihat grafik scatter plot, dengan analisis data sebagai berikut
Ghozali, 2005 :
Universitas Sumatera Utara
58
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola yang
teratur, maka telah terjadi heterokedastisitas. 2.
Jika tidak ada pola yang jelas, atau titik menyebar di atas dan di bawah angka 0, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
Sumber : Output SPSS, diolah peneliti, 2013
Grafik 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dari grafik scatter plot di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta menyebar baik di atas maupun di bawah angka 0
pada sumbu Y. Hal ini berarti bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi heterokedastisitas sehingga model ini layak dipakai untuk mengetahui pengaruh terhadap Harga Saham pada perusahaan
Property dan Real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI berdasarkan masukan variabel independen yaitu Earning Per Share
Universitas Sumatera Utara
59
EPS, Price Earnings Ratio PER, Debt to Equity Ratio DER, dan Net Profit Margin NPM.
4.2.2.4 Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali 2005uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya.Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
mendeteksi masalah dalam autokorelasi diantaranya adalah dengan uji Durbin-Watson. Namun secara umum dapat diambil patokan sebagai
berikut: 1.
Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif 2.
Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi 3.
Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negative.
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .639
a
.409 .366
7.55602 1.971
a. Predictors: Constant, SQRT NPM, SQRT PER, SQRT DER, SQRT EPS b. Dependent Variable: SQRT CLOSE PRICE
Sumber : Output SPSS, diolah peneliti, 2013
Universitas Sumatera Utara
60
Tabel diatas menunjukkan hasil autokorelasi variabel penelitian. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh bahwa tidak terjadi
autokorelasi antar kesalahan penganggu antar periode. Hal ini dilihat dari nilai Durbin-Watson D-W sebesar 1.971. Angka tersebut berada
diantara -2 dan +2, artinya bahwa angka DW lebih besar dari -2 dan lebih kecil dari +2 -2 1.971 +2. Jadi dapat disimpulkan bahwa
tidak ada autokorelasi positif maupun negatif.
4.3 Pengujian Hipotesis 4.3.1 Analisis Regresi
Adapun hasil pengolahan data dengan analisis regresi adalah sebagai berikut :
Tabel 4.6 Koefisien Regresi
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1
Constant 12.241
4.810 2.545
.014 SQRT EPS
1.712 .279
.767 6.135
.000 .688
1.453 SQRT PER
.833 .354
.290 2.355
.022 .711
1.406 SQRT DER
-3.010 3.090
-.116 -.974
.334 .764
1.309 SQRT NPM
-6.291 4.348
-.165 -1.447
.154 .831
1.204
Universitas Sumatera Utara
61
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1
Constant 12.241
4.810 2.545
.014 SQRT EPS
1.712 .279
.767 6.135
.000 .688
1.453 SQRT PER
.833 .354
.290 2.355
.022 .711
1.406 SQRT DER
-3.010 3.090
-.116 -.974
.334 .764
1.309 SQRT NPM
-6.291 4.348
-.165 -1.447
.154 .831
1.204 a.
Dependent Variable: SQRT CLOSE PRICE
Sumber : Outout SPSS, diolah peneliti, 2013
Pada tabel coefficients yang diinterpretasikan adalah nilai dalam kolom B, baris pertama menunjukkan konstanta variabel independen. Dengan melihat
tabel diatas diatas, dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 12.241 + 1.712 + 0.833
– 3.010 – 6.291
Dimana :
Y = Harga saham
X
1
= Earning Per Share X
2
= Price Earnings Ratio X
3
= Debt to Equity Ratio X
4
= Net Profit Margin Pada unstandardized coefficients, diperoleh nilai a, b
1
, b
2
, b
3
sebagai berikut :
• nilai B Constant a = 12.241= konstanta
Universitas Sumatera Utara
62
Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada nilai variabel bebas yaitu Earning Per Share, Price Earnings Ratio, Debt to Equity
Ratio,dan Net Profit Margin maka perubahan harga saham yang dilihat dari nilai Y tetap sebesar 12.241.
• nilai b
1
= 1.712= Earning Per Share Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap Earning Per Share
sebesar 1 satuan, maka perubahan harga saham yang dilihat dari nilai Y akan berubah sebesar 1.712 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
• nilai b
2
= 0.833 = Price Earnings Ratio Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan Price Earnings
Ratio tetap sebesar 1 satuan, maka perubahan harga saham yang dilihat dari nilai Y akan bertambah sebesar 0.833 dengan asumsi variabel lain
dianggap tetap. •
nilai b
3
= -3.010 = Debt to equity Ratio Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap perubahan Debt to equity
Ratio tetap sebesar 1 satuan, maka perubahan harga saham yang dilihat dari nilai Y akan berubah sebesar -3.010 dengan asumsi variabel lain
dianggap tetap. •
nilai b
4
= -6.291= Net Profit Margin Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap perubahan Net Profit
Margin tetap sebesar 1 satuan, maka perubahan harga saham yang dilihat dari nilai Y akan berubah sebesar -6.291 dengan asumsi variabel lain
dianggap tetap.
Universitas Sumatera Utara
63
4.3.2 Uji t Uji secara Parsial
Uji t dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial individu. Dengan
hipotesis berikut : •
H
o
:b
1
,b
2
= 0, artinya Earning Per Share EPS, Price Earnings Ratio PER, Debt to Equity Ratio DER, dan Net Profit Margin NPM secara
parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham
pada perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di BEI.
• H
a
:b
1
,b
2
≠ 0, artinya Earning Per Share EPS, Price Earnings Ratio PER, Debt to Equity Ratio DER, dan Net Profit Margin NPM secara
parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham pada
perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di BEI.
Kriteria : H
o
diterima dan H
a
ditolak jika t hitung t tabel untuk α = 5 H
a
diterima dan H
o
ditolak jika t hitung t tabel untuk α = 5
Universitas Sumatera Utara
64
Tabel 4.7 Uji Statistik t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant 12.241
4.810 2.545
.014 SQRT EPS
1.712 .279
.767 6.135
.000 .688
1.453 SQRT PER
.833 .354
.290 2.355
.022 .711
1.406 SQRT DER
-3.010 3.090
-.116 -.974
.334 .764
1.309 SQRT NPM
-6.291 4.348
-.165 -1.447
.154 .831
1.204 a.
Dependent Variable: SQRT CLOSE PRICE
Sumber : output SPSS, diolah peneliti, 2013 Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya t
hitung
untuk variabel Earning Per Share EPS sebesar 6.135 dengan nilai signifikan 0,000, sedangkan t
tabel
adalah 2.00404, sehingga t
hitung
t
tabel
6.135 2.00404 artinya H
a
diterima, bahwaEarning Per Share EPS secara parsial mempengaruhi harga saham.
Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka lebih kecil dari 0.05 0.000 0.05, maka H
ditolak dan H
a
diterima, artinya Earning Per Share EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham close price.
Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya t
hitung
untuk variabel Price earnings Ratio PER sebesar 2.355 dengan nilai signifikan 0.022, sedangkan
t
tabel
adalah 2.00404, sehingga t
hitung
t
tabel
2.355 2.00404 artinya H
a
diterima, bahwa Price earnings Ratio PER secara parsial mempengaruhi harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka lebih kecil dari
Universitas Sumatera Utara
65
0.05 0.022 0.05, maka H ditolak dan H
a
diterima, artinya Earning Per Share EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham close price.
Tabel diatas juga menunjukkan besarnya t
hitung
untuk variabel Debt to Equity Ratio DER sebesar -0.974 sedangkan t
tabel
adalah 2.00404 sehingga t
hitung
t
tabel
-0.974 2.00404, maka Debt to Equity Ratio DER tidak berpengaruh terhadap harga saham. Signifikansi penelitian menunjukkan
angka lebih besar dari 0.05 yaitu 0.334 0.334 0.05, maka H
o
diterima dan H
a
ditolak yang berarti Debt to Equity Ratio DER secara parsial tidak berpengaruhsignifikan terhadap harga saham.
