Pemeriksaan homogenitas sediaan gel Penentuan pH sediaan gel Pengamatan organoleptis Penentuan viskositas Pengukuran aktivitas pertumbuhan rambut

23

3.6 Cara Pembuatan

Natrium alginat dikembangkan dalam akuades dan digerus dengan menggunakan lumpang dan alu hingga terbentuk massa yang homogen. Kemudian ditambahkan gliserin sedikit demi sedikit lalu natrium metabisulfit yang telah dilarutkan dalam akuades. Selanjutnya ditambah metil paraben dan propil paraben yang telah dilarutkan dalam air panas sedikit demi sedikit hingga tercampur dan digerus hingga diperoleh basis gel. Ke dalam lumpang dimasukkan ekstrak kulit buah apel kemudian digerus sambil ditambahkan sedikit demi sedikit basis gel, kemudian gerus sampai homogen. 3.7 Penentuan Mutu Sediaan Gel 3.7.1 Pemeriksaan stabilitas fisik sediaan gel Sediaan dari masing - masing formula dimasukkan ke dalam pot plastik, ditutup bagian atasnya dengan aluminium foil. Selanjutnya dilakukan pengamatan yang meliputi adanya perubahan bentuk, warna dan bau dari sediaan yang telah selesai dibuat dan yang telah disimpan selama 90 hari pada suhu kamar National Health Surveillance Agency, 2005. Pengamatan dilakukan pada suhu kamar dan lemari pendingin 15 ° C setelah selesai pembuatan dan penyimpanan selama 4, 8 dan 12 minggu.

3.7.2 Pemeriksaan homogenitas sediaan gel

Sejumlah tertentu sediaan dioleskan pada sekeping kaca, sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butiran kasar Ditjen POM, 1979. Pengamatan dilakukan pada suhu kamar dan lemari pendingin 15 ° C setelah selesai pembuatan dan penyimpanan selama 4, 8 dan 12 minggu. 24

3.7.3 Penentuan pH sediaan gel

Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan pH meter. Alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar standar netral pH 7,01 dan larutan dapar pH asam pH 4,01 hingga alat menunjukkan angka pH tersebut. Kemudian elektroda dicuci dengan air suling, lalu dikeringkan dengan kertas tisu. Sampel dibuat dengan konsentrasi 1 yaitu ditimbang 1 gram sediaan dan dilarutkan dengan akuades hingga 100 ml. Kemudian elektroda dicelupkan dalam larutan tersebut, sampai alat menunjukkan harga pH yang konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter merupakan harga pH sediaan Rawlins, 2003. Pengamatan dilakukan pada suhu kamar dan lemari pendingin 15 ° C setelah selesai pembuatan dan penyimpanan selama 4, 8 dan 12 minggu.

3.7.4 Pengamatan organoleptis

Sediaan diamati bentuk, warna, dan bau.

3.7.5 Penentuan viskositas

Penentuan viskositas sediaan menggunakan viskometer Brookfield. Spindel 64 dipasang pada tempatnya dan dimasukkan ke dalam sediaan hingga dalam tanda batas. Motor dinyalakan dengan speed 12 dan spindel 64 dibiarkan berputar, setelah jarum menunjukkan angka yang tetap maka pengukuran dianggap selesai. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali untuk masing-masing formula gel. Viskositas diperoleh dengan mengalikan angka yang terbaca dengan nilai faktor yaitu 1000 Djajadisastra, dkk., 2007; Voight, 1994. Pengamatan dilakukan pada suhu kamar dan lemari pendingin 15 ° C setelah selesai pembuatan dan penyimpanan selama 4, 8 dan 12 minggu. 25

3.7.6 Pengukuran aktivitas pertumbuhan rambut

Rancangan percobaan yang dilakukan dalam percobaan ini sebelum marmut diberi perlakuan uji adalah rancangan acak lengkap. Jumlah marmut yang dibutuhkan tiap kelompok ditentukan dengan menggunakan rumus empiris federer n-1t-1 ≥ 15, dimana t menunjukkan jumlah perlakuan dan n merupakan jumlah ulangan tiap kelompok hewan. Sebelumnya marmut di adaptasi terhadap lingkungan laboratorium terlebih dahulu selama 14 hari agar dapat menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan yang baru. Masing-masing marmut dicukur rambutnya pada bangian punggung atas dengan luas 4 x 4 cm kemudian dioleskan krim depilatory Veet® Hair removal untuk membersihkan rambut marmut yang tersisa di area tersebut. Selanjutnya, tepat di tengah bagian punggung atas yang dicukur dibuat kotak dengan luas 2 x 2 cm untuk tiap daerah uji. Bahan uji dioleskan sebanyak 0,25 gram satu kali sehari selama 21 hari pada daerah uji. Hari pertama pengolesan gel pada marmut dianggap sebagai hari ke-0. Pada uji ini dilakukan pada 2 parameter uji yaitu: a. Rata- rata panjang rambut marmut Rata-rata panjang rambut marmut didapatkan dengan cara mengukur 10 helai rambut dengan menggunakan jangka sorong pada hari ke- 7, 14 dan 21 setelah pengolesan. Hasil dinyatakan sebagai rata-rata panjang rambut ± SD dari 10 rambut. b. Bobot dari rambut marmut Pengukuran bobot rambut marmut dilakukan dengan cara menimbang semua rambut yang tumbuh pada area pengolesan dan hanya dilakukan pada hari ke- 21. Hasil dinyatakan sebagai bobot rambut marmut ± SD dari 6 ekor marmut. Kemudian data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji ANAVA satu 26 arah untuk didistribusi data yang normal, sedangkan untuk distribusi data yang tidak normal digunakan statistik nonparametrik yaitu uji Mann - Whitney. Pembagian kelompok marmut dapat dilihat pada Tabel 3.2 dibawah ini. Tabel 3.2 Pembagian kelompok marmut: Kelompok Perlakuan Jumlah marmut I Kontrol normal marmut yaitu marmut tanpa diberi gel 6 ekor II Kontrol negatif marmut yaitu marmut diolesi gel yang berisi hanya basis gel 6 ekor III Kelompok positif marmut yaitu marmut yang diberi Hair Tonic dari pasaran Notel International Seavennus Hair Tonic 6 ekor IV Kelompok marmut yang diolesi gel yang mengandung ekstrak kulit buah apel 1 6 ekor V Kelompok marmut yang diolesi gel yang mengandung ekstrak kulit buah apel 3 6 ekor VI Kelompok marmut yang diolesi gel yang mengandung ekstrak kulit buah apel 5 6 ekor

3.7.7 Uji iritasi