Data Penelitian Pembahasan Hasil Penelitian

50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan – perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Dan diperoleh 20 perusahaan Property dan Real Estate yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Tabel 4.1 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian NO NAMA PERUSAHAAN KODE EMITEN 1. Alam Surya Realty Tbk ASRI

2. Bakrieland Development Tbk

ELTY 3. Bekasi Asri pemula Tbk BAPA 4. Bumi Citra Permai Tbk BCIP 5. Bumi Serpong Damai Tbk BSDE 6 Ciputra Development Tbk CTRA 7. Ciputra PropertyTbk CTRP 8. Cowell Development Tbk COWL 9. Danayasa Arthatama Tbk SCBD

10. Duta Anggada Realty Tbk DART

11. Duta Pertiwi Tbk DUTI

12. Gowa Makassar Tourism Dev. Tbk GMTD

13. Intiland Development Tbk DILD

14. Jaya real Property Tbk JRPT

15. Lamicitra Nusantara Tbk. LAMI

16. Lippo Cikarang Tbk. LPCK

17. Lippo Karawaci Tbk. LPKR

Universitas Sumatera Utara 51

18. Perdana Gapura Prima Tbk GPRA

19. Ristia Bintang Mahkota S.Tbk RBMS

20. Summarecon Agung Tbk SMRA

4.2 Analisis Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif Deskripsi variabel ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata – rata, serta standar deviasi data yang digunakan dalam penelitian. Deskripsi variabel dari hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut : Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minim um Maxim um Mean Std. Deviation EPS 60 .36 483.00 53.3622 87.55221 PER 60 .61 371.05 32.0070 65.51868 DER 60 .05 3.83 1.0015 .71921 NPM 60 .01 3.58 .2637 .46605 CLOSE PRICE 60 67.00 2200.00 515.083 3 493.17719 Valid N listwise 60 Sumber : Output SPSS. Diolah peneliti, 2013. Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dijelaskan bahwa : Universitas Sumatera Utara 52 a. Variabel EPS X 1 memiliki sampel N sebanyak 60, dengan nilai minimum 0.36 nilai maksimum 483.00 dan mean nilai rata-rata 53.3622. Standar deviation variabel ini adalah 87.55221. b. Variabel PER X 2 memiliki sampel N sebanyak 60, dengan nilai minimum 0,61 nilai maksimum 371.05 dan mean nilai rata-rata 32.0070. Standar deviation variabel ini adalah 65.51868. c. Variabel DER X 3 memiliki sampel N sebanyak 60, dengan nilai minimum 0,05 nilai maksimum 3.83 dan mean nilai rata-rata 1.0015. Standar deviation variabel ini adalah 0.71921. d. Variabel NPM X 4 memiliki sampel N sebanyak 60, dengan nilai minimum 0.01 nilai maksimum 3.58 dan mean nilai rata-rata 0.2637. Standar deviation variabel ini adalah 0.46605. e. Varibel Harga Saham Y memiliki sampel N sebanyak 60, dengan nilai minimum 67.00 dan nilai maksimum 2200.00 serta mean nilai rata – rata515.0833. Standar Deviation variabel ini adalah 493.17719. 4.2.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas akan dideteksi melalui dua cara, yaitu analisis grafik histogram dan Normal P-Plots dan analisis statisik Non-Parametrik Kolmogorov-Smirnov. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas, keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik Universitas Sumatera Utara 53 adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mengetahui normalitas adalah dengan menggunakan metode sebagai berikut : 1. Analisis Grafik Analisis grafik dilakukan dengan melihat grafik histogram dan grafik normal probability plot Normal P-Plots berikut ini : Sumber : Output SPSS, diolah peneliti, 2013 Grafik 4.1 Hasil Uji Normalitas melalui Hitogram Bila dilihat dari tampilan grafik histogram, distribusi data membentuk lonceng bell-shaped, tidak condong ke kiri maupun Universitas Sumatera Utara 54 condong ke kanan, sehingga data dengan pola seperti ini memiliki distribusi normal. Akan tetapi jika kesimpulan normal atau tidaknya data hanya dilihat dari grafik histogram, maka hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode lain yang digunakan dalam analisis grafik adalah dengan melihat normal probability plot. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang akan menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Uji normalitas dengan melihat Normal Probability Plot dapat dilihat pada gambar berikut : Sumber : Output SPSS, diolah peneliti, 2013 Grafik 4.2 Hasil Uji Normalitas melalui Normal P-Plots Universitas Sumatera Utara 55 Grafik probabilitas pada gambar di atas menunjukkan data terdistribusi secara normal karena distribusi data residualnya terlihat mendekati garis normalnya. Tampilan grafik Normal P-Plot menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis arah diagonal, maka persyaratan normalitas telah terpenuhi. 2. Analisis Statistik Pengujian normalitas data secara analisis statistik dapat dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorov – Smirnov. Data yang berdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai signifikansi di atas 0.05 Ghozali, 2006. Analisis statistik dilakukan dengan uji Non-Parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S sebagai berikut: Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas melalui Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 60 Normal Parameters a,,b Mean .0000000 Std. Deviation 7.29539028 Most Extreme Differences Absolute .149 Positive .110 Negative -.149 Kolmogorov-Smirnov Z 1.154 Asymp. Sig. 2-tailed .139 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Output SPSS. Diolah peneliti, 2013. Universitas Sumatera Utara 56 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa data sudah terdistribusi secara normal. Hal ini ditunjukan nilai Kolmogorov- SmirnovZ sebesar 1.154 dengan nilai Asymp. Sig 2-tailed sebesar 0.139 atau probabilitas di atas 0.05, maka dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal.

