Putaran Kritis Perencanaan Bantalan Luncur

Bonar M. Robintang Siahaan : Perancangan Turbin Gas Penggerak Generator Pada Instalasi Pltg Dengan Putaran 3000 Rpm Dan Daya Terpasang Generator 132 Mw, 2009. USU Repository © 2009 Qr = 1000 427 × × v fg = 427000 25 , 64095 81 , 142 × = 21,.44 kkals 4. Laju aliran minyak pelumas yang diperlukan qo adalah : Qo = 1 2 t t Cpo Qr − × × ρ = 40 52 5 , 9 , 44 , 21 − × × = 3,97 ls

5.2.4 Putaran Kritis

Putaran kritis adalah suatu keadaaan dimana poros mengalami getaran yang sangat besar dikarenakan oleh perubahan putaran. Putaran kritis yang ideal berkisar antara 20 - 40 persen dari putaran kerja. Menurut lit.9 hal 322, adapun perhitungan untuk mengetahui putaran kritis ini dapat diperoleh dengan persamaan : n kr = π ω 2 60 kr ≈ 2 300 y P y P ⋅ ⋅ dimana : P = poros yang dibebani dengan beban terpusat y = lendutan yang disebabkan oleh beban-beban. Dalam perencanaan ini, direncanakan konstruksi rotor sistem turbin gas dengan cakam bertingkat banyak yang saling berhubungan. Pertambahan kekuatan poros akibat adanya cakram-cakram yang ditempa dalam satu kesatuan dengan poros dapat diandaikan dengan memperbesar diameter poros sebesar 2 1 . lit 9 hal 322. Bonar M. Robintang Siahaan : Perancangan Turbin Gas Penggerak Generator Pada Instalasi Pltg Dengan Putaran 3000 Rpm Dan Daya Terpasang Generator 132 Mw, 2009. USU Repository © 2009 Adapun pertambahan kekuatan poros akibat adanya cakram-cakram tersebut yaitu 1. Diameter poros ds = 355 mm 2. Diameter rata-rata poros penghubung d SP = 1460 mm 3. Diameter rata-rata disk kompresor d dk = 1248 mm 4. Diameter rata-rata disk turbin d dt = 1934 mm Karena adanya cakram-cakram tersebut, sehingga besarnya diameter poros adalah, dst = 4 dt sp dk d d d ds + + + = 4 1394 1460 1248 355 + + + = 1114,25 mm Sebelum pada perhitungan putaran kritis, terlebih dahulu ditentukan : 1. Modulus elastisitas material poros yaitu Stainless Steel, E = 2,9 × 10 4 kgmm 2 2. Momen inersia penampang poros, I = 4 64 dst × π = 4 25 , 1114 64 × π = 7,562 × 10 10 mm 4 . Perhitungan deleksi pada poros dengan mengasumsikan pembebanan tiap titik adalah pembeban terpusat yang mewakili beban keseluruhan tiap unit. Bonar M. Robintang Siahaan : Perancangan Turbin Gas Penggerak Generator Pada Instalasi Pltg Dengan Putaran 3000 Rpm Dan Daya Terpasang Generator 132 Mw, 2009. USU Repository © 2009 y A B a b L Gambar 5.6 Defleksi pada poros Untuk itu perhitungan defleksi pada poros menurut Lit. 10 hal 190 yaitu : Untuk x ≥ a, maka persamaannya adalah : Y = I E a x P x b L I E L x b P ⋅ ⋅ − + − − ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ 6 6 3 2 2 2 …pers. I Untuk x ≤ a, persamaannya adalah : Y = 6 2 2 2 x b L I E L x b P − − ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ …pers. II Untuk persamaan I, jika x ≥ a diperoleh harga x yaitu : x = 3 2 2 b L − dari