Nilai t
hitung
untuk variabel Net Profit Margin NPM adalah sebesar -1.447 sedangkan t
tabel
adalah 2.0032 sehingga t
hitung
t
tabel
-1.447 2.0032, maka Net Profit Margin NPM tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Signifikansi penelitian menunjukkan angka lebih besar dari 0.05 yaitu 0.154 0.154 0.05, maka H
o
diterima dan H
a
ditolak yang berarti Net Profit Margin NPM tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
4.3.3 Uji F Uji secara Simultan
Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F. Uji statistik Fpada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependenterikat Ghozali,2005.Uji F ini dilakukan untuk
mengetahui apakah variabelEarning Per Share EPS, Price Earnings Ratio PER, Debt to Equity Ratio DER, dan Net Profit Margin NPM
berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap harga saham. Untuk
Universitas Sumatera Utara
66
menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistk F uji F. Kriteria pengambilan keputusan adalah:
Jika F hitung F tabel, H
o
diterima H
a
ditolak, untuk α = 5 Jika F hitung F tabel, H
a
diterima H
o
ditolak, untuk α = 5
Tabel 4.8 Hasil Uji F
ANOVA
b
Model Sum of
Squares Df
Mean Square F
Sig. Regression
2171.581 4
542.895 9.509
.000
a
Residual 3140.140
55 57.093
Total 5311.722
59 a. Predictors: Constant, SQRT NPM, SQRT PER, SQRT DER, SQRT EPS
b. Dependent Variable: SQRT CLOSE PRICE
Sumber : Output SPSS, diolah peneliti, 2013
Bedasarkan Uji Signifikan Simultan F tersebut, maka didapat nilai F hitung sebesar 9.509 dan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan F tabel pada
tingkat kepercayaan 95 α=0.05 adalah 2.54. Oleh karena itu, nilai F hitung F tabel atau 9.509 2.54 pada tingkat signifikansinya 0,000 yang juga lebih
kecil dari 0.05 atau 0.000 0.05, maka H
a
diterima dan H
o
ditolak. Hal tersebut menunjukan bahwa pengaruh Earning Per Share EPS, Price
Earnings Ratio PER, Debt to Equity Ratio DER, dan Net Profit Margin NPM secara simultan adalah signifikan terhadap harga saham.
4.3.4 Analisis Koefisien Determinasi Nilai koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau
hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
67
Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0.5 dan mendekati 1.
Koefisien determinasi R Square menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah 0
sampai dengan 1. Apabila nilai R square semakin mendekati 1, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu
variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .639
a
.409 .366
7.55602 1.971
a. Predictors: Constant, SQRT NPM, SQRT PER, SQRT DER, SQRT EPS b. Dependent Variable: SQRT CLOSE PRICE
Sumber : Output SPSS, diolah peneliti, 2013
Pada model summary, nilai koefisien korelasi AdjustedR square sebesar 0.366 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara harga saham dengan
variabel independennya yaitu Earning Per Share EPS, Price Earnings Ratio PER, Debt to Equity Ratio DER, dan Net Profit Margin NPM kuat
karena berada diatas 0.5. Angka adjusted R square atau koefisien determinasi
Universitas Sumatera Utara
68
adalah 0.366. Hal ini berarti 36.6 variasi atau perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh variasi dari Earning Per Share EPS, Price Earnings
Ratio PER, Debt to Equity Ratio DER, dan Net Profit Margin NPM sedangkan sisanya 63.4 dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Standar Error of
Estimate SEE adalah 7.55602 yang mana semakin besar SEE alan membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen.