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali 2005, pengujian ini dapat dilihat melalui nilai Tolerans dan Varians Inflation Factor VIF. Apabila nilai VIF 10 dan nilai Tolerance 0.1 maka terjadi multikolinearitas dan apabila nilai VIF 10 dan nilai Tolerance 0.1 maka tidak terjadi multikolineraritas. Hasil uji mutikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 12.241 4.810 2.545 .014 SQRT EPS 1.712 .279 .767 6.135 .000 .688 1.453 SQRT PER .833 .354 .290 2.355 .022 .711 1.406 SQRT DER -3.010 3.090 -.116 -.974 .334 .764 1.309 SQRT NPM -6.291 4.348 -.165 -1.447 .154 .831 1.204 Universitas Sumatera Utara 57 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 12.241 4.810 2.545 .014 SQRT EPS 1.712 .279 .767 6.135 .000 .688 1.453 SQRT PER .833 .354 .290 2.355 .022 .711 1.406 SQRT DER -3.010 3.090 -.116 -.974 .334 .764 1.309 SQRT NPM -6.291 4.348 -.165 -1.447 .154 .831 1.204 a. Dependent Variable: SQRT CLOSE PRICE Sumber : Output SPSS, diolah peneliti, 2013 Dari hasil analisis dan pengujian terhadap keempat variabel bebas tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas. Hal ini dijelaskan oleh hasil perhitungan nilai tolerance tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai kurang dari 0,10. Begitu juga dengan hasil perhitungan nilai VIF, diketahui bahwa keempat variabel tersebut memiliki nilai VIF 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi ini.

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini digunakan untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual dalam rangkaian suatu pengamatan ke pengamatan lain. Cara pengujian ini dilakukan dengan melihat grafik scatter plot, dengan analisis data sebagai berikut Ghozali, 2005 : Universitas Sumatera Utara 58 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola yang teratur, maka telah terjadi heterokedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, atau titik menyebar di atas dan di bawah angka 0, maka tidak terjadi heterokedastisitas. Sumber : Output SPSS, diolah peneliti, 2013 Grafik 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Dari grafik scatter plot di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta menyebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas sehingga model ini layak dipakai untuk mengetahui pengaruh terhadap Harga Saham pada perusahaan Property dan Real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI berdasarkan masukan variabel independen yaitu Earning Per Share Universitas Sumatera Utara 59 EPS, Price Earnings Ratio PER, Debt to Equity Ratio DER, dan Net Profit Margin NPM.