gambar 5.1 free body diagram poros, dapat dilihat besarnya jarak L dan b yaitu, L = 8690 dan b jarak beban kompresor,Wk = 6495 mm. dengan demikian diperoleh harga x, x = 3 6495 8690 2 2 − = 3333,220 mm Untuk itu, Y = I E a x P x b L I E L x b P ⋅ ⋅ − + − − ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ 6 6 3 2 2 2 , dimana P = Wk Bonar M. Robintang Siahaan : Perancangan Turbin Gas Penggerak Generator Pada Instalasi Pltg Dengan Putaran 3000 Rpm Dan Daya Terpasang Generator 132 Mw, 2009. USU Repository © 2009 = + − − × × × × × × × 22 , 3333 6495 8690 10 562 , 7 10 9 , 2 8690 6 220 , 3333 6495 18997 2 2 2 10 4 10 4 3 10 562 , 7 10 9 , 2 6 2195 220 , 3333 18997 × × × × − = 0,0799 mm. Dengan demikian lih. Gambar 5.1, dapat dihitung keseluruhan defleksi pada poros untuk P = Wp ;P = Wst ;P = Wt, yaitu : Y x=12; a=b = I E l P ⋅ ⋅ ⋅ 48 3 = 10 4 3 10 562 , 7 10 9 , 2 48 8690 3143 × × × × × = 0,01959 mm Y x=12; ab = 4 3 48 2 2 b L I E b P − ⋅ ⋅ ⋅ = 4145 4 8690 3 10 562 , 7 10 9 , 2 48 4345 5365 2 2 10 4 × − × × × × × × × = 0,0482 mm Y x=12; ab = 4 3 48 2 2 b l I E b P − ⋅ ⋅ ⋅ = 2645 4 8690 3 10 562 , 7 10 9 , 2 48 2645 15545 2 2 10 4 × − × × × × × × × = 0,07756 mm. Hasil perhitungan defleksi pada poros, selengkapnya ditabelkan sebagai berikut : Tabel 5.1. Defleksi pada poros Beban P Defleksi Y P.Y P.Y² Bonar M. Robintang Siahaan : Perancangan Turbin Gas Penggerak Generator Pada Instalasi Pltg Dengan Putaran 3000 Rpm Dan Daya Terpasang Generator 132 Mw, 2009. USU Repository © 2009 Kg mm 18997 0.0799 1517.86 121.28 3143 0.01959 61.57 1.21 5365 0.0482 258.59 12.46 15545 0.07756 1205.67 93.51 Jumlah 3043.69 228.46 Dengan demikian diperoleh besar putaran kritis rotor, yaitu : n kr = π ω 2 60 kr ≈ 2 300 Y P Y P ⋅ ⋅ = 300 × 46 , 228 69 , 3043 = 1095,0056 rpm = 1095 rpm. Dari hasil perhitungan diatas, diperoleh putaran kritis rotor adalah n kr = 1095 rpm atau berkisar 36,5 dibawah putaran kerja. Menurut Lit.9 hal 318, bahwa poros yang bekerja dengan putaran kritis berkisar 20 d s 40 diatas atau dibawah putaran kerja, adalah aman untuk beroperasi. Dengan demikian pada perancangan ini, poros dinyatakan aman untuk beroperasi. Bonar M. Robintang Siahaan : Perancangan Turbin Gas Penggerak Generator Pada Instalasi Pltg Dengan Putaran 3000 Rpm Dan Daya Terpasang Generator 132 Mw, 2009. USU Repository © 2009

BAB VI KESIMPULAN

Dari hasil analisa dan perhitungan-perhitungan pada perancangan sistem turbin gas untuk instalasi PLTG sebagai penggerak generator serta hasil survey lapangan untuk menghasilkan daya terpasang sebesar 132 MW, maka dapat diperoleh data-data sebagai berikut : A. Kompresor 1. Type : Aliran aksial 2. Jumlah tingkat : 16 tingkat 3. Perbandingan kompresi : 10,04 4. temperatur udara masuk : 30 ºC 5. temperatur udara keluar : 353,53 ºC 6. Tekanan udara masuk : 0,993 bar 7. Tekanan udara keluar : 10,01 bar