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah rasio-rasio keuangan yang diwakili oleh Earning Per Share EPS, Price Earnings Ratio
PER, Debt to Equity Ratio DER, dan Net Profit Margin NPM mempengaruhi Harga Saham pada perusahaan Property dan Real Estate yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Populasi dan sampel di dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada periode 2009 sampai dengan 2011. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan menetapkan kriteria-kriteria tertentu, dimana terdapat 20 data perusahaan dalam periode 3 tahun. Di dalam
penelitian ini, peneliti melakukan uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas dan uji autokorelasi, serta melakukan
pengujian hipotesis yang meliputi uji koefisien determinasi, uji signifikan simultan dan uji signifikan parsial dengan menggunakan SPSS 17.0.
Bedasarkan hasil pengujian diketahui bahwa adjusted R
2
adalah 0.366 atau 36.6. Hal ini berarti bahwa secara keseluruhan variabel independen menjelaskan
Universitas Sumatera Utara
69
perubahan variabel dependen sebesar 36.6, sedangkan variabel lain-lain yang tidak dimasukkan dalam model mampu menjelaskan sebesar 63.4. Oleh karena
itu, dengan nilai sebesar 36.6 dapat diketahui bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang meyakinkan.
Bedasarkan hasil uji signifikan parsial t digunakan untuk mengetahui peran variabel Independen secara individual terhadap variabel Dependen. Analisis
mengenai hasil uji signifikan parsial t masing-masing variabel independen dapat kita lihat sebagai berikut :
1. Pengaruh Earning Per Share EPS terhadap harga saham.
Earning Per Share EPS yang besar menunjukkan kemampuan perusahaan yang lebih besar dalam menghasilkan keuntungan bersih dari
setiap lembar saham. Earning Per ShareEPS menandakan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan kemakmuran para investor, dan dari
hasil tersebut akan mendorong investor untuk menambah jumlah modal yang ditanamkan pada perusahaan dan itu akan mengakibatkan kenaikan
laba yang pada akhirnya ada kecenderungan kenaikan harga saham, begitu juga sebaliknya Sitompul, 2011.
Berdasarkan hasil uji signifikan parsial pada tabel 4.7 dapat kita ambil kesimpulan bahwa variabel Earning Per Share EPS berpengaruh
signifikan terhadap harga saham pada tingkat kepercayaan 95. Hal ini dapat terlihat dari nilai signifikan 0.000 diatas lebih kecil 0.05, atau
0.00 0.05 dan nilai t hitung 6.135 t tabel 2.00404.
Universitas Sumatera Utara
70
Artinya, tinggi rendahnya Earning Per Share EPS mempengaruhi harga saham pada perusahaan Property dan Real Estatee yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia BEI. Perusahaan yang memiliki rasio Earning Per Share EPS yang tinggi cenderung akan memiliki harga saham yang
tinggi. 2.
Pengaruh Price Earnings Ratio PER terhadap harga saham Untuk menilai murah atau mahal suatu saham biasanya digunakan
analisis Price Earnings Ratio PER. Semakin kecil Hasil Price Earnings Ratio PER sebuah saham maka semakin baik atau murah harganya
untuk diinvestasikan Sitompul, 2011. Berdasarkan hasil uji signifikan parsial pada tabel 4.7 dapat kita ambil
kesimpulan bahwa variabel Price Earnings Ratio PER berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada tingkat kepercayaan 95. Hal ini
dapat terlihat dari nilai signifikan 0.022 diatas lebih kecil 0.05, atau 0.022 0.05 dan nilai t hitung 2.355 t tabel 2.00404.
Dengan demikian,semakin tinggi nilai Price Earnings Ratio PER maka kondisi preusahaan kurang baik, karena akan semakin murah harga
saham. 3.
Pengaruh Debt to Equity Ratio DER terhadap harga saham Jika perusahaan mampu membayar kewajibannya dengan baik, maka
akan baik pula kondisi dari perusahaan tersebut. Rasio Debt to Equity Ratio DER mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan untuk
melunasi kewajiban sendiri.
Universitas Sumatera Utara
71
Berdasarkan hasil uji signifikan parsial pada tabel 4.7 dapat kita ambil kesimpulan bahwa variabel Debt to Equity Ratio DER tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada tingkat kepercayaan 95. Hal ini dapat terlihat dari nilai signifikan 0.334 diatas
lebih kecil 0.05, atau 0.334 0.05 dan nilai t hitung -0.974 t tabel 2.00404.
Artinya, kemampuan perusahaan membayar kewajibannya sendiri tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham pada
perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI.
4. Pengaruh Net Profit Margin NPM terhadap harga saham
Net Profit Margin NPM merupakn rassio keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan net income dari kegiatan
operasional pokok perusahaan. Net Profit Margin NPM berfungsi untuk mengukur tingkat kembalian keuntungan bersih terhadap penjualan
bersihnya Putri, 2012. Berdasarkan hasil uji signifikan parsial pada tabel 4.7 dapat kita ambil
kesimpulan bahwa variabel Net Profit Margin NPM tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada tingkat kepercayaan 95.
Hal ini dapat terlihat dari nilai signifikan 0.154 diatas lebih besar 0.05, atau 0.154 0.05 dan nilai t hitung -1.447 t tabel
2.00404.Dengan demikian, berapapun besar dari Net Profit Margin NPM tidak berpengaruh secara parsial terhadap harga saham pada
Universitas Sumatera Utara
72
perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI.
Bedasarkan Uji Signifikan Simultan F tersebut, maka didapat nilai F hitung sebesar 9.509 dan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan F tabel pada tingkat
kepercayaan 95 α=0.05 adalah 2.54. Oleh karena itu, nilai F hitung F tabel atau 9.509 2.54 pada tingkat signifikansinya 0.000 yang juga lebih kecil dari
0.05 atau 0,000 0.05. Hal tersebut menunjukan bahwa pengaruhEarning Per Share EPS, Price Earnings Ratio PER, Debt to Equity Ratio DER, dan Net
Profit Margin NPM secara simultan adalah signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Korpri
Sitompul 2011yang menemukan bahwa variabel independen yaitu Earning Per ShareEPS danPrice Earnings RatioPER berpengaruh secara parsial terhadap
harga saham. Begitu juga dengan penelitian Ageng Setyawan 2006 yang menemukan bahwa variabel Earning Per Share EPS berpengaruh terhadap
harga saham Akan tetapi penelitian ini tidak sejalan dengan Ageng Setyawan 2006 yang
menemukan bahwa variabelDebt to Equity RatioDER berpengaruh secara parsial terhadap harga saham. Dalam penelitian ini diketahui bahwa variabelDebt to
Equity RatioDER tidak berpengaruh terhadap harga saham. Begitu juga dengan Vera Anggraini D 2003 menemukan bahwa variabelEarning Per ShareEPS
tidak berpengaruh terhadap harga saham, dan dalam penelitian ini dapat diketahui bahwaEarning Per ShareEPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Universitas Sumatera Utara
73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Earning Per Share EPS, Price Earnings Ratio PER, Debt to Equity Ratio DER, dan Net Profit Margin
NPM berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap Harga Saham pada perusahaan Property dan Real Estate yang terdafatar di Bursa Efek Indonesia
BEI pada periode 2009-2011. Penelitian ini menggunakan 20 sampel perusahaan yang listing selama periode tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut:
1. Earning Per Share EPS, secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap harga saham pada perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada periode 2009-2011 pada
tingkat kepercayaan 95. 2.
Price Earnings Ratio PER, secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan Property dan Real Estate yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada periode 2009-2011 pada tingkat kepercayaan 95.
3. Debt to Equity Ratio DER, secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap harga saham pada perusahaan Property dan Real Estate yang
Universitas Sumatera Utara