Pengaruh Penggunaan Beberapa Serbuk Biji Sebagai Insektisida Botani Terhadap Kerusakan Beras

mortalitas tertinggi terdapat pada C6L2 serbuk biji sirsak 10 g 250 g beras pada hama T. castaneum. Hal ini disebabkan perlakuan pada hama T. castaneum menggunakan beras yang telah diserang S. oryzae sehingga serbuk biji sirsak yang berbentuk tepung akan mudah tercampur dengan beras dan hama T. castaneum menyukai bahan makanan berbentuk tepung. Hal ini sesuai dengan Jungwi 2009 yang menyatakan T. castaneum merupakan serangga yang menyerang bahan makanan yang berupa tepung atau beras rusak yang telah diserang S. oryzae terlebih dahulu, spesies ini akan mengakibatkan kerusakan dan kontaminasi pada beras.

2. Pengaruh Penggunaan Beberapa Serbuk Biji Sebagai Insektisida Botani Terhadap Kerusakan Beras

Hasil pengamatan dari penggunaan beberapa serbuk biji sebagai insektisida botani terhadap kerusakan beras setelah 24 hari setelah infestasi dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Uji beda rataan pengaruh insektisida botani terhadap kerusakan beras 24 hari setelah infestasi Perlakuan Peubah amatan Susut Bobot Kadar Air Beras Utuh Beras Patah Beras Menir Aroma Beras Warna Beras C0 6.09E 15.83E 59.46A 24.40F 10.08C Apek Putih keruh C1 3.91D 15.67DE 65.01AB 22.65E 8.47BC Agak apek Putih jernih C2 2.57C 15.40BC 77.95D 20.07CD 6.07 AB Standar Putih keruh C3 1.93bC 14.93A 73.79CD 18.44BC 6.01 AB Standar Kecoklatan C4 2.38C 15.50CD 70.22BCD 19.65C 6.39 AB Standar Putih jernih C5 1.54B 15.00A 75.41CD 17.69AB 5.35A Standar Putih jernih C6 0.59A 14.87A 75.62CD 16.06 A 6.39 AB Standar Putih jernih C7 3.57D 15.77E 67.61BC 21.46DE 7.35 AB Agak apek Putih jernih C8 1.87BC 15.23B 72.57BCD 19.93CD 5.63A Standar Putih keruh C9 0.79 A 14.93A 77.01D 16.25A 5.95AB Standar Kecoklatan Keterangan : Angka – angka yang diikuti pada huruf yang sama pada setiap baris menunjukan kesamaan atau tidak berbeda nyata pada Taraf 5 dengan Uji jarak Duncan. Universitas Sumatera Utara Tabel 3 menunjukan bahwa penggunaan beberapa serbuk biji sebagai insektisida botani secara nyata dapat menekan penyusutan bobot beras selama penyimpanan. Penyusutan bobot beras tertinggi terdapat pada perlakuan C0 kontrol dimana perlakuan yang diberikan tanpa penggunaan insektisida botani. Beberapa serbuk biji yang digunakan sebagai insektisida botani ternyata dapat menekan serangan dari S. oryzae dan T. castaneum yang dapat berdampak negatif terhadap berkurangnya bobot dari beras. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Sunjaya dkk. 1970 dalam Kusmayadi 1997 yang menyatakan bahwa selama penyimpanan beras mengalami penyusutan baik kualitas maupun kuantitas yang disebabkan gangguan serangga di tempat penyimpanan. Pada perlakuan kontrol C0 kadar air lebih tinggi karena serangan hama yang terus menerus tanpa pemakaian serbuk biji sebagai pestisida nabati. Kadar air yang tinggi mengakibatkan beras menjadi bau apek sehingga beras tidak dapat dikonsumsi lagi. Hal ini didukung oleh Toekidjo 1996 yang menyatakan selain faktor waktu, ternyata banyak faktor lain yang menyebabkan kerusakan beras. Diantaranya adalah faktor kelembaban pada tempat-tempat atau gudang penyimpanan serta kelembapan bulir padi yang tinggi. Perlakuan C2 serbuk biji nimba 5 g250 g beras yaitu 77.95 dan C9 serbuk biji srikaya 10 g250 g beras yaitu 77.01 merupakan perlakuan yang menghasilkan persentase beras utuh tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Dengan adanya peningkatan beras utuh yang disebabkan karena penggunaan serbuk biji sebagai insektisida botani tersebut, mengakibatkan persentase beras patah menurun. Universitas Sumatera Utara Secara statistik, persentase beras patah terkecil terdapat pada perlakuan C6 serbuk biji sirsak 10 g250 g beras dan C9 serbuk biji srikaya 10 g250 g beras dimana persentase beras patah dari masing – masing perlakuan sebesar 16.06 dan 16.25 . Sedangkan persentase beras patah tertinggi terdapat pada perlakuan C0 kontrol sebesar 24.40 . Hal ini menunjukan bahwasanya penggunaan serbuk biji sebagai insektisida botani dapat memperkecil kerusakan yang dapat diakibatkan oleh serangan S. oryzae ataupun T. castaneum. Adanya peningkatan kerusakan beras dapat diakibatkan oleh serangan S. oryzae, sebab serangga ini merupakan hama primer dan dapat langsung menggerek dan menghancurkan beras. Hal ini didukung oleh Bulog 1996 a yang menyatakan S. oryzae merupakan hama primer yaitu dapat menyerang suatu bahan tanpa ada pertolongan hama lain. Beberapa serbuk biji yang digunakan sebagai insektisida botani secara nyata dapat memperkecil persentase beras menir. Sebagaimana persentase beras menir yang dihasilkan pada perlakuan C0 perlakuan tanpa penggunaan insektisida botani yang tertinggi. Hal ini membuktikan bahwa dosis penggunaan insektisida botani yang semakin tinggi akan berdampak positif terhadap persentase beras menir yang semakin kecil. Aroma beras setelah percobaan adalah pada perlakuan C0 berbau apek, C1 dan C7 berbau agak apek dan perlakuan C2, C3, C4, C5, C6, C8, C9 tidak beraroma. Konsentrasi beberapa biji sebagai insektisida nabati menyebabkan aroma beras tidak apek. Warna beras setelah percobaan adalah pada skala 1 beras berwarna putih jernih adalah perlakuan C1, C4, C5, C6, C7 sedangkan pada skala 2 beras Universitas Sumatera Utara berwarna putih keruh adalah perlakuan C0, C2, C8 dan pada skala 3 beras yang berwarna kecoklatan adalah perlakuan C3, C9. Warna beras dipengaruhi oleh tingkat konsentrasi dari beberapa serbuk biji yang diaplikasikan. Jadi dari penelitian dapat diasumsikan penggunaan biji nimba dan biji srikaya secara tepat dosis tidak mengubah warna beras.