4.2.2.4 Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali 2005uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya.Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah dalam autokorelasi diantaranya adalah dengan uji Durbin-Watson. Namun secara umum dapat diambil patokan sebagai berikut: 1. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif 2. Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi 3. Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negative. Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .639 a .409 .366 7.55602 1.971 a. Predictors: Constant, SQRT NPM, SQRT PER, SQRT DER, SQRT EPS b. Dependent Variable: SQRT CLOSE PRICE Sumber : Output SPSS, diolah peneliti, 2013 Universitas Sumatera Utara 60 Tabel diatas menunjukkan hasil autokorelasi variabel penelitian. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh bahwa tidak terjadi autokorelasi antar kesalahan penganggu antar periode. Hal ini dilihat dari nilai Durbin-Watson D-W sebesar 1.971. Angka tersebut berada diantara -2 dan +2, artinya bahwa angka DW lebih besar dari -2 dan lebih kecil dari +2 -2 1.971 +2. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif maupun negatif. 4.3 Pengujian Hipotesis 4.3.1 Analisis Regresi Adapun hasil pengolahan data dengan analisis regresi adalah sebagai berikut : Tabel 4.6 Koefisien Regresi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 12.241 4.810 2.545 .014 SQRT EPS 1.712 .279 .767 6.135 .000 .688 1.453 SQRT PER .833 .354 .290 2.355 .022 .711 1.406 SQRT DER -3.010 3.090 -.116 -.974 .334 .764 1.309 SQRT NPM -6.291 4.348 -.165 -1.447 .154 .831 1.204 Universitas Sumatera Utara 61 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 12.241 4.810 2.545 .014 SQRT EPS 1.712 .279 .767 6.135 .000 .688 1.453 SQRT PER .833 .354 .290 2.355 .022 .711 1.406 SQRT DER -3.010 3.090 -.116 -.974 .334 .764 1.309 SQRT NPM -6.291 4.348 -.165 -1.447 .154 .831 1.204 a. Dependent Variable: SQRT CLOSE PRICE Sumber : Outout SPSS, diolah peneliti, 2013 Pada tabel coefficients yang diinterpretasikan adalah nilai dalam kolom B, baris pertama menunjukkan konstanta variabel independen. Dengan melihat tabel diatas diatas, dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut: Y = 12.241 + 1.712 + 0.833 – 3.010 – 6.291 Dimana : Y = Harga saham X 1 = Earning Per Share X 2 = Price Earnings Ratio X 3 = Debt to Equity Ratio X 4 = Net Profit Margin Pada unstandardized coefficients, diperoleh nilai a, b 1 , b 2 , b 3 sebagai berikut : • nilai B Constant a = 12.241= konstanta Universitas Sumatera Utara 62 Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada nilai variabel bebas yaitu Earning Per Share, Price Earnings Ratio, Debt to Equity Ratio,dan Net Profit Margin maka perubahan harga saham yang dilihat dari nilai Y tetap sebesar 12.241. • nilai b 1 = 1.712= Earning Per Share Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap Earning Per Share sebesar 1 satuan, maka perubahan harga saham yang dilihat dari nilai Y akan berubah sebesar 1.712 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. • nilai b 2 = 0.833 = Price Earnings Ratio Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan Price Earnings Ratio tetap sebesar 1 satuan, maka perubahan harga saham yang dilihat dari nilai Y akan bertambah sebesar 0.833 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. • nilai b 3 = -3.010 = Debt to equity Ratio Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap perubahan Debt to equity Ratio tetap sebesar 1 satuan, maka perubahan harga saham yang dilihat dari nilai Y akan berubah sebesar -3.010 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. • nilai b 4 = -6.291= Net Profit Margin Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap perubahan Net Profit Margin tetap sebesar 1 satuan, maka perubahan harga saham yang dilihat dari nilai Y akan berubah sebesar -6.291 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. Universitas Sumatera Utara 63

