plankto-net berkisar 25 liter. Sampel air yang tertampung di dalam bucket pada plankton-net kemudian dituang kedalam botol film, selanjutnya ditetesi lugol sebanyak
3 tetes untuk pengawetan, dan diberi label.
Pengambilan sampel pada kedalaman 3 meter, 6 meter dan 9 meter dilakukan dengan memasukkan lamnot kedalam badan perairan pada masing-masing kedalaman,
kemudian lamnot ditarik kembali dan sampel air yang tertampung di dalam lamnot dituang kedalam ember. Pengambilan air pada masing-masing kedalaman dilakukan
sampai ember 5 liter penuh. Kemudian sampel air yang terdapat didalam ember disaring kedalam plankton-net. Hal ini dilakukan sebanyak 5 kali sehingga volume air yang
disaring ke plankton-net sebanyak 25 liter dan sampel yang tertampung dalam bucket pada plankton-net dituang kedalam botol film, dan diberi lugol sebanyak 3 tetes untuk
pengawetan dan diberi label.
Selanjutnya sampel plankton yang didapatkan di bawa ke Laboratorium Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Departemen Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara Medan untuk diidentifikasi dengan menggunakan buku acuan menurut Edmondson 1963, Bold
Wyne 1985, Pennak 1978 dan Streble Krauter 1988.
2.5 Pengukuran Parameter Fisik dan Kimia Perairan
Pengukuran parameter fisik dan kimia lingkungan ada yang dilakukan langsung di lapangan in situ, seperti : temperatur air, penetrasi cahaya, intensitas cahaya, pH,
DO awal, dan kejenuhan oksigen, dan ada yang dilakukan di laboratorium ex situ, seperti : BOD
5
, Kadar Nitrat dan Posfat, sebagai berikut :
2.5.1 Temperatur
o
C
Pengukuran temperatur air dilakukan dengan menggunakan termometer air raksa. Diambil satu ember sampel air kemudian dimasukkan termometer kedalamnya.
Lalu dibaca skala dari termometer tersebut dan dicatat.
Universitas Sumatera Utara
2.5.2 Oksigen Terlarut Dissolved Oxygen
Pengukuran oksigen terlarut dilakukan dengan metode winkler dengan menggunakan reagen-reagen kimia yaitu MnSO
4
, KOHKI, H
2
SO
4
, Na
2
S
2
O
3,
dan amilum. Sampel air diambil dengan menggunakan botol winkler, kemudian di tambah 1
ml MnSO
4
, dan 1 ml KOHKI lalu dikocok dan didiamkan sampai terbentuk endapan coklat atau endapan putih. Setelah itu, ditambahkan 1 ml H
2
SO
4
, dikocok dan didiamkan sampai terbentuk larutan coklat. Kemudian dititrasi dengan Na
2
S
2
O
3
0,00125 N sampai terbentuk larutan kuning pucat. Lalu ditambahkan amilum 3-5 tetes sampai
terbentuk larutan biru. Setelah itu, dititrasi dengan Na
2
S
2
O
3
0,00125 N sampai terbentuk larutan bening. Dihitung volume Na
2
S
2
O
3
0,00125 N yang digunakan Lampiran B.
2.5.3 BOD
5
Biochemical Oxygen Demand
Pengukuran BOD
5
dilakukan dengan Metoda Winkler. Sampel air yang diambil dari perairan dimasukkan ke dalam botol winkler. Kemudian, diinkubasi selama 5 hari
pada suhu 20 C. Setelah 5 hari dihitung kadar BOD dengan cara yang sama seperti
penghitungan kadar oksigen DO. Kadar BOD
5
dihitung dengan cara mengurangkan DO awal dengan DO akhir, bagan kerja terlampir. Pengukuran BOD dilakukan di
Laboratorium Kimia Pusat Penelitian Lingkungan Universitas Sumatera Utara Medan Lampiran C.
2.5.4 Penetrasi Cahaya
Penetrasi Cahaya diukur dengan menggunakan keping sechii yang dimasukkan ke dalam badan air sampai keping sechii antara terlihat dengan tidak, kemudian diukur
panjang tali yang masuk ke dalam air.
2.5.5 Intensitas Cahaya
Intensitas Cahaya diukur dengan menggunakan luxmeter. Diletakkan sensor cahaya pada luxmeter di tempat yang dianggap memiliki cahaya matahari yang
Universitas Sumatera Utara
maksimal, lalu di tunggu angka pada luxmeter sampai stabil. Lalu dibaca nilainya dan dicatat.
2.5.6 pH Derajad Keasaman