3. Pengaruh S. oryzae dan T. castaneum terhadap Kerusakan Beras

Dokumen yang terkait

Uji Beberapa Jenis Insektisida Nabati Terhadap Pengendalian Kumbang Beras (Sitophylus oryzae L.) Di laboratorium.

2 25 58

Performa Tribolium castaneum sebagai hewan model genetika pada media tumbuh berbeda

0 19 42

Pemanfaatan dua ekstrak tumbuhan sebagai agens pengendali hama gudang Sitophilus zeamais Motsch. (Coleoptera: Curculionidae) dan Tribolium castaneum Herbst. (Coleoptera: Tenebrionidae)

0 3 86

Efek Fumigan Minyak Atsiri Artemisia (Artemisia vulgaris) dan Nilam (Pogostemon cablin) terhadap Sitophilus zeamais Motsch dan Tribolium castaneum Herbst

0 4 34

PEMANFAATAN SERBUK RUMPUT TEKI (Cyperus rotundus L.) UNTUK PENGENDALIAN HAMA GUDANG (Tribolium castaneum) PADA BENIH JAGUNG

3 40 67

UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.) SEBAGAI INSEKTISIDA ORGANIK HAMA KUTU BERAS (Sitophilus oryzae L.)

3 19 65

EFIKASI CO2 SOLID TERHADAP SITOPHILUS ORYZAE DAN TRIBOLIUM CASTANEUM PADA BERAS KEMASAN PLASTIK.

0 0 11

EFEKTIFITAS BEBERAPA TEPUNG BIJI TUMBUHAN SEBAGAI INSEKTISIDA BOTANI TERHADAP Tribolium sp. (COLEOPTERA: TENEBRIONIDAE) PADA BIJI KAKAO DI PENYIMPANAN | Khasanah | AGROTEKBIS 3927 12518 1 PB

0 0 6

PENGARUH KONSENTRASI SERBUK MAJEMUK BIJI SARIKAYA DAN BIJI SIRSAK TERHADAP MORTALITAS KUMBANG BERAS Sitophilus Oryzae L. (COLEOPTERA : CURCULIONIDAE) DI PENYIMPANAN | Lihawa | AGROTEKBIS 1 PB

0 0 7

Efikasi Dry Ice terhadap Sitophilus oryzae dan Tribolium castaneum pada Beras Kemasan Plastik di Dataran Tinggi Efficacy of Dry Ice to Sitophilus oryzae and Tribolium castaneum in The Rice of Plastic Packaging at High Land

0 0 5