4.3.2 Uji t Uji secara Parsial

Uji t dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial individu. Dengan hipotesis berikut : • H o :b 1 ,b 2 = 0, artinya Earning Per Share EPS, Price Earnings Ratio PER, Debt to Equity Ratio DER, dan Net Profit Margin NPM secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham pada perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di BEI. • H a :b 1 ,b 2 ≠ 0, artinya Earning Per Share EPS, Price Earnings Ratio PER, Debt to Equity Ratio DER, dan Net Profit Margin NPM secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham pada perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di BEI. Kriteria : H o diterima dan H a ditolak jika t hitung t tabel untuk α = 5 H a diterima dan H o ditolak jika t hitung t tabel untuk α = 5 Universitas Sumatera Utara 64 Tabel 4.7 Uji Statistik t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 12.241 4.810 2.545 .014 SQRT EPS 1.712 .279 .767 6.135 .000 .688 1.453 SQRT PER .833 .354 .290 2.355 .022 .711 1.406 SQRT DER -3.010 3.090 -.116 -.974 .334 .764 1.309 SQRT NPM -6.291 4.348 -.165 -1.447 .154 .831 1.204 a. Dependent Variable: SQRT CLOSE PRICE Sumber : output SPSS, diolah peneliti, 2013 Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya t hitung untuk variabel Earning Per Share EPS sebesar 6.135 dengan nilai signifikan 0,000, sedangkan t tabel adalah 2.00404, sehingga t hitung t tabel 6.135 2.00404 artinya H a diterima, bahwaEarning Per Share EPS secara parsial mempengaruhi harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka lebih kecil dari 0.05 0.000 0.05, maka H ditolak dan H a diterima, artinya Earning Per Share EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham close price. Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya t hitung untuk variabel Price earnings Ratio PER sebesar 2.355 dengan nilai signifikan 0.022, sedangkan t tabel adalah 2.00404, sehingga t hitung t tabel 2.355 2.00404 artinya H a diterima, bahwa Price earnings Ratio PER secara parsial mempengaruhi harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka lebih kecil dari Universitas Sumatera Utara 65 0.05 0.022 0.05, maka H ditolak dan H a diterima, artinya Earning Per Share EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham close price. Tabel diatas juga menunjukkan besarnya t hitung untuk variabel Debt to Equity Ratio DER sebesar -0.974 sedangkan t tabel adalah 2.00404 sehingga t hitung t tabel -0.974 2.00404, maka Debt to Equity Ratio DER tidak berpengaruh terhadap harga saham. Signifikansi penelitian menunjukkan angka lebih besar dari 0.05 yaitu 0.334 0.334 0.05, maka H o diterima dan H a ditolak yang berarti Debt to Equity Ratio DER secara parsial tidak berpengaruhsignifikan terhadap harga saham. Nilai t hitung untuk variabel Net Profit Margin NPM adalah sebesar -1.447 sedangkan t tabel adalah 2.0032 sehingga t hitung t tabel -1.447 2.0032, maka Net Profit Margin NPM tidak berpengaruh terhadap harga saham. Signifikansi penelitian menunjukkan angka lebih besar dari 0.05 yaitu 0.154 0.154 0.05, maka H o diterima dan H a ditolak yang berarti Net Profit Margin NPM tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

4.3.3 Uji F Uji secara Simultan

Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F. Uji statistik Fpada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependenterikat Ghozali,2005.Uji F ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabelEarning Per Share EPS, Price Earnings Ratio PER, Debt to Equity Ratio DER, dan Net Profit Margin NPM berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap harga saham. Untuk Universitas Sumatera Utara 66 menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistk F uji F. Kriteria pengambilan keputusan adalah: Jika F hitung F tabel, H o diterima H a ditolak, untuk α = 5 Jika F hitung F tabel, H a diterima H o ditolak, untuk α = 5 Tabel 4.8 Hasil Uji F ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Regression 2171.581 4 542.895 9.509 .000 a Residual 3140.140 55 57.093 Total 5311.722 59 a. Predictors: Constant, SQRT NPM, SQRT PER, SQRT DER, SQRT EPS b. Dependent Variable: SQRT CLOSE PRICE Sumber : Output SPSS, diolah peneliti, 2013 Bedasarkan Uji Signifikan Simultan F tersebut, maka didapat nilai F hitung sebesar 9.509 dan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan F tabel pada tingkat kepercayaan 95 α=0.05 adalah 2.54. Oleh karena itu, nilai F hitung F tabel atau 9.509 2.54 pada tingkat signifikansinya 0,000 yang juga lebih kecil dari 0.05 atau 0.000 0.05, maka H a diterima dan H o ditolak. Hal tersebut menunjukan bahwa pengaruh Earning Per Share EPS, Price Earnings Ratio PER, Debt to Equity Ratio DER, dan Net Profit Margin NPM secara simultan adalah signifikan terhadap harga saham. 4.3.4 Analisis Koefisien Determinasi Nilai koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Universitas Sumatera Utara 67 Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0.5 dan mendekati 1. Koefisien determinasi R Square menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah 0 sampai dengan 1. Apabila nilai R square semakin mendekati 1, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .639 a .409 .366 7.55602 1.971 a. Predictors: Constant, SQRT NPM, SQRT PER, SQRT DER, SQRT EPS b. Dependent Variable: SQRT CLOSE PRICE Sumber : Output SPSS, diolah peneliti, 2013 Pada model summary, nilai koefisien korelasi AdjustedR square sebesar 0.366 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara harga saham dengan variabel independennya yaitu Earning Per Share EPS, Price Earnings Ratio PER, Debt to Equity Ratio DER, dan Net Profit Margin NPM kuat karena berada diatas 0.5. Angka adjusted R square atau koefisien determinasi Universitas Sumatera Utara 68 adalah 0.366. Hal ini berarti 36.6 variasi atau perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh variasi dari Earning Per Share EPS, Price Earnings Ratio PER, Debt to Equity Ratio DER, dan Net Profit Margin NPM sedangkan sisanya 63.4 dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Standar Error of Estimate SEE adalah 7.55602 yang mana semakin besar SEE alan membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah rasio-rasio keuangan yang diwakili oleh Earning Per Share EPS, Price Earnings Ratio PER, Debt to Equity Ratio DER, dan Net Profit Margin NPM mempengaruhi Harga Saham pada perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Populasi dan sampel di dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009 sampai dengan 2011. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan menetapkan kriteria-kriteria tertentu, dimana terdapat 20 data perusahaan dalam periode 3 tahun. Di dalam penelitian ini, peneliti melakukan uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas dan uji autokorelasi, serta melakukan pengujian hipotesis yang meliputi uji koefisien determinasi, uji signifikan simultan dan uji signifikan parsial dengan menggunakan SPSS 17.0. Bedasarkan hasil pengujian diketahui bahwa adjusted R 2 adalah 0.366 atau 36.6. Hal ini berarti bahwa secara keseluruhan variabel independen menjelaskan Universitas Sumatera Utara 69 perubahan variabel dependen sebesar 36.6, sedangkan variabel lain-lain yang tidak dimasukkan dalam model mampu menjelaskan sebesar 63.4. Oleh karena itu, dengan nilai sebesar 36.6 dapat diketahui bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang meyakinkan. Bedasarkan hasil uji signifikan parsial t digunakan untuk mengetahui peran variabel Independen secara individual terhadap variabel Dependen. Analisis mengenai hasil uji signifikan parsial t masing-masing variabel independen dapat kita lihat sebagai berikut : 1. Pengaruh Earning Per Share EPS terhadap harga saham. Earning Per Share EPS yang besar menunjukkan kemampuan perusahaan yang lebih besar dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham. Earning Per ShareEPS menandakan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan kemakmuran para investor, dan dari hasil tersebut akan mendorong investor untuk menambah jumlah modal yang ditanamkan pada perusahaan dan itu akan mengakibatkan kenaikan laba yang pada akhirnya ada kecenderungan kenaikan harga saham, begitu juga sebaliknya Sitompul, 2011. Berdasarkan hasil uji signifikan parsial pada tabel 4.7 dapat kita ambil kesimpulan bahwa variabel Earning Per Share EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada tingkat kepercayaan 95. Hal ini dapat terlihat dari nilai signifikan 0.000 diatas lebih kecil 0.05, atau 0.00 0.05 dan nilai t hitung 6.135 t tabel 2.00404. Universitas Sumatera Utara 70 Artinya, tinggi rendahnya Earning Per Share EPS mempengaruhi harga saham pada perusahaan Property dan Real Estatee yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Perusahaan yang memiliki rasio Earning Per Share EPS yang tinggi cenderung akan memiliki harga saham yang tinggi. 