BAB II PELAKSANAAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM MELALUI
VIDEO KONFERENSI
C. Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Berdasarkan Anggaran Dasar
Perseroan Terbatas
Organ PT terdiri dari RUPS, Direksi dan Dewan Komisaris. Organ Perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam perseroan adalah RUPS. Setiap pemegang
saham mempunyai hak untuk menghadiri RUPS. UUPT Nomor 40 Tahun 2007 mengatur tentang ketentuan yang menegaskan hak tersebut. Begitu juga dalam
Anggaran Dasar Perseroan selanjutnya disebut AD, mengatur ketentuan perseroan harus mengadakan RUPS paling tidak satu kali dalam setahun. Pada dasarnya
pemegang saham melakukan kontrol atas jalannya kepengurusan perseroan yang dilakukan Direksi.
Pada UUPT sebelumnya yakni Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 menganut pandangan klasik tentang kedudukan ketiga organ PT tesebut yakni
kedudukannya berjenjang, dimana RUPS sebagai organ tertinggi.
43
Tetapi menurut pandangan institusional, kedudukan ketiga organ tersebut tidak berjenjang serta tidak
sederajat dan tidak ada satu organ lebih tinggi dari organ lain.
44
Menurut Pasal 1 angka 4 jo Pasal 75 ayat 1 UUPT Nomor 40 Tahun 2007, RUPS sebagai organ PT
43
Rudi prasetya, Kedudukan Mandiri Perseroan Terbatas, Disertai Dengan Ulasan Menurut UU No 1 Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 2001, h. 22.
44
Man S Sastrawijaya Dan Rai Mantili, Perseroan Terbatas Menurut Tiga Undang-Undang, Alumni, Bandung, 2008, h. 20.
Universitas Sumatera Utara
mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris namun dalam batas yang ditentukan oleh Undang-undang ini danatau AD Perseroan.
AD merupakan bagian dari Akta Pendirian PT dan hukum positif bagi PT tersebut yang apabila dilanggar akan mengakibatkan transaksi yang dibuat PT
menjadi batal.
45
Sebagai bagian dari Akta Pendirian, AD memuat aturan main dalam perseroan yang menentukan setiap hak dan kewajiban dari pihak-pihak dalam
Anggaran Dasar, baik perseroan itu sendiri, pemegang saham maupun pengurus. Berdasarkan Pasal 15 UUPT Nomor 40 Tahun 2007 AD memuat sekurang-
kurangnya : 1.
Nama dan tempat kedudukan perseroan. 2.
Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Jangka waktu berdirinya perseroan.
4. Besarnya jumlah modal dasar, modal yang ditempatkan dan modal yang
disetor. 5.
Jumlah saham, jumlah klasifikasi saham apabila ada berikut jumlah saham untuk tiap klasifikasi, hak-hak yang melekat pada setiap saham,
dan nilai nominal setiap saham.
6. Susunan, jumlah, dan nama anggota direksi dan komisaris.
7. Penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan RUPS.
8. Tata cara pemilihan, pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian
anggota Direksi dan Komisaris. 9.
Tata cara penggunaan laba dan pembagian deviden. Dalam prakteknya apabila hendak mendirikan sebuah PT para pendiri cukup
mengutarakan keinginannya kepada Notaris, dan selanjutnya Notarislah yang akan memformulasikan atau merumuskan semua keinginannya dan kemudian dituangkan
dalam Akta. Sehubungan dengan hal ini, biasanya notaris telah menyiapkan suatu konsep yang sebahagian sudah baku dan kemudian ditambah serta diubah sesuai
45
I.G. Rai Widjaja, Pedoman Dasar Perseroan Terbatas, Pradnya Paramita, Jakarta, 1994, h. 9.
Universitas Sumatera Utara
dengan kebutuhan yang dihadapi, baik merupakan hal-hal khusus yang merupakan kehendak para pendiri yang masih dimungkinkan atau sejalan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku kemudian dirumuskan oleh Notaris menjadi suatu naskah yang secara hukum adalah benar dan sah.
Dalam proses pendiriran PT hal yang substansi untuk dijadikan perhatian adalah Anggaran Dasar perseroan dimana Anggaran Dasar pada awalnya merupakan
suatu Akta Pendirian yang disepakati oleh para pendiri, untuk itu maka dapat disimpulkan bahwa :
a. AD merupakan bagian dari Akta Pendirian PT.
b. Sebagai bagaian dari akta pendirian, yang menentukan setiap hak dan
kewajiban dari pihak-pihak dalam AD, baik perseroan itu sendiri, pemegang saham dan pengurus perseroan.
c. AD perseroan baru berlaku bagi pihak ketiga setelah akta pendirian
perseroan disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Menkumham.
Kenyataan bahwa AD merupakan aturan main dalam Perseroan diperkuat oleh ketentuan Pasal 4 UUPT Nomor 40 Tahun 2007 yang berbunyi :
Terhadap Perseroan berlaku Undang-undang ini, Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan Perundang undangan lainnya termaksud didalamnya asas itikad
baik, asas kepantasan dan asas kepatutan dalam menjalankan perseroan. AD PT baru berlaku bagi pihak ketiga setelah akta pendirian PT disetujui oleh
Menkumham. Dengan diperolehnya pengesahan dari Menkumham berarti berlakunya AD Perseroan secara menyeluruh terhadap semua pihak, baik pihak pendiri maupun
pihak ketiga lainnya yang berkepentigan dengan Perseroan, maka praktis AD telah
Universitas Sumatera Utara
menjadi Undang-undang bagi semua pihak. Walaupun demikian secara hirarkis, AD tidak dapat menyimpang dari ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang lebih
tinggi yang membentuknya. Hal ini berdasarkan rumusan Pasal 25 UUPT Nomor 40 Tahun 2007 yang intinya secara implisit membatalkan setiap ketentuan AD yang
bertentangan dengan UUPT Nomor 40 Tahun 2007. AD merupakan aturan main perseroan yang tidak hanya mengikat para pihak yang mengadakannya, tetapi juga
pihak ketiga lainnya yang berhubungan hukum dengan perseroan, termasuk didalamnya para pemegang saham dam pengurus Perseroan.
Penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan RUPS suatu PT harus ditentukan dalam AD. Cara penyelenggaran RUPS yang diatur dalam UUPT Nomor
40 tahun 2007 dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi, sehingga RUPS dapat dilakukan para pemegang saham melalui
telekonferensi, video konferensi atau sarana media teknologi lainnya. Meskipun hal ini dianggap baru dan rumit, tetapi dalam pelaksanaanya sudah terdapat beberapa PT
yang menerapkan cara penyelenggaraan RUPS dalam AD PT dengan memanfaatkan sarana teknologi elektronik.
D. Rapat Umum Pemegang Saham Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun