9
D.1 Manfaat praktis
1. Memberikan masukan terhadap pelaksana kebijakan, yang dalam
hal ini media massa beserta sumber daya manusia yang ada di dalamnya untuk bisa bersama-sama meninjau, menyimak, dan
kemudian mengimplementasikan seluruh kebijakan yang dibuat oleh KPI demi terciptanya iklim penyiaran Indonesia yang lebih
baik. 2.
Memberikan masukan terhadap pembuat kebijakan, yang dalam hal ini adalah Komisi Penyiaran Indonesia KPI, mengenai ada
tidaknya hambatan yang ditemukan dalam hasil penelitian ini untuk kemudian ditindaklanjuti demi pengoptimalan implementasi
kebijakan-kebijakan yang sedang dan akan dibuat secara menyeluruh dan kontinyu.
D.2. Manfaat Akademis
1. Memberikan gambaran bagaimana implementasi kebijakan oleh
media massa yang merupakan salah satu kajian Ilmu Komunikasi. 2.
Dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang akan membahas kajian kebijakan yang berkaitan dengan narasumber.
3. Menjadi pembelajaran sekaligus buah karya peneliti guna
persyaratan menyelesaikan studi Strata 1 di Universitas Muhammadiyah Malang.
10
E. Tinjauan Pustaka
E.1 Implementasi E.1.1 Pengertian dan Proses Implementasi
Secara garis besar, implementasi membentuk suatu hubungan yang memungkinkan tujuan ataupun sasaran dari kebijakan diwujudkan sebagai
hasil akhir kegiatan yang dilakukan Wahab, 2008: 117. Pembuatan kebijakan berakhir bukan lantas setelah dibuat dan
diputuskan, namun berkelanjutan hingga implementasi dan evaluasi apakah kebijakan tersebut baik ataukah tidak, terlaksana dengan maksimal
ataukah tidak. Hal ini akan berimbas terhadap pembuatan kebijakan- kebijakan selanjutnya sebagai bahan evaluasi. Clausewitz seperti yang
dikutip dalam Public Policy Parsons, 2008: 464 menyebut implementasi
adalah pelaksanaan pembuatan kebijakan dengan cara-cara lain. Mazmanian
dan Sabatier
Dwidjowijoto, 2006:
119 mengemukakan bahwa implementasi adalah upaya melaksanakan
keputusan kebijakan.
E.1.2 Syarat Implementasi yang Baik
Implementasi pada prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan bisa mencapai tujuan yang sudah direncanakan, tidak lebih dan tidak
kurang. Namun, dalam pelaksanaannya, dibutuhkan trik-trik khusus yang dianggap paling cocok dan ideal untuk bisa memenuhi tujuan tersebut.
Dalam buku Limits to Administration 1976, Christopher Hood dikutip
11 Parsons, 2008: 467 mengungkapkan syarat untuk implementasi yang
sempurna, yakni: 1. implementasi ideal itu adalah produk dari organisasi yang padu
seperti militer, dengan garis otoritas yang tegas, 2. norma-norma ditegakkan dan tujuan ditentukan,
3. orang akan melaksanakan apa yang diminta dan diperintahkan, 4. harus ada komunikasi yang sempurna intra dan antar organisasi,
5. tidak ada tekanan waktu. Memang menurut Christopher Hood, implementasi efektif membutuhkan
sistem komando, pengorganisasian, dan pengontrolan yang baik. Sedangkan George Edward III 1980 dikutip Dwidjowijoto,
2006: 140 menegaskan bahwa masalah utama dari administrasi publik adalah
lack of attention to implementation kurangnya perhatian terhadap implementasi. Dikatakannya, bahwa
without effective implementation the decision of policymakers will not be carried out successfully tanpa
implementasi yang efektif, keputusan oleh pembuat kebijakan tidak akan terlaksana dengan sukses. Edward menyarankan untuk memperhatikan
empat isu pokok agar implementasi kebijakan menjadi efektif, yaitu communication komunikasi, resource sumber daya, disposition or
attitudes sikap, dan bureaucratic structures struktur organisasi. Komunikasi berkaitan dengan bagaimana kebijakan dikomunikasikan
disosialisasikan kepada lembaga publik. Ketersediaan sumber daya untuk melaksanakan kebijakan, sikap dan tanggapan dari para pihak yang terlibat