2. Pengaruh Price Earnings Ratio PER terhadap harga saham Untuk menilai murah atau mahal suatu saham biasanya digunakan analisis Price Earnings Ratio PER. Semakin kecil Hasil Price Earnings Ratio PER sebuah saham maka semakin baik atau murah harganya untuk diinvestasikan Sitompul, 2011. Berdasarkan hasil uji signifikan parsial pada tabel 4.7 dapat kita ambil kesimpulan bahwa variabel Price Earnings Ratio PER berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada tingkat kepercayaan 95. Hal ini dapat terlihat dari nilai signifikan 0.022 diatas lebih kecil 0.05, atau 0.022 0.05 dan nilai t hitung 2.355 t tabel 2.00404. Dengan demikian,semakin tinggi nilai Price Earnings Ratio PER maka kondisi preusahaan kurang baik, karena akan semakin murah harga saham. 3. Pengaruh Debt to Equity Ratio DER terhadap harga saham Jika perusahaan mampu membayar kewajibannya dengan baik, maka akan baik pula kondisi dari perusahaan tersebut. Rasio Debt to Equity Ratio DER mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban sendiri. Universitas Sumatera Utara 71 Berdasarkan hasil uji signifikan parsial pada tabel 4.7 dapat kita ambil kesimpulan bahwa variabel Debt to Equity Ratio DER tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada tingkat kepercayaan 95. Hal ini dapat terlihat dari nilai signifikan 0.334 diatas lebih kecil 0.05, atau 0.334 0.05 dan nilai t hitung -0.974 t tabel 2.00404. Artinya, kemampuan perusahaan membayar kewajibannya sendiri tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham pada perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. 4. Pengaruh Net Profit Margin NPM terhadap harga saham Net Profit Margin NPM merupakn rassio keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasional pokok perusahaan. Net Profit Margin NPM berfungsi untuk mengukur tingkat kembalian keuntungan bersih terhadap penjualan bersihnya Putri, 2012. Berdasarkan hasil uji signifikan parsial pada tabel 4.7 dapat kita ambil kesimpulan bahwa variabel Net Profit Margin NPM tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada tingkat kepercayaan 95. Hal ini dapat terlihat dari nilai signifikan 0.154 diatas lebih besar 0.05, atau 0.154 0.05 dan nilai t hitung -1.447 t tabel 2.00404.Dengan demikian, berapapun besar dari Net Profit Margin NPM tidak berpengaruh secara parsial terhadap harga saham pada Universitas Sumatera Utara 72 perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Bedasarkan Uji Signifikan Simultan F tersebut, maka didapat nilai F hitung sebesar 9.509 dan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan F tabel pada tingkat kepercayaan 95 α=0.05 adalah 2.54. Oleh karena itu, nilai F hitung F tabel atau 9.509 2.54 pada tingkat signifikansinya 0.000 yang juga lebih kecil dari 0.05 atau 0,000 0.05. Hal tersebut menunjukan bahwa pengaruhEarning Per Share EPS, Price Earnings Ratio PER, Debt to Equity Ratio DER, dan Net Profit Margin NPM secara simultan adalah signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Korpri Sitompul 2011yang menemukan bahwa variabel independen yaitu Earning Per ShareEPS danPrice Earnings RatioPER berpengaruh secara parsial terhadap harga saham. Begitu juga dengan penelitian Ageng Setyawan 2006 yang menemukan bahwa variabel Earning Per Share EPS berpengaruh terhadap harga saham Akan tetapi penelitian ini tidak sejalan dengan Ageng Setyawan 2006 yang menemukan bahwa variabelDebt to Equity RatioDER berpengaruh secara parsial terhadap harga saham. Dalam penelitian ini diketahui bahwa variabelDebt to Equity RatioDER tidak berpengaruh terhadap harga saham. Begitu juga dengan Vera Anggraini D 2003 menemukan bahwa variabelEarning Per ShareEPS tidak berpengaruh terhadap harga saham, dan dalam penelitian ini dapat diketahui bahwaEarning Per ShareEPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Universitas Sumatera Utara 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Earning Per Share EPS, Price Earnings Ratio PER, Debt to Equity Ratio DER, dan Net Profit Margin NPM berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap Harga Saham pada perusahaan Property dan Real Estate yang terdafatar di Bursa Efek Indonesia BEI pada periode 2009-2011. Penelitian ini menggunakan 20 sampel perusahaan yang listing selama periode tersebut. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut: 1. Earning Per Share EPS, secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada periode 2009-2011 pada tingkat kepercayaan 95. 2. Price Earnings Ratio PER, secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada periode 2009-2011 pada tingkat kepercayaan 95. 3. Debt to Equity Ratio DER, secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan Property dan Real Estate yang Universitas Sumatera Utara